NAMA DOSEN
apt. NOFRIYANTI , M. FARM
apt. Wildan khairi mukhtadi M.sc.M.Farm
ASISTEN DOSEN
Berliani Aprilia Rahmadewi
Nida Larasati
Yoga Yudhistira
Dechania Samura
Dian Putri
Wt = 9, 5969 gr
Dit : % F ?
W 0−Wt
Jwb : %F =
W0
10.6964−9,5969
%F = x 100%
10,6964
= 10,53 %
2. Friksibilitas
Diket : W0 = 10,6615
Wt = 9,0788
Dit : % F ?
W 0−Wt
Jwb : %F =
W0
10,6615−9,0788
%F = x 100%
10,6615
= 14,84%
3. Waktu Hancur
Tablet Waktu
1 02,18
2 02,32
3 03,13
4 03,15
5 03,28
6 03,35
14,13
X= = 2,35 2 menit 35 detik
6
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pengevaluasian terhadap terhadap tablet
paraceamol. Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam fase
biofarmasi obat. Supaya zat aktif sepenuhnya diabsorpsi dalam saluran cerna,
maka tablet harus hancur ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan.Selain itu, tablet
juga dapat memberikan efek terapi seperti yang diharapkan apabila tablet tersebut
kuat secara fisik.Dengan kata lain, tablet harus memiliki kekerasan yang cukup
serta keregasan yang sesuai dengan persyaratan yang ada, agar efek terapi yang
diberikan oleh sediaan obat tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
pada praktikum kali ini kita membahas mengenai bagaimana waktu hancur
dari tablet paracetamol , yang diukur dengan alat yaitu pertama kita hidupakn alat
yang dignakan kemudin keluarkan keranjang yg ada didalan gelas piala dan
kemudian beri air dan mulai hidupka alat nya, mengapa dilakukan seperti itu
terleihdahulu karena suhu awal dari air dan alat yang digunakan tidak lah sama
sehingga perlu penyesuaian atau menyamakn suhu air dengan ala tersebut.setelah
itu barulah keranjang dan cakram dipasang ang sudah berisi tablet paracetamol
yang kemudin hidupkan alat nya, tetapi pada saat itu alat yang kami gunakan ada
sedikit kendala dan seelah beberapa menit hidup alat tersebut tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, sehingga seeah ditunggu dan dicoba untuk diperbiki alt
tersebut tetap tidak mau,sehingga kami memakai data dari kelompok lain , dari
hasil yang didapat bahwa Tablet memiliki waktu hancur yang sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang cepat.
Sebelum obat yang diberikan pada pasien tiba pada tujuannya dalam tubuh,
yaitu tempat kerjanya atau targetsite, obat harus mengalami banyak proses(Tjay
dan Rahardja, 2007). Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam
biofarmasi dari obat. Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk
diabsorpsi dalam saluran cerna, maka tablet harus hancur dan melepaskannya ke
dalam cairan tubuh untuk dilarutkan (Ansel, 1989).
Waktu hancur yang tertera dalam Farmakope Indonesia untuk tablet tidak
bersalut kurang dari 15 menit. Data waktu hancur dari pengujian terhadap tablet
parasetamol memenuhi persyaratan. Lima formula yang diujikan memiliki waktu
hancur kurang dari 15 menit. Hasil waktu hancur selaras dengan nilai kekerasan
dari tablet. Semakin keras tablet maka semakin lama waktu yang dibutuhkan
tablet untuk hancur.
Uji waktu hancur hanya digunakan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu
hancur dari tablet yang dibuat dibandingkan dengan standar yang memenuhi
persyaratan. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal
pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas.
Tablet yang kontak dengan air pada suhu 37°C dan kemudian terjadi gerakan
abrasi membuat tablet menjadi hancur. Waktu hancur yang singkat, yang terjadi
pada masing-masing formula mengindikasikan bahwa bahan pengikat yang
digunakan sudah baik dan tidak melebihi batas kekerasan.