ERITRASMA 2011
Eritrasma adalah penyakit bakteri kronik
pada stratum korneum yang ditandai
dengan suatu peradangan superfisial ringan
yang terlokalisasi pada kulit dan menahun,
yang disebabkan oleh bakteri yang erat
www.doktermuda.co.cc
kaitannya dengan bakteria Coryneform
aerobic, yang biasanya diketahui sebagai
Corynebacterium minutissimum.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................i
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
EPIDEMIOLOGI...........................................................................................................................1
ETIOLOGI.......................................................................................................................................2
PATOGENESIS..............................................................................................................................2
GEJALA KLINIS...........................................................................................................................2
PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................................................3
DIAGNOSIS....................................................................................................................................4
DIAGNOSIS BANDING............................................................................................................4
PENATALAKSANAAN..............................................................................................................5
PROGNOSIS..................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................6
LAMPIRAN....................................................................................................................................7
2
ERITRASMA
I. PENDAHULUAN
Eritrasma adalah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang
ditandai dengan suatu peradangan superfisial ringan yang terlokalisasi pada kulit
dan menahun, yang disebabkan oleh bakteri yang erat kaitannya dengan bakteria
Coryneform aerobic, yang biasanya diketahui sebagai Corynebacterium
minutissimum.(1,2,3)
Eritrasma adalah salah satu penyakit bakteri yang selama lebih dari 100
tahun lamanya dianggap sebagai penyakit jamur. Kondisi ini pertama kali
digambarkan oleh Burchard yang menyatakan bahwa penyakit ini sebagai
penyakit kulit yang disebabkan oleh Actinomycetes, Nocardia minitussima
berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan sediaan langsung dengan
ditemukan susunan struktur semacam hifa halus pada tahun 1859. Istilah
eritrasma digunakan pada tahun 1862 oleh Von Barensprung yang dinamakan
(1,3,4,5,6)
organisme kausatif Microsporum minutissimum.
Baru pada tahun 1962, Sarkani dan kawan-kawan menemukan
Corynebacterium sebagai etiologi berdasarkan penelitian pada biakan. Pada
penelitian yang dilakukan sebesar 22 % dari 107 subjek yang diseleksi secara
acak menunjukkan bukti dari adanya infeksi dalam sela-sela jari kaki pasien.
Sering ditemukan pada daerah lipatan kulit, misalnya di bawah payudara dan
ketiak, sela-sela jari kaki dan kelamin (terutama pada pria, dimana scrotum
menyentuh paha). Infeksi menyebabkan terbentuknya bercak-bercak merah muda
dengan bentuk yang tidak beraturan, yang kemudian akan berubah menjadi sisik
3
II. EPIDEMIOLOGI
wood.(4,6,7,8)
Secara klinis, penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa muda
daripada anak-anak. Frekuensinya sama antara pria dan wanita. Namun pada pria
(2,3,9)
biasanya bentuknya asimptomatik pada area genitalia.
Somerville dan kawan-kawan, menemukan insiden 30% pada sela-sela jari
kaki, 18% pada bokong dan 4% pada ketiak. Pada orang yang gemuk eritrasma
dapat ditemukan di daerah intertriginosa seperti ketiak, lipat paha dan daerah di
bawah payudara. Namun demikian, tempat yang paling sering diserang
organisme ini adalah daerah sela-sela jari kaki, yang memberikan gambaran
seperti skuama yang mengalami maserasi, mirip yang disebabkan oleh infeksi
jamur.(2,3,7,9,10)
III. ETIOPATOGENESIS
Cukup lama kelompok jamur Acynomycetes, yaitu Nocardia minutissima,
diduga sebagai penyebab. Saat ini kuman batang gram positif yang ditemukan
4
pada pemeriksaan eritrasma diketahui sebagai Corynebacterium
(2,3,6)
minutissimum.
Corynebacterium minutissimum merupakan bakteri batang gram positif
yang berdiameter 1 sampai 2 µ dengan granul-granul substernal. Terkadang
terdapat penambahan granul yang terletak di sentral. Perubahan ini disertai oleh
(3,9)
kurangnya fluoresensi pada koloni.
Bakteri ini bersifat lipofilik, tidak memiliki spora, aerobik dan katalase
positif. Organisme lipofilik ini berkolonisasi pada daerah yang kaya akan lipid
atau sebum seperti axilla. Bakteri memfermentasikan glukosa, dextrose,
sukrosa, maltose dan mannitol. Corynebacterium minutissimum dalam siklus
hidupnya tidak membutuhkan inang, jadi penularannya langsung dari manusia
º
ke manusia. Berkembang biak dalam darah dengan baik pada suhu 35-37 C, dan
bisa juga dikembangkan dari contoh kulit terinfeksi. Kemungkinan terdapat
lebih dari satu jenis bakteri Coryneform sebagai penyebabnya.(2,11,8)
Corynebacterium minutissimum berada pada lapisan superfisial stratum
korneum dan tidak berpenetrasi ke lapisan epitelium yang masih baik atau
jaringan ikat dalam keadaan normal. Bakteri ini menginvasi bagian superfisial
stratum korneum pada kondisi yang cenderung turun seperti panas dan
kelembaban, organisme-organisme ini berkembang biak akibat gangguan pada
flora normal yang diikuti oleh kerusakan pada barrier kulit sehingga
menyebabkan stratum korneum menjadi lebih tebal. Bakteri ini dapat dilihat di
rongga antarsel seperti juga di dalam sel-sel, menghancurkan fibril-fibril
keratin. Bakteri ini menghasilkan porfirin seperti pada hampir seluruh
Corynebacteria. Substansi floresensi adalah senyawa porfirin yang larut air
(8,12)
sehingga tidak dapat terlihat pada daerah yang baru saja dicuci.
5
IV. GAMBARAN KLINIS
Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai plakat. Lesi
eritroskuamosa berbatas tegas, memiliki bentuk yang tidak teratur. Mulanya
berwarna merah dan lama-kelamaan terlihat merah kecoklat-coklatan. Lesi-lesi
yang baru biasanya licin dan lesi yang lama memberikan gambaran kasar dan
berskuama halus serta terkadang erosif. Variasi ini rupanya bergantung pada
area lesi dan warna kulit penderita. Pada keadaan tertentu, lesi dapat meluas ke
(1,2,7)
badan dan paha.
Khusus di daerah tropik, iritasi lesi pada lipatan paha dapat mengakibatkan
terjadi garukan dan terjadi likenifikasi di sela jari-jari kaki dan dapat
menimbulkan plak maserasi dengan hiperkeratotik putih, khususnya di antara
jari keempat dan kelima. Infeksi dari penyakit ini biasanya asimptomatik.
Eritrasma timbul di daerah intertriginosa yaitu axilla, lipat paha, daerah di
(1,2,9)
bawah payudara, genitocrural.
6
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang terdiri atas pemeriksaan dengan lampu wood dan
sediaan langsung.
1. Fluoresensi
Lampu Wood (lampu ultra violet gelombang panjang, Black Lights)
adalah suatu gelas wood yang terdiri dari barium silikat yang mengandung
9% nikel oksida, bersifat opak terhadap sinar ultra violet kecuali berkas
cahaya dari panjang gelombang 320–400 nm. Jika sinar ultra violet
disodorkan melalui filter ini maka sinar dengan panjang gelombang 365
nm yang akan diteruskan. Bola lampu yang fluoresen (sinar hitam) yang
memancarkan sinar serupa, meskipun dengan spektrum lebih luas juga
tersedia. Karena salep, eksudat, kosmetik, deodorant dan sabun dapat
berfluoresensi sebagai warna biru atau ungu, maka kulit harus dibersihkan
a b
7
2. Sediaan Langsung
Bahan untuk sediaan langsung dengan cara mengerok. Lesi dikerok
dengan skalpel tumpul atau pinggir gelas objek. Bahan kerokan kulit ditambah
satu tetes eter, dibiarkan menguap. Bahan tersebut yang lemaknya sudah
dilarutkan dan kering ditambah biru metilen atau biru laktofenol, ditutup
dengan gelas penutup dan dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 10
x 100. Bila sudah ditambah biru laktofenol, susunan benang halus belum
terlihat nyata, sediaan dapat dipanaskan sebentar di atas api kecil dan gelas
1
penutup ditekan, sehingga preparat menjadi tipis.
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis eritrasma ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, dan pemeriksaan lainnya. Gambaran klinis yang khas dengan
pemeriksaan lampu wood yang positif seperti didapatkannya warna coral red
fluorescence serta pemeriksaan gram dan giemsa tampak gambaran batang
halus. Pembiakan tidak memiliki arti penting, apalagi kalau pemeriksaan
dengan lampu wood positif. Adanya lesi kulit pada daerah yang memiliki
gambaran effluoresensi seperti adanya eritema luas berbatas tegas dengan
skuama halus dan terkadang erosif. Pada keadaan tertentu, bila lesi terdapat
8
pada badan dan paha, eritrasma harus dibedakan dengan Ptiriasis versikolor.
(1,2,3,7)
9
2. Tinea cruris
Penyakit ini biasanya gatal dengan papula-papula eritematosa, tepi
lesi aktif ditutupi skuama dan kadang-kadang disertai dengan banyak
vesikel kecil-kecil. Lesi simetris di lipat paha kanan dan kiri. Diagnosa
dapat ditegakkan dengan ditemukannya elemen jamur pada pemeriksaan
3. Tinea pedis
10
Gambar 5. Tinea Pedis pada Daerah Dorsal Pedis
Dikutip dari Kepustakaan 8
4. Kandidiasis
Daerah eritematosa yang dikelilingi lesi-lesi satelit, erosif , kadang-
kadang dengan papula dan bersisik dan gatal hebat disertai panas seperti
terbakar.pada daerah sela jari kaki tampak erosi dengan maserasi berwarna
keputihan ditengahnya.2,7
11
5. Dermatitis seboroik
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas. Bentuk yang ringan hanya
mengenai kulit kepala yang berupa skuama-skuama halus, mulai sebagai
bercak kecil. Bentuk berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang
VIII. PENATALAKSANAAN
Adapun cara untuk mencegah eritrasma atau tindakan yang bisa dilakukan
2,7
untuk mengurangi resiko eritrasma, yaitu :
12
Penularan Corynebacterium minutissimum (eritrasma) yaitu melalui
sentuhan secara langsung, sentuhan dengan kulit antara penderita dengan
manusia lainnya. Pengobatan eritrasma bisa melalui 2 cara, yaitu :
Untuk lokasi eritrasma terutama pada sela jari kaki cuci dengan benzoyl
peroxidase dan 5% gel terbukti efektif pada sebagian besar kasus.
Clindamicin 2% atau cream azole efektik untuk agen topical. Jika meluas
IX. PROGNOSIS
Prognosis cukup baik, bila semua lesi diobati dengan tekun dan
menyeluruh. Penyakit ini mungkin saja meninggalkan sisa yang asymptomatis
untuk beberapa tahun atau mungkin dapat mengalami pariode exaserbasi.
Kambuh kadang-kabdang dapat terjadi tepat setelah pemberian terapi antibiotik
berhasil.(1,8,9)
X. KESIMPULAN
Eritrasma adalah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang
ditandai dengan suatu peradangan superfisial ringan yang terlokalisasi pada kulit
dan menahun, yang disebabkan oleh bakteri yang erat kaitannya dengan bakteria
13
Coryneform aerobic, yang biasanya diketahui sebagai Corynebacterium
minutissimum.
Secara klinis, penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa muda
daripada anak-anak. Frekuensinya sama antara pria dan wanita. Namun pada pria
biasanya bentuknya asimptomatik pada area genitalia. tempat yang paling sering
diserang organisme ini adalah daerah sela-sela jari kaki, yang memberikan
gambaran seperti skuama yang mengalami maserasi, mirip yang disebabkan oleh
infeksi jamur.
Gambaran klinis yang khas dengan pemeriksaan lampu wood yang positif
seperti didapatkannya warna coral red fluorescence serta pemeriksaan gram dan
giemsa tampak gambaran batang halus.
Cara untuk mencegah eritrasma atau tindakan yang bisa dilakukan untuk
mengurangi resiko eritrasma yaitu : menjaga kebersihan badan, manjaga agar
kulit tetap kering, menggunakan pakaian yang bersih dengan bahan yang
menyerap keringat, menghindari panas atau kelembaban yang berlebih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. h.
334-35
2. Warouw, Winsy F. Infeksi Bakteri Lain. Dalam: Harahap Marwali, editor. Ilmu
Situ: Studies Using The Skin Surface Biopsy Technique. J Clin Path [serial
online] 1972 Mar [ cited 2010 March 2]; 25: 799-803. Available from :URL:
http://jcp.bmj.com/.
6. Maibach HI, Aly R. Bacterial Infection. In : Moschella SL, Hurley HJ, editors.
7. Siregar R.S. Eritrasma. Dalam: Hartanto H, editor. Saripati Penyakit Kulit. Edisi
8. Ghani Kibbi, Abdul. Erythrasma. [online]. 2009 Aug 11 [cited 2010 Feb 21];
15
9. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors.
th
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7 Edition. United States of
10. Brown, R.G and Burns, Tony, editors. Lecture Notes Dermatologi. Edisi 8.
expert.html.
Kulit. Edisi 1. Jogjakarta: Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UNHAS;
2003. p. 68-9
13. Gupta LK, Singhi MK. Wood's lamp. Department of Dermatology, Venereology
& Leprology, Dr. S. N. Medical College, Jodhpur [Serial online] 2004 [cited
http://jcp.bmj.com/.
15. Arnold HL, Odom RB, James WD, editors. Andrews’ Diseases Of The Skin
16
16. Trelia Boel. Mikosis Superfisial. [serial online] [ cited 2010 March 2]; p. 1-14.
Livingstone. 2003
18. Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP. Dermatology. Volume 1. London: Mosby;
2003. p. 1128
17