Anda di halaman 1dari 6

Amebiasis

Amebiasis adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh Entamoeba
histolytica, dengan atau tanpa gejala penyakit (yang paling sering adalah infeksi
tanpa gejala penyakit). Penderita ini disebut carrier.
Kalsifikasi ilmiah
Dominan
: Eukaryota
Filum
: Amoebozoa
Kelas
: Archamoebae
Ordo
: Amoebida
Genus
: Entamoeba
Spesies
: E. Histolytica
Nama Binomial : Entamoeba histolytica
A. Morfologi
Amoeba ini memiliki bentuk trofozoit dan kista.
Trofozoitnya memiliki ciri-ciri :
a. Ukuran 10-60 m
b. Sitoplasma bergranular dan mengandung eritrosit, yang merupakan
penanda penting untuk diagnosisnya
c. Terdapat satu buah inti entamoeba, ditandai dengan karyosom padat
yang terletak ditengah inti, serta kromatin yang tersebar dipinggir inti
d. Bergerak progresif dengan alat gerak ektoplasma yang lebar, disebut
pseudopodia
Kista Entamoeba histolytica memiliki ciri-ciri :
a.
b.
c.
d.

Bentuk memadat mendekati bulat, ukuran 10-20 m


Kista matang memiliki empat buah inti entamoba
Tidak dijumpai lagi eritrosit didalam sitoplasma
Kista yang belum matang memiliki glikogen (chromatoid bodies)
berbentuk seperti cerutu, namun biasanya menghilang setelah kista
matang

Dalam peralihan bentuk trofozoit menjadi kista, ektoplasma memendek dan


didalam sitoplasma tidak dijumpai lagi eritrosit. Bentuk ini dikenal dengan istilah
prekista (minuta). Bentuk prekista dari bentuk trofozoit dari entamoeba coli,
spesies lainnya dari ameba usus. Pada pemeriksaan dengan cairan garam
fisiologistrophozoite entamoeba histolytica mempunyai ukuran 10-60 .
Trophozoite ini bergerak aktif dan progresif dengan jalan menonjolkan
pseupodopinya. Didalam sitoplasmanya sering ditemukan butir-butir eritrositnya
sebagai makanan protozoa ini, namun jarang sekali ditemukannya bakteri.
Vakuolanya juga sulit terlihat pada pemeriksaan dengan cairan garam fisiologi
begitu juga bentuk nukleusnya. Trophozoite Entamoeba histolytica dapat

dibedakan menjadi bentuk, yaitu bentuk yang invasive dan bentuk yang non
invasive. Keduanya dapat dibedakan pada pemeriksaan mikroskop.
Entamoeba histolytica mempunyai tiga stadium, yaitu bentuk histolitica, prekista
(minuta), kista.
Bentuk histolytica yang bersifat pathogen dan bentuk prekista(minuta) yang
merupakan bentuk esensial adalah bentuk trofozoit, sedangkan bentuk kista
bukan merupakan bentuk pathogen tapi merupakan bentuk infektif. Dalam daur
hidupnya entamoeba histolytica memiliki 3 stadium yaitu : bentuk histolytica,
bentuk prekista (minuta), dan bentuk kista.
B. Siklus hidup
Sklus hidup dimulai dari manusia menelan makanan/minuman yang
terkontaminasi oleh parasit tersebut, dilambung parasit tersebut tercerna,
tinggal bentuk kista yang berinti empat (kista masak) yang tahan terhadap
asam lambung masuk ke usus. Disini karena pengaruh enzim usus yang
bersifat netral sedikit alkalis, dinding kista mulai melunak. Ketika kista
mencapai bagian bawah ileum atau caecum terjadi excystasi menjadi empat
amoebulae. Amoebulae tersebut bergerak aktif menginvasi jaringan dan
membuat lesi di usus besar kemudian tumbuh menjadi trophozoit dan
mengadakan muliplikasi disitu, proses ini terutama terjadi di ceacum dan
sigmoidorectal yang menjadi tempat habitatnya. Dalam pertumbuhannya
amoeba ini mengeluarkan enzim proteolytic yang melisiskan jaringan
disekitarnya kemudian jaringan yang mati tersebut diabsorpsi dan dijadikan
makanan oleh amoeba tersebut. Amoeba yang menginvasi jaringan
menajalar dari jaringan yang mati ke jaringan yang sehat, dengan jalan ini
amoeba dapat memperluas dan memperdalam lesi yang ditimbulkannya,
kemudian menyebar melalui cara percontinutitatum, hematogen ataupun
lymphogen mengadakan metatase ke organ-organ lain dan menimbulkan
amoebiasis di organ-organ tersebut. Metastase tersering adalah di hepar
terutama lewat hematogen.
Setelah beberapa waktu oleh karena beberapa keadaan, kekuatan invasi
dari parasit menurunjuga dengan meningkatknya pertahanan dan toleransi
dari host maka lesi mulai mengadakan perbaikan. Untuk meneruskan
kelangsungan hidupnya mereka lalu mengadakan encystasi. Membentuk
kista yang mula-mula berinti satu, membelah menjado dua, akhirnya
menjadi berinti empat kemudian dikeluarkan bersama-sama tinja untuk
membuat siklus hidup baru bila kista tersebut tertelan oleh manusia.
Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya, yaitu :
Trophozoit ____ Precyste ____ Cyste ____ Metacyste ____Metacyste Trophozoit.
Trophozoit mengandung beberapa nukleus (uni nucleate trophozoit)
kadangtinggal dibagian bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di

calon dan rectum dari orang atau monyet serta melekat pada mukosa.
Hewan mamalia lain seperti anjing dan kucing juga dapat terinfeksi.
Trophozoit yang motil berukuran 18-30 um bersifat monopodial (satu
pseudoopodia besar
). Cytoplasma yang terdiri dari hospes dan bakteri. Dialam usus trophozoit
membelah diri secara aseksual, trophozoit menyusup masuk kedalam
mukosa usus besar diantara sel epitel sambil mensekresi enzim proteolytik.
Didalam usu halus tersebut trophozoit terbawa aliran darah menuju hati,
paru-paru, otak dan organ lain. Hati adalah organ paling sering diserang
selain usus. Didalam hati trphozoit memakan sel parenkim hati sehingga
menyebabkan kerusakan hati. Invasi amoeba selain dala jaringan usus
disebut amoebiasis sekunder atau ekstra intestinal. Trophozoit dalam
intestinal akan berubah bentuk menjadi precystic. Bentuknya akan
mengecil dan akan berbentuk spheric dengan ukuran 3,5-20um. Bentuk
cyste yang matang mengandung kromatoid untuk menyimpan unsusr
nutrisi glycogen yang digunakan sebagai sumber energi. Cyste ini adalah
bentuk inaktif yang akan keluar melalui feses.
Cyste sangat tahan terhadap bahan kimia tertentu. Cyste dalam air akan
bertahan sampai 1 bulan, sedangkan dalam feses yang mengering dapat
bertahan sampai 12 hari. Bilai air minum atua makanan terkotaminasi oleh
cyste E.histolytica, cyste akan masuk melalui saluran pencernaan menuju
ileum dan terjadi excstasi, dinding cyste robek dan keluar amoeba
multinucleus metacystic yang langsung membelah diri menjadi 8
uninucleat trophozoit muda disebut amoebulae. Amoebulae bergerak ke
usus besar, makan dan tumbuh dan membelah diri aseksual. Multipikasi
(perbanyakan diri) dari spesies ini terjadi dua kali masa hidupnya yaitu :
Membelah diri dengan binary fission dalam usus pada fase trophozoit dan
pembelahan nukleus yang diikuti dengan cytokinesis dalam cyste pada fase
metacystic.
C. Manifestasi klinis
Masa inkubasi disentri amoeba sukar ditentukan, karena sering penderita
telah mengidap infeksi laten dengan ameba yang bersifar komensal.
Manifestasi klinis dapat timbul sewaktu-waktu oleh beberap faktor :
1. Carrier (pembawa hama)
Penderita tidak menunjukkan gejala klins karena amoeba yang berada
didalam lumen usus besar tidak mengadakan infeksi kedinding usus.
2. Amebiasis infeksi ringan (disentri amoeba ringan)
Timbulnya penyakit perlahan-lahan. Biasanya penderita mengeluh perut
kembung, nyeri perut ringan disertai kejang, diare ringan, kadang tinja
bercmpur darah dan lendir.
3. Amebiasis intestinal sedang (disentri amoeba sedang )

Tanda klinis lebih berat dari amoeba ringan, tinja bercampur darah dan
lendir, penderita mengeluh perut kram, demam dan lemah badan,
disertai hepatomegali yang nyeri ringan.
4. Disentri amoeba berat
Keluhan dengan gejala klinis lebih hebat lagi, penderita mengalami diare
dengan darah yang banyak lebih dari 15 kali sehari disertai mual dan
anemia.
5. Disentri amoeba kronik
Gejalanya seperti amoeba ringan, serangan diare diselingi dengan priode
normal atau tanpa gejala. Keadaan ini dapat berjalan berbulan-bulan.
D. Etiologi
Entamoeba histolytica memiliki tiga bentuk, yaitu : trofozoit, prekista, dan kista.
1. Bentuk trofozoit
Merupakan bentuk invasif dan umumnya terdapat di usus besar (dalam
jaringan mukosa atau submukosa), entamoeba histolytica dalam bentuk
trofozoit mampu bertahan selama 5 jam dalam suhu 37C, 16 jam dalam
suhu 25C, 96 jam dalam suhu 5C
Bentuk trofozoit berukuran antara 15-60 m dan memiliki ektoplasma,
berwarna jernih dan homogen berfungsi untuk pergerakan (pseudopodi),
menangkap makanan dan membuang sisa-sisa makanan ,sebagai alat
pernafasan, dan alat proteksi.
Endoplasma berwarna keruh, didalamnya terdapat banyak granula-granula,
vakuola, butir-butir kromatin dan eritrosit, berfungsi mencerna makanan
dan menyimpan makanan. Didalam nukleus terdapat nukleolus endosom
atau kariosom dan letaknya ditengah-tengah.
Halo merupakan zona jernih yang mengelilingi kariosom. Selaput inti,
merupakan kromatin granula yang tersusun halus dan rata. Dengan
melihat nukleus ini kita dapat mengidentifikasi genus dan spesies, trofozoit
ada dua jenis, yaitu :
a. Trofozoit komensal dapat dijumpai dalam lumen usus tanpa
menyebabkan gejala penyakit. Bila penderita mengalami diare maka
trofozoit akan keluar bersama tinja.
b. Trofozoit pathogen dapat dijumpai dalam lumen dan dinding usus
maupun diluar usus, dapat menyebabkan gejala disentri, diameternya
lebih besar dari trofozoit komensal, mengandung beberapa eritrosit
didalamnya, trofozoit ini bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala
penyakit, namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia
2. Bentuk prekista memiliki ektoplsama yang tidak kelihatan, pseudopodi
pendek yang dibentuk secra perlahan-lahan dan memiliki bentuk trofozoit

yang bulat serta merupakan stadium peralihan pada inkistatik. Stadium ini
dalam keadaan pasif
3. Bentuk kista
Kista berada dilumen usus, kista dapat bertahan selama 2 hari dalam suhu
37C, 7 jam dalam suhu 28C, dan dalam 15-30 menit pada 4ppm chlor.
Pada bentuk kista, nukleusnya mempunyai lensa yang terletak ditepi karena
terdesak glikogen vakuola yang besar yang dikelilingi kromidial berbentuk
batang. Dinding dibentuk dari ektoplasma dan berfungsi sebagai alat
pelindung. Kista tidak bergerak dan tidak makan, kista berkembang biak
dengan jalan membela, mula-mula kista berinti satu, kemudian berinti dua,
selanjutnya berinti empat. Kista tersebut berfungsi infeksius dan biasanya
tidak memiliki glikogen vakuola. Stadium kista merupakan stadium
menular dan berperan sebagai penyebar penyakit disentri amebiasis. Kista
ada dua jenis, yaitu :
a. Kista muda berinti satu, mengandung gelembung glikogen dan bahanbahan kromatoid yang berbentuk batang berujung tumpul.
b. Kista dewasa berinti empat.
Proses reproduksi Entamoeba histolytica adalah dengan cara :
a. Eksistasi, kista berinti empat yang masuk kedalam tubuh membentuk
delapan amubula kemudian menjadi bentuk trofozoit, proses ini terjadi di
sekum/ileum.
b. Enkistasis, dari bentuk trofozoit menjadi kista.
c. Multipikasi, terjadi pembelahan dari trofozoit.
E. Epidemologi
Amubiasis ialah infeksi pada usus besar yang disebabkan oleh Entamoeba
histolytica. Pada sebagian manusia, merupakan carrier asimtomik, tetapi
penyakitnya bervariasi dari diare ringan kronis sampai disentri berat.
Amebae memiliki karakteristik umum berupa amebodi yang ditimbulkan
oleh adanya pseudopodia yang bertindak sebagai alat lokomotornya. Hampir
semua amebae memiliki dua bentuk, yakni bentuktrofozoit dan kista.
Bentuk trofozoit adalah bentuk yang aktif bergerak, makan dan
bereproduksi, namun tidak mampu bertahan diluar tubuh hospes. Bentuk
kista adalah bentuk yang dorman, tahan tanpa makan, dan bertanggung
hawab terhadap penularan penyakit. Dari sekian banyak amebae intestinal,
hanya entamoeba histolytica yang bersifat patogen, sedangkan yang lainnya
non patogen.
Entamoeba histolytica tersebar sangat luas didunia. Penularan umumnya
terjadi karena makanan atau minuman yang tercemar oleh kista ameba.
Penularan tidak terjadi memalui trofozoit, sebab bentuk ini akan rusak oleh
asam lambung. Kista Entamoeba histolytica mampu bertahan ditanah yang

lembab selama 8-12 hari, di air 9-30 hari dan diair dingin (4C) dapat
bertahan hingga 3 bulan. Kista akan cepat rusak oleh pengering dan
pemanas 50C.
Makanan dan minuman dapat terkontaminasi oleh kista melalui cara-cara
berikut ini :
1. Persediaan air yang terpolusi
2. Tangan infected food handler yang terkontaminasi
3. Kontaminasi oleh lalat dan kecoa
4. Penggunaan pupuk tinja untuk tanaman
5. Higien yang buruk, terutama di tempat-tempat dengan populasi tinggi,
seperti asrama, rumah sakit, penjara, dan lingkungan perumahan.
F. Pengobatan
1. Metronidazole merupakan obat pilihan untuk amubiasis usus maupun
amubiasis ekstraintestinal
2. Dosis dewasa : 500-750 mg 3x sehari selama 7-10 hari
Dosis anak 1 tahun : 50 mg/kgBB 3x sehari selama 7-10 hari
3. Amubiasis ekstraintestinalis memerlukan pengobatan yang lebih lama,
oleh karena itu perlu di rujuk ke rumah sakit.
G. Pencegahan
Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh
Entamoeba histolytica antara lain sebagai berikut :
1. Tidak makan makanan mentah (sayuran, daging babi, daging sapi dan
ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
2. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman
3. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan
menjelang makan atau sesudah buang air besar.
4. Tidak boleh buang air kecil/ besar disembarang tempat, tidak
menjadikan tinja segar sebagai pupuk, tinja harus dikelola dengan
tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
5. Ditaman kanak-kanak dan sekolah dasar harus secara rutin diadakan
pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi
parasit dan mengobatinya dengan obat cacing
6. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan
berobat ke rumah sakit.
7. Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama
sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepa orang lain, dan
telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja,
hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara
teratur memeriksa dan mengobatinya.

Anda mungkin juga menyukai