Anda di halaman 1dari 45

Protozoa Usus dan Jaringan

(Amoeba)

Tiurnani Barus, M. Farm, Apt.


PROTOZOA
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup
sendiri atau dalam bentuk koloni. Sebagian besar
protozoa hidup bebas di alam, beberapa jenis
hidup sebagai parasit pada manusia dan binatang.
(protos=pertama, zoon = hewan)
Umumnya memiliki 2 stadium;
Bentuk vegetatif = stadium trofozoit = proliferatif
Aktif bergerak
Bentuk kista = tidak akif
PEMBAGIAN DALAM KELAS
1. Rhizopoda :
Entamoeba histolitica , Entamoeba coli
2. Ciliata/Ciliophora :
Balantidium coli, Trypanosoma
3. Mastigophora/Flagellata :
 Flagellata traktus digestivus & traktus urogenital:
Giardia lamblia, Trichomonas vaginalis
 Flagellata darah & jaringan :
Leishmania, Tripanosoma
4. Sporozoa & Isospora : Toxoplasma gondii, Cryptosporidium,
Cyclospora cyetanensis, Blastocystis hominis, Pneumocystis
carinii, Parasit malaria
Pembagian berdasarkan tropisma
1. Protozoa usus : Entamoeba histolytica, E. coli
dll
2. Protozoa Atrial : Trichomonas vaginalis
3. Protozoa darah dan jaringan : Toxoplasama
gondii, Plasmodium Sp, Leishmania,
Trypanosoma Sp.
Alat gerak
 Pseudopoda (kaki semu)
 Flagel (bulu pecut)
 Cilia (bulu halus)
 Membran bergelombang (lapisan tipis)
 Pergerakan pasif (Spoozoa tidak mempunyai
alat gerak melentingkan atau mengikuti
cairan tubuh)
Bentuk infektif ;
 Kista
 Tropozoit
Bentuk penularan
 Vektor
 Media lingkungan
 Langsung
 Lain-lain : transfusi darah, transplacenta,
transplantasi organ.
Protozoa…
Pemberian nama menggunakan bahasa Latin. Akhiran:
oidea superfamili
idea famili
inae subfamili
ida ordo
ina sub ordo
ea kelas
ia subkelas
Protozoa……
Morfologi
Protozoa terdiri dari sitoplasma dan inti.
Sitoplasma tersusun dari :
 ektoplasma (jernih, homogen)
 endoplasma (keruh, bergranula)

Inti terdiri dari :


1. Selaput inti (nuclear membrane)
2. Nukleoplasma
3. Serabut linin
4. Butir kromatin (granule)
5. Kariosom (plastin)
Protozoa…..
Struktur protozoa yang berasal dari ektoplasma
1. Flagel, silia dan pseudopodi alat gerak
2. Vakuol kontraktil (alat ekskretori)
3. Organ pencernaan (mulut, sitostom atau sitofaring)
4. Dinding kista
Fungsi ;
 Ektoplasma : protektif, lokomotif, respirasi, alat
menangkap dan membuang sisa makanan.
 Endoplasma : nutritif dan reproduktif
 Inti : reproduksi dan mengatur berbagai fungsi
Protozoa..
 Pengambilan makanan dengan cara:
1. Difusi
2. Fagositosis (pengambilan bahan-bahan padat)
3. Pinositosis (pengambilan bahan dalam larutan lewat vesikula
pinositik kecil)
2&3 endositosis
4. Melalui sitostoma
 Ekskresi terutama dilakukan dengan difusi lewat membran sel.
Pada Ciliata dijumpai vakuola kontraktil dan sitopige.
 Pada spesies-spesies protozoa parasitik, respirasi dilakukan
baik secara aerobik maupun anaerobik.
PROTOZOA…

 Reproduksi secara:
1. Aseksual
a. Simple binary fission
b. Multiple fission (skizogoni)
2. Seksual
a. Konjugasi
b. Syngami
Protozoa…..
Stadium :
• Trofozoit
• Kista
Stadium Trofozoit (trophos=makan)
• Disebut juga bentuk vegetatif atau proliferatif.
• Dapat bergerak aktif.
• Berbiak secara belah pasang.
• Pada umumnya tidak resisten terhadap perubahan
lingkungan.
Protozoa…..
Stadium kista (cystis=kantong)
• Resisten
• Merupakan bentuk infektif
Enkistasi: perubahan dari bentuk trofozoit menjadi kista.

Beberapa keadaan yang mengharuskan terjadinya enkistasi:


• Kekurangan atau berlimpahnya suplai makanan
• Kelebihan produksi katabolisme dari organisme
• Perubahan pH
• Pengeringan
• Kekurangan atau kelebihan oksigen
• Populasi parasit sangat banyak
Eksistasi: perubahan dari bentuk kista menjadi
trofozoit.
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan eksistasi:
• Perubahan osmotik dalam medium.
• Pengaruh enzim pada lapisan dalam dinding kista.
• Pada beberapa protozoa parasiter, pH serta
aktifitas enzim tuan rumah yang menguntungkan
bagi parasit.
Klasifikasi
A. Berdasar alat gerak
a. Rhizopoda
b. Mastigophora
c. Sporozoa
d. Ciliata
B. Berdasar patogenitas
a. Patogen
b. Non patogen
C. Berdasar habitat
a. Protozoa usus dan rongga tubuh
b. Protozoa darah dan jaringan
Entamoeba histolytica
• Ordo : Amoebida
• Subordo : Tubulina
• Famili : Endamoebidae
• Genus : Entamoeba
• Sinonim :
- Amoeba dysentriae
- Entamoeba tetragena
- Entamoeba dispar
- Entamoeba venaticurn
 Penyakit : Amubiasis
 Distribusi geografi : kosmopolit
Entamoeba histolytica…
Habitat :
 Trofozoit: mukosa & submukosa kolon
 Kista : lumen kolon
• Hospes : manusia
• R.H. : kucing, anjing, kera, tikus, hamster,
marmot
• Bentuk infektif : kista berinti 4
• Cara infeksi : menelan kista matang
Proses reproduksi

1. Ekskistasi (proses keluarnya tropozoit dari


kista)
2. Enkistasi ( proses pembentukan kista dari
tropozoit)
3. Multiplikasi
EPIDEMIOLOGI
 Parasit ini tersebar luas, kosmopolit, paling banyak di
daerah tropik.
 Transmisi parasit ini dipengaruhi a.l. oleh:
• Parasit
• Iklim
• Lalat dan lipas
• Hospes reservoar
• Pupuk tanaman dan tinja
• Penyaji makanan
• Kepadatan penduduk
Amoebiasis intestinal
Akut (disentri amuba)
gx : - sindrom disentri
(diare, tinja mengandung darah & lendir, tenesmus)
Terjadi ulkus di usus (bulat/lonjong, tepi tidak
teratur, undermined, flask shaped, isi cairan kuning
kehitaman)
Kronis
gx : tidak jelas
Terdapat ulkus, regenerasi jaringan, amuboma
Amoebiasis hati
Abses soliter di lobus kanan bagian postero superior
gx :
o Nyeri hipokondrium kanan
o Hepatomegali
o Demam
o Ikterus

 Komplikasi Abses pecah, menyebar ke :


 Kulit
 Paru
 Pleura
 Diafragma
 Rongga peritonium
 Rongga perikardium
Diagnosa laboratorium
Amubiasis usus akut
 Pemeriksaan tinja (tropozoit +)
 Pemeriksaan darah (lekositosis)
Amubiasis kronik (karier asimtomatik)
 Pemeriksaan tinja (kista +)
 Tes serologik positif pada konvalesen
Amubiasis hati
 Biopsi untuk menemukan tropozit
 Pemeriksaan tinja untuk menemukan kista
 Pemeriksaan darah (lekositosis)
 Tes-tes serologik
 Tes kulit
 Pemeriksaan radiologik
Amubiasis paru
 Pemeriksaan sputum (tropozoit +)
 Tes serologik
 Tes kulit
PENGOBATAN
Obat antiamuba dikelompokkan dalam 4 kelompok:
1. Golongan amubisid langsung
• Bekerja efektif pada lumen usus
• Diiodohydroxyquinolon, senyawa arsen, diloxamide furoate,
paramomycin
2. Golongan amubisid tidak langsung
• Bekerja efektif pada lumen dan dinding usus
• Tertracyclin
3. Golongan amubisid jaringan khusus Ada 2 kelompok:
a. Bekerja efektif pada dinding usus dan hati (emetin HCl, emetin-bismuth-
iodide, dehydro-emetin)
b. Bekerja efektif pada hati (chloroquin)
4. Golongan amubisid semua jaringan
• Bekerja efektif pada lumen usus, dinding usus dan hati
• Metronidazole, tinidazole, ornidazole
Evaluasi Hasil Pengobatan
o Pemeriksaan I
Dua minggu sesudah pengobatan pemeriksaan tinja 6
hari berturut-turut
Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi
Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi
o Pemeriksaan II
Tiga bulan sesudah pengobatan pemeriksaan tinja 3-6
hari berturut turut
Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi
Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi
o Pemeriksaan III
Dilakukan 6 bulan sesudah pengobatan.
Perlu dipertimbangkan sigmoidoskopi untuk melihat ulkus.
Pencegahan
Perorangan :
1. Air minum dimasak.
2. Cegah kontaminasi ma-mi oleh lalat, lipas, atau tikus.
3. Kebersihan pribadi & alat ma-mi.
Masyarakat :
1. Pembuangan tinja yg baik, jangan gunakan tinja
untuk pupuk.
2. Sumber air minum yg baik dan bebas polusi tinja.
3. Tx karier
Teori E. histolytica Patogen & Apatogen

18% penduduk dunia mengandung E. histolytica, tetapi hanya ±20%


yg menunjukkan tanda dan gejala penyakit 1/3 dari yang
(+) adalah E. histolytica ukuran kecil.

Teori I
E. histolytica dibedakan hanya dalam ukuran dan patogenitasnya.
Ras kecil : apatogen
Ras besar : patogen
Trofozoit ras besar ada 2 bentuk:
1. magna virulent (ganas)
2. minuta komensal di lumen usus, dapat berubah menjadi
bentuk magna
Teori E. histolytica Patogen & Apatogen…

Teori II
Dikenal 3 spesies:
Yang kecil, tdk patogen : E. hartmanii
Yang besar dibagi 2 spesies:
E. dispar tdk patogen
E. Dysentriae patogen

Teori III
Membagi ke dalam 2 kelompok:
1. Yang kecil, tidak patogen: E. hartmanii
2. Yang besar (E. histolytica) dibagi dalam ras tidak ganas (avirulent)
dan ras virulent
Entamoeba coli
 Distribusi Geografi : kosmopolit
 Non patogen
 Habitat : colon
 R.H. : mamalia
 Bentuk infektif : kista berinti 8
 Cara infeksi : ingestion (proses menelan)
 Spesimen : feces
Endolimax nana
 Distribusi geografi : kosmopolit
 Non patogen
 Habitat : colon
 Bentuk infektif : kista berinti 4
 Cara infeksi : ingestion
 Spesimen : feces
Iodamoeba butschlii
 Distribusi geografi : kosmopolit
 Non patogen
 Habitat : colon
 R.H. : babi
 Cara infeksi : ingestion
 Spesimen : feces
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai