FARMAKOLOGI II
TOKSISITAS AKUT ( LD 50 )
DISUSUN OLEH :
Keterangan :
m = log LD50
a = log dosis terendah yang menyebabkan kematian 100% tiap kelompok
b = beda log dosis yang berurutan
Pi = jumlah hewan yang mati yang menerima dosis sebanyak i dibagi jumlah
hewan seluruhnya yang menerima dosis i
Uji toksisitas akut ini biasanya menggunakan hewan uji mencit dari kedua
jenis kelamin. Hewan uji harus sehat dan berasal dari satu galur yang jelas.
Menurut Weil penelitian uji toksisitas akut ini paling tidak menggunakan 4
peringkat dosis yang masing-masing peringkat dosis menggunakan paling sedikit 4
hewan uji. Dosis dibuat sebagai suatu peringkat dengan kelipatan logaritmik yang
tetap. Dosis terendah merupakan dosis yang tidak menyebabkan timbulnya efek
atau gejala keracunan, dan dosis tertinggi merupakan dosis yang menyebabkan
kematian semua (100%) hewan uji. Cara pemberian obat atau bahan yang diteliti
harus disesuaikan pada pemberiannya pada manusia, sehingga dapat
mempermudah dalam melakukan ekstrapolasi dari hewan ke manusia.
Dalam uji toksisitas akut, penentuan LD50 dilakukan dengan cara menghitung
jumlah kematian hewan uji yang terjadi dalam 24 jam pertama sesudah pemberian
dosis tunggal bahan yang diteliti menurut cara yang ditunjukkan oleh para ahli.
Namun demikian, kematian dapat terjadi sesudah 24 jam pertama karena proses
keracunan dapat berjalan lambat. Gejala keracunan yang muncul sesudah 24 jam
menunjukkan bahwa bahan obat atau bahan itu mempunyai titik tangkap kerja
pada tingkat yang lebih bawah sehingga gejala keracunan dan kematian seolah
olah tertunda (delayed toxicity). Oleh karena itu banyak ahli berpendapat bahwa
gejala keracunan perlu diamati sampai 7 hari, bahkan juga sampai 2 minggu.
Sediaan yang akan diuji dipersiapkan menurut cara yang sesuai dengan
karakteristik bahan kimia tersebut, dan tidak diperbolehkan adanya perubahan
selama waktu pemberian. Untuk pemberian per oral ditentukan standar volume
yang sesuai dengan hewan uji. Dosis efektif 50% adalah dosis suatu obat yang
dapat berpengaruh terhadap 50% dari jumlah hewan yang diuji, sedangkan, dosis
lethal 50% adalah, dosis suatu obat atau bahan kimia yang dapat menyebabkan
kematian sampai 50% dari jumlah hewan yang diuji.
Tujuan dilakukannya uji toksisitas akut adalah untuk menentukan potensi
ketoksikan akut dari suatu senyawa dan untuk menentukan gejala yang timbul
pada hewan percobaan. Data yang dikumpulkan pada uji toksisitas akut ini adalah
data kuantitatif yang berupa kisaran dosis letal atau toksik, dan data kualitatif yang
berupa gejala klinis. Bahan racun adalah semua bahan kimia yang dapat
menyebabkan kerusakan/kesakitan pada makhluk hidup. Sebagai akibat dari
kerusakan tersebut ialah adanya gangguan pada struktur anatomi dan fisiologik
dari jaringan yang menderita, bahkan dapat menimbulkan kematian. Semua bahan
kimia mungkin akan beracun bila diberikan berlebihan atau rute pemberian yang
tidak lazim. Terlalu banyak oksigen murni, air ataupun garam dapat menyebabkan
kematian Tetapi hal tersebut tidak dapat digunakan sebagai pegangan, karena
bahan yang biasanya disebut racun sperti sianida, arsen dan sebagainya tidak dapat
dikatakan tidak beracun, sehingga kita harus menyatakan bahwa semua bahan
kimia akan beracun bila diberikan secara tidak proporsional.
III. Alat dan Bahan
a. Alat
Beker gelas
Stopwatch
Wadah mencit
b. Bahan
- Anak ikan
- Mencit
- Fenol berbagai konsentrasi ( 0,04 %, 0,02 %, 0,01 %, 0,005%, 0,0025 %,
0,00125 %, 0,000625 % )
- Dosis Obat X ( 500 mg/kg, 250 mg/kg, 125 mg/kg, 62,5 mg/kg, 31,25
mg/kg )
IV. Cara Kerja
- Prosedur (menggunakan anak ikan) :
1. Siapkan fenol dengan berbagai konsentrasi di dalam becker glass.
2. Siapkan anak ikan @10 ekor, masukkan kedalam masing-masing becker
glass, dan mulai hitung waktunya.
3. Lakukan pengamatan selama 1,5-2 jam.
4. Hitung berapa jumlah ikan yang mati dan jumlah ikan yang hidup.
5. Tabelkan dan hitung LD50 nya.
- Prosedur (menggunakan mencit) :
Hewan percobaan dikelompokkan menjadi 6 kelompok secara acak,
masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit. Hewan ditimbang dan
diberi tanda dengan asam pikrat. Setiap hewan diberikan ekstrak uji secara
oral sesuai dengan dosis yang direncanakan. Pengamatan dilakukan setelah 24
jam dan hitung jumlah hewan yang mati. Kemudian buat table dan tentukan
nilai LD50.
V. Hasil Percobaan
Tabel Pengamatan Ikan
- Pehitungan u/ ikan :
a = Log 0,0025 = -2,602
b = Log 0,04 – Log 0,02
= -1,397—1,698
=0,301
∑ Pi = 1 + 0+ 0= 1
m = a – b ( ∑ Pi – 0,5 )
m = -2,602 – 0,301 (1-0,5 )
m = -2,602 -0,15
m= - 2,752
m = antiLog -2,752 = 0,177 mg/Kg BB
- Perhitungan U/ Mencit
a = Log 250 = 2,397
b = Log 500 – Log 250
= 2,698 – 2,397
=0,301
∑ Pi = 1 + 0,8+ 0,2 = 2
m = a – b ( ∑ Pi – 0,5 )
m = 2,397 – 0,301 ( 2- 0,5 )
m= 2,397 – 0,451
m = 1,946
= antiLog 1,946 = 88,30 mg/kg BB
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, mahasiswa praktikan akan melakukan percobaan
yang berjudul toksisitas akut (LD 50), dimana praktikum kali ini bertujuan agar
mahasiswa mengetahui dosis suatu obat yang menimbulkan kematian 50 % dari
hewan percobaan, serta mahasiswa dapat melihat tingkat klasifikasi toksisitas
suatu obat.percobaan kali ini menggunakan hewan percobaan yaitu ikan dan
mencit, dimana dapat kita ketahui bahwa toksisitas adalah suatu keadaan yang
menandakan adanya efek toksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai
sediaan single dose atau campuran. Toksisitas akut ini diteliti pada hewan
percobaan yang menunjukkan evaluasi keamanan dari kandungan kimia untuk
penggunaan produk rumah tangga, bahan tambahan makanan, kosmetik, obat-
obatan, dan sediaan biologi. Uji toksisitas akut adalah pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai LD50 dan dosis maksimal yang masih dapat ditoleransi
hewan uji (menggunakan 2 spesies hewan uji). pemberian obat dalam dosis
tunggal dan diberikan melalui 2 rute pemerian (misalnya oral dan intravena).
Hasil uji LD50 dan dosisnya akan ditransformasi (dikonversi) pada manusia,
Dosis dibuat sebagai suatu peringkat dengan kelipatan logaritmik yang tetap.
Dosis terendah merupakan dosis yang tidak menyebabkan timbulnya efek atau
gejala keracunan, dan dosis tertinggi merupakan dosis yang menyebabkan
kematian semua (100%) hewan uji. Cara pemberian obat atau bahan yang diteliti
harus disesuaikan pada pemberiannya pada manusia, sehingga dapat
mempermudah dalam melakukan ekstrapolasi dari hewan ke manusia..
Prinsip uji toksisitas akut oral yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis
diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per kelompok,
kemudian dilakukan pengamatan terhadap adanya efek toksik dan kematian.
Hewan yang mati selama percobaan dan yang hidup sampai akhir percobaan
diotopsi untuk dievaluasi adanya gejala-gejala toksisitas.
Pada praktikum kali ini kami menggunakan fenol dan obat “X” sebagai bahan
percobaan kami dimana , konsentrasi fenol yang digunakan adalah dengan
konsentrasi 0,04 %, 0,02 %, 0,01 %, 0,005%, 0,0025 %, 0,00125 %, 0,000625 %,
dan obat “X” dengan dosis 500 mg/kg, 250 mg/kg, 125 mg/kg, 62,5 mg/kg, 31,25
mg/kg. konsentrasi dibuat bertingkat. Fenol digunakan untuk ikan dan dosis obat “
X” untuk mencit.
Uji toksisitas akut ini sendiri dilakukan selama 24 jam, pada percobaan
menggunakan ikan , langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan beker
gelas yang berisi fenol dengan konsentrasi yang berbeda-beda, dan meletakkan 10
ikan pada masing masing beker gelas tersebut, dan lakukan pengamatan selama 24
jam, setelah itu diamati berapa ikan yang mati dan hidup selama percobaan.
Selama dalam percobaan ini setelah mendapatkan hasilnya dicarilah nilai m nya ,
dimana nilai m adalah nilai logLD50 nya, rumus nilai m sendiri adalah :
Rumus :
Keterangan :
m = log LD50
a = log dosis terendah yang menyebabkan kematian 100% tiap kelompok
b = beda log dosis yang berurutan
Pi = jumlah hewan yang mati yang menerima dosis sebanyak i dibagi jumlah
hewan seluruhnya yang menerima dosis i
Setelah mendapatkan nilai Pi nya , dicarlah nilai a, b, dan nilai ∑ Pi nya, dan
didapatkan lah nilai a nya adalah -2,602, nilai ini didapatkan dari log dosis yang
menyebabkan kematian 100 % yaitu konsentrasi 0,0025 % dengan kematian
hewannya yaitu 10 ekor ikan. Selanjutnya nilai b nya yaitu didapatkan 0,301, dan
nilai ∑ Pi nya adalah 1. Setelah mencari didapatkan lah nilai m nya adalah -2,752
dan anti lognya adalah 1,77 x 10¯3 mg/kg BB , dimana ini dapat diartikan bahwa
fenol memilikki kelas luar biasa toksik. Karena nilai LD50 nya kurang dari 1.
Hasil yang diperoleh (dalam mg/kgBB) dapat digolongkan menurut potensi
ketoksikan akut senyawa uji menjadi beberapa kelas, seperti yang terlihat pada
tabel berikut (Loomis (1978)) :