Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Kimia Organik II

Semester Genap
Tahun Ajaran 2011/2012
SINTESIS ASPIRIN

I. TUJUAN
A. Mempelajari reaksi sintesis suatu ester dari asam benzoat yang tersubtitusi gugus
hidroksi.
B. Mensintesis aspirin dari asam o-hidroksi benzoat dengan anhidrida asetat.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Asam Monohidroksibenzoat
Asam o-hidroksibenzoat atau asam salisilat adalah senyawa terpenting golongan
ini.Nama ini berasal dari salikosida. Metilester asam salisilat, yang penting sebagai
wangi-wangian, terdapat dalam minyak eteris dari Gaultheria procumbens. Asam
salisilat ditemukan oleh PIRIA (1838) dan dahulu dibuat dengan jalan oksidasi saligenol,
akan tetapi sekarang dibuat secara teknik menurut cara KOLBE (1874) yang diubah oleh
SCHMIDT; dalam hal ini karbondioksida direaksikan dengan natriumfenolat pada 130°,
dengan tekanan. Pada temperatur biasa dan suatu tekanan kira-kira satu setengah
atmosfer terjadi natriumfenilkarbonat, yang diberikan struktur dibawah ini, karena oleh
asam-asam encer terurai menjadi fenol,karbondioksida dan natrium klorida.
Natriumfenilkarbonat ini dapat dipandang sebagai hasil antara pada pembentukan
natriumsalisilat.

ONa + CO2 OCOONa + COONa

OH
Asam salisilat dapat dibuat pula dengan jalan oksidasi o-kresol dengan
kaliumhidroksida dan timbalperoksida, dengan jalan mereaksikan asam antranilat
dengan asam nitrit, atau dari asam o-klor- atau brombenzoat dilebur dengan kali.Asam
salisilat (titik lebur 159°) sukar melarut dalam air dingin, zat ini adalah asam yang lebih
kuat daripada asam benzoat( k = 1,06 x 10-3 ). Jika hati-hati dipanaskan, dapatlah zat ini
disublimasi, pada temperature lebih tinggi terurai menjadi fenol dan
karbondioksida.Dengan air brom menghasilkan suatu endapan, yang diberi struktur
C6H2Br3OBr. Asam salisilat dengan basic chloride, juga dalam larutan alkoholis
mendapat warna violet kuat sekali. Asam salisilat dipergunakan pada pembuatan zat-zat
warna azo. Karena asam ini adalah suatu antiseptikum dan penghapus hama yang kuat,
maka zat ini dipergunakan untuk mengawet bahan-bahan makanan. Banyak turunan
asam salisilat dipergunakan sebagai obat, seperti natriumnya dan senyawa asetilnya,

Sintesis Aspirin
Praktikum Kimia Organik II
Semester Genap
Tahun Ajaran 2011/2012
terkenal dengan nama aspirin (titik lebur 135°) dan fenilesternya, salol, yang dibuat dari
asam salisilat dengan memanaskannya bersama fenol dan forforoksiklorida[2].
2.2 Aspirin
Kita mengenal berbagai macam senyawa yang tanpanya sulit bagi kita untuk hidup
seperti pakaian yang kita pakai seperti poliester dan poliamida, sukrosa, gula yang
membuat minuman menjadi manis, obat-obatan seperti aspirin, parasetamol dan lain-
lain, alat pengatur listrik yang terbuat dari bakelit, merupakan sejumlah senyawa
karbon yang disebut senyawa dalam daftar panjang senyawa karbon yang disebut
senyawa organik, yang saat ini jumlahnya lebih dari satu juta. Orang seringkali
mengenal bagaimana berbagai macam konstituen tergabung satu sama lain dalam
senyawa organik atau bahkan dalam senyawa anorganik, yaitu senyawa dari unsur-
unsur selain karbon. Banyak orang menghubungkan sifat-sifat unsur dengan massa
atomnya [1].
Kebanyakan obat antiradang non steroidmerupakan asam karboksilat. Aspirin
(asam asetilasetat) baru digunakan sejak awal abad ke-20 untuk meredakan rasa nyeri
dan demam. Tetapi semyawa induknya , asam salisilat telah dikenal sejak zaman dahulu
karena sangat umum terdapat sebagai glikosida dalam kulit pohon. Pengasetilan hanya
menurunkan efek mengiritasinya[2]. Penggunaan aspirin yang cukup lama dan
ketersediannya tanpa resep membuatnya kehilangan pamor jika dibandingkan dengan
OAINS yang lebih baru. Aspirin saat ini jarang digunakan sebagai terapi anti-inflamasi,
obat ini telah digantikan oleh ibuprofen dan naproxen, karena kedua obat ini efektif dan
tersedia bebas serta memiliki catatan keamanan yang sangat baik.
Obat golongan salisilat merupakan salah satu obat yang paling sering digunakan,
karena mempunyai sifat analkgesik, antipiretik, antiinflamasi, antireumatik, dan yang
paling mutakhir adalah sebagai antiagregasi trombosit (antitombrotik) atau antiplatelet.
Salisilat tersedia dalam berbagai bentuk sediaan obat, diantaranya topikal, tablet, serbuk
dan supositoria. Selain bentuk regular, salisilkat juga tersedia dalam bentuk tablet salut
selaput yang diharapklan mengalami disolusi dalam usus halus. Obat golongan salisilat
yang banyak digunakan adalah aspirin (asam asetil salisilat). Sampai saat ini obat ini
masih merupakan analgesik-antipiretik dan antiinflamasi yang paling banyak
diresepkan dan menjadi standar untuk pembanding atau evaluasi antiinflamasi lain.
Aspirin berbeda dengan derivat asam salisilat lainnya karena mempunyai gugus asetil.
Gugus asetil inilah yang nantinya mampu menginaktivasi enzim siklooksigenase,
sehingga obat ini dikenal sebagai AINS yang unik karena penghamabatannya terhadap

Sintesis Aspirin
Praktikum Kimia Organik II
Semester Genap
Tahun Ajaran 2011/2012
enzim siklooksigenase secara kompetitif sehingga bersifat reversible[4]. Sebagai obat
yang sering digunakan di masyarakat, aspirin dilaporkan sering menimbulkan
keracunan. Di inggris, angka kejadian keracunan aspirin adalah 5-7 % dari seluruh
keracunan obat yang dibawa ke rumah sakit dan menyebabkan 30-40 kematian
pertahun[2].
Farmakokinetik, asam salisilat adalah asam organik sederhana dengan pKa 3,0.
Aspirin (asam asetilsalisilat : ASA) mempunyai pKa 3,5. Natrium salisilat dan aspirin
sama sama efektif sebagai obat anti-inflamasi, meskipun aspirin mungkin lebih efektif
sebagai analgesik. Salisilat cepat diabsorbsi dari lambung dan usus halus bagian atas,
menghasilkan kadar puncak dalam plasma dalam waktu 1-2 jam. Aspirin diabsorbsi
begitu saja dan cepat dihidrolisis (waktu paruh serum 15 menit) menjadi asam asetat
dan salisilat oleh esterase dalam jaringan dan darah.Salisilat terikat pada albumin,tetapi
ikatan dan metabolisme salisilat dapat menjadi jenuh sehingga fraksi yang tidak terikat
meningkat seiring meningkatnya konsentrasi total. Di luar kandungan dalam tubuh total
sebesar 600 mg, peningkatan dosis salisilat meningkatkan konsentrasi salisilat secara
tidak proposional. Seiring meningkatnya dosis aspirin, waktu paruh eliminasi salisilat
meningkat dari 3-5 jam (untuk dosis 600 mg/hari) menjadi 12-16 jam ( dosis>3,6
g/hari). Alkalinasi urin meningkatkan laju ekskresi salisilat bebas dan konjugatnya yang
larut dalam air.
Aspirin digunakan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang akibat berbagai
sebab tapi tidak efektif untuk nyeri visceral berat. Aspirin dan OAINS lainnya telah
dikombinasi dengan analgesik opioid untuk terapi nyeri kanker, tempat efek anti-
inflamasi mereka bekerja secara sinergistik dengan opioid untuk meningkatkan
analgesia. Salisilat dosis tinggi efektif untuk terapi demam reumatik, arthritis
rheumatoid dan penyakit radang sendi lainnya[3]. Studi epidiomologi menyatakan
bahwa penggunaan aspirin jangka panjang pada dosis rendah terkait dengan rendahnya
insidens kanker kolon, kemungkinan terkait dengan efeknya dalam menghambat COX.
Sifat- sifat senyawa aspirin :
1. Memiliki titik lebur 141 -1430C
2. Memiliki sifat stabil dalam udara kering
3. Mudah terhidrolisis menjadi asam salisilat jika dala keadaan lembab
4. Memiliki sifat tidak tahan terhadap pemanasan
5. Sukar larut dalam air karena kelarutan aspirin yaitu 1 dalam 300 bagian air dalam
istilah kelarutan [6].

Sintesis Aspirin
Praktikum Kimia Organik II
Semester Genap
Tahun Ajaran 2011/2012
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Fungsinya
No Alat Fungsinya
1 Labu alas bulat 100 ml sebagai tempat mendistilasi
2 Pendingin leibigh sebagaitempat membantu kondensasi
3 Gelas piala sebagai tempat zat
4 Gelas ukur sebagai tempat mengukur larutan
5 Corong sebagai tempat mengalirkan larutan
6 Penangas air sebagai alat memanaskan larutan
7 Ice Bath sebagai tempat mendinginkan larutan

3.1.2 Bahan dan Kegunaanya


No Bahan Kegunaannya
1 Asam Salisilat (o-hidroksi sebagai bahan dasar untuk sintesa
benzoat)
2 Anhidrat Asetat sebagai bahan dasar untuk sintesa
3 Asam fosfat 25% sebagai katalis

Sintesis Aspirin
Praktikum Kimia Organik II
Semester Genap
Tahun Ajaran 2011/2012
3.2 Cara Kerja
1. Dimasukkan 1,38 gram asam salisilat dan 2,8 mL asetat anhidrida ke dalam labu
didih 100 mL.
2 Ditambahkan 3 tetes asam fosfat 85% ke dalam campuran ini dan kemudian
diaduk dengan menggoyangkan labunya.
3. Dipasangkan kondensor pada labu dan kemudian panaskan campuran pada
penangas air selama 10 menit.
4. Tanpa melakukan pendinginan ditambahkan 1 mL air melalui kondensor (hati-
hati). Kemudian biarkan campuran mendidih lagi selama 20 menit.
5. Setelah itu ditambahkan 25 mL air ke dalam campuran pada penangas dan
seterusnya didinginkan sampai suhu kamar sambil diaduk
6. Ditempatkan labu dalam ice bath selama 10 menit.
7. Disaring endapan yang terbentuk dan kemudian cuci dengan air. Produk dapat
direkristalisasi dalam air.
8. Dikeringkan dan kemudian timbang.
9. Ditentukan titik leleh.
10. Dihitung rendemennya.

Sintesis Aspirin
Praktikum Kimia Organik II
Semester Genap
Tahun Ajaran 2011/2012
3.3 Skema Kerja

1,38 g asam salisilat dan 2,8 mL asetat hidrat

- dimasukkan kedalam labu didih 100 mL


- ditambah 3 tetes asam fosfat 85%, lalu diaduk

Campuran

- dipanaskan 10 menit
- ditambahkan 1 mL air melalui kondensor dengan hati-hati
- dibiarkan mendidih selama 20 menit
- ditambahkan 25 ml air dingin
- didinginkan dalam suhu kamar sambil diaduk
- ditempatkan dalam ice bath selama 10 menit

Endapan

- disaring dan dicuci dengan air


- direkristalisasi dalam air
- dikeringkan dan ditimbang
- ditentukan titik leleh

Hasil

-
- Ditentukan rendemen

Sintesis Aspirin
Praktikum Kimia Organik II
Semester Genap
Tahun Ajaran 2011/2012
3.4 Skema Alat

5
4

1 3

Keterangan :
1. Standard
2. Labu didih
3. Penangas
4. Kondensor
5. Klem
6. Air masuk
7. Air keluar
8. Batu didih

Sintesis Aspirin
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Akademik 2018/2019

IV. DATA DAN PEMBAHASAN


4.1 Data
Massa asam salisilat : 1,38 gram
Mr asam salisilat : 138,12 g/mol
Berat jenis asam salisilat : 1,44 g/mL
Mr anhidrida asetat : 102 g/mol
Berat jenis anhidrida asetat : 1,08 g/mL
Volume anhidrida asetat : 2,8 mL
Volume asam pospat : 3 tetes
Volume air : 1 mL
Volume air : 25 mL
4.2 Perhitungan
Anhidrida asetat (CH3COOCOH3)
1 mol 1,08 gram
N =
102 gram
× 1 mL
× 5 mL

= 0,059 mol
Asam salisilat (C6H4OHCOOH)
1 mol
N = × 2,5 g
138 gram

= 0,0181 mol
Reaksi
C6H4OHCOOH + CH3COOCOH3→ C6H4OHCOOCH3
M 0,0181 mol 0,0529 mol
B 0,0181 mol 0,0181 mol 0,0181 mol
S - 0,0348 mol 0,0181 mol

Massa aspirin secara teori


m = N × Mr
= 0,0181 mol × 180 g. mol-1
= 3,258 gram
Massa aspirin secara praktikum
m = (kertas saring + aspirin) ̶ (kertas saring)
= (15,940 ̶ 3,7) gram
= 2,24 gram

Sintesis Aspirin 86
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Akademik 2018/2019

massa percobaan
Rendemen = × 100%
teori
2,24 gram
= × 100%
3,258 gram

= 68,75 %

Sintesis Aspirin 87
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Akademik 2018/2019

4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai sintesis aspirin. Dalam sintesis
aspirin terjadi reaksi asetilasi antara asam salisilat dengan anhidrida asetat dengan
menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator. Asam asetat anhidrat digunakan
pada praktikum kali ini karena asam asetat anhidrat tidak mengandung air dan dengan
mudah menyerap air sehingga dapat mencegah atau menghindari terjadinya hidrolisis
aspirin menjadi salisilat dan asetat oleh air.
Asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai katalisator ditambahkan pada larutan
campuran asam salisilat dengan asam asetat anhidrat. Dengan kata lain, asam sulfat
berfungsi sebagai mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi
aktivasi sehingga reaksi berjalan lebih cepat dan energi yang diperlukan semakin
sedikit. Dipanaskan asam salisilat dan asam hidrat didalam labu didih dan ditambahkan
dengan asam sulfat, pemanasan dilakukan untuk mempercepat kelarutan asam salisilat,
dan akan mempengaruhi laju reaksi yang semakin cepat karena mempercepat gerak
kinetik dari molekul-molekul larutan tersebut.
Prinsip dari sintesis ini adalah esterifikasi dan rekristalisasi. Ester dapat terbentuk
salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrat asam. Dalam hal ini
asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus –OH, sedangkan
anhidrat asam asetat tentu saja sebagai anhidrat asam. Ester yang terbentuk adalah
asam asetil salisilat (Aspirin). Gugus asetil (CH3CO) berasal dari anhidrat asam asetat,
sedangkan gugus R-nya berasal dari asam salisilat. Hasil sampingan reaksi ini adalah
asam asetat.
Sintesis aspirin menggunakan metode refluks dan rekristalisasi. Refluks ini
dilakukan selama 10 menit bertujuan untuk menghomogenkan larutan antara anhidrat
asetat dengan asam salisilat dan mempercepat kelarutannya. Setelah itu tanpa
pendinginan ditambah 1 mL air melalui kondensor yang bertujuan untuk
mengendapkan aspirin, lalu didihkan lagi selama 20 menit agar larutannya lebih
homogen. Kemudian ditambah 25 mL air dingin ke dalam campuran dan didinginkan
sampai suhu kamar sambil diaduk agar produk aspirin yang dihasilkan lebih banyak.
Setelah itu dimasukkan ke dalam ice bath selama 10 menit untuk membentuk endapan.
Kemudian disaring endapan yang terbentuk dan dicuci dengan air dengan tujuan untuk
menghilangkan pengotor . Kristal dari aspirin adalah kristal yang berbentuk jarum dan
berwarna putih. Berat kristal aspirin yang didapat sebanyak 2,24 gram dengan
rendemen 68,75%.

Sintesis Aspirin 88
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Akademik 2018/2019

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
1. Massa aspirin secara teoritis adalah 3,258 gram
2. Massa aspirin secara praktikum adalah 2,24 gram
3. Rendemen yang dihasilkan 68,75 %
4. Aspirin disintesis dari asam salisilat dan asam asetat anhidrat dengan
menggunakan katalis H3PO4. Prinsip dari sintesis aspirin ini adalah esterifikasi dan
rekristalisasi

5.2 Saran
Beberapa saran untuk percobaan selanjutnya ialah :
1. Memahami cara kerja
2. Berhati hati dalam melakukan proses kerja
3. Teliti dalam menimbang larutan

Sintesis Aspirin 89
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Akademik 2018/2019

DAFTAR PUSTAKA
[1] Okprastowo, Rizki.dkk. 2011. OPTIMASI PENGGUNAAN SPRAY DRIED LACTOSE
DAN AVICEL PH 102 SEBAGAI FILLER BINDERS TABLET ASPIRIN. Purwokerto:
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

[2] Miladiyah, Isnatin. 2012. THERAPEUTIC DRUG MONITORING (TDM) PADA


PENGGUNAAN ASPIRIN SEBAGAI ANTIREUMATIK. Yogyakarta: Departemen
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

[3] G, Bertram.dkk. 2010. FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

[4] Dewan, S.K. 2012. KIMIA ORGANIK FARMASI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

[5] Nogrady, Thomas. 2005. KIMIA MEDISINAL. Bandung : ITB

[6] Djohari, A affandi. dkk. KIMIA ORGANIK. Jakarta : Universitas Indonesia

Sintesis Aspirin 90
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Akademik 2018/2019

Lampiran 1. Tugas Sebelum Praktikum

1. Mekanisme reaksi aspirin

O O
OH H O O

+ H3C C O C CH3 P

H O O H
C O H

O H O
OH O O

+ H3C C O C CH3 P

H O O H
C O H

H O H O

O C O C CH3 O O

P
CH3
H O O H
C O H

H O
O O
O C CH3 O
P

+ CH3 C OH H O O H

C O H

O C CH3 O
H O O

+ CH3 C OH + P

H O O H
C O H

2. Fungsi penambahan asam fosfat adalah sebagai katalis dalam sintesa aspirin ini.
3. Fungsi penambahan air sebanyak 1 mL adalah untuk mengrndapkan aspirin yang
terbentuk.

Sintesis Aspirin 91
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Akademik 2018/2019

Lampiran 2. Analisis Artikel Ilmiah


I. Judul
Sintesis dari lipase ikatan silang agregat dan menggunakan sintesis aspirin.
II. Tujuan
4. Melakukan prosedur pemisahan menggunakan crosslinker biokompatibel.
5. Mengetahui karakteristik lipase yang berikatan silang dengan berbagai
macam teknik dan dievaluasi untuk profil aktivitasnya.
III. Skema Kerja

Sintesis CLLA

- Crosslinking lipase dicapai dengan menggunakan N, N-MBAAM


sebagai crosslinker.
- 5% N, N-MBAAM dan 1% aps ditambahkan ke larutan lipase.
- Disimpan pada suhu 65°C selama 5 jam.
- Dipisahkan dengan filtrasi sederhana.
- Dicuci dengan air dan dikeringkan.

Hasil

IV. Hasil dan Pembahasan


Spektrum dari FTIR lipase bebas menunjukkan sifat puncak teristik pada 3401,5 cm-1
dan 1560,3 cm-1, karena NH2 dan kelompok COO asam amino lipase dalam spectrum
FTIR APS melalui lipase silang, puncak di 1654,9 cm-1 dan 620 cm-1 ditugaskan untuk
CO stretehing dan O CN deformasi amida.
Lipase amobil yang mengarah ke spesifikasi substrat tereduksi atau penguraian
situs aktif dari lipase ikatan silang setelah penggunaan berulang.Selanjutnya, mungkin
ada akumulasi produk atau substrat dengan CLLA.Bahkan setelah penggunaan berulang,
hilangnya aktivitas lipase tidak lumayan yang menunjukkan efisiensi CLLA atas bebas
rekanan. Lipase ikatan silang agregat, CLLA, disintesis dari termofilik mentah lipase
melewati prosedur pemisahan dan menggunakan crosslinker biokompatibel dan ramah
lingkungan. Aktivitas CLLA cukup dihargai dan tergantung pada mode inisiasi.
V. Hubungan Dengan Praktikum
Pada artikel menggunakan sintesis aspirin dan menggunakan sintesis CLLA
sedangakan pada praktikum menggunakan sintesis aspirin saja.

Sintesis Aspirin 92
Praktikum Kimia Organik II
Tahun Akademik 2018/2019

Lampiran 3. Struktur Senyawa Utama


No. Nama Struktur
1 Asam salisilat (C7H6O3) OH

C O H

2 Anhidrida asetat O O

H3C C O C CH3

3 Asam pospat (H3PO4) H O O

H O O H

Sintesis Aspirin 93

Anda mungkin juga menyukai