Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUGAS

KEPERAWATAN DEWASA ENDOKRIN, PENCERNAAN, DAN PERKEMIHAN


GASTROENTERITIS

Dosen Pengampu : Adi Nurapandi S.Kep., Ners

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

HENY MEIDA NURYANA 21O3277023


NOVIA RAMADHAN 2103277032
SALFAA NURI RAMADHANI R 2103277039
SRI NURJANAH 2103277044
SULTAN NEZAM SYAH JEHAN 2103277046

STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Definisi
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada bagian mukosa
dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan muntah (How, C., 2010). Menurut
Dennis, dkk (2016) diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari
biasanya atau lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair
(kandungan air pada feses lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau
200ml/24jam). Gastroenteritis akut adalah diare dengan onset mendadak dengan frekuensi
lebih dari 3 kali dalam sehari disertai dengan muntah dan berlangsung kurang dari 14 hari
(Sudoyo, 2009). Gastroenteritis akut juga didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari gejala
infeksi saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme seperti bakteri,
virus, dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya menginfeksi saluran pencernaan
manusia melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food
borne disease) (Mendri, 2017). Berdasarkan hal tersebut dapat disumpulkan Gastroenteritis
akut (GEA) adalah inflamasi mukosa dari saluran gastrointestinal akibat infeksi organisme
seperti bakteri, virus, dan parasit ditandai dengan feses yang lebih lembek atau cair dan
muntah dengan onset mendadak yang frekunsinya lebih dari 3 kali sehari dan berlansung
kurang dari 14 hari.
2. Patofisiologi
Gastroenteritis bisa disebabkan oleh empat hal, yaitu faktor infeksi (bakteri, virus, parasit),
faktor malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis. Diare karena infeksi seperti bakteri,
berawal dari makanan atau minuman yang terkontaminasi dan tertelan masuk ke dalam saluran
pencernaan. Sistem pertahanan tubuh di lambung yaitu asam lambung, dapat membunuh bakteri yang
masuk ke dalam lambung, namun apabila jumlah bakteri terlalu banyak, maka dapat lulus dan masuk
ke duodenum kemudian berkembang biak. Pada kebanyakan kasus gastroenteritis, organ tubuh yang
diserang adalah usus. Bakteri di dalam usus akan memproduksi enzim yang dapat mencairkan lapisan
lendir permukaan usus, sehingga bakteri dapat masuk ke dalam mebran epitel dan akan mengeluarkan
toksin yang dapat merangsang sekresi cairan-cairan usus di bagian kripta villi dan menghambat
absorbs cairan. Akitabnya volume cairan di dalam lumen usus meningkat yang mengakibatkan
dinding usus mengembung dan tegang, dan akan terjadi hipemotilitas untuk menyalurkan cairan di
usus besar. Apabila jumlah cairan tersebut melebihi kapasitas absorbs usus maka akan terjadi diare
(Ngastiyah, 2005). Makanan beracun juga dapat menyebabkan diare apabila tertelan. Makanan
beracun di dalam usus akan menyebabkan iritasi mukosa usus dan mengakibatkan hiperperistaltik,
sehingga terjadi penurunan absorbsi usus, dan timbul diare. Peristaltik yang menurun juga dapat
menyebabkan diare karena bakteri tumbuh berlebihan (Ngastiyah, 2005). 12 Adanya iritasi mukosa
usus dan peningkatkan volume cairan di lumen usus menyebabkan nyeri pada abdomen. Selain itu,
nyeri abdomen atau kram juga timbul karena metabolisme kabohidrat oleh bakteri di usus yang
menghasilkan gas H2 dan C02 yang juga akan menimbulkan kembung dan flatus berlebihan.
Biasanya pada keadaan ini juga akan timbul keluhan mual muntah dan nafsu makan menurun. Hal ini
dikarenakan terjadinya ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit (Ngastiyah, 2005).
3. Manifestasi
Menurut Ida Mardalena (2018) manifestasi klinis gastroenteritis antara lain :
a. Nyeri perut
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Perut kembung
g. Rasa panas di dada dan perut
h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
i. Diare
j. Demam
k. Membran mukosa mulut dan bibir kering
l. Lemah
m. Fontanel cekung.
4. Farmakologi
Terapi Farmakologi untuk gastroenteritis :
4.1 Antimotilitas
Obat golongan ini bekerja memperlambat motilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Contoh: candu dan alkaloidnya, derivate
petidin (definoksilat dan loperamid), dan antikolinergik (atropine dan ekstrak beladona)
(Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007). Obat ini berikatan dengan reseptor opoid
sehingga diduga efek kontisipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor
tersebut. Obat ini sama efektifnya dengan difenoksilat untuk pengobatan diare kronik. Efek
samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen, sedangkan toleransi terhadap efek
kontipasi jarang sekali terjadi. Pada sukarelawan yang mendapatkan dosis besar loperamid,
kadar puncak pada plasma dicapai dalam waktu empat jam sesudah minum obat. Masa laten
yang lama ini disebabkan oleh penghambatan 13 motilitas saluran cerna dan karena obat
mengalami sirkulasi enterohepatic. Waktu paruhnya adalah 7-14 jam. Loperamid tidak diserap
dengan baik melalui pemberian oral dan penetrasinya ke dalam otak tidak baik; sifat-sifat ini
menunjang selektifitas kerja loperamid. Sebagian besar obat dieksresikan bersama tinja.
Kemungkinan disalahgunakan obat ini lebih kecil dari difenoksilat karena tidak menimbulkan
euphoria seperti morfin dan kelarutannya rendah (Departemen Farmakologi dan Terapi UI,
2007).
4.2 Adsorben
Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini adalah mengikat atau menyerap
toksin bakteri dan hasil-hasil metabolisme serta melapisi permukaan mukosa usus sehingga toksin
dan mikroorganisme tidak dapat merusak serta menembus mukosa usus. Obat-obat yang termasuk
kedalam golongan ini adalah karbon, mucilage, kaolin, pektin, garam-garam bismuth, dan garam-
garam alumunium (Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007).
a. Dosis attalpugit pada anak 6-12 tahun sebanyak 700mg setiap sesudah BAB, pada anak diatas
12tahun dan dewasa 1400mg setiap sesudah BAB.
b. Dosis kaolin anak 3-6 tahun diberikan 1-2 sendok makan (15-30 ml) setiap habis BAB.
4.3 Antibiotik
Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala demam, feses berdarah, leukosit pada
feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare
infeksi. Pemberian antibiotik dapat secara empiris, tetapi antibiotik spesifik diberikan berdasarkan
kultur resisten kuman (Farthing M et al, 2013).
4.4 Antiemetik
Antiemetik adalah obat yang digunakan untuk mengobati mual dan muntah karena berbagai
penyebab. Salah satunya adalah domperidon yang Organisme Antibiotik Pilihan Pertama Antibiotik
Pilihan Kedua Campulobacter, Sigella atau Salmonella spp. Ciprofloxacin 500 mg oral 2 kali sehari.
3-5 hari Salmonella/Shigella Ceftriaxone 1 gram IM/IV sehari TMP-SMX DS oral 2 kali sehari, 3
hari Campilobacter spp Azithromycin 500 mg oral 2 kali sehari, 5 hari Vibrio Cholera Tetracycline
500 mg oral 4 kali sehari, 3-5 hari Resisten tetracycline Ciprofloxacin 1 gram oral 1 kali
Erythromycin 250 mg oral 4 kali sehari, 3 hari Traveler’s diarrhea Ciprofloxacin 500 mg 2 kali sehari
oral 2 kali sehari, 3 hari Clostridium difficile Metronidazole 250-500 mg 4 kali sehari 7-14 hari, oral
atau IV Vancomycin 125 mg 4 kali sehari, 7-14 hari 15 digunakan untuk mengobati mual dan muntah
yang terjadi karena efek dari diare, muntah biasanya menyertai diare pada gastrornteritis akut
(Nurwidati, 2010).
a. Metoclopramide dosis pada anak usia 6-12 tahun dengan berat badan 20-29kg sirup 5mg/5ml 3x
sehari, pada dewasa metoclopramide 10mg/tablet 3xsehari
b. Domperidon dosis pada dewasa 10-20mg tablet 3x sehari (Farthing et al, 2008)
4.5 Antipiretik
Obat antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh yang tinggi atau hanya
menurunkan temperatur suhu tubuh saat panas dan tidak berefektif pada orang normal.
1. Dosis Paracetamol pada anak 6-12 tahun 250-500mg tablet 3-4x sehari, pada dewasa 500-1000mg
tablet 3-4x sehari
2. Dosis Ibuprofen pada dewasa yaitu 400mg tablet 3-4x sehari (Farthing et al, 2008).
5. Terapi Diet
Pengidap gastroenteritis disarankan untuk mengonsumsi makanan lunak. Hal ini bisa membantu
lapisan usus agar sembuh lebih cepat dan memungkinkan tubuh untuk mendapatkan kembali energi.
Selain itu, pengidap penyakit ini juga disarankan untuk makan sedikit-sedikit. Jika sudah mulai
membaik, jumlah konsumsi makanan bisa ditingkatkan secara bertahap.
Jenis makanan yang cocok untuk pengidap gastroenteritis:
a. Sup
Sup kaldu menjadi menu makanan yang sering direkomendasikan untuk seseorang yang sedang
sakit. Sup berbahan dasar kaldu memiliki kandungan air yang tinggi sehingga menambah hidrasi
tubuh selama mengalami gastroenteritis.
b. Kentang Rebus
Kentang yang direbus memiliki tekstur lembut, rendah lemak, dan terbuat dari pati yang mudah
dicerna. Kentang juga sarat dengan kalium yang merupakan elektrolit primer yang hilang selama
mengalami gastroenteritis. Hindari menambahkan topping tinggi lemak, seperti mentega, keju, dan
krim asam yang dapat memperburuk gastroenteritis.
c. Telur
Selain mudah dicerna, telur adalah sumber protein yang baik dan menyediakan nutrisi lain,
seperti vitamin B dan selenium, yang merupakan mineral yang penting bagi sistem kekebalan tubuh.
Hindari menggoreng telur dalam minyak atau mentega karena jumlah lemak yang tinggi dapat
memperburuk kondisi gastroenteritis.
Selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, penting juga untuk menerapkan pola makan
atau diet yang tepat. Pengidap gastroenteritis bisa mencoba menerapkan metode diet BRAT, yaitu diet
rendah serat dengan mengonsumsi empat menu utama, yaitu pisang, nasi, saus apel dan roti bakar.
Meski bercita rasa hambar, BRAT sangat direkomendasikan bagi seseorang yang mengalami masalah
pencernaan, termasuk gastroenteritis. Ini karena, keempat makanan tersebut memiliki tekstur yang
lembut.
Namun, mengonsumsi BRAT saja tidak memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Seseorang yang mengidap gangguan pencernaan perlu mengonsumsi bahan makanan lainnya, seperti
daging rendah lemak, ikan, sayuran, dan lain-lain untuk memenuhi nutrisi tubuh.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGUAN SISTIM PENCERNAAN GE


(GASTROENTERITIS) DI RUANG HECULES / II RS AU dr. SUKIRMAN PEKANBARU

A. Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 4 Februari 2020

Tanggal masuk klien : 3 Februari 2020

Ruang / Kelas : Hercules / II

Diagnosa Medis : GEA

1. Identitas Klien

Nama Klien : Ny. S

Jenis kelamin/ Umur : Perempuan / 30 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku bangsa : Melayu

Pendidikan : SMA

Bahasa : Bahasa Indonesia

Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga

Alamat : Komplek TNI AU Pekanbaru

Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien dan Keluarga

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang.

1) Keluhan utama : Diare <10x, mual, muntah, lemas nafsu makan turun hanya 2-3

sendok porsi makan, minum kurang.

2) Kronologis keluhan

• Faktor pencetus : Setelah memakan makanan pedas

• Timbulnya keluhan : Mendadak

• Lamanya : Sejak dua hari sebelum masuk RS

• Upaya mengatasi : Minum obat anti diare tradisional

b Riwayat kesehatan masa lalu :

1) Riwayat Penyakit sebelumnya : Sakit maag, demam, batuk, diare

2) Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan) : Tidak ada

3) Riwayat pemakaian obat : Tidak ada

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram) : keluarga tidak ada yang sakit

Diagram Genogram :

Keterangan :

Garis perkawinan

Garis keturunan
Klien

d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor resiko : Tidak ada

3. Riwayat Psikososial dan Spiritual.

a. Adakah orang terdekat dengan klien : Ada (suami)

b. Interaksi dalam keluarga :

 Pola Komunikasi : Komunikasi dalam keluarga baik

 Pembuatan Keputusan : Suami, melalui musyawarah keluarga

c. Dampak penyakit klien terhadap keluarga : Kegiatan rumah tangga terganggu

d. Masalah yang mempengaruhi klien : Tidak ada masalah

e. Mekanisme Koping terhadap stress : melalui pemecahan masalah

f. Persepsi klien terhadap penyakitnya :

• Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Klien merasa terganggu dengan

penyakit yang dideritanya

• Harapan setelah menjalani perawatan : Bisa sembuh kembali secepatnya

• Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : BB terasa turun

g. Sistem nilai kepercayaan :

• Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada

• Aktivitas agama/Kepercayaan yang dilakukan : Klien tetap mengingat


Tuhannya dengan berdoa

h. Kondisi Lingkungan Rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini : Lingkungan rumah
rapih dan bersih
i. Pola kebiasaan

Tabel 1.1 Pengkajian Pola Kebiasaan


Pola Kebiasaan
HAL YANG DIKAJI Sebelum sakit Saat sakit / saat di
RS
1.Pola Kebiasaan Nutrisi

a. Frekwensi………x / hari 3 x / hari 2 x / hari

b. Nafsu makan; baik/tidak Baik Tidak

Alasan (mual,muntah, dll) - Mual,muntah 2-3

c. Porsi makan yang dihabiskan d Porsi dewasa sendok


Makanan penyebab alergi
Tidak ada Tidak ada
e. Makanan pantangan 2. Tidak ada Pedas, asam

Pola Personal Hygiene

a. Mandi

-Frekwensi …….. x/ hari -Waktu 3 x/ hari 2 x / hari

(pagi, siang, sore) Pagi,siang,sore Pagi, sore

b. Oral Hygiene

- Frekwensi ……..x / hari 3 x / hari 2 x / hari

- Waktu (pagi, siang, sore) 3. Pagi,siang,sore Pagi, sore

Pola Eliminasi

a. Bak

- Frekwensi …….x/ hari 3 – 4 x/hari Setiap Bab

- Warna Urine -Keluhan Kuning jernih Kuning jernih

b. Bab Tidak ada Tidak ada

- Frekwensi …….x/ hari

- Waktu (Pagi,sore,tidak tentu) 1 x / hari  10 x / hari

Pagi Tidak tentu


- Keluhan

Tidak ada Mules, melilit


4. Pola Istirahat

a. Lama tidur siang , jam/hari

b. Lama tidur malam jam/hari ± 2 jam/hari ± 1 jam

c. Kebiasaan sebelum tidur ± 6 – 7 jam/hari ± 6 jam tidak


ada
Tidak ada
4. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum

1) Berat badan : 54 Kg (Sebelum Sakit : 55 Kg)

2) Tinggi Badan : 145 cm

3) Keadaan umum : Lemah

b. Sistem Penglihatan

1) Posisi mata : Simetris

2) Konjungtiva : Merah muda

3) Sklera : Anikterik

4) Reaksi terhadap cahaya : Tidak ada kelainan

c. Sistem Pendengaran

1) Fungsi pendengaran : Normal

2) Gangguan keseimbangan :Tidak

d. Sistem Pernapasan
1) Jalan napas : Bersih
2) Pernapasan : Tidak sesak
3) Frekuensi : 18 x/menit
4) Irama : Teratur
5) Jenis pernapasan : Spontan

6) Insfeksi : Simetris

7) Palpasi dada : Tidak ada kelainan

8) Perkusi dada : Tympani

9) Auskultasi : Vesikuler

e. Sistem Kardiovaskuler :

1) Nadi : 62 x/ menit , Irama : Teratur, Denyut : kuat

2) Tekanan darah : 100 / 60 mm/Hg


3) Temperatur kulit : Hangat

4) Warna kulit : Kemerahan 5) Pengisian kapiler : 1,2 detik

f. Sistem Hematologi : tidak ada kelainan

g. Sistem Syaraf Pusat

1) Tingkat kesadaran : Compos mentis

2) Glasgow coma scale (GCS) E : 4, M : 6 V:5

h. Sistem Pencernaan

1) Abdomen

a) Inspeksi : Tiadak ada kelainan

b) Auskultasi : BU 20 x / menit

c) Perkusi : Kembung ()

d) Palpasi : Distensi otot perut (-), nyeri tekan epigastrium ()

2) Muntah : Ya

a) Konsistensi : Makanan dan Cairan

b) Warna muntahan: warna makanan

c) Frekwensi : 5 x dalam sehari

d) Jumlah : ± 100 cc / muntahan

3) Diare : Ya

a) Lamanya : Sejak 2 hari , Frekuensi :  10 x dalam sehari

b) Warna feces : Kuning kehijauan

i. Sistem Urogenital

1) Balance Cairan : Intake ± 3.530 cc , Output : 3.450 cc

2) Bak : Warna : Kuning jernih


j. Sistem Integumen

1) Turgor kulit : Sedang, Elastis, warna kemerahan

2) Temperatur kulit : Hangat

3) Kondisi kulit daerah pemasangan Infus : Tidak ada kelainan k

Sistem Muskuloskeletal

1) Keadaan tonus otot : Baik

2) Kekuatan otot :

... 5 5 ...

... 5 5 ...

5. Data Tambahan (Pemahaman tentang penyakit):

Klien awalnya menganggap sakitnya ini hanya sebagai hal biasa karena terlalu banyak
makan makanan yang pedas . Tetapi ternyata setelah dua hari tidak kunjung sembuh malah
semakin memburuk maka akhirnya berobat ke rumah sakit.

6. Penatalaksanaan (Therapi / pengobatan termasuk diet)

Penatalaksanaan menurut tim medis pada kasus GE yaitu antara lain sebagai berikut :

1 Pemulihan cairan

IVFD : RL : D 5% = 2 : 1 40 gtt / mnt

2 Obat symtomatis

 Injeksi :

- Ranitidin 50 mg / 12 jam

- Ondansetron 4mg / 8 jam

 Oral :

- New Diatab 2 x 600 mg / BAB (Max 10 tablet / hari)

- Maagtacid syrup 3 x 5 mg (15 – 30 menit sebelum makan)


- Larutan Oralit 250 cc / Bab

3 Diet : ML tinggi serat

4 LAB : Pemeriksaan Darah Rutin, Urine Rutin dan Feces

5 Foto Thorax (Bila ada gejala lain yang timbul/ di keluhkan)

B. Analisa Data

Tabel 1.2 Analisa data masalah keperawatan


1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

No Data Masalah Etiologi

1 Data Subyektif : Klien Gangguan


GE / Bab cair
mengatakan nafsu makan pemenuhan

menurun, mual, muntah, kebutuhan nutrisi


Bising usus meningkat
badan terasa lemas yang dibutuhkan

tubuh
Produksi enzim HCL
Data Obyektif :
meningkat
Klien tampak lemas, porsi diet

2 – 3 sendok habis,
mual, muntah, anorexia
TD : 100 / 60 mmHg

Nadi : 62 x / menit

Suhu : 37.5

Pernapasan : 18 x / menit Masukan nutrisi terganggu

Tabel 1.3 Analisa data masalah keperawatan


2. Gangguan kebutuhan pola eliminasi.
No Data Masalah Etiologi

Makanan tidak diserap


2 Data Subyektif : Pola kebutuhan
eliminasi terganggu usus
Klien mengatakan Bab

cair lebih 10x dalam


Pergeseran cairan dan
sehari, mules dan melilit
elektrolit ke dalam
saat Bab
usus

Data Obyektif : Feces cair,


Tekanan rongga usus
tidak ada darah atau
meningkat
lendir, warna dan aroma

khas feces ,
Terjadi rangsangan
BU : 20 x/mnt.
untuk mengeluarkan

pengeluaran berlebihan

/ Bab cair (GE)

Tabel 1.4 Analisa data masalah keperawatan


3. Resiko terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

No Data Masalah Etiologi


Tekanan rongga usus
3 Data Subyektif :
meningkat
1. Klien mengatakan

kurang minum Resiko terjadi gangguan

2. Terasa haus tapi tidak keseimbangan cairan

ada selera untuk minum dan elektrolit yang Bab cair berlebihan

Data Obyektif : diperlukan tubuh / GE

1. Bibir klien tampak

pucat
Cairan tubuh banyak
2. klien tampak lemas
keluar / output

berlebihan

cairan dan elektrolit


tubuh tidak seimbang

C. Diagnosa Keperawatan

Tabel 1.5 Diagnosa Keperawatan


Tanggal Tanggal Paraf
No Diagnosa Keperawatan ditemukan Teratasi
1 Gangguan pemenuhan 4 – 2 – 2020 6 – 2 – 2020

kebutuhan nutrisi kurang dari

yang di butuhkan tubuh

berhubungan dengan mual,

muntah dan nafsu makan

menurun

4 – 2 – 2020 6 – 2 – 2020
Gangguan pola kebutuhan
2
eliminasi berhubungan dengan

Bab cair yang berlebihan.

3 Resiko terjadinya gangguan 4 – 2 – 2020 5 – 2 – 2020


ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh
berhubungan dengan out put
berlebihan

D. Intervensi

Tabel 1.6 Intervensi Diagnosa Keperawatan


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Gangguan a. Jangka 1. Cek TTV Untuk mengetahui

pemenuhan Pendek Setelah setiap k/u klien dan

asupan dilakukan rawatan Pergantian ship menentukan terapi

kebutuhan selama 1x 24 jam berikutnya.

nutrisi terganggu kebutuhan asupan


berhubungan
2. Berikan Dengan porsi kecil
dengan mual, nutrisi terpenuhi
muntah dan
nafsu makan Dengan kriteria : makan dalam diharapkan nutrisi
menurun
mual, muntah hilang. porsi sedikit dapat masuk dan

Tapi sering mengurangi mual


b. Jangka
Panjang Setelah
dilakukan rawatan
selama 3 x 24 jam 3.Kaji asupan Untuk menilai
nafsu makan kembali
normal Nutrisi klien
Jumlah nutrisi yang

masuk

4.Timbang BB
Untuk memonitor
klien perhari
perkembangan

asupan nutrisi.
2 Gangguan pola a. Jangka Pendek 1. Monitor Bab Untuk mengetahui

kebutuhan Setelah dilakukan Klien tentang kwalitas Bab klien

eliminasi rawatan selama 1x 24 jumlah.warna,

Behubungan jam frekwensi konsistensi dan


dengan Bab
cair yang kebutuhan pola aroma feses.
berlebihan.
eliminasi menurun.
2.Anjurkan klien Buah dan sayur
Dengan kriteria :
Mengandung serat
Frekwensi Bab banyak makan

buah dan sayur Sehingga diharapkan


berkurang, feses
Bab bisa berampas
berampas

b. Jangka Panjang 3.Kolaborasi


Setelah dilakukan
rawatan selama 3 x 24 dengan medis Sebagai pemberi
jam pola eliminasi Therapy
untuk
kembali normal.
pemberian

antifulgatif
3 Resiko a. Jangka Pendek 1.Jelaskan agar klien memahami

terjadi Setelah dilakukan pentingnya cairan kegunaan cairan

gangguan rawatan selama 1x bagi tubuh

keseimbang 24 jam kebutuhan Mempercepat


an cairan dan keseimbangan 2.Anjurkan klien agar pemenuhan kebutuhan
elektrolit
tubuh cairan dan elektrolit banyak minum cairan
berhubunga
n dengan out tubuh terpenuhi
put
berlebihan Dengan kriteri : 3.Kaji asupan dan untuk menilai jumlah
Rasa haus hilang. keluaran cairan out dan in take cairan
b.Jangka Panjang klien

Setelah dilakukan
Sebagai alternative
rawatan selam 3 x 24 asupan cairan pengganti
4.Kolaborasi dengan
jam tanda dan gejala medis untuk
pemberian larutan
gangguan rehidrasi dan cairan
infus
keseimbangancaira

n tidak terjadi

 Dengan kriteria :
Turgor kulit baik,
mukosa mulut dan
bibir basah
E. Implementasi / Tindakan Keperawatan

Tabel 1.7 Implementasi Diagnosa


1 : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkankan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
dan nafsu makan menurun (hari ke 1)

Hari / Tgl Jam Implementasi Keperawatan


Rabu 12.00  Menganjurkan klien untuk makan porsi sedikit tapi sering

04-02-2020  Memberikan obat anti mual sesuai intruksi medis

- Domperidon tablet 1 x 50 mg

 Mengecek TTV (TD; 100/70, Nadi: 68x/menit, Suhu:

14.30 36

 C, P : 18x/menit, K/U : Lemas, Kesadaran : CM

 Mengkaji asupan nutrisi dan diet yang di habiskan klien

(1/2 porsi diet RS)

Tabel 1.8 Implementasi Diagnosa


2 : Gangguan pola kebutuhan eliminasi berhubungan dengan Bab cair yang berlebihan (hari ke 1)

Hari / Tgl Jam Implementasi Keperawatan


Rabu 12.00  Menganjurkan klien supaya banyak makan buah dan sayur

04-02-2020  Memberikan obat anti GE sesuai intruksi medis

14.30 - New Diatab tablet 2 x 600 mg

 Mengkaji jumlah, bentuk, warna dan aroma feces


Tabel 1.9 Implementasi Diagnosa
3 : Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh b/d mual,muntah dan nafsu makan menurun
(hari ke I)

Hari / Tgl Jam Implementasi Keperawatan


Rabu

04-02-2020 12.00 Memotifasi klien supaya banyak minum minimal 8 gelas sehari

Menganjurkan klien untuk mengingat setiap intake cairan

Memberikan larutan rehidrasi oral sesuai intruksi medis

• Mengkaji jumlah minum dan Bak klien

• Memantau keadaan umum klien (bibir dan mukosa mulut

14.30 P kering)

 Memberikan cairan elektrolit pengganti melalui infus sesuai


instruksi medis. (Cairan RL – 30 tetes / menit)
Tabel 1.10 Implementasi Diagnosa
1 Gangguan pemenuhan nutrisi yang di butuhkan tubuh (hari ke II)

Hari / Tgl Jam Implementasi Keperawatan


Kamis 09.00  Menganjurkan klien untuk makan porsi sedikit tapi sering

05-02-2020  Memotifasi klien supaya menambah porsi makan

12.00  Memberikan obat anti mual sesuai intruksi medis

14.30  Mengecek TTV (TD : 110/70 mmHg, Nadi : 70 x/menit,

Suhu : 36`C, P : 18 x/menit, K/U : baik, Kesadaran : CM)

 Mengkaji asupan nutrisi dan diet yang di habiskan klien

(porsi diet RS habis)

Tabel 1.11 Implementasi


Diagnosa 2.Gangguan kebutuhan pola eliminasi berhubungan dengan Bab cair berlebihan (hari ke II)

Hari / Tgl Jam Implementasi Keperawatan


Kamis 09.00  Menganjurkan klien supaya banyak makan buah dan sayur

 Memberikan obat anti GE sesuai intruksi medis


05-02-2020
- New Diatab tablet 1 x 600 mg

 Mengkaji Bab klien mengenai frekwensi, konsistensi, aroma


dan warna feces
14.30
F. Evaluasi

Tabel 1.12 Evaluasi Tindakan Keperawatan 1,2 dan 3 (hari ke I)

Hari / Tgl / No. Evaluasi Tindakan Keperawatan


Jam DX
Kamis 1 S. Klien mengatakan mual sudah berkurang, muntah tidak ada,

05-02-2020 nafsu makan sudah meningkat

O. Klien tampak lebih segar, Diet: ½ porsi diet RS habis,

08.00 WIB TD : 110/70mmHg, Nadi; 78 x/i, Suhu: 36C, P: 18x/i

A. Masalah sudah teratasi sebagian

P. Intervensi dilanjutkan

S. Klien mengatakan Bab sudah berkurang (5 x sejak tadi malam),


2
rasa mules dan melilit tidak ada.

O. Feces sudah ada ampas, B/U: 10 x/menit

A. Masalah sudah teratasi sebagian

P. Intervensi dilanjutkan

S. Klien mengatakan rasa haus tdk ada, badan terasa segar


3
O. Klien tampak segar,mukosa mulut dan bibir basah, turgor baik,

akral basah, tanda dan gejala dehidrasi (-)

A. Masalah sudah teratasi

P. Intervensi dihentikan
Tabel 1.13 Evaluasi Tindakan Keperawatan Diagnosa 1 dn 2 (hari ke II)

Hari / Tgl / No. Evaluasi Tindakan Keperawatan


Jam DX

Jum’at 1 S. Klien mengatakan mual dan muntah sudah tidak ada

06-02-2020 Nafsu makan sudah kembali seperti biasa

O.-Klien tampak segar, porsi diet RS habis

08.00 WIB -TD: 110/70mmHg, Nadi; 78 x/menit, Suhu: 36C, P: 18 x/

menit

A. Masalah sudah teratasi

P. Intervensi dihentikan

2
S. Klien mengatakan Bab sudah kembali normal (GE negative)

O. Feces sudah ada ampas, B/U: 6 x/menit, kembung (-)

A. Masalah sudah teratasi

P. Intervensi dihentikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Diagnosa yang muncul pada kasus GE pada Ny. S adalah Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan dengan mual, muntah

dan nafsu makan menurun. gangguan pola eliminasi berhubungan dengan Bab

berlebihan,resiko terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan elektrolit

tubuh berhubungan dengan out put berlebihan.

2. Tindakan yang dapat terlaksana dengan baik dalam perawatan Ny. S adalah

mengobservasi keadaan umum klien, memantau tanda dan gejala dehidrasi, memantau

pemasukan dan pengeluaran cairan, mengobservasi tanda-tanda vital, menjelaskan

pentingnya cairan untuk tubuh, melanjutkan terapi dari dokter untuk obat antidiare dan

antiemetic, menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering, memberikan diet sesuai

dengan kondisi klien seperti anjuran ahli gizi, menganjurkan klien untuk banyak minum.

3. Tindakan yang kurang dapat terlaksana dengan baik yaitu memonitor keadaan

dalam waktu 24 jam penuh karena harus pergantian shift.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan mengenai Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus
pada klien GE (Gastroenteritis) ini adalah :

a. Institusi Pendidikan

Penulis berharap kepada institusi Poltekkes Kemenkes Riau, Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus

ini dapat dijadikan referensi untuk memperkaya bahan ajar terutama mata ajar Keperawatan

Medikal Bedah (KMB) dan koleksi perpustakaan.

b. Instansi (RSAU dr Sukirman Pekanbaru)


Semoga hasil Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini dapat dijadikan sebagai
perbandingan dan bahan referensi di RSAU dr Sukirman Pekanbaru dalam
melaksanakan tindakan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan GE
(Gastroenteritis).

c. Penulis selanjutnya

Hasil penulisan ini dapat dikembangkan lagi mengenai asuhan keperawatan yang lebih rinci

lagi untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA

Bidup John, 2009. Keperawatan kesehatan anak untuk petugas penyuluhan kesehatan
dan bidan desa. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Beherman E Richard, dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam. Vol 2. Edisi 15.
EGC : Jakarta.

Carpenito. L J, 2010. Hand Book of Nursing Diagnosa. ECG : Jakarta.

Doenges, Marilynm E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC : Jakarta.

Suriadi, Rita Yuliani : 2011. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam .Edisi 1.
Agung Seto. Jakarta.

Ngastiyah, 2015. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam . Edisi 1. EGC,


Jakarta

Sudaru, Heru. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta

Jurnal Dinas Kesehatan Propvinsi Riau 2019

Renstra Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru 2019

Anda mungkin juga menyukai