Anda di halaman 1dari 9

Rhizopoda

Manusia merupakan hospes enam spesies ameba yang hidup dalam rongga usus besar yaitu Entamoeba
histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmanni, Jodamoeba butschlii, Dientamoeba fragilis,
Endolimax nana, dan satu spesies ameba yang hidup dalam rongga mulut yaitu Entamoeba gingifalis.

Selain hidup pada rongga usus besar, golongan Rhizopoda ada pula yang hidup bebas di air tawar, air
laut, atau tempat berlumpur. Di antara ameba golongan Rhizopoda yang hidup secara bebas ( free living
ameba ) ada dua genus yang hidup fakultatif dan patogen pada manusia, yaitu genus Naegleria dan
Achantamoeba yang dapat menyebabkan penyakit Meningitis amebic.

Definisi Rhizopoda

Istilah rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo yang berarti “akar” dan podos yang berarti
“kaki”. Dengan demikian, Rhizopoda berarti kaki yang menyerupai akar.

Rhizopoda merupakan protozoa yang dapat bergerak menggunakan kaki semu atau palsu
(pseudopodia). Rhizopoda sendiri berasal dari kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu kata rhizo yang
memiliki arti akar dan juga kata pod yang mempunyai arti kaki. Rhizopoda sering disebut juga dengan
Sarcodina, sedangkan pseudopodia didalam bahasa yunani mempunyai arti palsu dan juga pod yang
berartikan kaki.

Pseudopodia sendiri adalah penjuluran sitoplasma yang terbentuk disaat bergerak supaya dapat
mendekati sumber makanan, pseudopodia juga dapat muncul di permukaan sel di bagian mana saja.
Sitoskeleton terdiri dari mikrotubulus dan juga mikrofilamen yang juga mempunyai peranan didalam
pergerakan pseudopodia di saat bergerak.

Rhizopoda menjulurkan pseudopodia dan kemudian mengaitkan ujungnnya lalu sitoplasma akan
mengalirkan lebih banyak ke pseudopodia, sedangkan bentuk dari pseudopodia sendiri atau juga kaki
semu ialah tebal dan juga berbentuk membulat ataupun tipis meruncing.

Rhizopoda termasuk protista mirip hewan. Rhizopoda bergerak dan menangkap makanannya dengan
kaki semu (pseudopodia). Tubuh Rhizopoda bersel tunggal dan bentuk selnya dapat berubah-ubah.
Hewan dari filum ini hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat berlumpur.

Rhizopoda bersifat heterotrof dan memangsa Protozoa lain, Ciliata, bakteri, maupun alga uniseluler.
Rhizopoda mendekati sumber makanan dengan menjulurkan kaki semu. Kaki semu akan mengelilingi
sumber makanan hingga permukaan membran yang mengelilingi makanan tersebut bertemu. Dengan
demikian, terbentuklah rongga makanan di dalam tubuh Rhizopoda. Rongga makanan tersebut disebut
vakuola makanan.

Ciri-ciri Rhizopoda :

1. Bergerak dengan menggunakan kaki palsu atau kaki semu (pseudopodia)

2. Memiliki ukuran tubuh sekitar 200 sampai 300 mikron


3. Mempunyai sifat heterotrof

4. Mempunyai bentuk yang dapat berubah atau tidak tetap

5. Mempunyai etoplasma dan juga endoplasma

6. Pada umumnya hidup di air tawar dan juga air laut

7. Ada yang bercangkang dan juga tidak

8. Rhizopoda menelan makanannya atau fagosit

9. Reproduksi dengan cara aseksual atau dengan pembelahan diri

10. Mempunyai vakuola makanan serta vakuola kontraktil

11. Pernafasan dengan menggunakan cara difusi ke seluruh tubuh

12. Hidup secara bebas atau parasit

Klasifikasi Rhizopoda:

Rhizopoda juga memiliki klasifikasi didalamnya, apa saja klasifikasi yang ada pada rhizopoda, rhizopoda
dibagi kedalam 5 ordo diantaranya:

1.Ordo Labosa

Dengan ciri sebagai berikut, mempunyai pseudopodia atau kaki semu yang pendek dan juga tumpul
yang dapat dibedakan secara jelas antara ektoplasma dan juga endoplasma.

2. Ordo Foraminifera

Dengan ciri sebagai berikut, Pseudopodia atau kaki semu yang panjang serta halus.

3. Ordo Filosa

Dengan ciri sebagai berikut, mempunyai pseudopodia atau kaki semu yang halus serta mirip dengan
benang dan bercabang.

4. Ordo Radiolarian

Dengan ciri sebagai berikut, memiliki pseudopodia yang berupa benang halus dan tersusun radier dan
juga bercabang serta membentuk jala atau anyaman.

5. Ordo Helioza

Dengan ciri sebagai berikut, mempunyai pseudopodia atau kaki semu yang radien dan juga antarfilamen
dan tidak pernah bersatu untuk membentuk jala ataupun anyaman.
Reproduksi Rhizopoda

Rhizopoda bereproduksi dengan cara aseksual, reproduksi secara aksesual yang melalui berbagai
mekanisme dengan cara pembelahan sel yang juga mengarah pada pembelahan mitosis. Tetapi tahap
dari mitosis tidak tampak secara jelas, misalkan disaat proses pembelahan sel yang terbentuk benang
spindel. Tapi membran inti tidak pernah menghilang disaat proses pembelahan, pembelahan sel diawali
pada pembelahan inti yang kemudian membran plasma semakin melekuk pada arah dalam sehingga
terbentuk dua sel anakan.

Golongan Rhizopoda:

1. Amoeba Yang Hidup di Rongga Usus Besar:

A. Entamoeba Histoytica

Morfologi

Sebagai hospes adalah manusia dengan penyakit amebiasis

Ada 3 stadium, meliputi :

- Bentuk Histolitika/Tropozoit

Ukuran : 20-40 µ

Inti : + di endoplasma

Endoplasma : berisi sel darah merah

Ektoplasma : bening,homogen di tepi sel, pseudopodia besar dan lebar seperti daun

Tempat hidup : jaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit dan vagina

Bersifat : patogen

- Bentuk minuta

Ukuran : 10 – 20 µ

Inti : + di endoplsma

Endoplasma : berisi bakteri dan sisa makanan

Ektoplasma : pseudopodia dibentuk perlahan shg gerakannya lambat

Tempat hidup : komensal di rongga usus besar

Bersifat non patogen, tapi tanpa bentuk ini daur hidup ameba ini tidak dpt berlangsung.
- Bentuk kista

Ukuran : 10 – 20 µ

Inti : + 2 - 4

Endoplasma : benda kromatoid bsr seperti lisong, vakuol glikogen

Tempat hidup : komensal di rongga usus besar

Bersifat non patogen, merupakan bentuk infektif

Infeksi dapat terjadi jika menelan kista matang.

Patogenesis dan gambaran klinis.

Bentuk histolytica memasuki mukosa usus besar yang utuh kemudian mengeluarkan enzim yang dapat
menghancurkan jaringan ( melisiskan ). Enzim ini adalah enzim cysteine proteinase yang disebut
histolisin.

Kemudian bentuk histolitika memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosae,
bersarang di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas dari pada di mukosa usus. Akibatnya
terjadi luka yang disebut ulkus ameba.

Apabila terjadi infeksi sekunder maka terjadilah proses peradangan yang dapat menyebabkan kerusakan
lebih meluas di submukosa dan melebar ke lateral sepanjang sumbu usus, maka kerusakan dapat
menjadi luas sekali sehingga ulkus-ulkus saling berhubungan dan terbentuk sinus-sinus di bawah
mukosa.

Cara menegakkan diagnosis Banding:

Diagnosa dapat ditegakkan dengan

1. Diagnosa klinik

2. Diagnosa laboratorium

3. Radio foto, dan

4. Test imunologi

Diagnosa untuk Amoebiasis hystolitica dapat dibagi :

1. Amoebiasis intestinal akut, dapat ditegakkan dengan :

Gejala klinik yaitu diare yang terjadi ± 10 kali sehari disertai demem dan sindrome disentri.

2. Amoebiasis intestinal akut, dapat ditegakkan dengan :


Gejala klinik: Diare bergantian dengan koptipasi. Jika terjadi eksaserbasi akut, biasanya terjadi sindroma
disentri.

3. Amoebiasis hepatitis

Pemeriksaan klinik, penderita datang dengan kesakitan, membungkuk seperti menggendong perut
sebelah kanan, disertasi demam, berat badan menurun atau nafsu makan berkurang. Pada palpasi hati
teraba hati yang membesar dengan nyeri tekan.

4. Amoebiasis paru

Pemeriksaan klinik sukar dibedakan dengan infeksi paru lainnya, hal ini karena tidak ada laporan
mengenai gejala klinik yang khas dari amoebiasis paru.

Pengobatan

Menggunakan obat amebisid yang penting yaitu :

1. Emetin hidroklorida

2. Klorokuin

3. Antibiotik

4. Metronidazol ( Nitroimidazol )

Epidemiologi

1. Amebiosis ditularkan oleh pengandung kista matang (carrier) karena tinjanya merupakan sumber
infeksi.

2. Air, makanan, sayuran, dan lalat yang terkontaminasi oleh tinja carrier dapat sebagai sumber infeksi.

3. Kista matang sebagai bentuk infektif dapat hidup 10-14 hari (dalam air), ± 12 hari (lingkungan lembab
dan dingin. Tahan terhadap klor (cl2).

4. Kista mati pada suhu 500 C dan kering.

B. Entamoeba coli

Morfologi

Entamoeba coli merupakan parasit usus besar, frekuensi 10 sampai 30% di dunia. Lingkaran hidup
samaE.histolytica, hanya saja untuk Entamoeba coli tidak terdapat ekstra Intestinal.

Morfologi berbentuk tropozoit dan kista. Bentuk tropozoit berukuran 20 – 40 µm, Ektoplasma dan
endoplasmatidak memiliki batas yang jelas, pseudopodia agak membulat, gerakannya lambat dan tidak
bertujuan. dalamEndoplasma ; didapatkan adanya bakteri-bakteri, khromatin body, sel-sel tumbuh-
tumbuhan, eritrosit tidak ada.Nukleus (inti) ; letak kariosome eksentrik, perifer khromatin kasar
(membran inti kasar), dan terdapat halo.

Bentuk kista berukuran 10 – 33 µm, berbentuk bulat, dinding jelas refraktil dan berlapis dua. Inti antara
1 – 8 dengan kariosom eksentrik. Inklusi hanya merupakan batang kromodial yang ramping rudimenter.
Bentuk kista pada stadium dewasa (matur) terdapat 8 inti. Diagnosa laboratorium ; sama seperti
Entamoeba histolytica.

Patologi dan gejala klinis

Entamoeba coli bukan merupakan golongan yang patogen baik terhadap manusia maupun hewan
(hidup komensal di usus besar).

Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding

Diagnosa ditegakan dengan menemukan bentuk trofozoit atau bentuk kista dalam tinja

Pengobatan

Karena Entamoeba coli bukan merupakan bakteri patogen (flora normal), maka tidak ada pengobatan
untuk Entamoeba coli.

Epidemiologi

Entamoeba coli tidak menimbulkan penyakit pada manusia.

C. Entamoeba hartmani

Morfologi

Kista dari E.hartmanni sangat mirip dengan E. histolytica, tetapi lebih kecil, kurang dari 10 microns.
Sangat sering berisi kurang dari 4 nuclei tetapi 4 nuclei adalah karakteristik dari jenisnya. Kistanya juga
berisi chromatoidal bar.

Namun, mereka sedikit lebih kecil dan lebih banyak. Tropozoid dari E. hartmanni berukuran 5-12 micron
juga sedikit lebih kecil daripada yang E. histolytica dan sering berisi banyak parasite / Hypeparasite.

Patogenesis

Entamoeba hartmanni dianggap nonpathogenic. Walaupun Entamoeba hartmanni dianggap


nonpathogenic, protozoa ini dapat dianggap sebagai indikator dari kontaminasi fecal.

Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding

Karena pada sediaan basah organisme ini sulit dibedakan dengan amoeba lain yang berukuran hampir
sama, identifikasinya dilakukan dengan sediaan pulasan permanen. Dengan pengukuran yang akurat
akan lebih memastikan diagnosa.
Pengobatan

Tidak ada sistem pengobatan untuk Entamoeba hartmani karena spesies Rhizopoda jenis ini bukan
merupakan organisme yang patogen pada manusia.

D. Iodamoeba butschlii

Morfologi

Iodamoeba butschlii frekuensi kasusnya sebanyak ± 8% pada manusia, berinti khas, kista tidak teratur
dan benda glikogen yang besar dalam kista berinti 1. Iodomoeba butschlii mempunyai pseudopodia
tumpul dan dikeluarkan mempunyai 3 bentuk stadium, yakni bentuk tropozoit, prekista, dan kista.

Bentuk tropozoit berukuran 6 – 20 µm (rata-rata 10 µm), ektoplasma sedikit/hampir tidak terlihat,


pergerakan agak aktif dengan pseudopodia tumpul dan jernih, endoplsma mempunyai sitoplasma
granuler dengan partikel makanan, bakteri, kristal, sel tumbuh-tumbuhan, sering dalam vakuole. Dan
tidak makan sel darah merah. Inti berbentuk khas dan bulat, kariosom berbentuk bulat dan letaknya di
tengah-tengah, hampir memenuhi inti, antara kariosom dan inti terdapat benang-benang.

Bentuk kista berukuran 5 – 18 µm, dengan bentuk ireguler. Glikogen vakuole berbatas tegas dan jelas,
serta batang kromidial tidak ada. Jumlah inti hanya 1, kecuali kista yang akan pecah terdapat 2 inti.
Diagnosa laboratorium ; sama seperti pemeriksaan E.histolytica.

Patogenesis

Sama seperti Entamoeba hartmani, Iodamoena butschlii juga bukan merupakan ameba patogen pada
tubuh manusia atau tidak berbahaya dan hanya hidup komensal di usus besar.

Gambaran klinis

Karena Iodamoeba butschlii bukan merupakan ameba yang patogen, maka tidak menyababkan penyakit
sehingga tidak ada gejala klinis yang dapat ditemukan sebagai akibat dari Iodamoeba butschlii.

Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding

Meski kistanya dapat diidentifikasikan dengan sediaan basah, terutama bila vakuol dipulas dengan
iodium, trofosoitnya sulit dideteksi dan diidentifikasi tanpa sediaan pulasan permanen.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan untuk Iodamoeba butschlii karena tidak bersifat patogen.

E. Dientamoeba fragilis

Morfologi
Dientamoeba fragilis mempunya bentuk bulat memanjang, bulat, dan memiliki flagela. Dientamoeba
fragilis hanya ditemukan dalam fase trophozoit, tidak ditemukan fase kistanya. Ciri trophozoit:

- Ukurannya kecil (5 to 15 μm)

- Berinti dua

- Bentuk bulat (saat tidak bergerak)

- Pergerakannya cepat

- Pseudopodium banyak dengan bentuk seperti daun

Patogenesis

Infeksi oleh Dientamoeba fragilis disebut Dientamoebiasis, dengan gejala nyeri di bagian perut,
penurunan berat badan, diare, anoreksia, mual-mual, dan demam. Jika infeksi sudah kronis, gejala yang
muncul akan berlangsung hingga lebih dari dua bulan.

Gambaran klinis

Ciri – ciri orang yang terinfeksi Dientamoeba fragilis akan mengalami penurunan berat badan, diare,
anorexia, nyeri di bagian perut, mual, serta demam dalam waktu yang cukup lama.

Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding

Diagnosa tergantunbg dari teknik pengumpulan dan teknik prosesing yang benar ( paling sedikit
disiapkian 3 spesimen tinja ).

Morfologi masanya terbatas, sehingga pemerikisaan tinjanya harus segera diawetkan/ fiksatif setelah
defekasi. Yang penting dibuat pilasan permanen dan diperiksa dengan mikroskop obyektif 100x + oil
emersi.

F. Endolimax nana

Morfologi

- Merupakan spesies yang komensal di usus

- Merupakan protozoa yang hidup parasit di dalam alat pencernaan dan alat kelamin manusia

- Tropozoitnya berbentuk bulat, sitoplasma seperti jala dan mengandung bakteri

- Endosome umumnya berbentuk segitiga, segiempat/sisinya takteratur, letaknya ditengah

- Kista sitoplasmanya seperti jala, inti bervariasi jumlahnya dari satu–empat, dan strukturnya sama
seperti tropozoit

Patogenesis
Bukan merupakan ameba yang patogen pada tubuh manusia.

Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding

Diagnosa pasti dilakukan berdasarkan pulasan pernmanen, kista dapat diidentifikasi berdasarkan
pemeriksaan basah sepertiteknik konsentrasi dan flotasi. Kariosom keempat intinya sangat refraktil pada
sediaan basah.

2. Amoeba yang hidup di Rongga Mulut:

A. Entamoeba gingivalis

Morfologi

Keseluruhan mengandung butir-butir atau banyak vakuola terutama vakuola-vakuola makanan di dalam
sitoplasma.

- Inti sel berbentuk bola, diameternya 2-4 mikron

- Terdapat endosome di dalam ini yang terletak hampir di tengah

·Tidak mempunyai kista, tetapi di dalam kulture ada bentuk kistoid

- Ukurannya kira-kira 12-30 mikron diameternya

Patogenesis

Entamoeba gingivalis sebelumnya dianggap parasit yang komensal, sampai akhirnya beberapa peneliti
menemukan bahwa E. gingivalis bersifat patogen yaitu dapat memfagosit sel darah putih dan sel darah
merah.

Cara menegakkan diagnosis / diagnosis bandin

Diagnosa ditemukan dalam pulasan permanen, dimana fragmen inti dari sel darah putih dapat terlihat
dalam vakuola makanan yang biasanya lebih besar dari pada E. Hystolitica, karena E, gingivalis
merupakan satu-satunya spesies yang hanya memfagosit sel lekosit.

Anda mungkin juga menyukai