Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK

PADA NYERI

NAMA KELOMPOK :

1. ALFANITA
2. DIAH PERMATASARI

3. ERISKA FITRI WULANDARI


4. NOFRIZAL KHOIRUL

5. SEPHIRA ARIDEANTI

6. PUTRI SETIAWATI LUBIS


NYERI

Menurut The International Association


for the Study of Pain
(IASP), nyeri merupakan pengalaman
sensoris dan emosional tidak
menyenangkan yang disertai oleh
kerusakan jaringan secara potensial dan
aktual
ANALGETIKA
 Adalah obat yang dipergunakan untuk menghilangkan
rasa sakit, demam dan nyeri ringan.
 Obat analgetika banyak dijual sebagai obat bebas dan
bebas terbatas yang mudah diperoleh di warung, toko
obat ataupun apotik .
 Obat analgetika mudah diperoleh tanpa resep. Obat
analgetika tanpa resep biasanya digunakan untuk
nyeri akut (pusing, sakit gigi) dan sering juga
digunakan untuk terapi tambahan pada penyakit-
penyakit kronik (rematik) yang diikuti rasa nyeri
ADA BEBERAPA KELAS ANELGETIK TANPA
RESEP YANG SAAT INI TERSEDIA DI PASARAN
 1. golongan parasetamol
 2. golongan salisilat
 contohnya aspirin/asetilsalisilat.
 3. golongan fenamat
 contohnya asam mefenamat, antalgin
 4. golongan turunan asam propionat
 contohnya ibuprofen.

Jika digunakan dalam waktu singkat, obat-obat ini umumnya aman dan
efektif. Tapi dengan banyaknya macam obat analgetik yang tersedia di
pasaran, harus dipilih obat yang optimal untuk pasien dalam keadaan
tertentu. Pemilihan tersebut harus mempertimbangkan keadaan pasien,
penyakit dan obat lain yang diminum dalam waktu bersamaan, keamanan,
efisiensi, harga, dan tak ketinggalan respons tubuh pasien terhadap terapi
EFEK SAMPING PENGGUNAAN ANALGETIKA

Penggunaan obat analgetika dalam jangka waktu lama


akan menyebabkan efek samping gangguan pada
ginjal, saluran cerna trombosit. Di mukosa lambung
aktivitas COX-1 menghasilkan prostasiklin yang
bersifat protektif pada mukosa saluran cerna sehingga
efek samping dari obat obat analgetika yang banyak
terjadi adalah gangguan saluran cerna seperti mual,
diare dan dispepsia
BEBERAPA YANG HARUS DI PERTIMBANGKAN
DALAM PEMILIHAN ANALGETIKA

adalah kondisi pasien. Kondisi pasien harus pertimbangkan antara


lain gangguan ginjal karena dapat menyebakan gangguan
keseimbangan elektrolit, kegagalan ginjal akut, gagal ginjal
kronis, dan nephropati. Risiko ini lebih banyak dijumpai pada
penggunaan
obat nonsalisilat dalam jangka lama.
Pasien dengan gangguan ginjal sangat dianjurkan untuk berhati-
hati dalam penggunaan analgetika ini. Pada pasien diabetes
umumnya mempunyai toleransi terhadap nyeri yang lebih rendah
dibandingkan orang normal, sehingga mereka umumnya
membutuhkan analgetika lebih banyak. Karena pasien diabetes
umumnya juga berisiko tinggi terhadap penyakit ginjal fase
terminal, penggunaan obat analgetika harus hati-hati dan
dimonitor oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.
 Obat-obat analgetika dapat menyebabkan komplikasi saluran pencernaan
seperti dispepsia, radang lambung, luka lambung, perdarahan lambung .
Pasien yang berisiko tinggi adalah mereka yang punya riwayat gangguan
lambung, yang berusia lebih dari 60 tahun, dan mereka yang
menggunakan secara bersamaan obat-obat lain seperti kortikosteroid,
antikoagulan dan nikotin. Parasetamol merupakan pilihan yang paling
aman untuk pasien dengan gangguan saluran cerna.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA PASIEN OSTEOARTRITIS DI INSTALASI
RAWAT JALAN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2015 EVALUATION OF USING
ANALGESICS FOR PATIENTS WITH OSTEOARTHRITIS IN Dr. MOEWARDI HOSPITAL IN
PERIOD 2015

 Arthrit
iTopik penelitian ini membahas tentang rasionalitas dari
peresepan obat analgetik pada pasien osteoartritis. Osteoartritis
adalah bentuk artritis yang paling umum, dengan jumlah
pasiennya melebihi jumlah separuh pasien arthritiTopik
penelitian ini membahas tentang rasionalitas dari peresepan obat
analgetik pada pasien osteoartritis. Osteoartritis adalah bentuk
artritis yang paling umum, dengan jumlah pasiennya melebihi
jumlah separuh pasien
OSTEOARTRITIS
 Osteoartritis (OA) adalah penyakit rematik kronis yang menyebabkan
hilangnya fungsi fisik dan kecacatan. Osteoartritis mengenai beberapa
sendi di bagian leher, pinggul, lutut, jari tangan dan kaki. Jumlah
osteoartritis di Indonesia mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2007 dimana
mayoritas pasien berusia lanjut. Pasien merasakan nyeri hebat yang
menyebabkan keterbatasan aktivitas.
 Penggunaan obat analgetik merupakan salah satu cara untuk mengurangi
nyeri pada osteoartritis. Kebanyakan masyarakat kurang
mempertimbangkan dan tidak mempedulikan akan efek samping yang
bisa ditimbulkan dari pemakaian bebas obat pereda nyeri yang tidak
tepat. Penggunaan obat analgetik yang tidak tepat bisa menyebabkan
efek samping iritasi pada lambung atau saluran cerna serta rasa sakit
yang dialami tidak dapat berkurang. Penggunaan obat analgetik jangka
panjang juga dapat memicu kerusakan pada ginjal dan hati terutama pada
pasien yang memiliki riwayat gangguan gastrointestinal dan pasien
lansia (Makmun, 2009).
 Mayoritas pasien OA akan merasakan nyeri/sakit dan
terkadang ditambah dengan rasa gemeretak pada area sendi
yang sakit karena peradangan yang terjadi. Timbulnya rasa
nyeri karena terjadinya sinovitis sekunder yang
mengakibatkan penurunan pH jaringan dan pengumpulan
cairan di dalam ruang sendi yang bisa memunculkan
pembengkakan dan juga peregangan simpai sendi sehingga
menimbulkan nyeri (DepKes RI, 2006).
Pengobatan Analgetik Yang Diberikan Pada Pasien
Osteoartritis

 1. Parasetamol Tabel 4 menunjukkan penggunaan parasetamol paling banyak


digunakan untuk mengatasi nyeri yaitu sebesar 42% karena berdasarkan
rekomendasi dari DepKes RI tahun 2006 tentang manajemen osteoartritis yaitu
parasetamol merupakan obat pilihan pertama dalam penatalaksanaan nyeri.
Parasetamol tidak mengurangi peradangan pada pasien osteoartritis (DepKes RI,
2006)

 2. Ibuprofen Peresepan ibuprofen oleh dokter sebanyak 2%. Ibuprofen


memiliki toksisitas rendah dan jarang terjadi efek samping. Ibuprofen
dapat membantu mencegah perburukan kerusakan tulang rawan kartilago
dan sinovium pada pasien osteoartritis (Adatia et al, 2012).

 3. Asam mefenamat Dari hasil penelitian yang didapat menunjukkan


sebanyak 4% asam mefenamat diresepkan oleh dokter dalam untuk
mengobati rasa nyeri akibat osteoarthritis
 .
 4. Meloxicam Sebanyak 10% meloxicam diresepkan oleh
dokter. Meloxicam bekerja dengan menghambat enzim
yang memproduksi prostaglandin yaitu senyawa yang
dilepas tubuh yang menyebabkan rasa sakit serta inflamasi

 5. Metampiron Peresepan analsik pada pasien osteoartritis


sebesar 3%. Metampiron atau bisa disebut metamizole
adalah analgetik non opioid yang dapat diresepkan pada
nyeri pasien osteoartritis. Tiga efek utama adalah
sebagaian algesik, antipiretik dan anti-inflamasi (Jasiecka
et al., 2014).
Daftar Pustaka
Parandhita, helda ayu . 2016. Evaluasi penggunaan
obat analgetika pada pasien osteoartritis di instalasi
rawat jalan RSUD Dr. Moewardi. Surakarta.
Widyaningsih, wahyu. 2013. Bijak memilih obat
penghilang nyeri. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai