DISUSUN OLEH :
Nim : 1900053
Prodi : D-III/3B
Kelompok :I
2020/2021
“Diuretik”
I. Tujuan Praktikum
1. Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan
konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek
buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak
menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di
Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut. Berdasarkan uji
klinis didapatkan bahwa anti diare ini memberikan hasil klinis yang baik dan
dapat ditoleransi oleh tubuh. Produk ini juga merupakan anti diare pertama
yang cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam
mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus. Selain itu, Hidrasec pun
mampu menghambat enkephalinase dengan baik. Dengan demikian, efek
samping yang ditimbulkannya sangat minimal.
2. Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara
memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler
dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid
sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan
reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai ialah kolik abdomen,
sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
3. Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal
terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,
Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal
pada saluran pencernaan.
Aktifitas antimikroba Nifuroxazide lebih besar dari obat anti infeksi
intestinal biasa seperti kloroyodokuin.
Pada konsentrasi encer (1 : 25.000) Nifuroxazide masih memiliki daya
bakterisidal.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan
oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik
digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.
4. Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik
berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier
mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite
mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang
diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa
usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada
anak dengan diare akut (Putri, 2010).
Laksansia atau pencahar bekerja dengan cara menstimulasi gerakan
peristaltik dinding usus sehingga mempermudah buang air besar (defikasi)
dan meredakan sembelit. Tujuannya adalah untuk menjaga agar tinja (feces)
tidak mengeras dan defikasi menjadi normal. Makanan yang masuk ke dalam
tubuh akan melalui lambung, usus halus, dan akhirnya menuju usus besar/
kolon. Di dalam kolon inilah terjadi penyerapan cairan dan pembentukan
massa feses. Bila massa feses berada terlalu lama dalam kolon, jumlah cairan
yang diserap juga banyak, akibatnya konsistensi feses menjadi keras dan
kering sehingga dapat menyulitkan pada saat pengeluaran feses. Konstipasi
merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan defekasi
akibat tinja yang mengeras, otot polos usus yang lumpuh maupun gangguan
refleks defekasi (Arif & Sjamsudin, 1995) yang mengakibatkan frekuensi
maupun proses pengeluaran feses terganggu. Frekuensi defekasi/ buang air
besar (BAB) yang normal adalah 3 sampai 12 kali dalam seminggu. Namun,
seseorang baru dapat dikatakan konstipasi jika ia mengalami frekuensi BAB
kurang dari 3 kali dalam seminggu, disertai konsistensi feses yang keras,
kesulitan mengeluarkan feses (akibat ukuran feses besar-besar maupun akibat
terjadinya gangguan refleks defekasi), serta mengalami sensasi rasa tidak puas
pada saat BAB (Sunoto, 1996)
Orang yang frekuensi defekasi/ BAB-nya kurang dari normal belum
tentu menderita konstipasi jika ukuran maupun konsistensi fesesnya masih
normal. Konstipasi juga dapat disertai rasa tidak nyaman pada bagian perut
dan hilangnya nafsu makan.
Laksatif adalah obat yang dapat memperlancar baung air besar ,
sedangkan antidiare adalah obat yang dapat mengurangi frekuensi buang air
besar. Secara farmakologi, kedua obat ini bekerja saling berlawanan. Secara
umum disatu sisi mempercepat laju transit usus, sedangkan yang lainnya
berlawanan. Melalui mekanisme tersebut maka laju absorpsi disaluran cerna
akan diperlambat atau dipercepat. (Departemen Farmakologi dan Terapi,
2007)
Mekanisme pencahar yang sepenuhnya masih belum jelas, namun
secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sifat hidrofilik atau osmotiknya sehingga terjadi penarikan air dengan
akibat massa, konsistensi, dan transit feses bertambah.
b. Laksatif bekerja secara langsung ataupun tidak langsung pada mukosa
kolon dalam menurunkan absorbs NaCl dan air
c. Laksatif juga dapat meningkatkan motilitas usus dengan akibat
menurunnya absorbs garam dan air yang selanjutnya mengubah waktu
transit feses.
(Departemen Farmakologi dan Terapi, 2007)
III. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Timbang hewan.
2. Hitung dosis untuk mencit.
3. Hitung VAO.
4. Berikan suspense norit 1 % secara oral.
5. Tunggu 10 menit
6. Berikan loperamid secara oral.
7. Tunggu 30 menit.
8. Mencit dibunuh, dibedah perutnya melalui operasi kerutan ususnya
9. Rentangkan usus pada papan operasi
10. Ukur panjang usus yang dilalui obat norit dan bandingkan dengan panjang
usus seluruhnya (%)
11. Bandingkan laju transit norit itu pada hewan yang tidak diberi obat
12. Buat kesimpulan.
Bisacodyl 0,150mg/29g 80
5 40mg/70 kgBB 0,4 29 50 40 %
Perhitungan :
1. Diket : VAO Norit 1% BB
BB mencit = 24 g
VAO = ..?
VAO =
= 0,24 ml
2. Dik : BB mencit = 24 g
Loperamid = 4 mg/70kgBB
Kosentrasi = 0,78 mg/ml
Dosis untuk mencit = ?
= 4 mg/70kgBB x 0,0026
= 0,0104 mg/20g x 24g
= 0,0124 mg/24g
3. VAO (ml) =
=
=0,16 ml
b. Pembahasan
Tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah mengetahui sejauhmana
aktivitas obat antidiare dan laksatif yaitu loperamid dan bisacodyl dapat
menghambat dan memperlancar defekasi denganmetode transit intestinal.
Tiap-tiap mencit diberikan obat bisacodyl dan Na CMC dari berat mencit
secara peroral. Norit digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kecepatan
motilitas usus. Bisakodil mampu dihidrolisis menjadi difenol di usus bagian atas.
Difenol yang diabsorbsi mengalami konjugasi di hati dan dinding usus. Metabolit
akan diekskresi melalui empedu, dan selanjutnya mengalami rehidrolisis menjadi
difenol yang akan merangsang motilitas usus besar. Digunakan norit karena norit
tidak diabsorpsi diusus sehingga dapat digunakan sebagai penanda dengan jelas
pada usus berupa warna hitam yang menandakan sjauh mana obat berfungsi
sebagai laksatif atau antidiare. Bedakan penanda norit dengan feses karena
berpengaruh pada hasil.
Pada praktikum kali ini digunakan 2 jenis obat yaitu loperamid dan
bisakodil serta control NaCMC 1%. Loperamid merupakan obat antidiare
golongan opioid yag mekanisme kerjanya adalah menekan kecepatan gerak
peristaltic. Secara invitro pada hewan, loperamid menghambat motilitas/peristaltic
usus dengan mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit diusus besar. Pada
manusia, loperamid memperpanjang waktu waktu transit disaluran cerna.
Loperamid menurunkan volume feses, meningkatkan viskositas dan kepadatan
feses adalah 7-14 jam. Loperamid tidak diserap dengan baik melalui pemberian
oral dan penetrasinya kedalam otak tidak baik.
Sedangkan Loperamid 7mg memiliki %laju transit yang lebih kecil yaitu
37,93% dengan berat badan mencit 16 g laju transit tersebut merupakan yang
terkecil selain pemberian Na CmC sebagai kontrol. Loperamid akan menghambat
mortilitas usus sehingga laju norit dalam usus kecil sehingga dapat menurunkan
volume fases, meningkatkan viskositas (konsistensi fases) dan menghentikan
dehidrasi sehingga berindikasi sebagai antidiare. Hal tersebut sesuai dengan teori,
menurut teori Loperamid merupakan obat antidiare.
Pada Praktikum kali ini banyak factor yang dapat membuat hasil menjadi
tidak valid diantaranya :
Tidak adanya pengulangan / pengulangan tidak dilakukan 5 kali,
sehingga data yang didapat belum bias dinyatakan sebagai rata rata
Kondisi setiap mencit berbeda
Pengjuian dan control di lakukan dalam kondisi yang berbeda
sehingga hasil tidak sepenuh nya di katakana akurat
VI. Kesimpulan
1. Diare adalah meningkat nya frekuensi BAB dan berkurangnya konsistensi
fases pada penderita
2. Antidiare adalah obat yang dapat mengurangi frekuensi defekasi.
3. Sembelit dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kurang makanan
yang mengandung serat, kurang minum air atau karena ketegangan syaraf atau
stress, tetapi dapat juga disebabkan efek samping dari obat-obatan yang
4. Laksatif adalah obat yang dapat memperlancar defekasi (buang air besar)
dikonsumsi.
5. Pada pemberian Bisacodyl 30mg/kgBB persentase laju noritnya = 68,96%,
Bisacodyl 40mg/kgBB = 80%. Dari data hasil persentase laju transit tersebut
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis maka proses obat sampai
keusus semakin panjang, dan sebaliknya.
6. Pada pemberian Loperamide 4mg/kgBB didapatkan persentase laju transitnya
= 69,4% Loperamide 7mg/kgBB= 37,93%. Dari hasil data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semakin rendah dosis panjang norit di usus semakin
panjang dan sebaliknya semakin tinggi dosis, panjang usus yang diberi norit
semakin pendek.
VIII. LAMPIRAN
Penimbangan pemberian norit pemberian loperamid
Mencit 0,24 ml secara oral 0,0124 ml secara oral
perhitungan
IX. PERTANYAAN
Jawaban :
1. Kelemahan dan kerugian dalam penggunaan laksatif adalah :
Pencahar stimulan dapat menyebabkan nyeri perut, penggunaannya dalam
jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan usus 'malas' atau melemah.
Laksatif pembentuk massa dapat menyebabkan perut kembung.
7. Beberapa efek samping obat pencahar (laksatif) yang terjadi antara lain:
Laksatif pembentuk massa dapat menyebabkan perut kembung.
Pencahar stimulan dapat menyebabkan nyeri perut, penggunaannya dalam
jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan usus 'malas' atau melemah.
Obat pencahar osmotik dapat menyebabkan nyeri perut, dan perut
kembung
Laksatif pelembut tinja dapat menyebabkan kram perut, mual dan ruam kulit
Pastikan pasien tetap terhidrasi dengan baik ketika menggunakan obat
pencahar dengan minum banyak cairan. Setidaknya dianjurkan dua liter
(enam sampai delapan gelas) air sehari.
Mual muntah
Pusing - jangan mengemudi atau menggunakan alat-alat mesin jika
merasa pusing
Keluar darah bersama tinja
Pingsan
Penggunaan pencahar berlebihan juga dapat menyebabkan; diare, dehidrasi,
serta gangguan keseimbangan garam dan mineral dalam tubuh.
8. Antara jarak tempuh norit dengan panjang usus keseluruhan. Jika suatu obat
mempunyai efek antidiare maka rasio tempuh norit yang dihasilkan kecil,
sebaliknya jika suatu obat mempunya efek laksatif maka rasio tempuh norit
yan dihasilkan lebih besar