Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRATIKUM FARMAKOLOGI II

AKTIVITAS ANTIDIARE

DOSEN  :
APT. IFORA,M.FARM
APT.FITRATUL WAHYUNI, M.FARM

ASISTEN DOSEN :
1. AHMAD SYUKUR      (1801131)
2. NURAYNI        (1801098)
3. SEPRIKA PRAMESWARI     (19013012)
4. GUSTI AMELIA SANDRA SY   (19013024)
5. GHINA MAHARRANI YAHYA (1801068)
6. ANISA RAMIDHASARI          (1801082)

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK:
Meliza Fauziah (1801011)
Atika Novdila ( 19011150)
Putri Maudia Syahandy (19011152)
Shindy Yesi J (19011155)
Nafisah (19011161)
Nova Widia (19011164)

LABORATORIUM FARMAKOLOGI II

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

(STIFARM)

PADANG

2021
OBJEK PRATIKUM 5
AKTIVITAS ANTIDIARE

I. Tujuan percobaan
Praktikan diharapkan untuk mampu:

1. menghitung dosis obat antidiare untuk hewan uji


2. mengetahui metode pengujian obat antidiare
3. melakukan pengujian obat antidiare berdasarkan metode-metode transit in
Testinal dan metode proteksi terhdap diare yang disebabkan oleh oleum ricini
4. menganalisis perbedaan efek diantara obat antidiare

II. Prinsip Percobaan


a. pada metode proteksi terhadap induksi oleum ricini efek obat antidiare dapat
diamati dengan berkurangkan frekuensi defakasi dan berubahnya konsistensi fases
menjadi lebih padat.
b. pada metode transit in Tesinal efek obat antidiare diamati dengan
membandingkan panjang jalur yang dilewati oleh marker norit anatar pylorus dan
sepanjang usus halus.

III. Teori

Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk


dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair, dan bertambahnya
frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari (Depkes RI,
2005). Diare merupakan penyebab umum kematian di negara berkembang, penyebab
kedua kematian bayi di seluruh dunia dan penyebab nomor satu kematian balita (di
bawah lima tahun) seluruh dunia. Hilangnya cairan karena diare dapat menyebabkan
dehidrasi dan gangguan elektrolit seperti kekurangan kalium atau ketidakseimbangan
garam lainnya (Sumampouw et al., 2017).
Diare adalah suatu gejala klinik gangguan pada saluran pencernaan dimana
konsistensi tinja berbentuk cairan atau setengah cairan dan frekuensi terjadinya
defekasi lebih sering dari keadaan normal sekitar empat sampai lima kali sehari,
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari normal yaitu 200
gr/hari. Karena berat feses sebagian besar ditentukan oleh air feses, kebanyakan
kasus diare disebabkan oleh gangguan air dan elektrolit di usus. Penyebab diare
yaitu 1. Peningkatan tekanan osmotik di dalam usus sehingga menyebabkan
retensi air didalam lumen; 2. Sekresi elektrolit dan air yang berlebihan ke dalam
lumen usus; 3. Eksudasi protein dan cairan dari mukosa; 4. Peningkatan motilitas usus
sehingga mempercepat transit.(Sumampouw, 2017)
Umumnya diare akut di Indonesia disebabkan oleh masalah kebersihan
lingkungan, kebersihan makanan, dan juga infeksi mikroorganisme (bakteri, virus,
dan jamur) (Korompis et al., 2013).Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat
di negara berkembang seperti Indonesia karena angka morbiditas dan mortalitas yang
masih tinggi. Tahun 2016 jumlah penderita diare semua umur yang dilayani di sarana
kesehatan sebanyak 3.176.079 penderita dan terjadi peningkatan pada tahun 2017
yaitu menjadi 4.274.790. Kejadian luar biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi
dengan Crude Fatality Rate (CFR) (angka kematian kasar) yang masih tinggi. Data
dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesiapada tahun 2017 terjadi 21 kali KLB
diare yang tersebar di 12 provinsi, 17 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1.725
orang dan kematian 34 orang (CFR 1,97%) (Kemenkes, 2018).

Menurut hasil penelitian dari Sukmawati (2017) senyawa yang mempunyai


efek antidiare adalah tanin dan flavonoid. Tanin bersifat adstringensia yang
menciutkan selaput lendir usus sehingga bersifat obstipansia dan mekanisme
flavonoid juga bisa menghambat mortilitas usus sehingga dapat mengurangi cairan
dan elektrolit (Afrisa, 2016). Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa polifenol
yang berfungsi sebagai agen antidiare. Adapun mekanisme kerjanya adalah dengan
cara menghambat mortilitas usus sehingga dapat mengurangi cairan dan elektrolit (Di
Carlo dkk., 1993). Aktivitas flavonoid (kuersetin) yang lain adalah dengan
menghambat pelepasan asetilkolin di saluran cerna (Rizal dkk., 2016). Penghambatan
pelepasan asetilkolin akan menyebabkan berkurangnya aktivasi reseptor asetilkolin
nikotinik yang memperantarai terjadinya kontraksi otot polos dan teraktivasinya
reseptor asetilkolin muskarinik (khususnya Ach-M3) yang mengatur motilitas
gastrointestinal dan kontraksi otot polos (Ikawati, 2008). Berdasarkan uraian tersebut
maka dilakukan penelitian efek antidiare ekstrak etanol umbi rumput teki yang
mengandung senyawa tanin dan flavonoid terhadap mencit putih.

Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk


dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair, dan bertambahnya
frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari. Diare merupakan
penyebab umum kematian di negara berkembang, penyebab kedua kematian bayi di
seluruh dunia dan penyebab nomor satu kematian balita (di bawah lima tahun) seluruh
dunia. Hilangnya cairan karena diare dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan
elektrolit seperti kekurangan kalium atau ketidakseimbangan garam lainnya
(Sumampouw et al., 2017).

Diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus tersebut, sehingga


pelintasan kimus sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat
meninggalkan tubuh sebagai tinja (kadela widya ,2018) .

Diare merupakan masalah yang banyak terdapat di negara-negara


berkembang dengan standar hidup yang rendah, dimana diare dapat menyebabkan
dehidrasi. Dimana dehidrasi merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak
. Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi dari feses bila
dibandingkan dengan individu yang normal, dengan kata lain diare adalah buang air
besar lembek atau cair yang terjadi sebanyak tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam
(abdillah rahmad , 2018)

Diare adalah suatu kondisi yang menunjukkan frekuensi dan konsistensi


buang air besar yang meningkat dibandingkan dengan individu dalam kondisi
pencernaan yang normal. Frekuensi dan konsistensi berbeda-beda pada tiap individu.
Sebagai contoh, beberapa individu defekasi tiga kali sehari, sedangkan yang lainnya
hanya dua atau tiga kali seminggu . Diare dapat disebabkan oleh bakteri yang
mengkontaminasi makanan dan minuman atau oleh racun yang dihasilkan oleh
bakteri-bakteri tersebut yang berhubungan erat dengan sanitasi dan higienis individu
maupun masyarakat, juga dapat disebabkan oleh kelainan psikosomatik, alergi
terhadap makanan atau obat-obatan tertentu (pramitaningastuti,2019)

Berdasarkan hasil survey morbiditas diare yang dilaksanakan oleh


Departemen Kesehatan RI pada tahun 2000 ditemukan angka kesakitan diare untuk
semua umur di Jawa Timur adalah 283 per 1000 penduduk, sedangkan angka
kesakitan pada balita mencapai 1,34 per tahun (Depkes RI, 2000).Bila dilihat
penyebab terjadinya penyakit diare, seringkali masyarakat mengatakan bahwa
penyakit ini disebabkan oleh masuk angin, atau salah makan. Bila ditinjau
kegawatannya, pada umumnya banyak yang menganggap bahwa diare merupakan
penyakit biasa–biasa saja dan menganggap remeh penyakit tersebut, sehingga
seringkali berakibat fatal dalam penanganan penderita, hal ini diakibatkan karena
penerapan pengobatan awal belum dilaksanakan secara tepat oleh masyarakat
sehingga terjadi keterlambatan tindakan yang dapat menyebabkan dehidrasi akibatnya
dapat memperparah kesakitan bahkan kematian (Ambari yani,2018 ).

Bila dilihat penyebab terjadinya penyakit diare, seringkali masyarakat


mengatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh masuk angin, atau salah makan. Bila
ditinjau kegawatannya, pada umumnya banyak yang menganggap bahwa diare
merupakan penyakit biasa–biasa saja dan menganggap remeh penyakit tersebut,
sehingga seringkali berakibat fatal dalam penanganan penderita, hal ini diakibatkan
karena penerapan pengobatan awal belum dilaksanakan secara tepat oleh masyarakat
sehingga terjadi keterlambatan tindakan yang dapat menyebabkan dehidrasi akibatnya
dapat memperparah kesakitan bahkan kematian (Ambari yani,2018 ).

Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antidiare adalah mlinjo (Gnetum
gnemon L.). Menurut penelitian biji mlinjo dosis 600mg/kgbb mencit berpotensi
sebagai antidiare. Kandungan senyawa kulit buah melinjo antara lain flavonoid,
tannin, saponin, dan triterpen (Dewi, 2018)

Senyawa yang mempunyai aktivitas antidiare adalah tanin, flavonoid dan


steroid. Tanin memiliki efek antidiare yang berkerja sebagai pembeku protein/astrigen
yaitu zat yang berikatan pada mukosa, kulit atau jaringan yang berfungsi
membekukan protein, sehingga membran mukosa menjadi kering dan membentuk
pembatas (thight junction) yang bersifat resisten terhadap inflamasi dari
mikroorganisme, selain itu tanin dapat menghambat sekresi dari klorida melalui ikatan
antara protein tannate yang berada di usus dengan tanin. Flavonoid juga memiliki efek
sebagai antidiare dengan menghambat motilitas usus sehingga mengurangi sekresi
cairan dan elektrolit. Senyawa steroid dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit
dalam usus,sehingga mengakibatkan absorbsi air dan elektolit dalam usus normal
kembali.(Rizal Mohammad,2016)

IV. ALAT dan BAHAN


4.1 ALAT

Batang pengaduk
Beaker
Gelas ukur
Spuit 1 ml
Spuit oral
Timbangan berat badan

4.2
Alkohol 70%
Aquadestilat
Norit 5 %
Nacmc 0,%
Ol. Ricini
Tablet loperamid 2 mg/ 70 kg BB manusia

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 HASIL
Kel Hewan Uji Vol. Panjang usus Panjang Rasio %
menit BB pemberian keseluruhan maker proteksi
1 1 26 0,26 41 41 1 0%
2 22 0,22 40 40
3 25 0,25 50 50
2 1 27 0,27 43 40 0,58 42%
2 24 0,24 40 19
3 28 0,28 44 15,5
3 1 29 0,29 41 34 0,69 31%
2 28 0,28 44 31
3 25 0,25 44 24
4 1 24 0,24 37 34 0,84 16%
2 22 0,22 31 30
3 21 0,21 31 31

BB mencit untuk disondekan dengan volume :


 Mencit 1 = 1/100 x 23,9 = 24
o = 0,24 untuk 2x sonde
 Mencit 2 = 1/100 x 21,6 = 22
o = 0,22 untuk 2x sonde
 Mencit 3 = 1/100 x 21,2 = 21
o = 0,21 untuk 2x sonde

4 mg x 0,0026 = 0,0104
 Mencit 1 = 24 g /20 g x 0,0104 = 0,0124
Va O = 1% BB = 0,24
Penimbangan bahan = 100 ml/0,24 ml x 0,0124 = 5,16
% Kadar =0,0104/100 ml x 100% = 0,0104 %
 Mencit 2 = 22 g/20 g x 0,0104 = 0,0114
Va O = 1% BB = 0,22 ml
Penimbangan bahan = 100 ml/0,22 ml x 0,0114 = 5,18
% Kadar = 0,0104/100 ml x 100% = 0,0104%
 Mencit 3 = 21g/20 g x 0,0104 = 0,0109
Va O = 1% BB = 0,21 ml
Penimbangan bahan = 100 ml/0,21 ml x 0,0109 = 5,19
% Kadar = 0,0104/100 ml x 100% = 0,0104%

 Rumus rasio lintasan marker ( R)


Panjang lintasan marker/panjang usus keseluruhan
 Rata-rata marker = marker mencit 1+2+3/3

Rata-rata panjang usus = 37 + 31 + 32/3 = 33,33


Rata-rata marker = 34 + 30 + 21/3 = 28,33

 Rasio = panjang marker/panjang usus


= 28,33/33,33 = 0,84
 % Proteksi = rasio control ( - rasio kelompok uji )/rasio control x 100%
1 – 0,84/1 = 0,16%

5.2 PEMBAHASAN
Penginduksi diare yang digunakan adalah oleum ricini dan magnesium
klorida(Mgcl2) dan obat anti diare yang digunakan adalah loperamid Hcl dan
adsorben norit digunakan sebagai penanda panjang lintasan. Alasan digunakannya
penginduksi oleum ricini karena mengandung trigliserida dari adam risinoleat,suagh
asam lemak tak jenuh,didalam usus halus, sebagian zat ini diuraikan oleh enzim lipasr
dan menghasilkan asam risinoleat yang memiliki efek stimulasi terhadap usus halus
dan kemudian menimbulkan defekasi yang cair(diare). Penginduksi selanjutnya
adalah magnesium klorida, berdasarkan literatur ada beberapa penyebab diare salah
satunya obat-obatan. Dimana magnesium bersifat mencahar dengan sifat netralisasi
baik tanpa diserap usus dan biasanya dikombinadi dengan senyawa aluminium yang
bersifsg obstipasi.

Diare adalah pengeluaran feses yang konsistensinya lembek sampai cairdengan


frekuensi pengeluaran feses sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari. Penyebab diara
dapat bermacam-macam, antara lain kurangnya absorpsi zat osmotik dari lumen usus
naiknya permeabilitas mukosa usus atau terganggunya motilitas usus. Diare dapst
mengakibatkan demam, sakit perut, penurunan nafsu makan, rasa lelah dan penurunan
berat badan.

Pada dasarnya diare merupakan mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan


zat-zat racun yang tidak dikehendaki dari dalam usus. Bila usus sudah bersih maka
diare akan berhenti dengan sendirinya. Diare pada dasarnya tidak perlu pemberian
obat, hanya apabila terjadi diare hebat dapat digunakan obat untuk menguranginya.
Obat antidiare yang banyak digunakan diantaranya adalah Loperamid yang daya
kerjanya dapat menormalisasi keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa,
yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi pada keadaan
resorpsi normal kembali.

Obat anti diare yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah
loperamid,loperamid merupakan obat anti diare yang bekerja dengan mekanisme
menormalkan keseimbangan reapsorbsi-reapsorbsi dari sel-sel mukosa, yaitu
memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi keadaan reapsorbsi
normal kembali. Mula kerjanya lebih cepat, juga bertahan lebih lama tidak
mengakibatkan ketergantungan karena tidak berkhasiat terhadap sistem saraf pusat.

Prosesur pengerjaan pengujian aktivitas obat anti diare dilakukan secara peroral
untuk pemberian penginduksi diare, obat anti diare dan absorban yang digunakan, hal
ini bertujuan agar dapat diamati kecepatan gerakan peristaltik usus.
Pada pratikum aktivitas antidiare kali ini masing masing kelompok diberikan 3
ekor mencit . Pertama kita menimbang berat badan dari masing masing mencit
terlebih dahulu Mencit 1 = 23,9 Mencit 2 = 21,6 Mencit 3 = 21,2 Setelah didapatkan
berat mencit dapat kita cari volume BB mencit untuk disondekan.
Pada percobaan kelompok IV diberi suspensi loperamid dosis 2 sebanyak 4 kali,
semua perlakuan secara oral dengan volume pemberian sesuai dengan volume yang
didapatkan dari BB disondekan. 45 menit kemudiam semua hewan uji diberi suspensi
norit 5% sebanyak volume yang disondekan. Setelah 20 menit hewan uji diberi
suspensi norit 5%, mencit dikorbankan secara dislokasi tulang leher. Pada pratikum
ini kami menggunakan pinset untuk dislokasi leher mencit. Setelah itu kami
melakukan pembedan pada hewan uji dengan hati hati guna untuk menguarkan usus
mencit, usus dikeluarkan dengan hati hati untuk mendapatkan panjang usus yang
dilalui marker norit mulai dari pylorus sampai ujing akhir berwarna hitam.

Dalam pengambilan usus kita melakukan percobaan dengan diawali proses


pembedahan pada mencit.Pembedahan pada mencit kita lakukan dengan
menggunakan alat seperti gunting untuk pembedahannya pingset untuk menarik usus
keluar ,setelah kita melakukan pembedahan kita ambil pangkal usus lalu kita potong
secara perlahan agar tidak rusak, kemudian kita keluarkan sedikit demi sedikit hingga
menemukan ujung usus.
Setelah kita keluarkan usus mencit lalu kita letakkan diatas kertas double folio
yang telah disediakan perkelompok, letakkan dengan rapi dan memanjang supaya
mudah dalam pengukurannya, jangan sampai usus nya putus. Setelah itu langsung
ukur panjang keseluruhan dan panjang marker. Panjang marker adalah panjang norit
yang telah kita sondekan kepada mencit tersebut.

Panjang usus keseluruhan yang kami dapatkan adalah :


• Mencit 1 = 37 cm
• Mencit 2 = 31 cm
• Mencit 3 = 32 cm

Sedangkan panjang marker yang kami dapatkan adalah :


• Mencit 1 = 34 cm
• Mencit 2 = 30 cm
• Mencit 3 = 21 cm

Setelah mendapatkan panjang usus keseluruhan dan panjang marker, hitunglah


rata-rata marker, rasio , dan % proteksi dengan rumus yang telah ditentukan. Hasil
akhir dari lintasan marker yang kami dapatkan yaitu 28,33.

Percobaan ini berguna untuk melihat reaksi obat dan mengamati sejauh mana
aktivitas obat anti diare dapat menghambat diare. Uji aktivitas anti diare yang
menunjukkan aktivitas penurunan frekuensi defekasi,konsistensi feses dan berat feses.
Konsistensi feses digunakan sebagai parameter semi kuantitatif untuk melihat
konsistensi feses hewan uji mencit setelah di induksi dengan oleum ricini.

Dalam percobaan ini praktikan harus dapat atau mengetahui cara memotong
mencit dan bagaimana cara pengambilan usus pada mencit, dengan cara yang baik
dan benar. Dalam proses pengambilan usus sebaiknya dilakukan hanya dengan dua
orang untuk satu mencit, dan yang lainnya memperhatikan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan Oleum Ricini dapat menyebabkan
diare dengan cara menstimulasi peristaltik usus. Namun, oleum ricini yang sudah
teroksidasi tidak cukup untuk menginduksi terjadinya diare.

Loperamid HCl berkhasiat sebagai obat antidiare dengan cara bekerja menekan
peristaltik usus sehingga mengurangi frekuensi defekasi dan memperbaiki konsis tensi
feses.

Aktifitas obat antidiare dapat diketahui melalui pemberian loperamida pada


mencit dengan menggunakan metode transit intestinal

5.2 SARAN
 Hati –hati saat pelaksanaan pratikum berlangsung .
 Diharapkan praktikan mematuhi prosedur pratikum sesui aturan yang
diterapkan.
 Diharapkan praktikan teliti dalam melaksanakan praktikum
 Diharapkan memahami objek sebelum praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Afrisa, H. P., 2016, Uji Efektivitas Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus
L.) dengan Obat Imodium terhadap Antidiare pada Mencit (Mus musculus L.)
Jantan yang Diinduksi Oleum Ricini, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Kemenkes RI. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Rizal, M., Yusransyah dan Sofi, N. S. 2016. UJi Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol
70% Kulit Buah Jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.)I.C. Nielsen)
Terhadap Mencit Jantan yang Diinduksi Oleum Ricini, Jurnal Ilmiah Manuntung,
2(2), 131-136.

Sukmawati, D., 2017. Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Suji


(Dracaenaangustifolia roxb) Antidiarrheal, Pharmacy, 14(02), 173–187.

Sumampouw OJ et al. 2017. Diare Balita, Suatu Tinjauan dari Bidang Kesehatan
Masyarakat.Yogyakarta: Deepublish.
LAMPIRAN

Alat yang akan digunakan dalam praktikum

3 ekor mencit yang ditimbang sebagai hewan uji pada praktikum kali ini

Mencit akan diberikan loperamid memalui esophagus


Larutan loperamid

Larutan kedua yang akan diberikan yaitu norit

Mencit akan dibunuh menggunakan pingset


Setelah mati mencit akan dibelah perutnya menggunakan gunting

Pengambilan usus yang akan diukur

Usus dari ketiga mencit yang akan di ukur

Anda mungkin juga menyukai