Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI I

OBJEK 2

EFEK LOKAL OBAT

OLEH:

NAMA : RIZSARI NINGSIH

NIM : 1900040

KELAS : D3-IIIA

KELOMPOK :

HARI PRAKTIKUM : RABU (08.00-11.00)

DOSEN PENGAMPU : Apt. NOVIA SINATA,M.Si

ASISTEN DOSEN : 1. RATRI BUDIARTI

2. SITI PATIMAH

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKANBARU

2020

No.Telp: 082284031701

Email : rizsariningsih@stifar-riau.ac.id
EFEK LOKAL OBAT

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat memperkirakan bentuk manifestasi efek local dari berbagai obat terhadap kulit
dan membrane mukosa berdasarkan cara-cara kerja masing-masingnya serta
mengapresiasikan penerapan ini dalam situasi praktis.
2. Menyadari sifat dan intensitas kemampuan merusak kulit dan membrane mukosa dari
berbagai obat yang bekerja lokal.
3. Dapat mengapresiasikan peran pelarut terhadap intensitas kerja fenol dan dapat
mengajukan kemungkinan pemanfaatan peranan ini dalam situasi praktis.
4. Dapat merumuskan persyaratan-persyaratan farmakologi untuk obat-obat yang
dipakai secara lokal.

II. PRINSIP PERCOBAAN


1. Zat-zat yang dapat menggugurkan bulu bekerja dengan cara memecahkan ikatan S-S
pada karatin kulit, sehingga bulu akan rusak dan mudah gugur.
2. Zat-zat korosif bekerja dengan cara mengendapkan protein kulit, sehingga
kulit/membrane mukosa akan rusak.
3. Fenol dalam berbagai pelarut akan menunjukkan efek lokal yang berbeda pula karena
koefisien partisi yang berbeda dalam berbagai pelarut dan juga karena permeabilitas
kulit akan mempengaruhi penetrasi fenol kedalam jaringan.
4. Zat-zat yang bersifat astringen bekerja dengan cara mengkoagulasikan protein,
sehingga permeabilitas sel-sel pada kulit membrane mukosa yang berkontak menjadi
menurun dengan akibat menurunnya sensitivitas di bagian tersebut.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Anestesika lokal atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan
lokal merintangi secara reversible penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau dingin. (Tjay, Tan
Hoan dan Rahardja, Kirana, 2007)
Zat-zat yang bekeja local adalah zat yang kerjanya berdasarkan aktivitas local secara fisik
atau kimia, obat-obat ini digunakan pada selaput lender dan kulit. Obat local dapat berupa
krim, salep, suppositoria, larutan, batangan, tablet, localles dan plaster-plaster. Bentuk dari
obat berkhasiat local ini tergantung pada beberapa hal :
1. Koefisien partisi dari pelarut.
2. Permeabilitas.
3. Cara pemakaian.
4. Efisiensi pemakaian.
5. Efektivitas khasiatnya.

Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade lorong
natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi sepanjang saraf,jika
digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestetik lokal setelah keluar dari saraf diikuti oleh
pulihnya konduksi saraf secara spontan dan lengkap tanpa diikuti oleh kerusakan struktur
saraf (Mutschler,2009).

Struktur dasar anastetika lokal pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus
amio hidrofil (sekunder atau tersier) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester (alkohol) atau
amida dengan suatu gugus-aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya, semakin
besar daya kerja anastetiknya, tetapi toksisitasnya juga meningkat. (Tjay, Tan Hoan dan
Rahardja, Kirana, 2007)

Anastetika lokal dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok, yaitu
sebagai berikut :

a. Senyawa-ester: kokain dan ester PABA (benzokain, prokain, oksibuprokain,tetrakain).

b. Senyawa-amida: lidokain dan prilokain, mepivakain, bupivakain dan chincokain

c. Lainnya: fenol, benzilalkohol dan etilklorida.

Anestetika lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil


dimana pemakaian anestetika umum tidak dibutuhkan. Jenis anestetika lokal yang paling
banyak digunakan sebagai suntikan adalah sebagai berikut:

 Anestetika permukaan (topikal), sebagai suntikan banyak digunakan sebagai


penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut geraham. Anestesia permukaan
juga dapat digunakan secara lokal untuk melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya
larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes
mata untuk mengukur tekanan okuler mata atau mengeluarkan benda asing di
mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria
untuk penderita ambeien/wasir.
 Anestetika infiltrasi, yaitu suntikan yang diberikan pada atau sekitar jaringan yang
akan dianestetisir, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di jaringan
yang terletak lebih dalam, misalnya pada praktek THT (Telinga,Hidung,
Tenggorokan) atau daerah kulit dan gusi (pencabutan gigi).
 Anestetika blok atau penyaluran saraf(juga disebut konduksi), yaitu dengan injeksi
di tulang belakang pada suatu tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga
mencapai daerah anestesi yang luas, terutama pada operasi lengan atau kaki, juga
bahu. Lagi pula digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat. (Tjay, Tan Hoan
dan Rahardja, Kirana, 2007)

Anestetik lokal menghilangkan penghantaran saraf ketika digunakan secara lokal pada
jaringan saraf dengan konsentrasi tepat. Bekerja pada sebagian Sistem Saraf Pusat (SSP) dan
setiap serabut saraf.

Sifat anestetik lokal yang ideal adalah sebagai berikut :

a. Poten an bersifat sementara (reversibel)


b. Sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen
(kebanyakan anestetik lokal memenuhi syarat ini)
c. Batas keamanan harus lebar,sebab anestetik lokal akan diserap dari tempat suntikan
d. Mula kerja harus sesingkat mungkin
e. Masa kerja harus cukup lama,sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan
operasi,tetapi tidak sedemikian lama sampai memperpanjang masa pemulihan
f. Zat anestetik lokal juga harus larut dalam air,stabil dalam larutan,dan dapat disterilkan
tanpa mengalami perubahan
g. Harganya murah (Mutschler,2009)

IV. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Alat-alat bedah
 batang pengaduk
 kertas saring
 wadah kaca
 pipet tetes.
b. Bahan
 Untuk efek menggugurkan rambut : kulit tikus
 Untuk efek korosif : usus dan kulit tikus
 Untuk efek fenol dalam berbagai pelarut : jari-jari tangan praktikan
 Untuk efek astringen : mukosa kulit

Obat-obat yang digunakan

a. Untuk efek menggugurkan bulu : Lar. Natrium hidroksida 20%


Lar. Natrium sulfide 20%
Veet hair removing cream

b. Untuk efek korosif : Lar. Raksa (II) klorida 5%


Lar. Fenol 5%
Lar. Natrium hidroksida 10%
Asam sulfat pekat
Asam klorida
Tincture iod
Lar. Perak nitrat 1%

c. Untuk efek fenol dalam berbagai pelarut : Lar. Fenol 5% dalam air
Lar. Fenol 5% dalam etanol
Lar. Fenol 5% dalam gliserin 25%
Lar. Fenol 5% dalam minyak lemak

d. Untuk efek astringen : Lar. Tannin 1%

V. CARA KERJA
1. Efek menggugurkan bulu :
a. Tikus yang sedang dikorbanan, diambil kulitnya dan dipotong-potong
(masing-masing 2,5 x 2,5 cm) dan letak dikertas saring.
b. Keatas potongan kulit, teteskan larutan-larutan obat yang digunakan (untuk
veet cream cukup dioleskan)
c. Setelah beberapa menit, dengan batang pengaduk dilihat apakah ada bulu yang
gugur.

2. Efek korosif :
a. Usus tikus diambil dan dipotong-potong 5 cm, letakkan diatas kertas saring
yang lembab kemudian diteteskan cairan-cairan obat.
b. Potongan kulit tikus yang baru diambil dan direndam selama 15 menit dalam
cairan-cairan obat.
c. Potong-potongan kulit tersebut kemudian dibilas dengan air dan cairan yang
berlebihan diserap dengan kertas saring.

3. Efek local fenol dalam berbagai pelarut :


a. Wadah kaca yang telah disiapkan diisi dengan larutan-larutan fenol.
b. Serentak dicelupkan empat jari tangan selama 5 menit kedalam wadah kaca
tersebut.
c. Bila jari terasa nyeri sebelum 5 menit, segera jari diangkat dan dibilas dengan
etanol.

4. Efek astringen :
Mulut dibilas dengan larutan tannin 1%.
VI. HASIL
A. Efek Menggugurkan Bulu

Efek (Waktu)
Kel
NaOH 20% Veet Na2SO3
1 5 menit 3 menit 6 menit

2 5 menit 4 menit 6 menit

3 5 menit 4 menit 5 menit

4 5 menit 4 menit 6 menit

5 5 menit 3 menit 5 menit


B. Efek Fenol dalam Berbagai Pelarut

Efek (Respon)
Ke
Fenol 5% +
l Fenol 5% + Air Fenol 5% + Etanol Fenol 5% + Gliserin
Minyak Lemak
1 Tidak berasa Dingin, kebas Tidak berasa Kebas

2 Tidak berasa Dingin, kebas Tidak berasa Kebas

3 Tidak berasa Dingin, kebas Tidak berasa Kebas

4 Tidak berasa Dingin, kebas Tidak berasa Kebas


5 Tidak berasa Dingin, kebas Tidak berasa Kebas

C. Efek Korosif

Ke Efek (Perubahan warna dan Bentuk)


l Hgcl 5% Fenol 5% NaOH 20% H2SO4 P HCL P Tingtur Iod AgNO3
Pucat Tetap Kuning Pucat Pucat Coklat Hitam
Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli
t Lembe t t Lembe t t t Lembe t
Keras Kerut Keras Lembek
k k k
1
Pucat Pucat Kuning Pucat Pucat Coklat Putih
Usu Usu Usu Usu Usu Usu Usu
s Lembe s Lembe s Lembe s s s Lembe s
Kerut Keras Lembek
k k k k
Put
Pucat Pucat Kuning Pucat Pucat Coklat
Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli ih
t Lembe t Lembe t Lembe t t t Lembe t
Kerut Keras Lembek
2 k k k k
Pucat Tetap Kuning Pucat Pucat Coklat Putih
Usu Usu Usu Usu Usu Usu Usu
s Lembe s Lembe s Lembe s s s Lembe s
Kerut Keras Lembek
k k k k
Pucat Pucat Kuning Pucat Pucat Coklat Tetap
Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli
t Lembe t Lembe t Lembe t t t Lembe t
Kerut Keras Lembek
k k k k
3
Pucat Tetap Kuning Pucat Pucat Coklat Putih
Usu Usu Usu Usu Usu Usu Usu
s Lembe s Lembe s Lembe s s Lembe s Lembe s
Kerut Lembek
k k k k k
Pucat Tetap tetap Pucat Pucat Coklat Putih
Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli
t t Lembe t Lembe t t Lembe t Lembe t
Keras Kerut Lembek
k k k k
4
Tetap Tetap Kuning Pucat Pucat Coklat Tetap
Usu Usu Usu Usu Usu Usu Usu
s Lembe s Lembe s Lembe s s Lembe s Lembe s
Kerut Lembek
k k k k k
Putih
Tetap tetap Pucat Pucat Coklat Putih
Kuli pucat Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli Kuli
t Lembe t t Lembe t t Lembe t Lembe t
keras Kerut Lembek
5 k k k k
Tetap Tetap Kuning Pucat Pucat Coklat Pucat
Usu Usu Usu Usu Usu Usu Usu
s Lembe s Lembe s Lembe s s Lembe s Lembe s
Kerut Lembek
k k k k k
D. Efek Astringent

Efek (Reaksi)
Kel
Tanin 1%
1 Kelat
2 Kelat
3 Kelat, getir
4 Kelat, getir
5 Kelat, getir

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui efek lokal obat. Sebelumnya tikus yang
digunakan dalam praktikum dilakukan dengan pengorbanan terlebih dahulu. Pengorbanan
dapat dilakukan dengan cara anestesi lokal maupun dengan cara dislokasi lokal. Anestesi
lokal dilakukan dengan cara memasukkan tikus kedalam toples yang telah dijenuhkan dengan
larutan eter dan tertutup,tunggu hingga tikus dalam keadaan mati. Selain anestesi
loka,dislokasi lokal juga dapat digunakan dengan cara memisahkan/menghambat pengaliran
darah ke otak dengan merenggangkan bagian-bagaian tulang belakang dari tikus.

Tikus yang sudah dikorbankan kemudian dikuliti (ambil kulitnya) sesuai dengan
keperluan,baik dari segi jumlah maupun ukurannya. Selain kulit,bagian usus dari tikus juga
digunakan dengan cara membelah usus tikus dan membersihkan dari sisa kotoran yang ada di
usus. Kulit dan usus yang sudah ada tadi diletakkan diatas kertas saring dan mulailah dengan
pengujian yang sudah ditentukan.

Jadi untuk praktikum kali ini untuk megetahui efek local obat, yang terdapat empat
prinsip yang pertama prinsip zat-zat yang dapat menggugurkan bulu bekerja dengan cara
memecahkan ikatan S-S pada karatin kulit, sehingga bulu akan rusak dan mudah gugur, disini
kita mencobakan dengan bulu dan kulit tikus, yang dimana tikus diambil bulu dan kulit nya
baru di beri larutan lalu amati apakah terdapat bulu yang gugur. Efek menggugurkan bulu
menggunakan 3 jenis larutan yaitu NaOH 20%,Veet dan Na2SO3. Untuk larutan NaOH
membutuhkan waktu menggugurkan bulu selama 5 menit. Veet selama lebih kurang 4 menit
dan Na2SO3 selama lebih kurang 6 menit. Veet lebih efektif untuk menggugurkan bulu
daripada NaOH dan Na2SO3. Veet merupakan obat penghilang dan perontok bulu yang dapat
bekerja cepat hanya dalam waktu 3 menit mampu menghilangkan dan merontokkan bulu .
Veet dapat digunakan untuk semua jenis kulit. Veet terbuat dari bahan alami yang terdiri dari
Lotus Milk dan Jasmine. Formula superiornya mengandung Lotus Milk yang dikenal dapat
melembutkan kulit dan memiliki efek yang menenangkan. Telah terbukti bahwa bulu hilang
dan rontok dalam waktu hanya 3 menit dan untuk hasil maksimal 6 menit.

Prinsip yang kedua zat- zat korosif bekerja dengan cara mengendapkan protein kulit,
sehingga kulit membrane mukosa akan rusak ini digunakan kulit tikus diambil enam potong
kulit tikus teteskan larutan yang sudah ditentukan tadi lalu amati sifat korosif dari obat yang
digunakan, ternyata pada kulit yang sudah di teteskan larutan tadi ada yang berwana pucat
lembek,keras tetap,tetap lembek,mengkerut dikarenakan larutan yang diteteskan berbeda-
beda yaitu ada 6 larutan antara lain HgCl 5%,fenol 5%,NaOH 20%,H2SO4 P,HCl P,Tingtur
iod dan AgNO3. Pada pengujian efek korosif,beberapa hasil yang dapat diamati adalah :

 HgCl2 5% pada usus akan menyebabkan usus menjadi memutih(pucat) dan lembek.
Sedangkan pada kulit akan menyebabkan kulit menjadi pucat dan lembek juga.
 Fenol 5% pada usus akan menyebabkan usus menjadi memutih(pucat) dan keadaan
usus tetap tidak menyebabkan efek yang begitu berarti. Sedangkan pada kulit akan
menyebabkan kulit menjadi pucat dan lembek.
 NaOH 5% pada usus akan menyebabkan usus menjadi kuning dan lembek. Sedangkan
pada kulit akan menyebabkan kulit menjadi tetap dan kuning.
 H2SO4 P pada usus akan menyebabkan usus menjadi pucat dan mengkerut.
Sedangkan pada kulit akan menyebabkan kulit menjadi pucat dan mengkerut juga.
 HCl P pada usus akan menyebabkan usus menjadi pucat dan lembek. Sedangkan
pada kulit akan menyebabkan kulit menjadi pucat dan keras.
 Tingtur Iod pada usus akan menyebabkan usus menjadi coklat dan lembek.
Sedangkan pada kulit akan menyebabkan kulit menjadi coklat dan lembek juga.
 AgNO3 pada usus akan menyebabkan usus menjadi putih dan lembek. Sedangkan
pada kulit akan menyebabkan kulit menjadi putih dan lembek juga

Dan prinsip yang ketiga fenol dalam bebagai larutan akan menunjukkan efek local yang
bebeda pula karena koefisien partisi yang berbeda dalam berbagai pelarut dan juga karena
permeabilitas kulit akan mempengaruhi penetrasi fenol kedalam jaringan, setelah melakukan
percobaan jari tangan yang dicelupkan kedalam larutan tadi terdapat beberapa jenis- jenis
sensasi- sensasi yang dirasakan, salah satunya fenol dalam air sensasi tangan terasa kebas,
egak panas, dan keriput, kalau fenol didalam etanol, sensasi jari tangan dingin, keriput dan
pucat. Pada pengujian efek lokal fenol 5% hasil/efek yang ditimbulkan sangat tergantung
pada campuran yang digunakan. Berikut hasil yang diperoleh :

 Fenol 5%+air akan menyebabkan iritasi berupa tidak berasa


 Fenol 5%+etanol akan menyebabkan iritasi berupa dingin kebas
 Fenol 5%+gliserin akan menyebabkan iritasi berupa tidak berasa
 Fenol 5%+minyak lemak akan menyebabkan iritasi berupa kebas

Prinsip yang keempat zat-zat yang bersifat astringen bekerja dengan cara
mengkoagulasikan protein, sehingga permeabilitas sel-sel pada kulit membrane mukosa yang
berkontak menjadi menurun dengan akibat menurunya sensitivitas di bagian tersebut, pada
percobaan ini mulut dibilas dengan gambir dan terjadi sensasi yang dialami di dalam mulut
yaitu mulut terasa agak kelat dan getir.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
 Zat-zat yang dapat menggugurkan bulu bekerja dengan cara memecahkan
ikatan S-S pada karatin kulit, sehingga bulu akan rusak dan mudah gugur.
 Zat- zat korosif bekerja dengan cara mengandapkan protein kulit, sehingga
kulit membrane mukosa akan rusak.
 Fenol dalam bebagai larutan akan menunjukkan efek local yang bebeda pula
karena koefisien partisi yang berbeda dalam berbagai pelarut dan juga karena
permeabilitas kulit akan mempengaruhi penetrasi fenol kedalam jaringan.
 Zat-zat yang bersifat astringen bekerja dengan cara mengkoagulasikan protein,
sehingga permeabilitas sel-sel pada kulit membrane mukosa yang berkontak
menjadi menurun dengan akibat menurunya sensitivitas di bagian tersebut.

IX. DAFTAR PUSTAKA

 Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indoenesia Edisi Ketiga. Jakarta.


 Mutschler E, 2009. Dinamika Obat,Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,
ITB : Bandung.
 Katzung.G.Bertram, 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika.
Jakarta.
 Tjay,Tan Hoan dan Rahardja,Kirana. 1978. Obat-obat penting hal 407. Jakarta
: CV.Permata.
 Pearce,Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

X. LAMPIRAN
 Efek menggugurkan bulu dan efek korosif
 Efek Fenol dalam Berbagai Pelarut

 Efek Astringent
XI. PERTANYAAN
1. Apakah ada perbedaan bau yang jelas dari obat-obat yang bersifat menggugurkan
bulu sebelum dan sesudah digunakan.
Jawab :
Ada, bau pada obat-obat sebelum digunakan tidak terlalu menyengat sedangkan
setelah digunakan untuk menggugurkan bulu pada hewan percobaan baunya terasa
lebih menyengat.

2. Apakah mungkin suatu obat bekerja korosif tanpa menghilangkan bulu dan
sebaliknya.
Jawab :
Hal itu mungkin saja terjadi, namun kemungkinannya hanya sedikit sekali. Obat yang
bekerja korosif akan mengendapkan protein kulit, sehingga kulit/ membran mukosa
akan menjadi rusak. Hal juga akan berpengaruh pada organ rambut. Rambut
merupakan struktur protein yang kompleks, yang terdiri dari bermacam-macam jenis.

3. Sebutkan obat-obat lain yang mempunyai efek lokal lain dari yang telah dilakukan
dalam eksperimen dan landasan-landasan kerja masing-masing.
Jawab :
Sugarpot honry waxing (penghilang bulu0 dan depilatory cream (perontok bulu).
HgCl2,Fenol 5%,H2SO4,asam sulfat,asam asetat,asam klorida,asam nitrat,natrium
hidroksida,asam sitrat,kalium hidroksida,amonium hidroksida dan klor.

4. Berdasarkan pengamatan saudara dalam eksperimen ini kemukakan berbagai faktor


yang mempengaruhi berbagai intensitas efek-efek obat yang bekerja lokal dan
bagaimana cara memanfaatkan faktor-faktor ini dalam situasi pemakaian obat.
Jawab :
Berbagai faktor yang mempengaruhi efek obat secara lokal diantaranya :
 Jenis senyawa yang terkandung dalam obat. Setiap senyawa memiliki
karakteristik sendiri-sendiri tidak ada yang sama. Bahkan jika ada yang
sama,kemungkinan intensitas atau kekuatan dari senyawa itu berbada, begitu
juga halnya dengan efek lokal ini.
 Konsentrasi dari senyawa yang terkandung. Hal ini juga sangat
mempengaruhi. Zat-zat korosif akan bekerja sebagai korosif jika didukung
oleh konsentrasi yang memungkinkan. Semakin rendah tingkat
konsentrasi,maka akan semakin rendah kekuatan korosifnya.
 Faktor-faktor tersebut dapat dimanfaatkan dalam dunia medis yang tentunya
membantu mencegah ataupun mengatasi segala permaslahan baik berupa
penyakit maupun gejala. Dengan mengetahui tingkat kekorosifan suatu
senyawa obat,maka akan mempermudahkan kita dalam menganalisa
pembuatan sediaan obat,agar tidak terdapat kerugian dari pihak pasien.

5. Berdasarkan pada pengamatan dan catatan-catatan pustaka saudara, rumuskan secara


tegas beberapa persyaratan yang wajar dipenuhi oleh obat-obat sediaan farmasi
dengan efek lokal (untuk menjamin pemakaiannya).
Jawab :
Syarat – syarat Anastesi yang ideal yaitu :
 Toksisitas sistematis yang rendah
 Efektif secara penyuntikan atau penggunaan lokal pada selaput lendir
 Waktu dimulai daya kerjanya singkat mungkin dianutkan jangka waktu yang
lama
 Tidak merangsang jaringan
 Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf pusat
 Dapat larut dalam air sambil menghasilkan larutan yang stabil juga terhadap
pemanasan pada waktu sterilisasi.

Anda mungkin juga menyukai