Anda di halaman 1dari 52

1.

Alfa Kurniawati
2. Annisa Nur Rahmah
3. Astri Aryani
4. Laila Adi
5. Muhammad Firdaus
6. Nurhasanah
7. Pratiwi Ratih H
Protozoa
apa itu protozoa
protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama.Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukariotik.
Ciri-ciri protozoa
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
Morfologi protozoa
1. Struktur protozoa
Vakuola kontraktil
Sitoplasma
Ektoplasma
Endoplasma
Nukleus
a. Vakuola kontraktil
Semua protozoa mempunyai vakuola
kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai
pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari
sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda
pada setiap spesies.
b. Sitoplasma
Ektoplasma Endoplasma
1. Ektoplasma
Ektoplasma bersifat padat dan
mempunyai struktur yang elastis dengan
fungsi protektif (bentuk kista), fungsi
lokomotif (flagel, silia dan pseudopodi),
fungsi sensoris, fungsi alat pembuang sisa-
sisa metabolisme (vakuola kontraktil),
organ-organ pencernaan makanan.

2. Endoplasma
Endoplasma berbentuk granul
berfungsi dalam pencernaan makanan,
fungsi nutritive lainnya dan proses
reproduksi.
c. Nukleus
Nukleus adalah sebagai pengatur berbagai
fungsi hidup. Fungsi nucleus yaitu untuk
mengatur metabolisme, mempertahankan
generasinya, untuk membedakan spesies,
untuk mempelajari genetika parasite,
beberapa jenis protozoa mempunyai
kinetoplas yang dapat berbentuk blefaroplas
atau benda parabasal, yang merupakan inti
pelengkap.

2. Bentuk protozoa
Kista
Tropozoit
kista dinding yang
tebal sehingga tidak
dapat bergerak
sendiri, tdk tumbuh
dan tidak
memperbanyak diri,
dapat bertahan
terhadap berbagai
pengaruh
lingkungan di luar
tubuh parasit.


a. Kista
b. Tropozoit
Bentuk tropozoit
adalah bentuk aktif
dari protozoa, ketika
bentuk tropozoit ini
bersifat parasit di
tubuh hospes maka
mampu menimbulkan
gejala klinis, parasit
mampu beraktivitas
dan mampu
menginvasi jaringan
atau organ tertentu.

Reproduksi Protozoa
Secara sexual Secara asexual

Cara penularan
Dalam bentuk Kista matang dari parasit lalu
menginveksi hospes yang menelannya. Tetapi
bila yang tertelan tropozoit tidak akan
menyebabkan infeksi karena akan dihancurkan di
lambung apabila tertelan.Sedangkan amoeba
yang hidup bebas di dalam tanah dan air, dapat
menginfeksi manusia apabila melakukan aktifitas
seperti berenang.
Patologi dan gejala klinis
Patologi gejala klinis berupa
gangguan intestinal dari akut sampai
kronik adapun yang tidak bersifat
patogen dan juga tidak menimbulkan
gejala jika terinfeksi.
Diagnosis
Diagnosisnya berupa ditemukannya
tropozoit dan kista di dalam tinja,
adapun dengan melakukan pemeriksaan
mikroskop dari CSS yang dapat
mengandung tropozoit.

Klasifikasi protozoa
Protozoa
Entamoeba
histolytica

Giardia
lamblia

Balantidium
coli
Plasmodium
falciparum
Plasmodium
vivax
Plasmodium
malariae
Plasmodium
ovale
Toxoplasma
gondii
Trichomonas
vaginalis
Usus Atrial Jaringan Darah
PROTOZOA
Patogen Non-patogen
Entamoeba histolytica
Giardia lamblia
Balantidium coli
Entamoeba coli
Endolimax nana
Iodamoeba butschlii
Kelas Rizhopoda
Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani,
rhizo yang berarti akar dan podos yang
berarti kaki. Anggota Filum ini bergerak
menggunakan pseudopodia (kaki semu).
Disebut pseudopodia atau kaki semu
karena terbentuk sebagai hasil
penjuluran sitoplasma sel, yang seolah-
olah berfungsi sebagai kaki. Ukuran
tubuhanya antara 200-300 mikron.
Bersifat uniseluler dan merupakan
makhlik hidup eukaritik.
Ciri- ciri Rhizopoda
1. Alat gerak: pseupodia

2. Ada yang telanjang maupun bercangkang

3. Bentuk sel berubah-ubah

4. Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan ektoplasma

5. Reproduksi: aseksual (pembelaha biner), sebagian dapat
membentuk kista

6. Heterotrof (memangsa alga uniseluler, bakteri, protozoa lain)

7. Biasanya hidup bebas di tanah lembab dan lingkungan berair,
beberapa parasit
Klasifikasi Rhizopoda
Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5
ordo yakni :

a. Ordo Lobosa (Amoebida)
mempunyai pseudopodia pendek dan
tumpul serta terdapat perbedaan yang jelas
antara ektoplasma serta endoplasma.

b. Ordo filosa(Proteomyxa)
mempunyai pseudopodia halus seperti
benang dan becabang-cabang.
c. Ordo foraminifera
mempunyai pseudopodia panjang dah
halus.
d. Ordo helioza
mempunyai pseudopodia berbentuk
benag yang radien dan antarfilamen tidak
pernah bersatu membentuk jala atau
anyaman.
e. Ordo radiolarian
Cirinya : mmpunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun radier dan
bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).
Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies
dari Rhizopoda. Pertama kali ditemukan oleh Losch pada
tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di Rusia.
Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba
coli yan merupakan parasit komersial di dalam usus
besar. Pada tahun 1913, Walker dan Sellards
membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan
penyebab penyakit koletis amebic

Entamoeba histolytica termasuk kelas
archamoebae filum amoebozoa. Ini adalah hewan
parasit bersel tunggal yaitu protozoa, terutama yang
menginfeksi manusia dan primata lainnya. Protozoa ini
membutuhkan hospes intermediet untuk menginfeksi
hospes definitifnya yaitu kucing dan anjing. Penyakit
yang disebabkan oleh protozoa ini disebut amoebiasis.
Morfologi
Dalam siklus hidupnya terdapat 3
bentuk yaitu :

1. Bentuk histolitica
1. Besarnya 20-40 mikron
2. inti entameba ada satu dengan
kariosom letak sentral dengan vakuol-
vakuol
3. ada eritrosit
4. ektoplasma membentuk
pseudopodium
Bentuk
histolitica(trophozoite)
2. Bentuk minuta(presista)
1. besarnya 10-20 mikron.
2. mempunyai satu inti entameba
dengan kariosom letak sentral.
3. endoplasma dengan vakuol-vakuol.
4. tanpa eritrosit.
5. ektoplasma membentuk
pseudopodium.
3. Bentuk kista
1. besarnya 10-20 mikron
2. mempunyai satu atau empat inti
3. terlihat benda kromatoid
4. Dinding tebal
5. Bulat / oval
Patologi
klinik
Intestinal
Akut kronik
Ekstra
intestinal
hati
paru
Kulit Vagina
Otak
Amebiasis Intestinal
Masa Inkubasi : 5 (2-14) hari
Gejala Klinik : 9 (3-14) minggu,
pd inf. percobaan.
3 (1-8) minggu, pd
wabah


1. Infeksi Akut
E.histolytica segera menyerang
jaringan setelah invasi, gejala tak jelas
& mendadak.

1.Ringan
Ulkus tak banyak & tak meluas
Gejala : tak spesifik, sakit perut, diare

2. Berat
- Ulserasi di sekal & sigmoidorektal
- penetrasi pada submukosa & mukosa
- trofozoit dlm tinja +
- jarang berakibat fatal

Gejala:
- Sakit perut hebat,
- Demam :100-102F
- Disentri : tinja lendir dan darah
- Lekositosis
- Gangguan sistematik: toksemia,
dehidrasi & lesu

2. Infeksi kronik
- Parasit sulit ditemukan
Gejala:
- Tinja + lendir, menyerupai
disentri basiler
- Sering kambuh
- BAB tak tentu : diare /konstipasi
- Sakit perut ringan
- Anoreksia, flatulensi
- Hepar sedikit membesar
- Gej. sistemik & psikhoneurotik


A. Hepatik

- Abses dapat lebih pada satu tempat
- Hepar membesar pada lobus kanan
- Warna coklat, sel & jar. rusak
- E. histolytica selalu di dinding abses
- Demam ringan
- Sakit di atas hipokhondrium
- Lekositosis 13.000 20.000
- Tak bertenaga, berat badan turun

B. Paru

Keluhan pd paru bawah kanan & pleura
berhubungan dg abses liver
Gejala : panas-dingin, batuk pendek,
lekoisitosis

C. Cerebral
Jarang terjadi
Gejala : abses otak /tumor

D. Kutaneus/kulit

- Ulkus meluas tidak menentu
- Selalu di daerah peritoneal
atau disebelah fistula
- Gejala: gatal-gatal, alergi urtikaria dan dermatitis


Diagnosis
1.Klinis
- Pemeriksaan fisik
- Sigmoidoskopi: lesi yg khas
- aspirasi/biopsi mikroskopis parasit
- radiologi : kelainan organ dalam dapat
diketahui
- Ultrasonografi
- Ct. Scan.


2. Laboratoris
Menemukan parasit dg mikroskop
dari biakan tinja/biopsi jaringan


3. Molekuler
a.Biokhemis (Enzyme activity assay)
& Isoenzyme patterns)
b.Biologi molekuler (PCR)
c.Serologis (ELISA & Tes Aglutinasi)

Pengobatan
1. AMEBIASIS INTESTINAL
ASIMTOMATIK
HANYA ADA SISTA DALAM TINJA
PENDERITA
OBAT : DILOXANIDE FUROATE
(FURAMIDE)
500mg 3 X / HR, 10 HR.

2. AMEBIASIS INTESTINAL
ASIMTOMATIK
TROFOZOID & KISTA TERDAPAT
DALAM TINJA PENDERITA
OBAT : - IODOQUINOL,650mg 3 X /
HR, 20 HR.
- METRONIDAZOLE (FLAGYL)
750mg 3 X / HR, 10 HR.

3. AMEBIK KOLITIS
CHLOROQUINE + IODOQUINOL / METRONIDAZOLE,
250mg 2 X/HR, 14-21 HR.

4.AMEBIASIS AKUT
A. METRONIDAZOLE PER ORAL,
DWS : 750 mg 3 x /HR DLM 10 HR.
ANAK: 40 mg/KG/HR DIBAGI DLM 3 DOSIS DLM
10 HR
B. IODOQUINOL PER ORAL
DWS : 650 mg, 3 x/HR DLM 20 HR
C. DILOXANIDE FUROATE PER ORAL
DWS : 500 mg 3 x/ HR DALAM 10 HR

5. AMEBIC LIVER ABSES
A. METRONIDAZOLE
B. CHLOROQUINE
C. DEHYDROEMETINE


Epidemiologi
WHO : PREVALENSI: 2-60%, TROP &
SUBTROPSANITASI BURUK
PREV. BERVARIASI: UMUR; JENIS KEL;
AREA; STATUS SOSEK; LEVEL SANITASI
PREV MENINGKAT: ANAK USIA SEKOLAH;
OSEK KURANG; PEDESAAN; SANITASI
BURUK; AKHIR MUSIM PENGHUJAN.

Pencegahan
Jagalah kebersihan dengan mencuci tangan sebelum
makan.
Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi,
daging sapi dan daging ikan), buah dan melon
dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku,
membiasakan cuci tangan menjelang makan atau
sesudah buang air besar.
Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat,
tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus
dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari
sumber air.
Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar
harus secara rutin diadakan pemeriksaan
parasit, sedini mungkin menemukan anak
yang terinfeksi parasit dan mengobatinya
dengan obat cacing.
Bila muncul serupa gejala infeksi parasit
usus, segera periksa dan berobat ke rumah
sakit.
Meski kebanyakan penderita parasit usus
ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi
mereka tetap bisa menularkannya kepada
orang lain, dan telur cacing akan secara
sporadik keluar dari tubuh bersama tinja,
hanya diperiksa sekali mungkin tidak
ketahuan, maka sebaiknya secara teratur
memeriksa dan mengobatinya.

Anda mungkin juga menyukai