FARMAKOLOGI II
AKTIVITAS ANALGETIK
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK:
Meliza Fauziah (1801011)
Atika Novdila ( 19011150)
Putri Maudia Syahandy (19011152)
Shindy Yesi J (19011155)
Nafisah (19011161)
Nova Widia (19011164)
Dosen Pengampu :
Ifora,m.farm.Apt
LABORATORIUM FARMAKOLOGI II
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
(STIFARM)
PADANG
2021
OBJEK PRATIKUM 3
AKTIVITAS ANALGETIK
I. Tujuan Percobaan
Dapat mengamati respon geliat atau writhing reflex pada mencit akibat induksi
kimia
Dapat mengetahui mula kerja obat (onset of action), lama kerja obat (duration
of action) dan saat obat mencapai efek yang maksimum
II. Teori
Nyeri merupakan gejala yang sering terjadi pada manusia, yang bisa dikurangi
tanpa kehilangan kesadaran dengan analgesik. Salah satu obat analgesik-antipiretik
adalah parasetamol. Jika parasetamol digunakan dalam dosis besar dan dalam jangka
waktu lama dapat meningkatkan risiko hepatotoksik. ( Pradistapuspa, 2020)
Setiap orang pasti pernah merasakan nyeri, dimana nyeri biasanya disebabkan
oleh trauma mekanik, fisika, kimia, ataupun trauma lain yang mengakibatkan
rangsangan pada reseptor nyeri. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan dan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan .Obat yang
digunakan dalam penanganan nyeri adalah analgetik misalnya ibuprofen. Obat
nyeri atau obat antiinflamasi non steroid jika digunakan dalam jangka panjang dapat
merugikan kesehatan, dari efek samping seperti sakit kepala,mual, muntah sampai
kerusakan hati dan ginjal. (Syamsul, 2016
Nyeri adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan dirasakan sebagai
rasa sakit. Nyeri dapat timbul dibagian tubuh manapun sebagai respons terhadap
stimulus yang berbahaya bagi tubuh, seperti suhu yang terlalu panas atau terlalu
dingin, tertusuk benda tajam, dan patah tulang. Rasa nyeri timbul apabila terjadi
kerusakan jaringan akibat luka, terbentur, dan terbakar. Hal ini akan menyebabkan
individu bereaksi dengan cara memindahkan posisi tubuhnya (Hanifa,2017).
Sensasi nyeri tersebut bisa diminimalisir dengan pemberian obat-obatan
penghilang rasa nyeri (analgesik). Analgesik adalah zat-zat yang dalam dosis tertentu
dapat memberikan efek mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri (Schmitz dkk.,
2008). Obat yang memiliki sifat anti-inflamasi, antipiretik, dan analgesik disebut obat
anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Beberapa contoh OAINS yang dapat berfungsi
sebagai analgesik antara lain adalah aspirin, asam mefenamat, diklofenak, ibuprofen,
meloksikam. Meloksikam merupakan OAINS yang selektif terhadap siklooksigenase-
2 (COX-2) tanpa menghambat aktifitas enzim COX-1, penghambatan enzim COX-1
menghindari pembentukan prostacyclin (PgI2) yang bertanggung jawab untuk efek
iritasi lambung-usus. Obat-obat tersebut merupakan obat kimia sintetik yang tidak
terlepas dari efek sampingEfek samping obat tersebut diantaranya adalah gangguan
pencernaan, edema, nyeri kepala, anemia, insomnia, batuk, pruritus, rash, dan
gangguan miksi . Hal ini menyebabkan pengobatan dengan cara tradisional dan
pemakaian obat tradisional masih banyak dilakukan dalam mengurangi bahkan
menghilangkan nyeri oleh masyarakat secara luas baik di daerah pedesaan maupun
daerah perkotaan (Hanifa, 2017)
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anestetika
umum) . Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok
besar, yakni : a. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang
tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetika antiradang termasuk
kelompok ini. b. Analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri
hebat, seperti pada fraktur dan kanker ( costa, 2016)
4. Derivat oxicam
5. Fenamte
7. Nabumetone8.Celecoxib
(Stevani,2017)
Agar intensitas nyeri berkurang, maka dapat diberikan obat analgesik. Obat
analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan hilangnya
kesadaran.. Kombinasi obat yang berasal dari golongan yang berbeda dapat
memberikan efek analgesik dengan dosis yang lebih rendah, sehingga dapat
mengurangi efek samping penggunaan obat.. Parasetamol dan tramadol merupakan
contoh kombinasi obat yang sering digunakan dan terbukti efektif untuk mengobati
nyeri sedang hingga berat.Parasetamol tergolong obat analgesik antipiretik dengan
efek anti inflamasi minimal,yang umumnya digunakan untuk meredakan sakit kepala,
demam dan nyeri ringan hingga sedang.Apabila dikombinasikan dengan analgesik
opioid, parasetamol dapat digunakan untuk pengobatan nyeri yang lebih berat, seperti
nyeri paska operasi dan terapi paliatif untuk pasien kanker.Berbagai macam opioid
yang sering dikombinasikan dengan parasetamol. (Haspari,2016)
Dosis tetap analgesik kombinasi dengan dua obat atau lebih dapat memberikan
manfaat sinergistik untuk mengobati beberapa mekanisme nyeri.Studi in vivo pada
tikus menunjukkan bahwa kombinasi parasetamol dan tramadol menghasilkan efek
sinergis pada berbagai dosis.Beberapa percobaan lain juga membuktikan bahwa
kombinasi kedua obat tersebut dapat meredakan nyeri dengan lebih cepat,
dibandingkan dengan penggunaan obat sebagai monoterapi.Penelitian megenai
pengaruh kombinasi obat analgesik terhadap kadar ureum masih terbatas. Penelitian
sebelumnya menunjukkan terjadinya peningkatan kadar ureum pada tikus albino yang
diberi obat golongan OAINS selain parasetamol.Sementara itu, penelitian yang
menggunakan kombinasi parasetamol dan tramadol tidak meneliti kadar ureum
sebagai indikator pengaruh obat terhadap fungsi ginjal. ( Haspari, 2016)
Parasetamol bekerja dengan menghambat pusat COX, dan diyakini memiliki potensi
lemah untuk menghambat sintesis prostaglandin perifer bila diberikan pada dosis
terapi. Sehubungan dengan metabolisme parasetamol, hanya ada sedikit bukti untuk
pengaruh parasetamol pada fungsi ginjal. Obat dengan aktivitas anti-prostaglandin
dapat mempengaruhi kemampuan ginjal untuk meregulasi tekanan glomerular dan
menurunkan GFR. Tetapi dari salah satu studi sebelumnya didapatkan hasil bahwa
parasetamol telah terbukti tidak berpengaruh pada GFR pada subjek normal.
(Haspari,2016)
3.1 ALAT
Batang pengaduk
Spuit 1 ml
Stop watch
3.2 BAHAN
Nacmc
IV. CARA KERJA
2. Hitung dosis dan volume pemberian obat dengan tepat untuk masing-masing
mencit
3. 15-30 menit setelah pemberian uji, semua mencit kemudian disuntik secara
intraperitoneal dengan larutan 0,2 ml asam asetat 1% v/v (10ml/kg)
4. Amati dan catat jumlah geliatan mencit setelah pemberian asam asetat, geliatan
mencit dapat berupa perut kejang dan kaki tertarik ke belakang selama 30 menit setiao
5 menit
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL
Tabel Volume
2 29,5 g 0,295
3 24,9 g 0,249
2 27 g 0,27
3 27,8 g 0,278
2 27,9 g 0,279
3 27,8 g 0,278
2 24,5 g 0,245
3 24,9 g 0,249
2 27,7 g 0,277
3 27,0 g 0,27
Perlakuan No. Jumlah Geliat Hasil Jumlah
mencit rata-
5 10 15 20 25 30 rata
3 68 58 54 48 22 20 282
3 15 30 30 25 17 14 131
Parasetamol 1 12 24 13 15 9 14 87 287/3
=94,33
2 3 1 5 21 7 1 38
3 20 40 30 23 24 21 158
3 30 5 13 15 8 6 77
239,66
= 100 - 53,8 %
= 46,2 % meloksikam
239,66
= 100 - 0,471 x 100%
= 100 - 47,1 %
= 52,9 %
239,66
= 100- 39,3 %
= 60,7 %
5.2 PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini kami melakukan percobaan uji aktivitas analgetik
mencit. Metode uji aktivitas analgesik yang digunakan pada pratikum ini adalah
writhing reflex dengan cara penghambatan nyeri akibat induksi kimia larutan asam
asetat yang diberikan secara oral pada mencit putih. Metode ini dipilih karna lebih
sederhana dan lebih mudah pelaksanaan serta pengamatannya. Senyawa yang kami
gunakan yaitu, asam asetat 1%, Na.CMc, Parasetamol, Asetosal dan Meloksikam.
Pengujian aktivitas analgetik ini dilakukan oleh empat kelompok dimana tiap
kelompok terdiri dari 3 ekor mencit, setiap kelompok dipisahkan dalam kandang yang
berbeda. Hewan yang kami gunakan hewan yang dianggap sehat , berat badan standar
serta memperlihatkan perilaku normal.
Geliatan pada mencit terjadi sebagai respon nyeri akibat diberikannya penginduksi
nyeri larutan asam asetat 1% setlah 30 menit pemberian asam asetat, dilanjutkan
dengan uji kelompok yang telah dibagikan senyawanya. Dimana kami kelompok 4
mendapat senyawa meloksikam, dengan melakukan penyuntikkan intraperitonial pada
hewan uji coba. Aktivitas analgetik ditentukan dengan mengamati jumlah geliat pada
mencit setelah pemberian senyawa yang akan diuji secara intraperitonial .
Pengamatan kami terhadap perlakuan jumlah geliat dilakukan untuk mengetahui
aktivitas analgesik dari suatu senyawa yang kami uji cobakan. Lalu jumlah geliatan
yang terjadi pada tiap ekor mencit diamati 30 menit . Setelah pemberian senyawa
akan diujikan ditunggu selama 30 menit dengan harapan senyawa tersebut sudah
mencapai sel target dan kerja obat(onset of action) lalu dilakukan lagi pengamatan
jumlah geliat selama 30 menit berselang 5 menit setelah pemberian penginduksi nyeri
larutan asam asetat. Hasil pengamatan respon nyeri dapat dilihat pada tabel hasil yang
telah kami uji.
Analgetik adalah suatu obat atau senyawa yang digunakan untuk mengurangi
atau menghalau rasa sakit atau nyeri. Tujuan dari percobaan ini adalah mengenal
berbagai cara untuk mengevaluasi efek analgesik dari suatu obat.
3. Kaki belakang dan kepala tertarik kearah belakang sehingga menyentuh dasar
ruang yang ditempatinya
Setiap satu kali dilakukannya pergerakan sesuai dengan data diatas maka termasuk
dalam perhitungan jumlahnya
Hewan uji yang dipakai adalah mencit jantan yang sehat dengan berat badan
20-30g. Berperilaku normal, berbulu halus, tidak mengalami penyusutan berat badan
setiap harinya. 3 ekor mencit yang sudah dibagikan tiap kelompok dilakukan
penimbangan berat badan. Dimana berat badan mencit :
1 = 25,6
2 = 29,1
3 = 24,9,
setelah melakukan penimbangan dapat kita cari jumlah volume, hasil yang diperoleh
yang akan kita intraperitonialkan pada mencit.
Larutan asam asetat diberikan setelah 15 menit juga bertujuan agar obat yang
telah diberikan sebelumnya mengalami fasg absorbsi untuk meredakan rasa nyeri,
setelah beberapa menit kemudian mencit akan menggeliat dengan ditandai perut
kejang dan kaki ditarik ke belakang.
Pada pratikum kali ini didapatkan jumlah geliat dari simencit dengan larutan
meloksikam dan asam aseat 1% setelah disondekan ke mencit sebanyak 129 geliat.
6.1 Kesimpulan
Obat analgetika adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri
Obat analgetika dibagi menjadi dua golongan
1.non opioid
2.opioid
Hasil pengerjaan percoban didapatkan hasil persen proteksi yang menunjukan
keefektifan obat dalam menghilangkan nyeri,yaitu paracetamol lebih efektif
dari pada asetosal
6.2 Saran
Hanifa, widya., isa, m , dkk. 2017. Potensi Insfusa batang sernai ( wedelia biflora)
sebagai analgesik pada mencit ( mus muscular). Laboratorium
farmakologi: FK Universitas Syiah kuala
Syamsul, Siswanto E., Andani, Fitriya.2016. Uji aktivitas analgetik ektrak etanolik
daun kerehau ( callicqrpa longifolia). Pada mencit putih. Vol. 21 (2).
Kalimanatan: akademi farmasi samarinda
Dokumentasi
intraperitoneal