Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS II


PENENTUAN KADAR ASAM SALISILAT (TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT)

Disusun oleh :

Diah Permata Utami

KHGF19007

2A

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

STIKES KARSA HUSADA GARUT


PENENTUAN KADAR ASAM SALISILAT (TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT)

Abtrak

Asam asetilsalisilat adalah obat yang berguna untuk analgesik, antipiretik dan antiinflamasi
(Kousar et al., 2004). Asam asetilsalisilat merupakan analgesic antiinflamasi pilihan pertama
yang banyak digunakan oleh masyarakat (Badan PO2003).Sediaan asam asetilsalisilat yang
umumnya berupa sediaan tablet telah banyak digunakan oleh para produsen obat dengan
beberapa jenis sediaan, bahkan dapat digunakan sebagai anti platelet dengan mekanisme
penghambatan terhadap agregrasi platelet (Pulcinelli et al., 2004). Dengan beberapa
karakteristik tersebut perlu adanya suatu pengawasan mutu dengan metode yang sederhana
dan memiliki sensitivitas tinggi dengan batas deteksi yang rendah.

Metode yang banyak digunakan sebagai alternatif penetapan kadar asam asetilsalisilat adalah
titrasi asam basa, spektrofotometri ultravioletvisibel, fluoresen, spektrofotometri inframerah,
dan kromatografi (HPLC dan GC), spektrofotometri serapan atom, immunoassay dan
spektrofotometri NMR (Matias et al, 2004). Dari beberapa metode tersebut, metode
kolorimetri memiliki sensitivitas tinggi, cepat dan memiliki batas deteksi (LOD) yang rendah
(Idowu et al., 2002). Kolorimetri menawarkan keuntungan cepat, sederhana dan selektif,
bahkan metode kolorimetri mudah terjangkau dan tersedia (Adegoke et al., 2007).

Prinsip metode kolorimetri pada penetapan kadar asam asetilsalisilat adalah pembentukan
kompleks antara besi nitrat dengan gugus fenolik asam salisilat pada asam asetil salisilat
menjadi kompleks besi salisilat yang berwarna ungu (Higuchi et al., 1961). Suatu metode
memerlukan validasi atau revalidasi berdasarkan beberapa alasan sebagai berikut : 1) Apabila
metode akan digunakan pada penggunaan rutin, 2) apabila kondisi berubah
(perbedaankarakteristik pada instrument), 3) apabila metode berubah dan perubahannya diluar
jangkauan sebenarnya, 4) jika hasil kontrol kualitas menunjukkan bahwa metode berubah
terhadap waktu, dan 5) untuk membandingkan dua metode (Huber, 2003). Validitas tersebut
perlu dibuktikan tingkat sensitivitas dan selektivitas metode kolorimetri untuk penetapan kadar
secara kuantitatif pada beberapa sediaan obat asam asetilsalisilat berbagai merek dengan enam
parameter validasi yaitu, ripitabilitas, presisi antara, akurasi, linieritas, robustness, LOD dan
LOQ.

Abtrack

Acetylsalicylic acid is a drug that is useful for analgesic, antipyretic and anti-inflammatory
(Kousar et al., 2004). Acetylsalicylic acid is the first choice of anti-inflammatory analgesic that is
widely used by the public (Badan PO2003). Acetylsalicylic acid preparations, which are generally
in the form of tablets, have been widely used by drug manufacturers with several types of
preparations, and can even be used as antiplatelets with an inhibition mechanism against
platelet aggregation ( Pulcinelli et al., 2004). With some of these characteristics, it is necessary
to have a quality control method that is simple and has high sensitivity with a low detection
limit.

The methods that are widely used as an alternative to acetylsalicylic acid assay are acid-base
titration, ultraviolet visible spectrophotometry, fluorescent, infrared spectrophotometry, and
chromatography (HPLC and GC), atomic absorption spectrophotometry, immunoassay and NMR
spectrophotometry (Matias et al, 2004). Of these several methods, the colorimetric method
has high sensitivity, is fast and has a low limit of detection (LOD) (Idowu et al., 2002).
Colorimetry offers the advantages of fast, simple and selective, even colorimetric methods are
easily affordable and available (Adegoke et al., 2007).

The principle of the colorimetric method in determining the concentration of acetylsalicylic


acid is the formation of a complex between iron nitrate and the phenolic group of salicylic acid
in acetyl salicylic acid to form a purple iron salicylic complex (Higuchi et al., 1961). A method
requires validation or revalidation for the following reasons: 1) If the method will be used in
routine use, 2) if conditions change (differences in the characteristics of the instrument), 3) if
the method changes and the changes are outside the actual range, 4) if the quality control
results shows that the method changes with time, and 5) to compare the two methods (Huber,
2003). It is necessary to prove the validity of the sensitivity and selectivity of the colorimetric
method for quantitative assays on several acetylsalicylic acid drug preparations of various
brands with six validation parameters, namely, repeatability, intermediate precision, accuracy,
linearity, robustness, LOD and LOQ.
PENDAHULUAN konsentrasi titran harus dibuat secara
teliti. Titran semacam ini disebut
Titrasi asam-basa merupakan suatu
dengan larutanbaku (standar).
metode yang memungkinkan
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan
dilakukannya analisis kuantitatif untuk
dengan normalitas, molalitas atau
menentukan konsentrasi larutan asam
bobot per volume (Gandjar :2007). Suatu
atau basa yangtidak diketahui. Dalam
larutan standar dapat dibuat dengan
titrasi asam-basa, basa akan bereaksi
cara melarutkan sejumlah senyawa baku
dengan asam lemah dan membentuk
tertentu yang sebelumnya senyawa
suatu larutan yang mengandung asam
tersebut ditimbang secara tepat dalam
lemah dan basa terkonjugasi sampai
volume larutan yang diukur dengan tepat.
semua asam ternetralkan semuanya
Larutan standar ada 2 macam yaitu
(Satyajit, D : 2007).
larutan baku primer danlarutan baku
Asidimetri merupakan penetapan kadar sekunder. Larutan baku primer
secara kuantitatif terhadap senyawa- mempunyai kemurnian yang tinggi.
senyawa yang bersifat basa dengan Larutan baku sekunder harus dibakukan
menggunakan baku asam(Gandjar, Ibnu dengan larutan baku primer. Suatu proses
Gholib : 136). Asidimetri adalah suatu yang mana larutan baku sekunder
metode analisa titrimetri yang dibakukan dengan larutan baku primer
didasarkan pada pengukuran saksama disebut dengan standarisasi (Gandjar :
jumlah volume asam yang digunakan, baik 2007).
untukzat-zat organik atau zat-zat
Asam asetilsalisilat yang lebih dikenal
anorganik, sedangkan pengukuran jumlah
sebagai Asetosal atau Aspirin adalah
kuantitatif asam yang terdapat dalam
analgetik anatipiretik dan anti inflamasi
contoh dengan cara titrasi dengan
yang sangat luas digunakan dan
basa yang sesuai disebut alkalimetri.
digolongkan dalam obat bebas
Dengan kata lain kedua cara ini
(Farmakologi dan Kemoterapi, 1993).
mempunyai prinsip yang sama, yaitu
Tablet asam asetil salisilat mengandung
menetapkan kadarasam atau basa
asam asetil salisilat C9H804 dan tidak
dengan cara penambahan sejumlah
kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari110,0
larutan asam atau basa yang setara, dari
% dari jumlah yang tertera pada etiket
jumlah volume larutan asam atau basa yang
(Farmakope Indonesia ed. IV,32).
ditambahkan dapat dihitung kadar asam
atau basa yang terdapat dalam contoh Beberapa metode telah digunakan untuk
(Susanti :2000). analisis asetosal atau asamasetil salisilat
baik dalam keadaan senyawa ruah
Semua perhitungan dalam titrimetri
(raw materials) atau dalam sediaan
didasarkan pada konsentrasi titran sehingga
farmasetik (tunggal atganikau dalam
campuran dengan obatlain).Aspirin Bahan yang digunakan yaitu : Serbuk Murni
merupakan obat analgetik. Aspirin Asam Salisilat, Etanol 26 %, Aquadest,
mungkin merupakan obat analgesika yang Fe(NO3)3, HNO3.
paling popular dan paling banyak digunakan
Prosedur
disebabkan oleh struktur kimianya yang
sederhana dan harganya yang murah. 1. Larutan Fe(NO3)3 1%
Aspirin secara kimiawi dikenal dengan Timbang secara seksama 100 mg
nama asam asetil salisilat, suatu Fe(NO3)3 dilarutkan dalam
molekul organik. Senyawa awal aspirin HNO3
adalah salisin, yang ditemukan dalam 2. Pembuatan Larutan Baku Asam
batang kayu. Meskipun demikian, aspirin Salisilat.
dengan mudah dapat dibuat dari fenol Ditimbang secara seksama
dengan reaksi Kolbe(Satyajit : 2007 hal 2). sejumlah 100 mg asam salisilat
Salah satu efek samping aspirin adalah kemudian dilarutkan dalam 15
pendarahan lambung, yang sebagian mL etanol 96% dan encerkan
disebabkan oleh sifat asamnya. Dalam dengan aquadest hingga tanda
lambung, aspirin akan terhidrolisis batas 100 mL (larutan stok).
menjadi asamsalisilat. Gugus asam Buatlah larutan baku dengan
karboksilat (-COOH) dan gugus hidroksil konsentrasi yaitu 10 ppm, 20
fenolik (-OH) yang terdapat pada molekul ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm,
aspirin akan membuat senyawa ini 60 ppm, 70 ppm untuk
bersifat asam. Jadi,penggunaan aspirin pembuatan panjang gelombang
akan meningkatkan kondisi asam maksimum dan pembuatan
dilambung (Satyajit : 2007 hal 2). kurva kalibrasi (sebelum
ditepatkan volume yang
METODE
diharapkan untuk pengenceran
Alat tambahan masing-masing labu
dengan larutan Fe(NO3)3 1%
Alat yang digunakan yaitu :
sebanyak 5 mL tambahkan
Spektrofotometer UV, Kuvet 1cm,Tisu
aquadest hingga tanda batas
Lensa, Labu Ukur 100 Ml, Labu Ukur 50 Ml,
(larutan baku).
Labu Ukur 10 mL, Botol Timbang ,
3. Penentuan asam salisilat
Mikropipet 10 – 100 µL, Gelas Kimia 250
Ukur absorban dari salah satu
mL, Pipet Tetes
larutan baku yang telah dibuat
Bahan pada panjang gelombang 520-
530 nm dan tidak lupa
menggunakan blangko larutan
Fe(NO3)3 1%. Gambar kurva V1 x 100 = 15 x 10
absorbs untuk menentukan
V1 = 1,5 mL
4. Pembuatan kurva kalibrasi
Buat kurva kalibrasi dengan cara • 20 ppm dalam 15mL pelarut
mengukur absorban masing-
masing kosentrasi yang telah V1 x N1 =V2 x N2
dibuat (dibaca pada lamda
V1 x 100 = 15 x 20
max) .bila perlu lakukanlah
pengenceran terhadap masing- V1 = 3 mL
masing konsentrasi yang telah
• 30 ppm dalam 15mL pelarut
dibuat ( catatlah faktor
pengenceran). Buatlah kurva V1 x N1 = V2 x N2
hubungan antara absorban
(sumbu Y) terhadap konsentrasi ( V 1 x 100 = 15 x 30
sumbu X) pada kertas grafik. V1 = 4,5 mL
Tentukan persamaan grafik
dengan menggunakan regresi • 40 ppm dalam 15mL pelarut
linier.
V1 x N1 = V2 x N2
5. Penentuan kadar asam salisilat
Ukur dengan spektrofotometer V1x 100 = 15 x 40
absorban sampel yang telah
disiapkan pada lamda max V1 = 6 mL
kemudian tentukan konsentrasi • 50 ppm dalam 15 mL pelarut
sampel dengan menggunakan
kurva kalibrasi dan dengan V1 x N1 =V2 x N2
menggunakan persamaan garis
V1 x 100 = 15 x 50
(regresi linier).
V1 = 7,5 mL
HASIL
• 60 ppm dalam 100 mL pelarut
1. PEMBUATAN LARUTAN BAKUASAM
SALISILAT V1 x N1 =V2 x N2

100 mg ∕ 100 mL = 1 mg∕mL = 1 ppm V1 x 100 = 15 x 60

2. PENGENCERAN V1 = 9 mL

• 10 ppm dalam 15 mL pelarut • 70 ppm dalam 100 mL pelarut

V1 x N1 = V2 x N2 V1 x N1 =V2 x N2
V1 x 100 = 15 x 70 a) PERSAMAAN REGRESI LINIER

V1 = 10,5 mL y = bx + a

3. PENENTUAN KADAR SAMPEL y = 0,0534x + 0,0388

Panjang gelombang Absorban b) PERHITUNGAN KADAR


nm
520 0,344 Absorban sampel = 0,262
522 0,325
Kadar y = bx + a
524 0,234
526 0,434 0,345 = 0,0534 x + 0,0388
528 0,273
530 0,476 0,345 – 0,0388= 0,0534 x

0,3062 = 0,0534 x
Panjang gelombang maksimum Asam
Salisilat 537 nm X = 0,3062 / 0,0534

Abcis Abs X = 5,734 ppm


530 0,476
Cara mencari fp : fp = V akhir / V awal

= 100/15
4. KURVA KALIBRASI
DANPERHITUNGAN KADAR SAMPEL = 6 kali pengenceran

Konsentrasi (ppm) Absorban kadar = x . fp


10 0,123
20 0,157 = 5,734 . 6
30 0,243
40 0,298 = 34,404 %
50 0,357
PEMBAHASAN
60 0,478
70 0,532 Asam salislilat memiliki rumus kimia
C7H6O3 . termasuk turunan
senyawaaromatik yang mempunyai 2
gugus fungsi, yaitu: gugus hidroksi dan
guguskarboksilat dengan struktur yang
dapat dilihat sebagai berikut

Dilihat dari strukturnya asam salislilat


memiliki gugus kromofor danausokrom
sehingga dapat dianalisis menggunakan
metode spektofotometri UV-VIS. Bersifat cocok yaitu kloroform. Yang dimana basis
asam kuat dengan Pka 3.0. Sehingga dapat salep mudah larutdalam kloroform dan
dianalisis dengan metodetitrasi asam basa kampora juga dapat larut. Pemisahan
alkalimetri, prinsipnya adalah penetapan dilakukan dalamcorong pisah. Karena asam
kadar senyawa yangbersifat asam dengan salisilat tidak larut dalam air maka dari itu
menggunakan baku basa. Selain itu untukmanarik asam salisilat pada fase
asam salisilatmerupakan oksidator kuat kloroform maka ditambahkan NaOH
dilihat dari strukturnya yaitu untukmerubah asam salisilat kedalam
mempunyai guguskarbonil yang berfungsi bentuk garamnya yaitu natrium salisilat
sebagai oksidator sehingga dapat dianalisis danditambahkan air agar natrium salsilat
menggunakaniodometri. Asam salisilat ini tertarik dalam fase air. ECC
sukar larut dalam air yaitu 1: 550, mudah dilakukansampai semua natrium salisilat
larut dalam etanol 1:4 dan dalam eter 1:3, ditarik semua pada fase air. Fase air hasil
agak sukar larut dalam kloroform yaitu dari ECCdiidentifikasi dengan FeCl3 apabila
1:45(Clarke's Analysis of Drugs and berwarna ungu maka menunjukan
Poisons). masihterdapat analit dalam sampel
tersebut. Dan ECC di hentikan ketika
Analisis penentuan kadar asam salisilat
saatpenambahan FeCl3 tidak terjadi
dalam sampel pada praktikum kali ini
perubahan warna menjadi ungu karena
menggunakan teknik spektrofotometri UV-
FeCl3dapat mereduksi asam salisilat yang
Vis. Prinsip dasar spektrofotometri yaitu
ditandai dengan adanya warna
metode analisa kimia berdasarkan serapan
ungu.Analisis penentuan kadar asam
molekul terhadap gelombang elektro
salisilat dalam sampel pada praktikum
magnetik (cahaya). Sehingga
kaliini menggunakan teknik
berhubungan dengan absorbansi
spektrofotometri UV-Vis. Prinsip dasar
dantransmitansi. Absorbansi adalah
spektrofotometriyaitu metode analisa kimia
cahaya yang dapat diserap oleh sampel
berdasarkan serapan molekul terhadap
dantransmitasi adalah cahaya yang
gelombangelektromagnetik (cahaya).
diteruskan panjang gelombang
Sehingga berhubungan dengan
maksimum,menentukan standard dan
absorbansi dantransmitansi. Absorbansi
menentukan konsentrasi sampel. Asam
adalah cahaya yang dapat diserap oleh
salisilat dapat menyerap radiasi UV
sampel dantransmitasi adalah cahaya
karena memiliki guguskromofor atau
yang diteruskan panjang gelombang
ikatan rangkap terkonjugasi dan auksokorm
maksimum,menentukan standard dan
dalam strukturnya.Gugus kromofor adalah
menentukan konsentrasi sampel.Asam
ikatan atau gugus fungsi spesifik dalam
salisilat dapat menyerap radiasi UV
molekul yang bertanggung jawab atas
karena memiliki guguskromofor atau
penyerapan cahaya pada panjang
ikatan rangkap terkonjugasi dan auksokorm
gelombang tertentu dalam pelarut yang
dalam strukturnya.Gugus kromofor adalah
ikatan atau gugus fungsi spesifik dalam
molekul yangbertanggung jawab atas
penyerapan cahaya pada panjang
gelombang tertentu.Gugus kromofor
pada asam salisilat adalah gugus
benzyl (memiliki ikatan2 rangkap
terkonjugasi). Panjang gelombang
serapan maksimum ( maks)
danλkoefisien ekstingsi molar ( ) akan
bertambah dengan bertambahnya jumlah
ikatanεrangkap terkonjugasi. Sedangkan
gugus auksokorm adalah gugus fungsi
dalamsuatu molekul yang dapat
mempengaruhi absorpsi radiasi gugus
kromofor. Jikagugus auksokorm
terdelokalisasi ke gugus kromofor , maka
intensitas absorbansiakan meningkat dan
terjadi pergeseran batokromik atau
hipsokromik. Guguskromofor yang
terdapat pada asam mefenamat antara lain
gugus -OH (Hidroksi)

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil praktikum penetapan


kadar paracetamol sampel yang telah
dilakukan menggunakan Spektrosfotometri
UV – Vis diperoleh absorban 0,476 nm
sampel dan dengan kadar asam salisilat
dalam sampel sebesar 34,404 %

2. Persamaan kura baku asam salisilat yang


diperoleh pada percobaan ini adalah y =
0,0534x + 0,0388 R2 = 0, 9843

Anda mungkin juga menyukai