Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

BAB I .............................................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2

1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................................. 2

1.3 Manfaat praktikum ........................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3

2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................................. 3

BAB III ........................................................................................................................................... 6

METODE PENELITIAN................................................................................................................ 6

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ......................................................................................... 6

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 6

3.3 Cara Kerja ........................................................................................................................ 6

BAB IV ........................................................................................................................................... 8

GAMBAR HASIL PENGAMATAN ............................................................................................. 8

4.1 Hasil Pengamatan dari Mikroskop ................................................................................... 8

4.2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 10

4.2.1 Pembahasan Hasil Pengamatan .................................................................................. 10

BAB VI ......................................................................................................................................... 14

PENUTUP..................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Respirasi merupakan salah satu sistem yang ada didalam tubuh setiap
makhluk hidup. Sistem Respirasi melibatkan banyak organ yang memiliki peran penting
didalam membantu proses keberlangsungan sistem yang ada. Adapun organ-organ yang
berperan dalam sistem Respirasi ini yaitu; hidung, faring, laring, trakhea, bronkus, bronkiolus,
dan alveolus. Masing-masing organ tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing seperti
salah satunya antara lain menyaring udara, melembabkan udara , dan juga merupakan tempat
terjadinya pertukaran udara. Masing-masing organ tersebut juga tersusun atas jaringan
histologi yang dapat membantu masing-masing organ tersebut dalam melakukan tugasnya
masing-masing.

Praktikum kali ini membahas tentang jaringan pada sistem respirasi yaitu paru-paru
dan saluran napas, terdapat lima preparat yang di gunakan untuk melalukan pengamatan pada
praktikum histologi kali ini . Adapun preparat yang akan di amati yaitu jaringan dinding
cavum nasi, jaringan epiglottis, jaringan trachea, jaringan alveoli pulmonalis, dan jaringan
bronchus.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengidentifikasi jaringan jaringan pada paru dan
saluran napas
2. Mahasiswa mampu menyebutkan bagian-bagian pada jaringan paru dan saluran napas.

1.3 Manfaat praktikum


1. Dapat mengetahui susunan jaringan jaringan pada paru dan saluran napas
2. Dapat mengetahui bagian-bagian dari jaringan jaringan pada paru dan saluran napas

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Sistem Respirasi

Sistem respirasi merupakan sistem yang dimana terjadinya proses menghirup dan
menghembuskan udara yang menyebabkan terjadinya proses pertukaran antara oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) . Fungsi utama dari sistem ini adalah memperoleh oksigen (O2) yang akan
di gunakan oleh sel tubuh juga untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang di produksi
pada sel sebagai hasil sisa dari metabolism didalam tubuh tiap makhluk hidup. Sistem respirasi
dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem eksternal dan sistem internal. Sistem respirasi eksternal
merupakan serangkaian proses kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 melibatkan seluruh organ-
organ dalam sistem pernapasan. Sistem respirasi internal sangat berkaitan erat dengan sistem
peredaran darah yang dimana darah akan membawa O2 dan CO2 menuju seluruh jaringan tubuh
dan akan terjadi pertukaran antar jaringan tubuh dan kapiler. Dalam sistem respirasi terdapat
organ-organ yang akan memebantu keberlangsung sistem tersebut, organ-organ dalam sistem
respirasi ini memiliki fungsi dan perannya masing-masing dalam membantu proses pertukaran
gas dalam tubuh manusia.

Adapun organ-organ yang berperan dalam sistem respirasi yaitu ;

1. Hidung ( cavum nasalis )

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung ( cavum nasalis ) . Rongga hidung terdiri
dari berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar
keringat ( kelenjar sudorifera ). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk
lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal(cilia) yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

3
2. Faring ( tenggorokan )

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada
bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat letaknya
pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar
dan terdengar sebagi suara.

3. Laring

Kotak suara yang menghubungkan faring dan trakea. Tabung pendek berbentuk kotak
triangular dan ditopang oleh tiga kartilago tidak berpasangan ( kartilago tiroid, kartilago krikoid,
dan epiglotis ) dan tiga kartilago berpasangan ( kartlago ariteniod, kartilago kornikulata, dan
kartilago kuneiform )

4. Tenggorokan (trakhea)

Tenggorokan (trakhea) berupa pipa yang panjangnya 10 cm terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (toraks). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cicin
tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-
benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

5. Bronkus

Bronkus merupakan percabangan trakea yang dimana terbagi menjadi bagian kanan dan kiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama persis dengan trakhea, hanya saja yang sedikit
membedakan yaitu tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang
lebih besar cicin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang lagi
menjadi bronkiolus.

6. Bronkiolus

Bronkiolus adalah anak cabangan dari batang bronkus dan memanjang dalam paru-paru.
Jumlah cabang bronkiolus kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru kanan
memiliki tiga cabang dan kiri memiliki dua cabang. Pada ujung beronkiolus terdapat gelembung-
gelembung kecil yang dinamakan alveolus. Fungsi dari bronkiolus sebagai media yang
menghubungkan oksigen yang di hirup agar mencapai paru-paru.

4
7. Alveolus

Bagian terkecil percangan dari brokiolus yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida dan terdapat pembuluh darah yang mengeliling setiap gelembung
alveoli. Alveolus adalah kelompok-kelompok kantong mirip anggur yang berdinding tipis dan
dapat mengembang di ujung cabang saluran napas penghantar. Dinding alveolus terdiri dari satu
lapisan gepeng sel alveolus tipe I dan alveolus juga diliputi oleh sel alveolus tipe II. Sel-sel ini
mengeluarkan surfaktan paru, suatu kompleks fosfolipoprotein yang mempermudah ekspansi
paru.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Hari/tanggal : Selasa,26 Desember 2019

Waktu : 14.40 WITA s/d selesai.

Tempat : Laboratorium Terpadu I Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Al-Azhar Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


1. Mikroskop binokuler Olympus CX22
2. Preparat Histologi dasar
 66 C Lung with Pleura
 13B Dinding Cavum Nasi
 14B Epiglotis
 15B Trakhea
 16B Bronkus
 17B Alveoli Pulmonalis
3. Pembersih lensa

3.3 Cara Kerja


1) Siapkan alat dan bahan yang telah di sediakan di laboratorium terpadu 1
2) Periksa keadaan mikroskop yang akan di gunakan, cek pencahayaan, lensa okuler dan
binokulernya.
3) Siapkan preparat histologi yang telah di sediakan .
4) Mula-mula lihat jaringan epitel dan jaringan ikat dengan pembesaran lemah
(10x10) setelah itu ke perbesaran yang lebih kuat ( 10 x 40)
5) Dokumentasikan hasil pengamatan

6
6) Buat laporan sementaranya dengan memakai pedoman pada atlas histologi yang telah di
siapkan.
7) Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai di gunakan.

7
BAB IV

GAMBAR HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan dari Mikroskop


1 66 C Lung with Pleura

Perbesaran 10 x 10
2 13B Dinding Cavum Nasi

Perbesaran 10 x 10
3 14B epiglottis

8
Perbesaran 10 x 10
4 15B Trakhea

Perbesaran 10 x 10
5 16B Bronkus

Perbesaran 10 x 10
6 17B Alveoli Pulmonalis

Perbesaran 10 x 10

9
4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pembahasan Hasil Pengamatan


a. 66 C Lung with Pleura
Lung with pleura atau rongga paru adalah rongga tipis yang berisi cairan di antara
dua pleura(visceral dan parietal) dari paru-paru kiri maupun kanan. pleura adalah
sebuah membrane serosa yang terlipat dan membentuk dua lapis membran.pleura
bagian luar(parietal)menempel pada bagian rongga dada tetapi terpisah oleh fasia
endotoraks.pleura bagian dalam (viseral)menutupi paru-paru dan menggabungkan
struktur-struktur,seperti pembuluh darah,bronkus,dan saraf-saraf.rongga pleura
dipandang sebagai rongga potensial karena dua pleura bergabung satu sama
lain(melalui lapisan tipis cairan serosa )dalam keadaan normal.
b. 13 B Dinding Cavum Nasalis
Di atap hidung terdapat epitel yang sangat khusus, yaitu epitel olfaktorius, yang
mendeteksi dan meneruskan bau-bauan. Epitel ini terdiri dari tiga jenis sel-sel
penyokong atau sustentakular (epitheliocytus sustenans), sel basal (epitheliocytus
basalis), dan sel olfaktorius (sensorik). Di bawah epitel di jaringan ikat terdapat
kelenjar olfaktorius serosa. Sel olfaktorius (epitheliocytus sensorius) adalah neuron
bipolar sensorik yang tersebar di antara sel penyokong di bagian yang lebih apikal
dan sel basal epitel olfaktorius. Sel olfaktorius terentang di seluruh ketebalan epitel
dan berakhir di permukaan epitel olfaktorius berupa bulbus bulat yang kecil yaitu
vesikel olfaktorius. Silia olfaktorius nonmotil yang panjang dan terletak seiajar
dengan permukaan epitel, terjulur dari setiap vesikel olfaktorius; silia nonmotil ini
berfungsi sebagai reseptor bau. Berbeda dari sel epitel respiratorik(epithelium
respiratorium), epitel olfaktorius tidak memiliki sel goblet atau silia motil. Di
jaringan ikat tepat di bawah epitel olfaktorius terdapat saraf olfaktorius(nervi
olfactorii) dan keleniar olfaktorius(glandula olfactoria). Kelenjar
olfaktorius(Bowman) menghasilkan cairan serosa yang membasahi silia olfaktorius
dan berfungsi sebagai pelarut molekul bau untuk dideteksi oleh sel olfaktorius.
c. 14 B Epiglotis

10
Epiglotis merupakan bagian superior laring yang menonjol ke atas dari dinding
anterior laring. Struktur ini memiliki permukaan lingualis dan laringeal. Kerangka
epiglotis dibentuk oleh tulang rawan elastik epiglotis di bagian tengah. Mukosa
lingual(sisi anterior) dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Lamina
propria di bawahnya menyatu dengan jaringan ikat perikondrium ditambah tulang
rawan elastik epiglotis. Terdapat mukosa lingual dengan epitel berlapis gepeng
melapisi apeks epiglotis dan sekitar separuh dari mukosa laryngeal(sisi posterior). Ke
arah basis epiglotis di permukaan laringeal, epitel berlapis gepeng berubah menjadi
epitel bertingkat semu silindris bersilia. Dibawah epitel lamina propria pada sisi
laringea epiglotis terdapat keleniar seromukosa tubuloasinar. Selain lidah, kuncup
kecap dan nodulus limfoid soliter mungkin terlihat di epitel lingualis atau epitel
laringeal.
d. 15 B Trakea
Dinding trakea terdiri dari mukosa, submukosa, tulang rawan hialin, dan adventisia.
Trakea dijaga tetap terbuka oleh cincin tulang rawan hialin bentuk-C. Tulang rawan
hialin dikelilingi oleh jaringan ikat padat perikondrium, yang menyatu dengan
submukosa di satu sisi dan adventisia di sisi yang lain. Banyak saraf, pembuluh darah,
dan jaringan adiposa terletak di adventisia.
Celah di antara ujung posterior tulang rawan hialin terisi oleh otot polos trakealis.
Otot trakealis terletak di jaringan ikat jauh di dalam membrana elastika mukosa.
Sebagian besar serat otot trakealis berinsersi di perikondrium yang melapisi tulang
rawan hialin.
Lumen trakea dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet.
Lamina propria dibawahnya mengandung serat jaringan ikat halus, jaringan limfoid
difus, dan kadangkala nodulus limfoid soliter. Jauh di dalam lamina propria terdapat
membrana elastika longitudinalis yang dibentuk oleh serat elastik. Membrana
elastika memisahkan lamina propria dari submukosa, yangmengandung jaringan ikat
longgar mirip dengan yang terdapat di lamina propria. Di submukosa ditemukan
kelenjar trakealis seromukosa tubuloasinar yang duktusekskretoriusnya berjalan
menembus lamina propra kelumen trakea. Mukosa menunjukkan lipatan mukosa di
sepanjang dinding posterior trakea tempat tulang rawan hialin tidak ada. Kelenjar

11
trakealis seromukosa yang terdapat di submukosa dapat meluas dan terlihat di
adventisia.
e. 16 B Bronchus
Trakea bercabang di luar paru-paru dan membentuk bronkus primer atau
ekstrapulmonal. Ketika masuk ke paru, bronkus primer bercabang dan membentuk
serangkaian bronkus intrapulmonal yang lebih kecil. Bronkus intrapulmonal dilapisi
oleh epitel bronkus bertingkat semu silindris bersilia yang ditunjang oleh lapisan tipis
lamina propria jaringan ikat halus dengan serat elastik (tidak tampak) dan beberapa
limfosit. Selapis tipis otot polos mengelilingi lamina propria dan memisahkannya dari
submukosa. Submukosa mengandung banyak keleniar bronkialis seromukosa. Sebuah
duktus ekskretorius dari kelenjar bronkialis berjalan melalui lamina propria untuk
bermuara ke dalam lumen bronkus. Pada kelenjar bronkialis seromukosa, semiluna
serosa mungkin terlihat. Di paru, cincin tulang rawan hialin trakea diganti oleh
lempeng tulang rawan hialin yang mengelilingi bronkus. Jaringan ikat perikondrium
menutupi masing-masing lempeng tulang rawan. Lempeng tulang rawan hialin makin
kecil dan terletak lebih berjauhan satu sama lain seiring dengan bercabangnya
bronkus menjadi saluran yang lebih kecil. Di antara lempeng tulang rawan,
submukosa menyatu dengan adventisia. Kelenlar bronkialis dan sel adiposa terdapat
di submukosa bronkus yang lebih besar.
Pembuluh darah bronkus dan arteriol bronkus terlihat di jaringan ikat di sekitar
bronkus. Bronkus juga disertai oleh vena besar dan arteri. Bronkus intrapulmonal,
jaringan ikatnya, dan lempeng tulang rawan hialin dikelilingi oleh alveoli paru.
f. 17 B Alveoli Pulmonalis
Alveoli adalah evaginasi atau kantung-luar bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris,
dan sakus alveolaris, ujung terminal duktus alveolaris. Alveoli dilapisi oleh selapis
tipis sel alveolus gepeng atau sel pneumosit tipe I. Alveoli yang berdekatan
dipisahkan oleh septum interalveolare atau dinding alveolus.
Septum interalveolare terdiri dari sel alveolus selapis gepeng serat jaringan ikat halus
dan fibroblas, dan banyak kapiler yang terletak di septum interalveolare tipis. Septum
interalveolare yang tipis menyebabkan kapiler berdekatan dengan sel alveolus
gepeng di alveoli yang berdekatan.

12
Selain itu, alveoli juga mengandung makrofag alveolaris atau sel debu. Dalam
keadaan normal, makrofag alveolaris mengandung beberapa partikel karbon atau
debu di sitoplasmanya. Di alveoli juga ditemukan sel alveolus besar atau pneumosit
tipe II. Sel alveolus besar terselip di antara sel alveolus selapis gepeng di alveoli. Di
ujung bebas septum interalveolare dan di sekitar ujung terbuka alveoliterdapat berkas
tipis serat otot polos. Serat otot ini bersambungan dengan lapisan otot yang melapisi
bronkiolus respiratori.

13
BAB VI

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan praktikum yang di lakukan dapat disimpulkan bahwa pada
sistem respirasi terdapat beberapa organ yang memiliki penyusun dan fungsi yang berbeda
pada tiap-tiap organnya. Organ-organ yang dimaksud tersebut begitu sangat membantu
dalam setiap sistem pertukaran gas pada sistem respirasi ini. Organ tersebut meliputi hidung,
faring, laring, trakhea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Dalam praktikum kali ini
kompenen yang di amati berupa dinding cavum nasi (hidung), epiglotis (laring) , trakhea,
bronchus dan alveoli pulmonalis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gartner, Leslie P. 2007.Buku Ajar Berwarna Histologi Edisi 3. China : Saunders


Elsevier.

Eroschenko, Victorr P. 2008. Atlas Histologi Difiiore Dengan Korelasi Fungsional


Edisi 11. Amerika : Unated states Of Amerika.

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi ke 8.


Australia: Brooks/Cole

Macher, Antony L. 2011. Histologi Dasar Junqueira Edisi 12. New York: Mc Graw
Hill Education.

Eroschenko.victor P;Atlas histology(difiore)Edisi 12 dengan korelasi


fungsional.2014;alih Bahasa;Braham U;Jakarta:EGC.2014

15

Anda mungkin juga menyukai