AMOEBA
aseksual atau belah pasang dan juga hidup didalam tubuh manusia (Srisari
Gandahusada, 1998 ).
a. Morfologi
Keterangan gambar a :
1. Tropozoit
2. Kista
2. Bentuk Kista
Bentuk bulat, ukuran antara 15 – 20 mikron, dinding jelas refraktil
berlapis dua, inti 1 – 8
3) Endolimax nana
2. Bentuk kista
5) Dientamoeba fragilis
a. Bentuk tropozoit
b. Bentuk kista
Berukuran 5 – 10 mikron.
Infeksi terjadi bila menelan kista matang dari parasit. Bila tropozoit
tertelan, maka ia dihancurkan dalam lambung tanpa menyebabkan infeksi.
Ekskistasi terjadi di usus bagian kecil bawah dan metakista dengan cepat
membelah menjadi 8 amoeba yang kecil. Amoeba
– amoeba ini masuk usus dan : ( 1 ) dapat menginfeksi jaringan hospes, ( 2
1. Volume tinja pada setiap kali buang air besar pada disentri amoeba lebih
banyak
2. Bau tinja yang menyengat
3. Warna tinja umumnya merah tua dengan darah dan lendir tampak
bercampur dengan tinja ( Soedarto, 1990 )
a. Entamoeba histolytica
b. Bentuk minuta
c. Bentuk kista
a. Amoebiasis Intestinalis
e). Diagnosa
f) Pengobatan
Mertonidazole
B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
3). Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor
dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).
4). Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau
parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan dilakukan pada
penderita diare kronik.
5). Proktosigmoidoskopi: pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosis
adanya inflamasi mukosa atau keganasan.
6). Pemeriksaan kadar lemak tinja kuantitatif: tinja dikumpulkan (biasanya 72
jam) diperiksa kadar lemak tinja jika dicurigai malasorbsi lemak.
7). Pemeriksaan volume tinja 24 jam: volume lebih dari 500ml/hari jarang
ditemukan pada sindrom usus iritabel.