Anda di halaman 1dari 11

ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN)

Amalia Nurul Mahmudah

Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Darussalam Gontor Putri,


Mantingan Ngawi, Jawa Timur

e-mail: amaliaanrl01@gmail.com

Abstract
Aspirin is an analgesic and antipyretic and belongs class 2 in Biopharmaceutical
Classification System (BCS), with poor water solubility and high permeability. The
present study was carried out to an enhanced dissolution rate of aspirin by crystal
modification technique using slow wvaporation, used methanol (AMP),
tetrahydrofuran (ATP), and chloroform (AKP) as the solvent . Physicochemical
characteristic of the modified crystal form of aspirin was investigated by polarizing
miscroscope, diffraction, FT-IR spectrophotometer, differential scanning calorimetry,
and thermogravimetric analysis. The dissolution profile of each modified crystal form
was studied and compared with untreated aspirin. Solvent evaporation method with
methanol (AMP), tetrahydrofuran (ATP), and chloroform (AKP) produced different
habit crystal compared to untreated aspirin (AS).

Keyword: aspirin, polymorph, dissolution

Abstrak
Apirin merupakan obat analgetik dan antipiretik yang termasuk dalam kelompok
kelas II dalam Sistem Klasifikasi Biofarmasetika dengam kelarutan rendah dalam air
dan absorpsi tinggi pada saluran cerna. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
modifikasi Kristal aspirin untuk meningkatkan laju disolusi dengan menggunakan
metoderekristalisasi penguapan 3 jenis pelarut yaitu methanol (AMP), tetrahidrofuran
(ATP), dan klorofom (AKP). Karakteristik sifat fisikokimia hasil rekristalisasi aspirin
dilakukan menggunakan mikroskop polarisasi, X-Ray difraktometer serbuk,
spektrofotometer IR,differential calorimeter (DSC) dan thermogravimetric analysis
(TGA) dan evaluasi terakhir dilakukan pengujian kelarutan dan disolusi. Kristal
aspirin yang dihasilkan dari metode penguapan pelarut methanol (AMP),
tetrahidrofuran (ATP), dan klorofom (AKP) menghasilkan bentuk Kristal yang
berbeda dibandingkan dengan Kristal murni (AS).

Kata kunci: aspirin, polimorf, disolusi


PENDAHULUAN paling lambat pada peoses
pelepasan obat dari bentuk sediaan
TUJUAN PENELITIAN untuk mencapai sirkulasi darah.
Adapun tujuan dari praktikum ini, agar Oleh karena itu, untuk obat-obat
mahasiswi dapat: yang memilki kelarutan rendah
namun dikehendaki efek cepat,
1. Memahami prinsip dari maka perlu dilakukan usaha
esterifikasi pada gugus fenol pengembangan bahan aktif farmasi
2. Mensintesis senyawa aspirin untuk meningkatkan laju
dari asam salisilat dan anhidrat pelarutannya. Teknik kristalisasi
asetat umum degunakan untuk pemurnian
3. Mengaplikasikan reaksi fisher bahan aktif farmasi dengan cara
dalam sintesis asam asetil mengkristalkan kembali untuk
salisilat memperoleh fase padatn setelah
4. Menghitung persen rendemen dilarutkan pada pelarut yang sesuai
(Stieger N, 2012).
LATAR BELAKANG
PERCOBAAN Reaksi berkatalis asam dari
suatu anhidrida dengan alkohol
Obat anti inflamasi nonsteroid atau fenol akan menghasilkan
(AINS) merupakan golongan obat ester. Reaksi ini menggunakan
terapeutik yang paling umum anhidrida asetat yang tersedia
digunakan diseluruh dunia sebagai secara komersial (Harwood JR,
analgesic, antipiretik dan 2009).
antiinflamasi (Alkabodi I, 2016).
Aspirin termasuk dalam kelompok Asilasi aromatic secara umum
obat AINS dan digunakan juga berlangsung dengan bantuan
sebagai obat pencegaj serangan katalis asam Lewis. Dalam
jantung, stroke, pembekuan darah substitusi elktofilik, substituent
(Dai Y, 2012). yang telah ada dalam cincin
mengarahkan elektrofilik yang
Aspirin (Asam Astil SAlisilat) akan masuk pada posisi-posisis
adalah obat analgetik-antipiretik tertentu dan juga mempengaruhi
yang termasuk dalam kelompok laju reaksi substitusi. Ada dua jenis
Biopharmaceutical Classification substituent, yang pertama gugus
System (BCS) kelas II (kelarutan aktivasi membentuk produk –orto
rendah, permeabilitas tinggi) (E, dan -para. Kedua merupakan
2012). Obat kelompok BCS kelas gugus daktivasi membentuk
II, kelarutan merupakan tahapan produk –meta (Sitorus, 2010)
Teknik kristalisasi dapat spearmint, dan sweet birch. 9,10
merubah karakteristik Kristal saat ini asam salisilat telah dapat
seperti ukuran, habit dan secara sintetik 9,11 Bentuk
polimorfisme. Padatan Kristal makroskopik asam salisilat berupa
memilki struktur internal dan bubuk Kristal putih dengan rasa
eksternal yang spesifik. Habit manis, tidak berbau, dan stabil
menggambarkan struktur eksternal pada udara bebas. Bubuk asam
sedangkan polimorfisme salisilat sukar larut dalam air dan
menunjukkan struktur internal lebih mudah larut dalam lemak.
kristal(Maghsoodi, 2015). Sifat lipofilik asam salisilat
membuat efek klinisnya terbatas
Asam asetil salisilat memiliki pada lapisan epidermis (S.Katon,
efek samping, diantaranya terhadap 2012).
pernafasan dan saluran cerna yang
dapat menyebabkan perdarahan TINJAUAN PUSTAKA
lambung berat . alternative untuk Aspirin adalah salisilat ester yang
meningkatkan aktivitas analgesic- dapat disintesis dengan menggunakan
antipiretik asam astilsalisilat serta asam asetat yang memilki gugus
menurunkan efek samping terus COOH dan asam salisilat yang
diupayakan. Modifikasi struktur memilki gugus OH. Pembuatan
dari senyawa turunan asam salisilat aspirin tidak akan menghasilkan
dilakukan dengan mengubah gugus produk yang baik apabila suasananya
karbonil melalui pembentukan berair, dikarenakan asam asetil
garam, ester, atau amida; salisilat yang terbentuk akan
modifikasi pada gugus karboksil terhidrolisa menjadi asam salisilat
dan hidroksil; substitusi pada berair (Horizon, 2011).
gugus hidroksil; memasukkan
gugus hidroksil atau gugus yang Aspirin (acetyl salicylic acid)
lain paada cincin aromatic atau merupakan salah satu jenis non
dengan mengubah gugus steroidal anti-inflammatory drugs or
fungsional (S.G., 2009) NSAIDs yang banyak digunakan pada
pengobatan nyeri ringan sampai
Asam salisilat, dikenal juga sedang. Aspirin dijual secara bebas
dengan 2-hydoxy-benzoiacid atau dan tersebar luas dimasyarakat untuk
orthohydrobenzoic acid, memilki pengobatan sendiri, maka
struktur kimia C₇H₆O₃. asam kemungkinan untuk keracunan aspirin
salisilat memilki pKa 2,97.9 Asam akan lebih besar. Aspirin
slisilat dapat diekstraksi dari pohon menyebabkam pengelupasan selepitel
willow bark, daun wintergreen, permukaaan dan mengurangi sekresi
mucus dengan mechanisme kerja Metode Penelitian ini dilakukan
utama menekan produksi secara kualitatif dan kuantitatif pada
prostaglandin dan tromboksan. Efek Asam Asetil Salisilat (Aspirin)
samping penggunaan aspirin terutama
Nampak pada traktus gastrointestinal. Waktu dan Tempat
Pada dosisi biasa, efek aspirin yang Studi Aspirin dilaksanakan di
paling berbahaya adalah gangguan Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu
gaster oleh adanya iritasi Kesehatan di Universitas Darussalam
mukosagaster (Nuraeni, 2007). Gontor Mantingan semester genap
tahun akademik 2021
Aspirin atau asam asetilsalisilat
(asetosal) adalah suatu jenis obat dari Alat dan Bahan
keluarga salisilat yang sering
digunakan sebagai analgesik Alat yang digunakan adalah
(terhadap rasa sakit atau nyeri minor), Erlenmeyer 2 buah, thermometer 1
antipiretik (terhadap demam), dan buah, kompor listrik 1 buah, corong
anti-inflamasi. Aspirin juga memilki kaca 1 buah, ketas saring, batang
efek antikoagulan dan digunakan pengaduk 1 buah, hot plate 1 buah,
dalam dosis rendah dalam tempo waterbath 1 buah, pipet tetes 2 buah,
lama untuk mencegah serangan gelas ukur 100 ml, kaca arloji 1 buah,
jantung (Irvanda, 2007 ) gelas beaker.
Bila tertelan, aspirin (asam asetil Bahan yang digunakan adalah
salisilat) melewati peut sebagian asam salisilat kering 5 gram, asam
besar tidak berubah dihidrolisis dalam anhidida 7,5 ml, asam sulfat pekat 5
saluran usus membebaskan bahan tetes, alkohol 96 % 15 ml, aquadest
aktif, asam salisilat. Dalam simtesis, 75 ml, besi (III) klorida 10% 1 tetes.
pemanasan pada campuran asam
salisilat dan asetat anhidrida dengan PROSEDUR KERJA
jejak asam sulfat sebagai katalis. 1. Sintesis Aspirin
Karen aspirin sangat tidak larut dalam Siapkan alat dan bahan.
air, dapat diisolasi dengan Masukkan 5 gran sakisikat ke
penambahan air dingin kedalam dalam Erlenmeyer.
campuran reaksi diikuti dengan Tambahkan 2 tetes asam
filtrasi gravitasi (Irwandi, 2014). sulfat pekat. Kocok sampai
terjadi pencampuran
METODOLOGI sempurna. Panaskan diatas
Bunsen dalam suhu 50-60℃
Jenis Penelitian menggunakan thermometer
sambil diaduk selama 15 Sebelum Sesudah
menit.

2. Isolasi 17 gram 14 gram


Dinginkan sambil diaduk
dan ditambahkan 75 ml air.
Diamkan selama 1 jam. Saring
menggunakan kertas saring.
PEMBAHASAN
Keringkan residu Kristal yang
diperoleh menggunakan oven.
Praktikum ini membahas tentang
Timbang Kristal yang
sintesis aspirin dari asam salisilat
didapatkan
menggunakan metode refluks. Aspirin
atau asam asetil merupakan senyawa
3. Pemurnian
turunan dari asam salisilat. Aspirin
Lakukan pemurnian residu
dapat disintesis dari asam salisilat dan
Kristal yang diperoleh dengan
asam asetat anhidrat dengan dibantu
reklistalisasi. Larutkan
asam sulfat pekat melalui reaksi
menggunakan campuran 15
asetilasi dan dapat diperoleh juga
ml alkohol 96% panas dan 40
melalui reaksi esterifikasi. Asetilasi
ml aquadest. Masukkan
merupakan proses terjadinya
Kristal kedalam pelarut dan
pergantian H pada gugus –OH dan
dipanaskan diatas waterbath
asam salisilat dengan gugus asetil dari
hingga Kristal semuanya larut.
asam asetil anhidrat. Asetilasi ini
Dinginkan selama 1 jam.
tidak melibatkan ikatan C-O yang
Keringkan kembali Kristal
kuat dari fenol, tetapi tergantung pada
jarum yang terbentuk pada
pemakaian dan pemisahan ikatan –
suhu ruang. Hitung persen
OH.
rendemen Kristal yang
Langkah pertama yaitu
terbentuk. Lakukan pengujian
mereaksikan 5 gram asam salisilat
aspirin terhadap pereaksi besi
dengan 7,5 asetat anhidrida sehingga
III klorida.
terjadi substitusi gugus hidroksi (-
OH) pada asam salisilat dengan gugus
asetil (OCOCH₃) pada anhidrida
HASIL DAN PEMBAHASAN asetat dan kemudian ditambahkan
dengan 5 tetets asam sulfat pekat.
DATA PENGAMATAN Campuran tersebut direaksikan
didalam labu leher tiga pada set alat
refluks adalah pelarut votail yang
digunakan akan menguap pada suhu dengan nila pKa 3,5 sehingga pada
tinggi, namun akan didinginkan pH asam akan trionisasi dan kontak
dengan kondensor sehingga pelarut langsung dengan mukosa lambung
yang tadinya dalam bentuk uap akan sehingga menyebabkan kerusakan
mengembun pada kondensor dan secara langsung. Pelindungan asam
turun lagi ke dalam wadah reaksi asetil salisilat dari kontak asam
sehingga pelarut akan tetap ada lambung menggunkan oral asetosal
selama reaksi berlangsung. Reaksi yang dikembangkan sebagai tablet
pembentukan aspirin ini atau kapsul delayed release (salut
membutuhkan energi berupa panas, enteric) yang tahan terhadap asam dan
campuran dipanaskan dengan suhu dapat mengurangi gangguan saluran
antara 500C sampai 600C. fenomena cerna. Asam asetil salisilat
yang terjadi yaitu asam salisilat mempunyai massa jenis 1,4 g/ml dan
mulanya kurang larut, namun setelah berat molekul 180,15 g/mol dengan
beberapa menit asam salisilat larut titik didih 140℃ dan titik leleh/128-
dalam asam asetat anhidrat dan asam 137℃ (Wilmana, 2012)
sulfat pekat. Asam anhidrida Asam salisilat dicampur dengan
berfungsi untuk mencegah adanya air, astet anhiridida menyebabkan reaksi
karena air akan mengakibatkan kimia yang mengubah gugus alkanol
Kristal aspirin akan terurai kembali dari asam salisilat menjadi gugus
menjadi asam salisilat. Asetat asetil (R-OH R-OCOCH₃). Asam
anhidrat digunakan sebagai pelarut sulfat dengan jumlah kecil umumnya
dalam percobaan ini karena asetat digunakan sebagi katalis. Asam sulfat
anhidrat kelebihan asetat anhidrat berfungsi sebagai donor proton
mempunyau titik didih yang rendah sehingga ikatan pada asetat anhidrida
selama pemanasan. Dalam prinsip Le- lebih mudah terbuka lalu bergabung
Chatelier, adanya kelebihan asetat dengan asam salisilat yang kehilangan
anhidrat dalam persamaan hydrogen. Ion SO₄2- kembali mengikat
kesetimbangan akan menuju kea rah proton H+ yang berlebih setelah
pembentukan produk. Penambahan proses pengikatan selesai. Asam
H2SO4 berfungsi sebgai katalis dan salisilat berperan sebagai alkohol
untuk menhidrasi. karena mempunyai gugus –OH,
Asam asetil salisilat (asetosal) sedangkan asamasetat anhidrat
atau yang lebih dikenal dengan nama berperan sebagai anhidrida asam.
aspirin merupakan ester salisilat hasil Ester yang terbentuk adalah asam
sintesis asam organic dengan asetil salisilat (aspirin). Gugus asetil
substitusi pada gugus hidroksil yaitu berasal dari anhidrida asam
asam asetat dan asam salisilat. Asam sedangkan hasil samping dari raksi ini
asetil salisilat merupakan suatu asam adalah asam asetat. Hasil samping
akan terhidrasi membentuk anhidrida DAFTAR PUSTAKA
asam asetat. Anhidrida asam asetat Alkabodi I, A. S. (2016). Synthesis
akan kembali bereaksi dengan asam and anti-inflammatory activity
salisilat membentuk aspirin. Reaksi of novel aspirin and ibuprofen
akan berhenti setelah asam salisilat amide derivatives. J Chem
habis karena adanya asam sulfat pekat Pharm Res., 8(3):307–13.
(Horizon, 2011).
Dai Y, G. J. (2012). Clinical Use of
Kristalisasi merupakan metode
pemurnian yang sangat penting dalam Aspirin in Treatment and
setiap sintesis senyawa anorganik Prevention of Cardiovascular
Disease. Thrombosis.
maupun organik. Kristalisasi adalah
teknik pemisahan dan pemurnian E, A. (2012). Correlation of in vitro
yang digunakan untuk menghasilkan Dissolution Profiles with in
berbagai macam bahan. Secara visual vivo Pharmacokinetic
kristalisasi didefinisikan sebagai Parameters of Some
prubahan fasa dimana produk Kristal Commercial Brands of Aspirin
diperoleh dari suatu larutan Tablets Marketed in Nigeria .
(Febriyanto, 2019) Nigeria: Advanced
Pharmacokinetics.
KESIMPULAN
Febriyanto, R. (2019). Analisis
Berdasarkan percobaan yang Konduktivitas Produksi
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Bioflokulan-DYT sebagai
sintesis aspirin atau asam asetil Pengganti Flokulan Sintesis, .
salisilat dapat dilakukan dengan Journal of Community Based
menggunakan metode kristalisasi Environmental Engineering
dengan mekanisme reaksi asetilasi, and Management., , 3(2): 41-
dimana terjadinya reaksi antara asam 48.
salisilat dengan anhidrida asetat yang
Harwood JR, M. &. (2009). At A
dibantu dengan katalik asam berupa
Glance Kimia Organik .
asam sulfat pekat, sehingga diperoleh
Jakarta: Erlangga.
Kristal aspirin berwarna putih. Proses
kristalisasi yang dilakukan Horizon. (2011). Penuntun Praktikum
menghasilkan rendemen Kristal Kimia Organik II. Jambi:
aspirin sebesar 53,57%. Universitas Jambi.

Irvanda, R. (2007 ). Pengaruh


Pemberian Aspirin berbagai
Dosis Per-oral Terhadap
Gambaran Histopatologi S.Katon, S. (2012). .Penggunaan
Hepar Tikus Wistar. Semarang: Asam Salisilat dalam
Universitas Diponegoro . Dermatologi. Jakarta:
Erlangga.
Irwandi, D. (2014). Experiment’s of
Organic Chemistry. . Jakarta : Sitorus. (2010). Kimia Organik Umum.
UIN Syarif Hidayatullah Jogyakarta: Graha Ilmu.
Jakarta P.IPA-FITK Press.
Stieger N, L. W. (2012).
Maghsoodi. (2015). Role of Solvents in Recrystallization of Active
Improvement of Dissolution Pharmaceutical Ingredients.
Rate of Drugs: Crystal Habit Andreeta M, editor.
and Crystal Agglomeration. Crystallization.
Pharm Bull.
Wilmana, P. F. (2012). Analgesik-
Nuraeni, D. (2007). .Pengaruh Antipiretik Analgesik Anti-
Pemberian Aspirin Dosis Inflamasi Nonsteroid. Dalam
Toksik Per Oral Terhadap Farmokologi dan terapi .
Gambaran Histopatologi Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Gaster, Duodenum, dan
Jejunum Tikus Wistar .
Semarang : Universitas
Diponegoro.

S.G., G. (2009). Farmakologi dan


Terapi Edisi 5,. Jakarta:
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
LAMPIRAN

DIAGRAM ALIR
A. Sintesis Aspirin
Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan 5 gram salisilat kedalam erlenmeyer

Ditambahkan 5 tetes asam sulfat pekat

Dikocok sampai terjadi pencampuran sempurna

Dipanaskan di atas bunsen dalam suhu 50-60⁰C menggunakan termometer


sambil di aduk selama 15 menit

B. Isolasi
Didinginkan sambil di aduk dan ditambahkan 75 ml air

Didiamkan selama 1 jam

Disaring dengan menggunakan kertas saring

Dikeringkan residu kristal yang diperoleh

ditimbang kristal yang didapatkan


C. Pemurnian

Dilakukan pemurnian residu kristal yang diperoleh dengan rekristalisasi

Dilarutkan menggunakan campuran 15 ml alkohol 96% panas dan 40 ml


aquadest

Dimasukkan kristal kedalam pelarut dan dipanaskan diatas waterbat hingga


kristal semuanya larut

Didinginkan selama satu jam

Dikeringkan kembali kristal jarum yang terbentuk pada suhu ruang

Dihitung persen rendeman kristal yang terbentuk

Dilakukan pengujian aspirin terhadap pereaksi besi lll klorida

TUGAS:

1. Jelaskan fungsi aspirin dalam kehidupan sehari-hari!


= Berfungsi sebagai obat demam, radang, kanker
2. Gambarkan struktur dari asam salisilat, asam asetat anhidrida, asam sulfat
pekat, alkohol, besi, klorida, serta penggunaannya dalam reaksi esterifikasi
tersebut !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan persen rendemen!
= Persen Rendemen adalah perbandingan hasil percobaan dan hasil
perhitungan yang menggunakan satuan persen, semakin tinggi nilai
rendemen yang dihasilkan maka semakin tinggi nilai percobaan.
4. Jelaskan mengapa dalam reaksi esterifikasi diatas, digunakan asam sulfat
paket sebagai katalis ? adakah katalis lain yang dapat digunakan?
= Karena asam sulfat memilki konsentrasi ion H lebih besar dibandingkan
HCl dan semakin banyak konsentrasi ion H+ yang dirubah maka semakin
banyak senyawa intermediate yang terbentuk.
Karena, katalis asam sulfat pekat dalam esterifikasi adalah katalis atom
positif karena berfungsi untuk mempercepat reaksi esterifikasi yang berjalan
lambat

GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai