Anda di halaman 1dari 36

FARMAKOTERAPI IV

AMOEBIASIS
KELOMPOK 1 :

Imanuddin Rabbani
Valdy Filando Sardi
Faddini Lati Sufi
Nindya Prastiwi
Siti Nurhasanah
Frisca Muthia Nefri
Mutia Harsella
Amoebiasis merupakan suatu
DEFENISI
keadaan terdapatnya dengan atau
tanpa manifestasi klinik, dan disebut
juga sebagai penyakit bawaan
makanan (Food Diseases)

Entamoeba histolytica merupakan


salah satu jenis protozoa usus yang
dapat mengakibatkan penyakit
dalam tubuh manusia

(Rasmaliah
, 2003)
E. moshkovskii

E. hartmannii

KELOMPOK LAIN
YANG MENGINFEKSI

E. Gingivalis

Endolimax nana
Sejarah amoebiasis
Catatan paling awal dari diare mukosa berdarah ditemukan
di Bhrigu Samhita (1000 SM). Teks-teks Asyur dan Babel (600
SM)

Sekitar abad ke-16, amoebiasis menjadi mendunia karena


pertumbuhan perdagangan dan permukiman yang
cepat

- Deskripsi akurat tentang bentuk amoebiasis invasif dan


noninvasif dibuat oleh James Annersley pada abad ke-19.
-Emile Brumpt (1925) mengemukakan adanya dua jenis
parasit, yang invasif (E. histolytica) dan noninvasif (E. dispar).
Alberta Health and
Wellness (2011)
Etiologi amoebiasis
Sinonim:
Amoebiasis adalah infeksi yang
• entamoebiasis,
disebabkan oleh Entamoeba
• amoebiosis,
histolytica dengan atau tanpa
• disentri amuba atau
gejala (WHO 1969)
• fluks berdarah.

Alberta Health and


Wellness (2011)
EPIDEMIOLOGI

 Amebiasis umumnya terjadi di daerah


tropis dan negara berkembang yang
sanitasi serta higienitasnya buruk

 Berdasarkan KVGV Tilak,10% populasi


didunia mengalami infeksi akibat parasit
(90% tanpa gejala, 1% invasiv amebiasis)
 Dengan angka kematian tahunan
mencapai 40.000-70.000
Manifestasi klinik

manifestasi klinis berbahaya dan


intermiten, dimulai sebagai:
ketidaknyamanan perut, kembung, Manifestasi ekstraintestinal terutama
kebiasaan buang air besar tidak dari keterlibatan hati. Ini termasuk
teratur, disentri intermiten dengan demam, nyeri di dada kanan bawah,
atau tanpa darah / lendir, tenesmus yang mungkin terkait dengan
dengan diare berlendir berdarah, respirasi, gangguan nafsu makan,
gejala konstitusional, nyeri perut, sesak napas, batuk dengan atau
megakolon toksik, dan akhirnya tanpa ekspektasi dan sesak napas,
gejala dan tanda peritonitis sekunder kadang-kadang ikterus ringan, jarang
akibat perforasi. kejang.

Alberta Health and


Wellness (2011)
 Entamoeba
histolytica juga dapat
menyebabkan penyakit dysentry Amoeba.

 Penyebaran penyakit ini lebih banyak


dijumpai di daerah tropis dan subtropis,
terutama pada daerah yang tingkat
perekonomiannya rendah serta buruknya
sistem sanitasi.

(Salah, Hadi,
Magdi, Ameer,
& Gunnar, 2015)
 Sumber infeksi terutama ‘carrier’ yakni
penderita amebiasis tanpa gejala klinis
yang dapat bertahan lama
mengeluarkan kista dalam jumlah ratusan
ribu per hari.
 Kista-kista
tersebut mampu bertahan
lama diluar tubuh, serta dapat
menginfeksi manusia melalui saluran air
yang buruk. Aliran air yang melalui
tumbuhan seperti sayuran dan buah-
buahan dapat menyebabkan penyakit
terhadap orang-orang yang
mengonsumsinya
Patologi
• Umumnya
seseorang yang
• Antigen terdiri dari
terinfeksi oleh E
dua kompleks
histolytica tidak
disulfida. Kedua
mengalami
rantai tersebut
perubahan yang
dihubungkan
signifikan dan
dengan protein. Sel
dapat
epitel usus yang
menghilangkan
berikatan dengan
parasit tersebut
trofozoit akan
tanpa
berikatan tidak
menimbulkan • Diare akan bergerak dalam
penyakit. didahului waktu beberapa
dengan kontak menit yang
antara stadium kemudian akan
trofozoit E menghilang
histolytica dan
Akan tetapi, ada sel epitel kolon,
juga yang dapat melalui antigen
menimbulkan Gal/Gal
penyakit dalam Nacletin yang
kurun waktu lebih terdapat di
dari satu tahun. permukaan
trofozoi
•Sistein proteinase
akan melisiskan
matriks protein
ekstra sel.
Trofozoit akan
menembus dan
bersarang di
submukosa dan
membuat
kerusakan yang • terjadi luka yang disebut
lebih luas pada ulkus ameba. Bentuk klinis
•Invensi ameba mukosa usus, amebiasis yang banyak
berlanjut menuju
jaringan ekstra sel dikenal adalah amoebiasis
melalui sistem intestinal (amebiasis
proteinase yang kolon/usus) dan amoebiasis
dikeluarkan
trofozoit
ekstra-intestinal. Amebiasis
ekstraintestinal biasanya
terjadi pada abses hati.
Entamoeba histolytica
memiliki tiga stadium yaitu:
• merupakan bentuk trophozoid,
bedanya bentuk histolitika bersifat
patogen dan lebih besar apabila • Bentuk minuta adalah bentuk pokok,
dibandingkan dengan bentuk dengan besaran 10-20 mikron. Inti
minuta. Bentuk histolitika memiliki entameba terdapat pada endoplasma
ukuran 20-40 mikron, yang berbutir-butir. Endoplasma tidak
• mempunyai inti entameba yang mengandung sel darah merah, tetapi
mengandung bakteri sisa makanan.
terdapat di endoplasma.
• Ektoplasma tidak nyata, hanya tampak
bila terbentuk pseudopodium.

Bentuk minuta
Bentuk
histolitika
-Dapat hidup di jaringan usus besar, hati, paru,
otak, kulit dan vagina
- Berkembang biak secara membelah di
jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut
- Ukurannya sepuluh sampai dua puluh mikron,
berbentuk bulat lonjong, mempunyai dinding
kista dan ada inti entamoeba.
-Entamoeba histolytica dapat membentuk
dinding dan berubah menjadi bentuk kista.
Kista dikeluarkan bersama tinja. Bentuk kista
dapat bertahan lama diluar tubuh manusia

Bentuk
kista
GEJALA KLINIS
 1. Utamanya di daerah dingin, orang dapat
mengeluarkan kista lebih banyak dalam sehari.
 2. Penderita amebiasis intestinalis sering dijumpai
tanpa gejala klinis atau perasaan tidak nyaman di
bagian perut, diare, anoreksia, dan maliase
(Herbowo & Firmansyah, 2003).
 Pada tahapan penyakit amebiasis yang akut
mempunyai masa tunas satu sampai empat belas
minggu. Sindrom disentri berupa diare yang
berdarah dengan mukus atau lendir yang disertai
dengan sakit perut.
 Penderita akan mengalami serangan disentri berulang
danmenimbulkan nyeri abdomen serta pembesaran hati.
 Penyakit ini juga dapat menurunkan berat badan secara
drastis. Selanjutnya ekstra intestinalis memberikan gejala
yang bergantung pada lokasi absesnya. Kondisi tersebut
sering dijumpai pada orang-orang dewasa dan lebih
sering ditemukan pada tubuh pria.

1. Gejalanya berupa demam berulang-ulang kali,


2. kadang disertai menggigil,
3. diafragma sedikit meninggi,
4. sering rasa sakit sekali pada bagian bahu kanan dan
hepatomegali. Selain itu, penyakit ini juga ditemukan
pada penis, vulva, perineum kulit setentang hati atau kulit
setentang kolon, atau pada daerah lain yang ditandai
dengan suatu ulkus yang pinggirannya tegas, sangat sakit
dan mudah berdarah.
DIAGNOSA
 Diagnosis = menemukan parasit di dalam tinja atau jaringan.

 Diagnosis laboratorium dapat dibuat dengan pemeriksaan


mikroskopis dengan menemukan parasit dalam biakan tinja sering
dijumpai Entamoeba histolytica bersamasama dengan kristal
Charcot-Leyden.

 Diagnosis yang sulit mengharuskan untuk melakukan pemeriksaan


berulang-ulang. Kegagalan dapat terjadi apabila menggunakan
teknik yang salah, pencarian parasit yang kurang teliti, atau juga
sering dikacaukan dengan protozoa lain dan sel-sel artefak.

 Pada amebiasis kolon akut biasanya diagnosis klinis ditetapkan bila


terdapat sindrom disentri disertai dengan sakit perut (mules).
Biasanya gejala diare berlangsung tidak lebih dari sepuluh kali
dalam sehari. Diagnosis laboratorium ditegakkan dengan
menemukan Entamoeba histolytica dalam tinja.
SIKLUS HIDUP
Entamoeba coli
 Entamoeba coli merupakan salah satu jenis
protozoa usus yang tidak mengakibatkan
penyakit dalam tubuh manusia, namun
protozoa ini menjadi salah satu pembanding
terhadap entamoeba histolityca.

 Patologi klinis Dalam beberapa penelitian


tidak ditemukan bukti yang menyatakan
bahwa E Coli dapat menyebabkan penyakit
dalam tubuh seseorang. Tetapi, populasi
besar parasit E.Coli dalam lumen usus dapat
menyebabkan dispepsia, hyperacidity,
gastritis, dan gangguan pencernaan
Entamoeba coli
 Morfologi Entamoeba coli  kariosom kasar dan biasanya
 memiliki daur hidup yang letaknya eksentris, butir-butir
hampir sama dengan kromatin perifer juga kasar
Entamoeba histolytica. dan letaknya tidak merata.
 Amoeba ini hidup sebagai  Ektoplasma tidak nyata, dan
komensal di dalam usus hanya terlihat jika
besar, pseudopodium terbentuk.
 memiliki bentuk vegetatif dan  Endoplasma bervakuola,
kista. mengandung bakteri dan sisa
 Pada bentuk trofozoit, E.Coli makanan, tidak mengandung
memiliki ukuran lima belas sel darah merah. Bentuk ini
sampai tiga puluh mikron, dapat dibedakan dari minuta
E histolytica.
 berbentuk lonjong atau
bulat,
 mempunyai satu inti sel,
dengan
Entamoeba coli
 cara berkembangbiak dengan belah pasang.
 Bentuk trofozoit biasanya ditemukan dalam tinja lembek
atau cair.
 Bentuk kista biasanya berukuran lima belas sampai dua
puluh dua mikron, bentuk bulat atau lonjong.
 Dinding kista tebal berwarna hitam.
 Dalam tinja biasanya kista berinti dua atau delapan.
 Kista yang berinti dua mempunyai vakuol glikogen yang
besar dan benda kromatid yang halus dengan ujung
runcing seperti jarum.
 Kista matang berinti delapan biasanya tidak lagi
mengandung vakuol glikogen dan benda kromatoid c.
 Diagnosis Ditemukannya bentuk trofozoit atau kista E.Coli
dalam tinja
 SiklusHidup Daur hidup E col
 memiliki dua stadium yaitu bentuk
vegetatif dan kista. Bentuk kista tumbuh
dalam tubuh manusia namun tidak
menyebabkan penyakit. E coli akan
dikeluarkan bersamaan dengan tinja
manusia
CARA PENULARAN DAN
RESERVOIR
 Berikut beberapa masalah yang kerap
mengakibatkan infeksi amebiasis:
 a. Penyediaan air bersih dan sumber air sering
tercemar.
 b. Tidak tersedianya jamban mengakibatkan
orang-orang buang air besar sembarangan yang
akan di hinggapi oleh lalat atau kecoak.
 c. Tempat pembuangan sampah yang buruk
dapat menjadi tempat perkembangbiakan lalat
yang menjadi faktor mekanik infeksi amoeba
Terapi
farmakologi
amebiasis
1. Berdasarkan lokasi
a. Tissue Amebicid
dehidroemetin, emetin dan kloroquin
b. Luminal amebicid
diodohidroksikuin, iodoklorhidroksikuin,
chiniophone, glycobiarsol, cabarsome, emetin
bismuth iodide, clefamida, diklosanid furoat,
tetrasiklin dan paramomisin.
c. Intestinal amebicid
karena terdapat beragamnya gejala
klinis, maka treatment untuk intestinal amebicid
sebagai berikut:
1. Asimptom
Obat yang direkomendasikan :
- Iodoquinol 650 mg selama 20 hari
- Diloksanil furoat 500 mg selama 10 hari
(efektifitas 80-85%)
- Carbarsone 500 mg selama 7 hari
- Clefamide 500 mg selam 10-13 hari
- Paromomisin 500 mg selama 5 hari
2. Mild to moderate intestinal amebicid
Tetrasiklin 500 mg selam 5 hari atau metronidazole
500 mg selama 5-10 hari
3. Severe intestinal amebicid
Metronidazol 750 mg selama 5-10 hari, Tetrasiklin
500 mg selama 5 hari dan emetin img/kgBB/IM
(mak 60 mg) selama 10 hari
4. Extraintestinal amebicid
Menggunakan 3 regimen obat:
- Metronidazol 750 tid selama 5-10 hari
- Cloroquin fosfat 1g/hari slm 2 hari dilanjutkan
500 mg/hari selama 4 minggu
- Emetin 1 mg/kg/hari (maks 60 mg) selama 10
hari
Pengobatan
Tradisional
Jus noni dari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) memiliki
kandungan antibakteri dan sifat anti inflamasi. Selain itu
terdapat kandungan antitoksin yang baik untuk
menghilangkan racun dalam pencernaan dari amoeba.

Cara Penggunaan:

2 buah Mengkudu, dibuat jus, kemudian


diminum sekaligus, dua kali sehari.
KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana)
Mengandung senyawa
xanton : sebagai
antibakteri, antiinflamasi,
analgesik
CARA PENGGUNAAN :
KHASIAT :
Rebus kulit buah
dengan air hingga Disentri yang
mendidih. Ketika telah diakibatkan oleh
dingin disaring. amoeba, diare,
Diminum setengah kolera serta infeksi
gelas setiap 2 kali kulit dan luka
sehari
KHASIAT :

Selain disentri amoeba,


digunakan untuk
pengobatan diare dan
disentri basiler

CARA PENGGUNAAN :

Rebus seluruh bagian


tanaman yang telah
Anting-anting dibersihkan.
dingin, disaring.
Setelah

(Acalypha Diminum dua kali sehari


australis)
PENCEGAHAN AMOEBIASIS
A. KONDISI HIGIENE PERORANGAN
B. SANITASI LINGKUNGAN

(Andayasari, 2011)
KONDISI HIGIENE
PERORANGAN
 Mencuci tangan dengan sabun setelah
keluar dari kamar kecil dan sebelum
menjamah makanan.
 Mengkonsumsi air minum yang sudah
dimasak (mendidih). Jika minum air yang
tidak dimasak, dalam hal ini air minum
kemasan hendaknya diperhatikan tutup
botol atau gelas yang masih tertutup rapi
dan tersegel dengan baik, sumur dangkal
atau dalam, penampungan air.
(Andayasari, 2011)
 Menghindari pemupukan tanaman
dengan kotoran manusia dan hewan.
Jika menggunakan pupuk kandang dan
kompos, pastikan bahwa kondisi pupuk
tersebut benar-benar kering.
 Menutup dengan baik makanan dan
minuman dan kemungkinan kontaminasi
serangga (lalat, kecoa), hewan pengerat
(tikus), hewan peliharaan (anjing, kucing)
dan debu.
(Andayasari, 2011)
Daftar Pustaka
 Andayasari,
Lelly. 2011. Kajian
Epidemiologi Penyakit Infeksi Saluran
Pencernaan yang Disebabkan Oleh
Amuba di Indonesia. Media Litbang
Kesehatan. Volume 21 Nomor 1.

(Andayasari, 2011)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai