Laboratorium Kimia Farmasi: Program Studi Farmasi Klinis Dan Komunitas, STIKES
Widya Dharma Husada Tangerang, Jl. Pajajaran No.1, Pamulang Barat, Pamulang,
Tangerang Selatan, Banten, INDONESIA, 15417
ABSTRAK
Titrasi asam-basa merupakan suatu metode yang memungkinkan dilakukannya analisis
kuantitatif untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang tidak diketahui.
Pengukuran jumlah kuantitatif asam yang terdapat dalam contoh dengan cara titrasi dengan basa
yang sesuai disebut alkalimetri. Dalam percobaan ini diperlukan larutan pembakuan yang
disebut baku primer. Titrasi dengan larutan titer asam kuat (HCl 0,1 N atau H2SO4 0,1N) disebut
asidimetri, dan titrasi dengan larutan titer basa kuat (NaOH 0,1N) disebut alkalimetri. Dalam
percobaan ini akan ditentukan konsentrasi NaOH dengan menggunakan asam oksalat (H2C2O4)
sebagai larutan baku primernya. Dari ke tiga percobaan tersebut menunjukkan data yang
konsisten dikarenakan asam oksalat memang banyak dipakai sebagai acuan dari metode titrasi.
Dari ketiga percobaan tersebut data percobaan 1 dan 2 menunjukkan data yang konsisten
sedangkan data percobaan 3 tidak konsisten secara hasil.
1
Metode penetapan kadar asetosal telah diketahui. Dalam titrasi asam-basa, basa akan
banyak dikembangkan, diantaranya titrasi bereaksi dengan asam lemah dan membentuk
asam basa, spektrofotometri sinar ultraviolet suatu larutan yang mengandung asam lemah
dan tampak yang memanfaatkan reaksi dan basa terkonjugasi sampai semua asam
Trinder yang didasari atas reaksi hidrolisis ternetralkan semuanya (Satyajit, D: 2007).
asetosal yang tahap berikutnya dalam
Asidimetri merupakan penetapan kadar
prosedurnya tersebut akan menghasilkan
secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa
senyawa yang berwarna ungu-biru kuat yang
yang bersifat basa dengan menggunakan
terbentuk antara asam salisilat dan besi(III).
baku asam (Gandjar, Ibnu Gholib: 136).
Beberapa penelitian juga telah
Asidimetri adalah suatu metode analisa
mengembangkan metode otomatisasi metode
titrimetri yang didasarkan pada pengukuran
spektrofotometri sinar tampak dengan
saksama jumlah volume asam yang
menggunakan metode flow injection analysis
digunakan, baik untuk zat-zat organik atau
pada tahap hidrolisisnya.
zat-zat anorganik, sedangkan pengukuran
Produk sediaan obat yang mengandung jumlah kuantitatif asam yang terdapat dalam
asetosal tidak terbilang lagi banyaknya yang contoh dengan cara titrasi dengan basa yang
beredar di pasaran Indonesia, yang sesuai disebut alkalimetri. Dengan kata lain
seharusnya dalam kualitas prima hingga kedua cara ini mempunyai prinsip yang sama,
sampai di tangan konsumen dan siap yaitu menetapkan kadar asam atau basa
dikonsumsi. Untuk menjaga kualitas tersebut dengan cara penambahan sejumlah larutan
dengan melihat jumlah sampel yang sangat asam atau basa yang setara, dari jumlah
besar, diperlukan pengembangan suatu volume larutan asam atau basa yang
metode penetapan kadar yang cepat, murah ditambahkan dapat dihitung kadar asam atau
dan sederhana tanpa menggunakan alat yang basa yang terdapat dalam contoh (Susanti,
rumit dan dapat memberikan hasil yang 2000).
diinginkan.
Asam asetilsalisilat yang lebih dikenal
Titrasi asam-basa merupakan suatu sebagai Asetosal atau Aspirin adalah
metode yang memungkinkan dilakukannya analgetik antipiretik dan antiinflamasi yang
analisis kuantitatif untuk menentukan sangat luas digunakan dan digolongkan
konsentrasi larutan asam atau basa yang tidak
2
dalam obat bebas (Farmakologi dan salisilat (Anonim, 2008; Clarke, 2005;
Kemoterapi, 1995). Matias et al., 2004).
3
gram/mol, Titik leleh aspirin adlah 133,4°C, spektrofotometri ultra violet, kromatografi
titik didih aspirin 140°C, aspirin merupakan cair kinerja tinggi, dan kromatografi gas cair.
senyawa padat berbentuk kristalan berwarna
METODE
putih, berat molekul asam asetilsalisilat 180,2
gram/ mol, berat jenis aspirin 1,4 gram/ml Pada praktikum kali ini kami memakai
(Rainford, 2004). sampel asam asetil salisilat (asetosal) dan
asam oksalat. Adapun bahan lainnya yaitu;
Kelebihan dari penentuan kadar asam
etanol 95%, NaOH 0,1 N, indikator
asetilsalisilat dengan metode titrasi asam
fenolftalein dan aquadest. Sedangkan alat-
basa ini adalah prosedur pengerjaannya yang
alat yang digunakan yaitu; buret 25,0 ml,
sederhana dan murah. Sedangkan kelemahan
gelas ukur 100 ml, timbangan digital, pipet
dari metode ini yaitu tingkat ketelitian yang
tetes, kertas perkamen, beaker glass dan
rendah dan tidak dapat digunakan untuk
erlenmeyer. Prosedur yang dilakukan adalah
sampel dengan kadar yang kecil. Adapun
dengan membuat NaOH 0,1 N; membakukan
metode lain yang dapat digunakan untuk
asam oksalat, menitrasi asetosal, dan
menentukan kadar Asam asetilsalisilat dalam
menghitung kadar titrasi asam oksalat dan
obat yaitu dengan metode instrumentasi
asetosal.
DATA HASIL
4
Perhitungan Kadar Asam Oksalat & Asetosal
1. Perlakuan pertama
Asetosal bersifat asam karena dapat
10,5 𝑥 0,1 𝑥 40 𝑏
k𝑎𝑑𝑎𝑟 = ( 𝑥 100) % 𝑏 mendonorkan proton. Pelepasan proton ini
100 𝑥 1000
5
Asam asetilsalisilat yang lebih dikenal pembakuan tersebut digunakan zat baku yang
sebagai asetosal merupakan salah satu disebut baku primer yang digunakan dalam
senyawa yang secara luas digunakan dan praktikum ini adalah larutan baku asam
digolongkan dalam obat bebas, asetosal oksalat, pembakuan juga dapat dilakukan
digunakan untuk analgetik, antipiretik dan dengan cara menggunakan larutan yang
antiinflamasi (Wilmana, 1995). Asetosal sudah dibakukan (baku sekunder). pada
merupakan ester salisilat hasil sintesis asam praktikum ini larutan baku sekunder yang
organik dengan subsitusi pada gugus dipakai adalah NaOH 0,1N. Tahap pertama
hidroksil yaitu asam asetat dan asam salisilat yang dilakukan adalah membuat larutan
NaOH 0,1N yang dilakukan dengan cara
timbang NaOH 0,1N sebanyak 20gram dan
dilarutkan secara perlahan dengan aquadest
sampai 500mL tercampur dengan sempurna,
lalu dimasukan kedalam buret sampai 50mL
buret terisi penuh.
Gambar 1. Stuktur Kimia Asetosal
Selanjutnya yang dilakukan adalah
Tujuan praktikum itu sendiri dilakukan pembakuan larutan NaOH 0,1N dengan cara
yaitu mahasiswa dapat menentukan kadar timbang asam oksalat 630mg dan dilarutkan
asetosal (asam asetil salisilat) secara dengan 100mL aquadest secara perlahan di
alkalimetri. Tujuan dari titrasi asam-basa dalam labu ukur, lalu ditambahkan dengan 2
adalah untuk menentukan titik ekivalen, yaitu tetes indikator fenolftalein LP, lalu
titik di mana jumlah ekivalen zat yang dimasukan kedalam erlenmeyer dan titrasi
dititrasi sama dengan jumlah ekivalen zat dengan larutan NaOH 0,1 N yang sudah
standar yang ditambahkan. Pada titik ini, dibuat sampai dengan terjadi perubahan
reaksi kimia antara asam dan basa telah warna merah muda atau keunguan, dan
selesai, dan kita dapat menggunakan prinsip ulangi sebanyak 3 kali. Tahap terakhir yang
stoikiometri untuk menghitung konsentrasi dilakukan adalah pemeriksaan kadar bahan
zat yang dititrasi. baku asam asetil salisilat atau asetosal
dilakukan dengan cara timbang 500mg
Pertama kali yang dilakukan pada
asetosal dan dilarutkan dalam 20mL etanol
praktikum ini adalah pembuatan larutan
95%, lalu dimasukan kedalam erlenmeyer
6
dan titrasi dengan larutan NaOH 0,1N natrium salisilat dan natrium asetat (Day &
menggunakan indikator larutan fenolftalein, Underwood, 2002).
catat titik akhir titrasi sampai ada perubahan
warna, dan ulangi sebanyak tiga kali.
7
data percobaan 3 tidak konsisten secara hasil. data yang konsisten sedangkan data
Hasil tersebut dapat disebabkan oleh percobaan 3 tidak konsisten secara hasil.
kesalahan peneliti, ketidaklayakan alat bahan, Dapat disimpulkan hasil tersebut disebabkan
dan kasalahpahaman dalam menentukan oleh kesalahan peneliti, ketidaklayakan alat
perubahan warna. bahan, dan kasalahpahaman dalam
menentukan perubahan warna.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Titrasi asam basa adalah metode kimia yang
digunakan untuk menentukan konsentrasi Abdurahman, Fahim, dan Susanti. 2000.
suatu larutan asam atau basa dengan Pemanfaatan Berbagai Bahan
menggunakan larutan standar dari zat lawan Organik sebagai Suplemen dalam
(asam atau basa). Tujuan dari titrasi asam- Peningkatan Produktivitas Lahan.
basa adalah untuk menentukan titik ekivalen, Kumpulan Makalah Hasil Penelitian
yaitu titik di mana jumlah ekivalen zat yang Tahun 2000. Buku I. Balitpa,
dititrasi sama dengan jumlah ekivalen zat Sukamandi.
standar yang ditambahkan. Sampel yang
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi
digunakan pada praktikum kali ini adalah
IV, Departemen Kesehatan Republik
asam asetil salisilat (asetosal), dengan
Indonesia, Jakarta. 448, 515, 771,
pereaksi nya yaitu; Etanol 95 % ,NaOH 0,1
1000.
N ,Indikator fenolftalein dan Aquadest.
Pembuatan larutan pembakuan yang Anonim, 2008, World of Aspirin,
digunakan dalam praktikum ini adalah http://www.aspirin.com/, diakses
larutan baku asam oksalat. Hasil volume tanggal 09 Maret 2008
titrasi sampel asam oksalat pada ketiga
Clarke, 2005, Clarke’s Analysis of Drugs and
percobaan tersebut secara berturut-turut yaitu
Poisons, Pharmaceutical Press.
2,7 ml; 3 ml; dan 4,4 ml; sedangkan pada
sampel acetosal adalah sebagai berikut 10,5 Gandjar, Ibnu Ghalib. (2008). Kimia Farmasi
ml; 10,5 ml; dan 11 ml. Data kadar asam Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
oksalat yang kami dapatkan secara berturut-
Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009.
turut yaitu sebagai berikut 0,042% b/b; 0,042%
Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI
b/b; 0,044% b/b. Dari ketiga percobaan
Jilid 2. Jakarta: Esis.
tersebut data percobaan 1 dan 2 menunjukkan
8
Matias, F.A.A., Vila, M.M.D.C., dan Tubino, Rohman. Pustaka Pelajar:
M., 2004, Quantitative Reflectance Yogyakarta.
Spot Test for the Determination of
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia.
Acetylsalicylic Acid in
2015. Chemistry: The Molecular
Pharmaceutical Preparations, J.Braz.
Nature of Matter and Change (7th
Chem. Soc., 15 (2): 327-330.
edition). New York: McGraw-
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Hill Education.
Robinson, Jill K. 2016. Chemistry
Universitas Indonesia. 1995. Farmakologi
(7th edition). New Jersey: Pearson
dan Terapi. Jakarta: Departemen
Education, Inc.
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Kedokteran Universitas Indonesia.
Chemistry: Principles and Modern Gaya Baru.
Applications (11th edition). Toronto:
Pearson Canada Inc.