“ANALGETIKA-ANTIPIRETIKA”
Dosen Pengampu : Sumantri
Tim Penyusun :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2021
I. ANALGETIKA-ANTIPIRETIKA
A. PENDAHULUAN
- Turunan Asam Fenilasetat
Asam fenil asetat disebut dengan nama lain asam α-toluic, asam
benzen asetat, asam alfa tolylic dan asam 2-fenil asetat (Wikipedia, 2012b).
Asam fenil asetat adalah komponen organik yang terdiri dari gugus fenil dan
asam karboksilik.
Asam fenil asetat berbentuk kristal putih, bahan ini sering digunakan
dalam pembuatan antibiotik, penghambatan pertumbuhan dan diferensiasi sel-
sel kanker dan tumor, mandelic acid dan pennicilin-G. Asam fenil asetat atau
esternya dapat ditemukan secara alami dalam beberapa alkaloid, hormon
tanaman dan buah-buahan (Taj Pharmaceuticals Ltd API, 2012). Pemanfaatan
asam fenil asetat semakin banyak karena fungsinya yang luas. Hal ini terbukti
dengan tingkat kebutuhan asam fenil asetat di dunia pada tahun 2008 yang
mencapai angka 2,3 juta ton (Smart Export, 2008).
- Turunan Indol
Turunan Indol adalah alkaloid indol memiliki cincin benzopirol yaitu
suatu jenis alkaloid yang disintesis dari asam amino triptofan sebagai
prekursornya. Kelompok alkaloid ini populasinya sangat luas dan beragam,
mulai dari yang paling sederhana seperti serotonin sehingga yang sangat
kompleks seperti vinkristin dan indol terpenoid seperti reserfin.
Naproxen
Naproksen, di antaranya dijual dengan nama merek Naprosyn, adalah suatu
obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan untuk mengobati rasa
sakit, kram menstruasi, penyakit-penyakit radang seperti artritis reumatoid, dan
demam. Obat ini diberikan dengan cara di minum. Obat ini tersedia dalam
formulasi rilis segera dan tertunda.Mulai berefek dalam satu jam dan berlangsung
hingga dua belas jam.
5. Turunan Asam Fenamat
Rumus Molekul : C15H15NO2
Persyaratan Kadar
Persyaratan kadar asam mefenamat menurut Dirjen POM (1995) dalam
buku Farmakope Indonesia edisi IV, yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak
lebih dari 110%. Untuk melakukan penetapan kadar obat dalam suatu sediaan
dibutuhkan suatu metode yang teliti dan akurat. Pemilihan metode analisis
mengacu pada monografi-monografi yang ada pada kompedia resmi seperti
United States Pharmacopoeia (USP), British Pharmacopoeia (BP), Farmakope
Indonesia (FI), dan lain-lain.
6. Turunan Pirazolon
Antipirin, dikenal juga dengan Antipyrinum yang memiliki dengan nama
lain antipirin, struktur kimia C11H12N2O
Metampiron dikenal juga dengan Methampyronum yang memiliki dengan
nama lain Metampiron, Antalgin, struktur kimia C13H16N3NaO4SH2O
7. Turunan Oksikam
Piroksikam : Piroksikam merupakan salah satu obat analgesik yang
mempunyai waktu paruh yang panjang. Piroksikam mempunyai rumus
kimia C15H13N3O4S dengan nama 4- Hidroksi-2-metil-N-2-piridil-2H-
1,2-benzoyiazin-3-karboksamida 1,1-dioksida. Piroksikam mengandung
tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%.
Meloksikam : Meloksikam atau movi-cox yang tergolong dalam
generasi terbaru obat obatan NSAID efektif bisa mengobati nyeri dan
inflamasi atau rematik. Meloksikam memiliki rumus kimia 4-hydroxy-
2-methyl-N-(5-methyl-2-thiazoly)-2H-1,2-benzothiazine-3-
carboxamide-1,1-dioxide.
Tenoksikam : rumus kimia C13H11N3O4S2
8. Turunan Anilin /p-Aminofenol
Struktur Kimia :
B. PEMBAGIAN/PENGGOLONGAN
1. Turunan Asam Fenilasetat
Natrium 2-(2-((2,6-diklorofenil) amino) fenil)asetat atau yang sering
disebut natrium diklofenak adalah salah satu obat yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai kandidat obat penghambat COX. Natrium diklofenak
merupakan NSAID non selektif, golongan asam asetat, dan turunan dari asam
fenilasetat. Obat ini adalah penghambat COX yang kuat dengan efek
antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik (Dewi SK, 2009). Natrium diklofenak
memiliki aktivitas menghambat COX melalui penghambatan pembentukan
prostaglandin yang merupakan mediator nyeri (Hardjasaputra, 2002), sehingga
dapat digunakan untuk mengobati segala macam rasa nyeri, migrain dan encok
(Tjay, 20020). Pengembangan terhadap natrium diklofenak yang telah
dilakukan diantaranya mereaksikan natrium diklofenak menjadi ester dengan
substituen aromatis heterosiklik. Dari sintesis yang dilakukan tersebut terbukti
dapat mereduksi efek samping gastrointestinal irritation dan peptic ulcer dari
natrium diklofenaK (Manon B dan Sharman PD, 2000). Pengembangan
natrium diklofenak lainnya dilakukan dengan mensistesis turunan natrium
diklofenak melalui reaksi esterifikasi dengan substituen alkil. Sintesis turunan
natrium dikofenak ini, juga dapat mereduksi efek samping gastrointestinal
irritation dan peptic ulcer dari natrium diklofenak (Suryawanshi, 2014).
2. Turunan Indol
Turunan indol sederhana
Turunan Marihuana
Turunan asam lisergat : turunan asam lisergat merupakan halusinogen
yang sangat kuat, didapat terutama dari claviceps purpurea, suatu jamur
parasit pada gandum
6. Turunan Pirazolon
Terdiri atas fenilbutazon, dipiron, antipirin, apazon, aminopirin, dan
oksifenbutazon. Sekarang ini yang sering dipakai adalah fenilbutazon, yang
lain jarang dipakai. Saat ini dipiron hanya digunakan sebagai analgesic-
antipiretik karena efek anti inflamasi nya lemah
7. Turunan Oksikam
Piroksikam
Meloksikam
Tenoksikam
2. Turunan Indol
Merupakan serbuk kristal berwarna putih, tidak atau hamper tidak
berbau.
Serbuk hablur, polimorf kuning pucat hingga kuning kecoklatan
BeratMolekul : 357,8
Titiklebur : 52 – 54 derajat celcius
TitikDidih : 158 – 162 derajat celcius
Praktis tidak larut dalam air, tidak stabil terhadap cahaya dan suhu
tinggi
Disimpan pada wadah tertutup pada suhu dibawah 30C dan terlindung
dari cahaya,
Larut dalam etanol (1:50), dalam aseton, dalam kloroform (1:30),
dalam eter (1:45)
Bersifat Asam lemah
Keasaman (pKa): 4,5 dalam air
Dasar (pKb) : 17,6
6. Turunan Pirazolon
a. Antipirin
Berat Molekul : 188, 23
Kandungan : antipirin mengandung tidak kurang dari 99,0%
dan tidak lebih dari 100 5% C11H12N2O,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Serbuk hablur, hablut tidak berwarna atau putih,
Tidak berbau atau agak pahit. Larutan netral
terhadap lakmus.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam
etanol dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam eter.
Jarak lebur : Antara 110º-112,5º
Baku pembanding : Antipirin BPFI; lakukan pengeringan pada suhu
60º selama 2 jam sebelum digunakan.
Kelarutan : Kesempurnaan melarut dan warna larutan larut
sempurna dalam 1 bagian air dingin, jika diamati
secara melintang dalam tabung yang berdiameter lebih
kurang 20 mm, larutan tampak tidak berwarna dari
kuning pucat.
b. Metampiron
Berat Molekul : 351,37
Pemerian : Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan.
Kandungan : Metampiron mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C13H16N3NaO4S. dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
7. Turunan Oksikam
Piroksikam : Piroksikam merupakan serbuk kristalin, tidak berbau,
berasa pahit, dalam bentuk monohidrat berwarna kuning. Tidak larut
dalam air, dalam asam encer dan sikloheksana, sedikit larut dalam
metanol, etanol, isopropanol, dalam dimetil formamid dengan
perbandingan 1:10, dimetilsulfoksid (1:50), aseton (1:50), etil asetat
(1:80), kloroform (1:20), dan kelarutannya dalam larutan alkali
(1:100). Wujudnya adalah padatan, berat molekul 331,35 g/mol,
warnanya putih dan memiliki titik leleh 1990c.
Meloksikam : Meloksikam merupakan serbuk berwarna kuning, praktis
tidak larut dalam air, sedikit larut dalam aseton, sangat sedikit dalam
etanol, dan dalam metanol.
Tenoksikam : Tenoksikam memiliki sifat fisikokimia berupa serbuk
kristal berwarna kuning, polimorfik, praktis tidak larut dalam air,
sedikit larut dalam alcohol terhidrasi , larut dalam dikloromethan, larut
dalam asam dan basa. Terlindung dari cahaya. Tenoksikam stabil
dalam campuran 0,02% ceftadizime 0,5% dalam injeksi glukosa 5%
Sifat Kimia :
g) Larut pada pelarut organik dengan baik, larut pada air dengan
tingkat kelarutan 3,5 % pada 25 C
h) Anilin adalah basa lemah
i) Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat
encer menghasilkan endapan 2,4,6 tribromanilin; sedangkan
halogenasi dengan klorin menghasilkan trikloroanilin
j) Anilin beraksi dengan gliserol membentuk quinoline dengan
adanya nitrobenzen dan asam sulfat.
k) Anilin bereaksi dengan hidrogen peroksida dan arctonitril dalam
larutan metanol membentuk azoxybenzene
l) Hidrogenasi anilin dengan menggunakan brom menghasilkan
2,4,6 tribromoanili
2. Turunan Indol
- Analisis Kualitatif
Turunan Indol berbentuk serbuk hablur, polimorf kuning pucat hingga
kuning kecoklatan; tidak berbau atau hampir tidak berbau. Peka
terhadap cahaya; meleleh pada suhu lebih kurang 162 derajat celcius.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
metanol, dalam kloroform dan dalam eter. pKa : 4.5.
- Analisis Kuantitatif
Dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Spektrofotodensitrometri
Menggunakan 2 sistem fase gerak yang berbeda yaitu dengan sistem
TF dan TE, pada panjang gelombang 210 nm untuk membuat
kromatogramnnya dan spektrumnya dibuat pada panjang gelombang
190 – 400 nm.
Dengan metode Spektrofotometri visibel (Natrium diklofenak dengan
asam sitrat 63% b/v). Sebanyak 2,0 ml larutan sampel yang
mengandung netrium diklofenak dipipet dan dimasukkan kedalam labu
takar 10 ml dan ditambahkan 1 ml asam nitrat 63% b/v. Larutan
berwarna kekuningan yang dihasilkan selanjutnya diencerkan sampai
batas standar dengan aquadest dan diukur terhadap reagen blanko pada
panjang gelombang 380 nm.
6. Turunan Pirazolon
a. Metode Gravimetri
Dalam larutan natrium bikarbonat, antipirin bereaksi dengan iodium
sehingga menghasilkan senyawa monoiodo. Senyawa monoiodoantipirin
dapat diekstraksi dengan kloroform.Jika terdapat kafein, maka kafein akan
masuk ke dalam kloroform.Iodium dilepaskan dari gabungan senyawa ini
dengan mereaksikannya menggunakan sulfur dioksida, sementara itu perak
nitrat digunakan untuk menentukan berat antipirin yang ada.Jika kafein
tidak ada, maka iodoantipirin dapat ditimbang secara langsung.
b. Metode kompleksometri
Metode ini berdasarkan pada pengendapan aminopirin sebagai
kompleks kadmium-aminopirin-tiosianat.Strukturnya dipostulasikan
sebagai Cd(Am)(SCN)4. Pespitat disaring da kandungan kadmiumnya
ditentukan dengan titrasi menggunakan dinatrium etilendiamintetraasetat
(EDTA). Reagen pengendap: sebanyak 5 g kadmium klorida dan 65 g
amonium tiosianat dilarutkan dalam 100 ml air.Penyiapan air pencuci:
sebanyak 13,0 g amonium tiosianat dilarutkan dalam 20 ml air yang
selanjutnya dijenuhkan dengan dicuci menggunakan kompleks kadmium-
aminopirin-tiosianat bebas kloroda.Larutan buffer:sebanyak 13,5 g
amonium klorida dan 8,8 ml amonium hidroksida pekat dilarutkan dalam
air secukupnya hingga 250 ml.Indikator: Hitam eriokrom (Eriochrome
black T) digerus halus dengan natrium klorida dengan rasio 1:400.Larutan
versenat (EDTA) 0,05 M: sebanyak 18,615 g dinatrium
etilendiamintetraasetat (EDTA) dilarutkan dalam air secukupnya hingga 1
L. Cara analisis aminopirin denga kompleksometri: sampel yang setara
dengan 0,25-0,3 g aminopirin dilarutkan dalam 10 ml air.Larutan didihkan
dan sebanyak 20 ml reagen presipitasi ditambahkan ke dalamnya.Larutan
dinetralkan terhadap metil merah dengan NaOH 1 N.Setelah 1,5 sampai 2
jam, presipitat secara kuantitatif dipindahkan ke dalam penyaring, lalu
disaring dan dicuci dengan 3 bagian air pencuci.Presipitat dilarutkan dalam
5 ml amonium hidroksida pekat dan penyaring dicuci kembali dengan 50
ml air pencuci.Air cucian ini dikumpulkan dengan endapan yang telah
diendapkan.Sejumlah kecil indikator dan 2-3 ml larutan buffer
ditambahkan, dan larutan diencerkan sampai 10 ml, dan selanjutnya
dititrasi dengan engan larutan EDTA 0,05 M. Tiap ml larutan EDTA 0,05
M setara dengan 11,57 g aminopirin.
c. Metode spektrofotometri UV
Aminopirin telah diukur secara spektrofotometri dalam campuran
dengan kuinin.Dalam etanol, aminopirin mempunyai panjang gelombang
maksimal di 270 nm.
d. Metode Spektrofotometri Vis
Jika antipirin diperlakukan dengan natrium nitrit dalam larutan asam
( biasanya digunakan HCL), maka warna yang dihasilkan dapat diukur
secara spektrofotometri. Absorbansi maksimumnya diperoleh padapanjang
gelombang 350 nm.
Metode yang peka untuk analisis antipirin didasarkan pada reaksi antara
antipirin dengan -dimetilaminobenzaldehid yang menghasilakan senyawa
dengan panjang gelombang maksimal di 513 nm.Reagen 𝝆-
dimetilaminobenzaldehid (0,5 g) dilarutkan dalam campuran 4,5 ml asam
sulfat pekat dan 8,5 ml air.
Cara analisis antipirin dengan 𝝆—dimetilaminobenzaldehid: sebanyak 5,0
ml alikuot larutan antipirin dalam air (yang mengandung kurang lebih 1,5
mg/ml) dicampur dengan volume larutan reagen -dimetilaminobenzaldehid
yang sama , dan setelah 1 jam, absorbansinya diukur pada panjang
gelombang 513nm. Warana yang dihsilkan merah mawar sampai merah
salmon. Meskipun waktu pembentukan intensitas warna maksimum
berlangsung setelah 4-5 jam, akan tetapi pembacaan absorbansi dapat
dilakukan setelah 1 jam, karena setelah 1 jam, penambahan intennsitas
warnah sangat rendah sekali. Aminopirin dan asetosal tidak mengganggu
penempatan kadar dengan metode ini.
Suatu prosedur yang telah digunakan untuk analisis aminopirin dalam
cairan tubuh adalah berdasarkan pada reaksi antara aminopirin dengan 𝝆—
nitroanilin yangg didiazotasi. Warna kuning dhasilkan ada metode ini.
Dalam larutan netral atau sedikit asam, aminopiri bereaksi dengan besi(III)
klorida membbentuk warna violet, yang absorbansinya dapat diukur pada
panjang gelombang 570 nm.
e. Metode Polarografi
Cara analisis antipirindengan cara polagrafi: sebanyak 1 mL asam
sulfat 0,1 N ditambahkan pada 1mL antipirin 10-2 M. Campuran dibiarkan
selama 12 menit pada suhu 23 – 28 °C untuk menjamin sempurnanya
reaksi. Kelebihan asam nitrat selanjutnya dinetralkan dengan natrium
hidroksida 0,1 N, lalau larutan ditambah 0,5 ml gelatin 1% dan dilakukan
analisis dengan polarograf. Konsentrasi antipirin dilaporkan proporsional
dengan arus difusi.
7. Turunan Oksikam
Piroksikam : Piroksikam dapat dianalisa secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisa kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa
metode diantaranya HPLC (High Pressure Liquid Chromatography)
dan spektrofotometri, sedangkan untuk analisa kualititatif dapat
menggunakan metode TLC (Thin Layer Chromatography) dan
menggunakan reagen spesifik. Analisa standar piroksikam
menggunakan spektrofotometri pernah dilakukan oleh Azmi, et al
(2009) menggunakan spektrofotometer Shimadzu UV-visible 1601,
piroksikam dari Sigma Chemical Company, dan reagen ferric
sulphate. Hasil analisa menunjukkan panjang gelombang optimum
yaitu 504 nm, dimana pada panjang gelombang ini terbentuk kompleks
antara reagen dengan piroksikam. Selain itu, piroksikam dapat
dianalisa menggunakan RP-HPLC dimana kolom yang digunakan
yaitu Inertsil ODS-3V (150mm x 4.6mm) dengan kecepatan 0.8
ml/min, fasa gerak campuran antara methanol dengan buffer pH 3
dengan perbandingan 55:45 v/v, banyaknya volum yang diinjeksikan
ke dalam kolom yaitu 10 µl, dan detektor PDA (Photo Diode Array)
pada panjang gelombang 240 nm. Hasil analisa menunjukkan retention
time piroksikam untuk menghasilkan puncak tertinggi yaitu selama
7,013 menit dengan luas area 100%.
Meloksikam : Tablet meloksikam telah memenuhi persyaratan uji
disolusi dan penetapan kadar krang dari 90% dan tidak lebih dari
110%. Sediaan tablet mengandung zat berkhasiat dan tambahan pula.
Penggunaan bahan tambahan yang bersifat hidrofob seperti magnesium
stearat dapat menaikkan tegangan antar obat dengan medium, hal ini
menyebabkan obat yang terdisolusi menjadi lebih sedikit dan
berpengaruh terhadap obat yang diabsorpsi. Faktor lain yang
mempengaruhi laju disolusi adalah faktor fisika kimia obat, faktor alat
dan kondisi lingkungan
8. Turunan Anilin /p-Aminofenol
Analisa Kualitatif paracetamol
Reaksi warna dilakukan dengan cara penambahan reagen terhadap zat
uji. Pada paracetamol reaksi warna dilakukan dengan cara penambahan
larutan sehingga menghasilkan warna ungu lembuyang.
Spectrum sarapa inframerah zat yang telah dikeringkan di atas yang
cocok dan didispersikan dalam kalium bromine menunjukan maksimal
hanya pada panjang gelomang yang sama
Analisa kuantitatif paracetamol
Penetapan kadar
Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, larutkan dalam 25
ml etanol encer P yang sudah dinetralkan dengan natrium hidroksida
0,1 N LV. Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 13,81 mg
C7H6O3
6. Turunan Pirazolon
Antipirin
BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 60º selama 2 jam sebelum digunakan.
Kesempurnaan melarut dan warna larutan larut sempurna dalam 1 bagian air
dingin, jika diamati secara melintang dalam tabung yang berdiameter lebih
kurang 20 mm, larutan tampak tidak berwarna dari kuning pucat.
7. Turunan Oksikam
Piroksikam : Kurva perubahan kadar piroksikam dalam rekristal
piroksikam dan disperse padat piroksikam- PEG 6000 ditunjukkan
bahwa tidak ada pola penurunan kadar. Artinya selama waktu
penyimpanan tersebut secara kimia piroksikam tetap stabil, tidak
terjadi degradasi molekuler piroksikam. Hasil uji anova juga
menunjukkan bahwa perubahan kandungan selama penyimpanan tidak
bermakna (p>0,05), sehingga tidak perlu dilakukan penentuan orde
degradasi dengan membuat persamaan regresi linear. Stabilitas
kimia piroksikam juga ditunjukkan oleh penelitian yang menguji
stabilitas tablet piroksikam 20 mg selama 45 hari pada suhu 450c.
Meloksikam : penyimpanan pada suhu 25°C dan 50°C selama 30 hari
tidak mempengaruhi stabilitas viskositas gel dispersi padat
meloksikam:PVP. Nilai viskositas gel dispersi padat meloksikam:PEG
sebelum dan setelah proses penyimpanan menunjukkan bahwa
viskositas sediaan gel yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan
viskositas sediaan semisolid yang baik dan memenuhi rentang
viskositas yang diinginkan. Data Meloksikam-PEG 6000 1:8
Meloksikam-PEG 6000 1:5 Meloksikam-PEG 6000 1:1 yang diperoleh
merupakan salah satu bukti bahwa penyimpanan pada suhu 25°C dan
50°C selama 30 hari tidak mempengaruhi stabilitas viskositas gel
dispersi padat meloksikam:PEG 6000.
Tenoksikam : Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan,
jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan
disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini
mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
2. Turunan Indol
Mekanisme kerjanya sebagai anti inflamasi, bila membran sel
mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis,
maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida menjadi asam
arachidonat. Asam lemak poli-tak jenuh ini kemudian untuk sebagian diubah
oleh enzim cyclo-oksigenase menjadi endoperoksida dan seterusnya menjadi
prostaglandin. Cyclo-Oksigenase terdiri dari dua iso-enzim, yaitu COX-1
(tromboxan dan prostacyclin) dan COX-2 (prostaglandin). Kebanyakan COX-
1 terdapat di jaringan, antara lain dipelat-pelat darah, ginjal dan saluran cerna.
COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat dijaringan tetapi dibentuk selama
proses peradangan oleh sel-sel radang. Penghambatan COX-2 lah yang
memberikan efek anti radang dari obat AINS.AINS yang ideal hanya
menghambat COX-2 (peradangan) dan tidak menghambat COX-1
(perlindungan mukosa lambung) (Tan dan Rahardja, 2008).
Absorpi indometasin setelah pemberian oral cukup baik; 92-99%
indometasin terikat pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati.
Indometasin diekskresi dalam bentuk asal maupun metabolit melalui urin dan
empedu. Waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam (Wilmana dan Gan, 2007)
7. Turunan Oksikam
- Piroksikam : Dengan menghambat enzim yang memproduksi
prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang dilepas tubuh dan
menyebabkan rasa sakit serta inflamasi. Dengan menghalangi produksi
prostaglandin, obat ini akan mengurangi rasa sakit dan inflamasi.
Piroxicam hanya dapat mengurangi gejala dan tidak menyembuhkan
arthritis.
- Meloksikam : Meloxicam adalah obat antiinflamasi dan antirematik
nonsteroid (AINS) dari golongan asam enolate. Meloxicam bekerja
dengan cara menghambat biosynthesize prostaglandin yang merupakan
mediator peradangan melalui penghambatan cyclooxygenase-2 (COX-
2), sehingga terjadinya proses peradangan dapat dihambat.
- Tenoksikam : Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis
prostaglandin dengan menghambat siklooksigenase. Tenoxicam
digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan pada osteoarthritis
dan rheumatoid arthritis, tatalaksana jangka pendek gangguan
muskuloskeletal seperti pada keadaan terkilir dan cedera jaringan lunak
lainnya.
2. Turunan Indol
Khasiat : Meredakan nyeri akibat radang sendi, penyait asam urat,
radang tendon, atau nyeri haid.
Efek samping
Sakit perut
Mual dan muntah
Diare
Penyakit asam lambung
Dispepsia
Sakit kepala atau pusing
Sangat mengantuk
Kehilangan nafsu makan
Leher terasa kaku tanpa sebab
Sama seperti obat-obatan lain, asam mefenamat juga memiliki efek samping
serius. Berikut beberapa efek samping yang mungkin muncul saat
mengonsumsi asam mefenamat untuk sakit gigi:
6. Turunan Pirazolon
o Farmakologi Turunan Pirazolon
Bekerja secara sentral di otakdalam menghilangkan nyeri, menurunkan
demam dan menyembuhkan rheumatik.Turunan Pirazolon mempengaruhi
hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasasakit dan
thermostat yang mengatur suhu tubuh (Lukmanto, 1986).
o Farmakodinamika Turunan Pirazolon
Sebagai analgetika, obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensita
rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala dan juga efektif terhadap
nyeri yangberkaitan dengan inflamasi.Efek analgetiknya jauh lebih lemah
dari efekanalgetik opiat, obat ini tidak menimbulkan ketagihan (adiksi) dan
efek sampingsentral yang merugikan. Sebagai antipiretik, obat ini akan
menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Kerja analgetik
antalgin lebih besar dibandingkan dengan kerjaantipiretik yang
dimilikinya. Sedangkan efek antiinflamasinya sangat
lemah(Ganiswara,1981).
o Farmakokinetik Turunan Pirazolon
Fase farmakokinetik adalah perjalanan antalgin mulai titik masuk ke
dalambadan hingga mencapai tempat aksinya.Turunan pirazolon
mengalami proses ADME yaituabsorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi yang berjalan secara simultanlangsung atau tidak langsung
melintasi sel membrane (Anief, 1990).Pada pemberian secara oral senyawa
diserap cepat dan sempurna dalamsaluran cerna.Terdapat 60% turunan
pirazolon yang terikat oleh protein plasma, masa parudalam plasma 3
jam.Obat ini dimetabolisme di hati menjadi metabolit utama dandiekskresi
melalui ginjal (Widodo, 1993).
o Efek yang tidak diharapkan
Pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang
lamapenggunaan obat Turunan Pirazolon kadang-kadang
dapatmenimbulkan kasus agranulositosis fatal.Untuk mendeteksi hal
tersebut, selamapenggunaan obat ini perlu dilakukan uji darah secara
teratur (Lukmanto, 1986).Efek samping lain yang mungkin terjadi ialah
urtikaria, leukopenia,trombopenia. Terutama pada pasien usia lanjut terjadi
retensi Na dan air denganedema. Pada kelebihan dosis, terjadi hipotensi,
nafas terengah-engah, torus ototmeninggi, rahang menutup, kehilangan
kesadaran dan serangan kram/kejangcerebral (Widodo, 1993).
7. Turunan Oksikam
Piroksikam : Khasiat piroksikam merupakan turunan oksikam yang
memiliki efek anti inflamasi. Piroksikam dapat dijadikan pilihan untuk
mengobati gangguan muskuloskeletal dan gangguan sendi seperti
ankylosing spondilitis, osteoarthritis, rheumatoid arthritis, gangguan
jaringan lunak, dalam gaut akut, dan dalam nyeri pasca operasi.
Piroksikam juga digunakan dalam pengobatan lokal dari berbagai
kondisi yang menyakitkan atau inflamasi sebagai gel topical. Efek
samping tersering adalah gangguan saluran cerna, antara lain yang
berat adalah tukak lambung. Efek samping lain adalah pusing, tinitus,
nyeri kepala dan eritem kulit. Piroksikam dianggap berhubungan
dengan risiko menengah efek gastrointestinal. Nekrosi hati, kadang-
kadang fatal, telah dikaitkan dengan piroksikam. Nefropati akut
dengan fitur karakteristik Henoch Schonlein purpura,gagal ginjal akut,
uremia dengan hiperkalemia dan nefritis interstitial akut telah dikaitkan
dengan penggunaan sistemik dari piroksikam. sindrom nefrotik dan
nefriti intesatitial telah mengikuti penggunaan topikal piroksikam gel.
Meloksikam : Khasiat Meloksikam merupakan turunan oxicam, yaitu
termasuk golongan NSAID yang merupakan inhibitor selektif COX 2.
Meloksikam digunakan dalam pengobatan rheumatoid arthritis, untuk
pengobatan simtomatik jangka pendek eksaserbasi akut osteoarthritis,
dan untuk pengobatan gejala ankylosing spondylitis. Dapat juga
digunakan dalam pengobatan arthiritis juvenile idiopathic. Meloksikam
digunakan sebagai alternatif untuk diklofenak pada sapo di Asia
Selatan ( untuk mengurangi toksisitas pada burung nasar yang dapat
mengkonsumsi bangkai). Efek samping meloksikam yaitu Ganggunan
umum gastrointestinal, seperti ketidaknyamanan pencernaan, mual dan
diare; ini biasanya ringan dan reversibel tetapi dalam beberapa ulkus
peptikum, pasien dan perdarahan gastrointestinal yang parah dapat
terjadi.
Tenoksikam : Tenoxicam Tablet digunakan untuk mengobati
osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, cedera jangka pendek seperti
keseleo dan cedera jaringan lunak lainnya. Efek samping tenoksikam
adalah gangguan pencernaan atau mulas, sembelit, masuk angin,
kehilangan nafsu makan (anoreksia), tinja berwarna gelap, kurang
darah, sakit perut atau ketidak nyamanan, diare, merasa atau sakit
(terutama muntah darah atau partikel gelap yang terlihat seperti bubuk
kopi) dan maag.
2. Turunan Indol
1) Adanya atom C asimetris, seperti pada C8 dan C5, dapat menghasilkan
4 diastereoisomer, yaitu d & I-asam lisergat serta d & I-asam
isolisergat. Hanya d- asam lisergat yang menghasilkan aktivitas
halusinogen.
2) Turunan n-asetil dalam tubuh akan terhidrolisis menjadi senyawa
induk aktif.
3) Hidrogen nasi pada ikatan rangkap C2-C3 akan menurunkan aktivitas
± seperdelapan kali.
4) Hidrogenasi pada ikatan rangkap C9-C10 dapat menghilangkan
aktivitas.
5) Memiliki cincin benzopirol yaitu suatu jenis alkaloid yang disintesis
dari asam amino triptofan sebagai prekursor nya sebagai aktivitas
halusinogen.
3. Turunan Asam Salisilat
1) Senyawa yang aktif sebagai antiradang adalah anion salisilat. Gugus
karboksilat penting untuk aktivitas dan letak gugus hidroksil harus
berdekatan dengannya.
2) Turunan halogen, seperti asam 5-klorsalisilat dapat meningkatkan
aktivitas tetapi toksisitas lebih besar.
3) Adanya gugus amino pada posisi 4 akan menghilangkan aktivitas.
4) Pemasukan gugus metil pada posisi 3 menyebabkan metabolisme atau
hidrolisis gugus asetil menjadi lambat sehingga masa durasi obat
menjadi lebih panjang.
5) Adanya gugus aril yang bersifat hidrofob pada posisi 5 dapat
meningkatkan aktivitas.
6) Adanya gugus difluorofenil pada posisi meta dari gugus karboksilat
(diflunisal) dapat meningkatkan aktivitas analgetik, memperpanjang
durasi obat dan menghilangkan efek samping, seperti iritasi saluran
cerna, dan meningkatkan waktu pembekuan darah.
7) Efek iritasi dari aspirin disebabkan oleh gugus karboksilat. Esterifikasi
gugus karboksil akan menurunkan efek iritasi tsb.
6. Turunan Pirazolon
Turunan 5-Pirazolon Turunan 5-pirazolon, seperti antipirin,
amidopirin, dan metampiron mempunyai aktifitas analgesik-antipiretik dan
antirematik serupa dengan aspirin.Turunan ini digunakan untuk mengurangi
rasa sakit pada keadaan nyeri kepala, nyeri pada spasma usus, ginjal, saluran
empedu dan usus, neuralgia, migraine, dismenore, nyeri gigi dan nyeri pada
rematik.Efek sampinga yang ditimbulkan oleh turunan 5-pirazolon adalah
agranulositosis yang dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal. Struktur
umum molekul 5-Pirazolon.
7. Turunan Oksikam
1) Piroksikam : Mempunyai aktivitas analgesic, antirematik dan
antiradang yang kurang lebih sama dengan indometasin, dengan masa
kerja yang cukup panjang. Kadang kadang digunakan untuk
pengobatan penyakit tiroid akut. Menimbulkan efek samping iritasi
saluran cerna cukup besar. Piroksikam diabsorpsi dengan baik dalam
saluran cerna, kurang lebih 99% obat terikat oleh protein plasma.
Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 3-5 jam setelah pemberian oral,
dengan waktu paruh plasma kurang lebih 30-60jam.
2) Meloksikam : Meloksikam adalah agen NSAIA memamerkan
analgesic, antipiretik dan tindakan anti inflamasi yang telah disebut
sebagai preferensial dari pada selektif COX-2 inhibitor. Khasiat dari
7,5 atau 15 mg sekali sehari adalah sebanding dengan piroksikam 2 mg
sehari atau 1 mg harian konvensional atau diperpanjang rilis
diklofenak.
3) Tenoksikam : Mempunyai aktivitas antiradang, analgetik antipiretik
dan juga menghambat agregasi platelet. Tenoksikam digunakan
terutama untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan dan kelainan
degenaeratif pada system otot rangka. Efek samping iritasi saluran
cerna cukup besar. Tenoksikam mempunyai masa kerja yang panjang
dan waktu paruh biologisnya kurang lebih 72 jam.
2. Turunan Indol
Bentuk sediaan : Kapsul, Oral: 25 mg, 50 mg. Kapsul Extended
Release, Oral: 75 mg. Solution Reconstituted, Intravenous: 1 mg.
Dosis : Oral, penyakit reumatik, 50-200 mg sehari dalam dosis terbagi,
bersama makanan; ANAK : tidak dianjurkan. Gout akut, 150-200 mg
sehari dalam dosis terbagi Dismenorea, hingga 75 mg sehari. Rektal
dalam bentuk supositoria, 100 mg pada malam hari dan pagi hari jika
diperlukan; ANAK: tidak dianjurkan. Menggabungkan pengobatan
oral dan rektal, maksimum dosis total sehari 150-200 mg.
6. Turunan Pirazolon
Metampiron
Bentuk sediaan : Tablet 500 mg, Injeksi 1000 mg/2 ml
Aturan dosis metampiron harus sesuai dengan anjuran dokter.Jangan
melebihkan atau mengurangi dosis tanpa pengawasan dokter. Secara
umum terdapat beberapa rekomendasi dosis yang sering digunakan
oleh dokter, yaitu: Dosis Oral
dewasa : 0,5-1 gram yang dikonsumsi 3-4 kali sehari.
Anak usia > 3 bulan : 8-16 mg/kgBB yang dikonsumsi 1-4 kali sehari.
Dosis Injeksi
Dewasa: 1 g sebanyak 4 kali/hari atau 2,5 g sebanyak 2 kali/hari. Dosis
dapat disesuaikan berdasarkan keparahan penyakit dan respons pasien
terhadap obat.Dosis maksimal 5 g/hari.
Anak-anak > 3 bulan: dosis ditentukan berdasarkan berat badan.
Sedangkan pada pemberian metampiron injeksi biasanya akan
diberikan dalam pengawasan dokter secara langsung. Injeksi bisa
diberikan melalui pembuluh darah vena (intravena) atau melalui otot
(intramuskular).
7. Turunan Oksikam
Piroksikam : Bentuk sediaannya adalah tablet,injeksi,jel dan kapsul.
Dosis piroxicam tergantung kepada tingkat keparahan gejala, kondisi
kesehatan dan respon tubuh pasien. Dosis yang umum diberikan adalah
10-20mg per hari. Dosis maksimum obat ini adalah 20mg per hari.
Penggunaan piroxicam, khususnya untuk manula diatas 70 tahun,
sebaiknya dilakukan dibawah pengawasan dokter. Sedangkan anak-
anak dibawah usia 12 tahun tidak dianjurkan mengonsumsi obat ini.
Meloksikam : Bentuk obat adalah tablet dan supossituria. TABLET:
Dewasa: 7,5-15 mg per hari. Lansia: 7,5 mg per hari. Anak-anak ≥ 60
kgBB: 7,5 mg per hari. SUPOSSITURIA: Dewasa: 1 kapsul
suppositoria per hari
Tenoksikam : Bentuk sediaan tablet. Dosis harian biasa adalah 20mg,
dikonsumsi 1 tablet pada waktu yang sama setiap harinya. Jangan
menggunakan Tenoxicam lebih dari yang dianjurkan dokter. Luka
sementara: Pengobatan normalnya tidak boleh lebih dari 7 hari, tetapi
untuk kasus yang parah, dapat dilanjutkan maksimal 14 hari. Pasien
lansia: Dokter akan menggunakan dosis serendah mungkin dan akan
tetap memeriksa Anda untuk melihat adanya efek samping atau tidak.