Anda di halaman 1dari 59

Protozoa

Menurut asal katanya protozoa berasal dari bahasa yunani


yang berarti pertama dan zoon yg berarti hewan. Ilmu yg
mempelajari protozoa dinamakan protozoologi. Protozoa
adalah hewan bersel satu dengan bagian – bagian :
1. Membran plasma yang berfungsi sebagai ekskresi.
2. Ectoplasma yang berfungsi sebagai pergerakan,
memasukkan makanan, respirasi dan membuang hasil
metabolisme.
3. Endoplasma berfungsi sebagai pencernaan dan
reproduksi.
4. Nucleus (inti) berfungsi sebagai reproduksi.
5. Manusia merupakan hospes 8 spesies amoeba, yaitu E
histolytica, E dispar, E coli, E hartmanni, Jodamoeba
butschlii, Dientamoeba fragilis, Endolimax nana dan E
gingivalis ( di mulut ).
Entamoeba histolytica
• protozoa menyebabkan penyakit amoebiasis yang
dapat menyebabkan kematian dan dikenal sejak 460
tahun lalu oleh Hippocrates.
• E histolityca pertama kali ditemukan oleh Losch (1875)
pada tinja manusia (stadium tropozoit)
• Quinche dan Roos (1893) menemukan E histolityca
(stadium kista) dan bersifat patogen.
• Amoebiasis akut bermanifestasi sebagai disentri yg
berbahaya di daerah beriklim tropis di bandingkan yg
beriklim sedang.
• Amoebiasis bayak ditemukan dengan gejala sakit perut
diikuti defekasi dengan tinja cair.
Hospes dan nama penyakit
• Manusia adalah hospes satu-satunya.
• Penyakitnya disebut amebiasis.
• Distribusi geografik amebiasis terdapat
diseluruh dunia (kosmopolitan) terutama
didaerah tropik dan daerah beriklim sedang.
Morfologi dan daur hidup
• E histolytica mempunyai 2 stadium : trofozoit dan kista
• Bila kiste matang tertelan masuk ke dalam lambung kemudian kista
dicerna di usus halus ( ekskistasi) dan keluarlah stadium tropozoit dan
masuk ke rongga usus besar. 1 kista yang mengandung 4 inti akan
terbentuk 8 tropozoit dan berukuran 10-60 mikron, mempunyai inti
entamoeba yang terdapat di endoplasma.
• Ektoplasma bening terdapat di bagian tepi sel dan terilhat nyata.
• Ektoplasma membentuk Pseudopodium yang besar, lebar seperti daun,
pergerakannya cepat dan menuju suatu arah (linier).
• Endoplasma berbutir halusbdan biasanya mengandung bakteri atau
sisa makanan.
• Stadium tropozoit bersifat patogen dan menginvasi jaringan usus besar
dan berkembang biak secara belah pasang.
• Stadium kista dibentuk dari stadium tropozoit yang berada di usus besar.
• Di rongga usus besar stadium tropozoit dapat berubah menjadi precyst
yang berinti 1 (enkistasi) kemudian membelah dan berinti 2 dan akhirnya
berinti 4 yang dikeluarkan bersama tinja.
• Ukuran kista 10-20 mikron berbentuk bulat dan lonjong berdinding dan
mempunyai inti.
• Di endoplasma terdapat kromatoid dan vakuolnglikogen yang dianggap
sebagai makanan cadangan ( kista muda), sedangkan pada kista tua tidak
ada.
• Stadium kista tidakmpatogen tetapi infektif.
• Stadium tropozoit biasanya ditemukan pada tinja yang konsistensinya
lembek atau cair, sedangkan stadium kista pada tinja padat.
• Masa inkubasi bervariasi dari beberapa minggu, bulan bahkan tahun
tetapi pada umumnya 1-4 minggu.
• Stadium tropozoit dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus
kemudian menyerang lagi ke mukosa usus yang sehat dan keluar
bersama tinja.
• Tinja tersebut disebut tinja disentri yang mengandung darah dan lendir.
Diagnose
Diagnose dengan pemeriksaan rutin, serologi dengan cara
mendeteksi antibodi, PCR dan deteksi antigen.
Epidemiologi
• Mesir,India dan Belanda berkisar 10,1-11,5%.
• Amoebiasis terdapat diseluruh dunia dan prevalensi tertinggi
terutama di daerah tropik dan subtropik., terutama pada
daerah yang sanitasi lingkungan dan sosial ekonominya buruk.
• Prevalensi E histolytica di Indonesia berkisar antara 10-18%.
• Di RRCpa Utara berkisar 5-20%
• Di Amerika serikat berkisar 4-21%
• Di negara industri amoebiasis terutama ditemukan pada
kelompok homoseksual, imigran, yang tinggal di asrama,
penderita HIV.
• Pencegahan terutama dilakukan pada kebersihan perorangan
dan kebersihan lingkungan.

Protozoa apatogen
Entamoeba coli
• Hospes E coli adalah manusia, monyet dan
babi.
• Amoeba ini ditemukan kosmopolitan, di
Indonesia frekuensinya antara 8-18%.
Morfoogi
• Amoeba ini hidup komensal di rongga usus besar dan
mempunyai stadium vegetatif dan kista.
• Morfologinya mirip dengan E histolytica
• Stadium tropozoit 15-30 mikron, berbentuk lonjong atau
bulat, mempunyai sebuah inti dengan kariosom kasar dan
letaknya eksentrik.
• Ektoplasma tidak nyata hanya tampak bila psedopodium
terbentuk.
• Pseudopodium lebar dibentuk perlahan sehingga
pergerakannya lambat.
• Endoplasma bervakuola, mengandung bakteri, sisa
makanan tetapi tidak mengandung sel darah merah.
• Cara berkembang biak dengan belah pasang
• Stadium tropozoit biasanya ditemukan pada
tinja lembek atau cair.
• Stadium kista berbentuk bulat atau lonjong
berukuran 15-22 mikron.
• Dinding kista tebal dan berwarna hitam.
• Dalam tinja biasanya kista berinti 2.
• Infeksi terjadi dengan menelan kista matang.
• Patologi E coli tidak patogen.
• Diagnosis dengan menemukan stadium
tropozoit atau kista dalam tinja.
Entamoeba hartmani
• Hospes E hartmani adalah manusia dan tidak patogen.
• Kosmopolit tersebar diseluruh dunia.
• Stadium tropozoit E hartmani sulit dibedakan dengan E
histolytica.
• Ciri khas tropozoit E hartmani sangat kecil sehingga sulit
untuk ditemukan.
• Tropozoit tidak makan sel darah merah dan pergerakan
lambat, mempunyai inti dan sitoplasma yang sangat mirip E
histolytica.
• Amoeba ini hidup di usus besar, stadium tropozoit
berukuran 8-10 mikron.
• Sitoplasma bergranula yang berisi bakteri dan tidak
mengandung sel darah merah
• Stadium kista matang mempunyai inti 4,
bentuknya bulat dan berukuran 6-8 mikron.
• Diagnose dengan menemukan stadium
tropozoit atau kista pada tinja.
Entamoeba gingivalis
• E gingivalis adalah amoeba pertama yang
menginfeksi pada manusia.
• Parasit hidup dirongga mulut terutama pada
permukaan gigi, gusi dan kadang-kadang pada
tonsil manusia.
• E gingivalis hanya ditemukan pada stadium
tropozoit dan tidak mempunyai stadium kista.
• Parasit ini hidup dengan makan bakteri,
leukosit dan eritrosit.
Patologi dan gejala klinis
• E gingivalis bersifat komensal.
• Parasit sering ditemukan pada penyakit gusi
dan tonsil.
• E gingivalis biasanya hidup bersama dengan
mikroorganisme lainnya (bakteri).
• Diaognose dilakukan dengan pemeriksaan
langsung air liur, usap gusi dan plak gigi.
Epidemiologi
• E gingivalis tidak mempunyai stadium kista,
penularan secara langsung dari satu orang ke
orang lain melalui ciuman, droplet, pemakain
alat makan secara bersamaan.
• Prevalensi lebih dari 95% pada orang dengan
kebersihan mulut yang buruk .
• Prevalensi 50% pada mulut yang sehat.
Iodamoeba butschlii
• Manusia adalah hospes definitif
• Hospes reservoar adalah babi
• Penyebarannya secara kosmopolit
Morfologi dan daur hidup
• Amoeba ini hidup sebagai komensal di rongga
usus besar dan makan flora yang terdapat di
dalam usus.
• Stadium tropozoit berukuran 6-25 mikron.
• Ektoplasma tidak tampak karena pergerakan
sangat lambat, mengandung banyak vakuola yang
banyak mengandung bakteri .
• Selain vegetatif dapat dijumpai bentuk kista
dengan ukuran 6-15 mikron.
• Kista yang matang hanya mempunyai 1 inti dan
infeksi dapat terjadi dengan menelan kista.
Patologi dan gejala klinis
• Pada umumnya tidak menimbulkan gejala
klinis tetapi beberapa melaporkan abses
seperti E histolytica .
• Hasil penelitian menunjukkan prevalensi
Iodamoeba butschlii tersebar luas di beberapa
negara, di Kamboja prevalensinya 1,4% dari
623 sampel, di Indonesia sebanyak 5,4% dari
394 sampel
Endolimax nana
• Hospes definif adalah manusia
• Distribusi geografik kosmopolit
• Amoeba ini sebagai komensal dirongga usus besar terutama dekat sekum
dan memakan bakteri.
• Mempunyai 2 stadium : stadium vegetatif dan stadium kista, mempunyai
inti endolimax,ektoplasma diam dan pseudopodium pendek.
• Endoplasma mempunyai vakuola dan mengandung bakteri.
• Pergerakan parasit ini sangat lambat
• Stadium kista berukuran 5-14 mikron
• Dalam tinja kista mempunyai inti 4
• Intinya kecil dan mengandung kariosom yang besar dan letaknya sentris ,
kromatinya terletak dibagian tepi.
• Parasit apatogen ini biasanya bersama parasit patogen lainnya
• Infeksi terjadi dengan menelan kista matang
Epidemiologi
• Penyebarannya di seluruh dunia
• Turki adalah daerah endemik Endolimax nana
• Di Amerika sekitar 2,3% dari 380 sampel
• Di Thailand ditemukan 10% dari 398 sampel
• Di Chicago sebesar 39% dari 372 sampel
Amoeba hidup bebas
(free living amoeba)
• Parasit ini dapat menginfeksi manusia dan
hewan.
• Parasit ini sangat patogen pada manusia
• Kasus pertama ditemukan pada th 1965 di
Australia, Florida.
• Penyakitnya disebut primary amebic
meningoncephalitis (PAM) yang bersifat akut.
Ditribusi geografik
• N fowleri hidup kosmopolit di alam.
• Parasit dapat ditemukan di debu, tanah,air
tawar yang tergenang (kolam renang, danau,
pemandian, limbah tinja).
• Kasus N fowleri telah dilaporkan di
Amerika,Belgia,Cekoslowakia,Australia,Selandi
a baru, India,Nigeria,Inggris,Panama,Papua
nugini.
Morfologi dan daur hidup
• N fowleri terdiri dari ektoplasma dan endoplasma.
• N fowleri mempunyai 3 sadium : stadium trofozoit,
flagelata dan kista.
• Amoeboid mempunyai bentuk tidak teratur, lonjong
atau membulat dengan ukuran rata-rata 29 mikron.
• Stadium flagelata berbentuk lonjong dan buah pear,
mempunyai 1 inti,1 vakuola kontraktil yang terletak
pada bagian posteior dan mempunyai 2 flagel yang
sama panjang. Stadium ini hanya beberapa jam
kemudian berubah menjadi stadium amoeboid lagi.
Patologi dan gejala klinis
• Amoeba masuk ke dalam tubuh melalui hidung
kemudian menembus jaringan otak dan
memperbanyak diri.
• Masa inkubasi 3-7 hari.
• Gejala sakit kepala yang hebat, demam,sakit
tenggorokan, hidung tersumbat sampai terjadi
perdarahan, nafsu makan menurun, nafas cepat.
• Diagnose dengan menemukan amoeba pada cairan
serebrospinal, dalam eksudat, jaringan otak.
• Prognosis penderita primary amebic
meningoencephalitis biasanya meninggal dalam waktu
4-6 hari setelah gejala timbul.
Acanthamoeba culbertsoni
• Acanthamoeba paa manusia dapat menimbulkan
penyakit ensefalitis multifokal yang disebut
Granulomatous Amebic Encephalitis (GAE).
• Distribusi geografik kosmopolit
• Morfologi sama Naegleria tetapi pada genus ini
tidak ditemukan stadium flagelata.
• Stadium trofozoit bentuknya bervariasi dan
berukuran 30 mikron.
• Beberapa pseudopodium dikeluarkan secara
serentak dari permukaan badan ke beberapa
arah.
Patologi dan gejala klinis
• Stadium trofozoit dan kista masuk ke dalam tubuh
melalui saluran pernafasan dan kulit yang terluka
kemudian menyebar ke otak.
• Infeksi acanthamoeba pada otak biasa menyerang pada
manusia yang lemah karena penyakit lainnya.
• Gejala sakit kepala, perubahan status mental dan bisa
menyebabkan kematian dalam beberapa minggu.
• Diagnose dengan pemeriksaan mikroskopis dengan
menemukan trofozoit di cairan serebrospinal dan pada
cairan eksudat.
Balantidium coli
• Hospes parasit ini adalah babi, tikus dan
beberapa spesies kera yang hidup di daerah
tropik.
• Parasit ini kadang bisa ditemukan pada manusia
dan menyebabkan balantidosis atau disentri
balantidium.
• Parasit ini ditemukan diseluruh dunia yang
beriklim tropik dan subtropik, termasuk
Indonesia tetapi jarang ditemukan pada manusia.
Morfologi dan daur hidup
• Parasit ini hidup diselaput lendir usus besar terutama didaerah
sekum dan mempunyai 2 stadium yaitu vegetatif dan kista.
• Stadium vegetatif lonjong berukuran 60-70 mikron. Pada bagian
anterior agak menyempit terdapat sitostom yang berfungsi sebagai
mulut. Bagian posterior bentuknya agak melebar terdapat sitopog
yang berfungsi untuk mengeluarkan zat- zat yang tidak diperlukan.
• Pada seluruh badan terdapat bulu-bulu getar (silium) yang berfungsi
sebagai alat gerak dan mengambil makanan.
• Parasit ini berkembang biak dengan cara belah pasang tranversal
mula2 mikronukleus yang membelah diikuti makronukleus dan
sitoplasma sehingga menjadi 2 organisme baru.
• Tropozoit akan segera membentuk kista (enkistasi) di dalam lumen
usus atau segera setelah keluar bersama feses.
• Kista hanya mempunyai makronukleus.
• Kista berfungsi untuk memperahankan diri,
bertahan hidup selama 1-2 hari pada suhu
kamar dan merupakan bentuk infektif.
• Bila kista tertelan terjadi ekskistasi diusus
halus, dari 1 kista keluar stadium vegetatif
yang segera berkembangbiak dan membentuk
koloni di selaput lendir usus besar.
• Infeksi ringan tanpa gejala apabila hidup di rongga usus
besar.
• Diagnose dibuat dengan menemukan tropozoit di tinja
encer dan kista pada tinja padat.
• Parasit ini banyak ditemukan pada babi, penularan
antar babi mudah sekali terjadi sekali-kali dapat
menular ke manusia.
• Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke mulut
atau melalui makanan yang terkontaminasi, misal pada
orang yang memelihara babi dan yang membersihkan
kandang babi.
Flagelata traktus digestivus dan traktus
urogenital
• Giardia lamblia pertama kali ditemukan oleh Antoni van
Leeuwenhoek (1681).
• Pertama kali dibahas oleh Lambl (1859) dan diberi nama *
intestinalis*.
• Pada tahun 1915 diberi nama Giardia lamblia untuk menghormati
Prof A. Giard dari Paris dan Doktor F.Lambl dari Praha
• Manusia merupakan hospes alami utama.
• Binatang yang secara alami dapat terinfeksi G lamblia adalah
srigala, sapi, kucing dan anjing.
• G lamblia adalah parasit yang tersebar kosmopolit dan lebih sering
di daerah beriklim tropik dan subtropik dan terutama ditemukan di
Rusia, Asia tenggara, Asia, Afrika, Meksiko dan Indonesia.
• Parasit ini mempunyai 2 stadium yaitu tropozoit dan
kista.
• Stadium tropozoit berbentuk simetris bilateral seperti
jambu monyet yang bagian anteriornya membulat dan
posteriornya meruncing.
• Stadium tropozoit mempunyai 4 pasang flagel yang
berasal dari 4 pasang blefaroplas.
• Parasit ini berukuran 12-15 mikron.
• Stadium kista bentuknya oval berukuran 8-12 mikron
mempunyai dinding yang tipis dan kuat.
• Kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti dan yang
matang 4 inti dan letaknya pada satu kutub.
• G lamblia hidup dirongga usus kecil dan kadang-kadang saluran dan
kandung empedu.
• Bila kista matang tertelan oleh hospes maka terjadi ekskistaisi di
duodenum, kemudian sitoplasmanya membelah dan flagel
membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk 2
tropozoit.
• Tropozoit berkembang biak dengan belah pasang longitudinal.
• Enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai padat
ditemukan dalam tinja yang padat.
• Dalam tinja cair atau lunak biasanya ditemukan tropozoit.
• Cara infeksi dengan menelan kista matang dapat terjadi secara tidak
langsung melalui air dan makanan yang terkontaminasi.
Chilomastix mesnili
• Chilomastix mesnili adalah protozoa intestinal
dan golongan flagelata yg tidak patogen.
• Hospes adalah manusia tetapi dapat juga
ditemukan pada simpanse, orang hutan, kera,
babi, burung, reptil, ikan dan lintah.
• Parasit ini penyebaran secara kosmopolitan.
• Parasit ini mempunyai stadium tropozoit dan
kista.
• Parasit ini selalu bersama-sama dengan protozoa
usus lainnya.
• Tropozoit berbentukpiriform atau seperti buah
pir.
• Mempunyai 4 flagel dan 1 flagel lebih panjang
dan muncul dari ujung anterior, sedang 3 flagel
lainnya berasal dari permukaan badan.
• Kista terbentuk bila tinja berbentuk padat.
• Kista berbentuk oval berdinding tebal seperti
lemon.
• Infeksi terjadi bila menelan kista, tropozoit tidak
bisa hidup pada keadaan asam lambung.
• Parasit ini bersifat apatogen tetapi bisa
menyebabkan kelainan intestinal seperti diare
pada kasus infeksi berat.
• Stadium tropozoit bisa diketemukan pada tinja
cair atau lembek.
• Chilomastix hidup disekum dan kolon
manusia.
• Di Indonesia prevalensinya mencapai 0,8%
Trichomonas
• Merupakan protozoa flagelata termasuk filum
sarcomastigophora.
• Pada manusia terdapat 3 spesies utama :
• Trichomonas vaginalis, tenax dan hominis.
Trichomonas vaginalis
• Pertama kali ditemukan pada tahun 1836 oleh Donne
pada sekret wanita.
• Hospes adalah manusia dan menyebabkan
trikomoniasis vagina.
• Parasit ini ditemukan secara kosmopolit termasuk di
Indonesia.
• Trichomonas vaginalis hanya mempunyai stadium
tropozoit dengan ukuran 10-25mikron X7-8 mikron,
mempunyai 4 flagel anterior dan 1 flagel posterior yang
melekat pada tepi membran bergelombang.
• Membran pendek mempunyai kosta yang halus,inti
berbentuk lonjong dan sitoplasma berbutir halus.
• Pada wanita hidup di vagina dan uretra sedangkan
pada laki-laki di uretra dan prostat.
• Parasit ini hidup dimukosa vagina dan makan bakteri
dan leukosit.
• Trichomonas berkembangbiak secara belah pasang
longitudinal.
• Parasit ini akan mati pada ph 4,9 ( asam ).
• Infeksi terjadi secara langsung pada saat berhubungan
seksual melalui stadium tropozoit, dapat juga infeksi
secara tidak langsung melalui alat mandi dan toilet,
bisa juga melalui persalinan .
• Inkubasi biasanya 4-20 hari dan rata-rata 7 hari, parasit
ini berkembang biak secara cepat dan kemudian
disusul serangan leukosit akibatnya sekret vagina
banyak mengandung leukosit dan sel epitel, dan
apabila sekret vagina mengalir keluar akan
menimbulkan gejala fluor albus atau keputihan.
• Pada infeksi campuran sekret tampak putih kekuning-
kuningan atau putih kelabu dan berbusa.
• Diagnosa dengan pemeriksaan langsung, dengan PCR
menggunakan sekret vagina dan urin.
Trichomonas tenax
• Trichomonas tenax pertama kali ditemukan pada tahun
1773 dan ditemukan oleh Miller.
• Parasit ini ditemukan pada mulut manusia dengan hygiene
mulut yang buruk atau penderita penyakit mulut.
• Parasit ini tersebar secara kosmopolitan dengan prevalensi
tinggi pada orang-orang dengan penyakit mulut.
• Parasit ini dapat ditemukan pada penderita bronkitis dan
pneumonia kronis juga bronkus paru, juga saluran
pernafasan, parasit ini masuk ke saluran pernafasan melalui
aspira dan orofaring yang telah terkontaminasi bakteri.
Diagnosa
• Sampel diambil dari sekresi atau eksudat yang
diambil dari rongga mulut atau saluran
pernapasan, sputum.

• Diagnosa dengan pemeriksaan langsung dengan


pewarnaan giemsa atau trikrom, juga bisa dengan
kultur dan PCR.
• Prevalensi T tenax 4-53%, penularan melalui
ludah, droplet,ciuman atau penggunaan alat
makan dan minum.
Trichomonas hominis
• T hominis pertama kali diidentifikasi oleh Davaine pada
tahun 1854 pada tinja manusia.
• Hospes dikolon dan sekum manusia juga ditemukan pada
primata, anjing dan kucing.
• Parasit bersifat kosmopolit dengan prevalensi kurang dari
2%.
• Tidak ada tanda atau gejala klinis yang spesifik, gejala klinis
dan patologi sama seperti T tenax.
• T hominis sering dihubungkan dengan protozoa usus
lainnya seperti E histolytica tetapi T hominis sebagai infeksi
penyerta
• Diagnose dengan pemeriksaan langsung tinja, kultur dan
PCR.
• Pengobatan menggunakan metronidasol dan
furazolidon pada bayi yang baru lahir yang
mengalami diare.
• Epidemiologi di Thailand dapat ditemukan
pada kelompok penyaji makanan.

Anda mungkin juga menyukai