Anda di halaman 1dari 14

SINTESIS ASPIRIN

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan


dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan
rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (penurun demam), dan anti-
inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat
digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk
mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai
obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai
wilayah dunia.

Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai


oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan
oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal
saat ini.

Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari
aspirin yaitu asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau
dapat juga direaksikan dengan asam asetat glacial bila asam asetat
anhidrad sulit untuk ditemukan. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan
dengan asam asetat glacial karena asam asetat glacial ini bersifat murni
dan tidak mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga terbuat
dari dua asan asetat galsial sehingga pada pereaksian volumenya semua
digandakan. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh
suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi. Tetapi pada penambahan
katalis ini tidak terlalu berefek maka dilakukan lah pemanasan untuk
mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk
endapan. Endapan inilah yang merupakan aspirin.

1.2 Maksud Praktikum


Untuk mengetahui dan mempelajari proses terjadinya reaksi asetilasi.
1.3 Tujuan Praktikum
Untuk mensintesis aspirin dan menentukan rendamen yang diperoleh.

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Aspirin adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat
AINS dalam asetilasi (dan juga inaktivasi) siklo-oksigenase irreversible.
Aspirin cepat dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan
salisilat yang mempunyai efek anti-inflamasi, antipiretik dan atau
analgesik. Efek antipiretik dan anti-inflamasi salisilat terjadi karena
penghambatan sintesis prostaglandin di pusat pengaturan panas dalam
hipotalmus dan perifer di daerah target (Mycek, 2002).
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa
sakit. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk
mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang
memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk
mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin
diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin
mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap
tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat
mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup
besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare,
pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram,
dosis yang mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian (Austin,
1984).
Pembuatan aspirin sintesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Fessenden,
1990):
1. Sintesa Aspirin menurut Kolbe. Pembuatan asam salisilat dilakukan
dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman
yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide
dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan
asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat dengan
bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam
asetat.
2.Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt.
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill
yang memiliki tekanan vakum dan panas (130C). Sodium phenoxide
berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan
dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100C sehingga
membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari
mill dan lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif.
Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam
salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi. Untuk
membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di
dalam pelarut toluene selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di
dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat
mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara
filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
2C6H5ONa + 2H2O 2C6H5OH + 2NaOH
Phenol Sodium Phenoxide
ONaC6H4COONa + C6H5OH 2C6H5ONa + CO2
Sodium salicylate
OHC6H4COOH + Na2SO4 ONaC6H4COONa + H2SO4
Asam salisilat
OHC6H4COOCH3 + H2O OHC6H4COOH + (CH3CO)2O
Asetat anhidrid Aspirin
Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat,
dibutuhkan phenol 800 kg, NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng
Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg.

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
Aspirin dalam bentuk tablet mengandung asam asetilsalisilat 0,5
g. Dimaksudkan untuk mengatasi segala rasa sakit terutama sakit kepala
dan pusing, sakit gigi, pegal linu dan nyeri otot, demikin juga pilek,
indfluenza dan demam. Efek terapeutik aspirin, menghambat pengaruh
dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulak rasa nyeri, demam
dan peradangan (prostaglandin, kinin), days keria antipiretik dan
analgetik dari pada aspirin diperkuat oleh pengaruhnya langsung
terhadap susunan saraf pusat (Ditjen POM, 1979).
Efek samping aspirin yang sering terjadi adalah indikasi tukak
lambung atu tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder
akibat perdarahan saluran cerna (Tjay, 2002).
Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai
analgesic, antipiretik, dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja
cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dengan dosis ini laju metabolisme
juga meningkat. Pada dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek
piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada keracunan berat
(Ganiswarna, 1995).
Asam asetil salisilat diabsorbsi cepat dan mencapai suatu
persentase yang tinggi setelah pemberian secara oral. Bagian asetil
sebagian sudah diuraikan pada jalur mukosa. Dalam hati, setelah
dihidrolisis ester lebih lanjut, terbentuk ester glukuronida dan eter
glukuronida serta glisinat (asam salisilurat) dari asam salisilat. Hanya
sebagian kecil yang dioksidasi menjadi asam gentisinat (Mustchler,
1991).
Pada pemberian asam asetil salisilat bersama-sama dengan anti
koagulan dan glukokortiroid, bahaya perdarahan pada saluran cerna
dipertinggi. Selanjutnya asam asetil salisilat menaikkan kerja
hipoglikemik, golongan sulfonylurea dan toksisitas metotreksat. Di
samping itu senyawa ini mengurangi kerja diuretic dari diuretika jerat

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
henle akibat penghambatan sintesis prostaglandin, serta mengurangi
efek urikosurika karena persaingan terhadap pembawa asam pada alat
tubuli ginjal (Mustchler, 1991).
Walaupun asam salisilat memiliki banyak kegunaan, namun ada
efek samping yang tidak disukai yaitu menyebabkan iritasi pada lambung.
Penelitian dilakukan untuk menetralisir keasaman asam salisilat dengan
natrium, dan dengan mengkombinasikan natrium salisilat dan asetil
klorida, namun usaha ini masih belum berhasil. Baru pada tahun 1899,
ilmuwan yang bekerja pada Bayer, Felix Hoffman berhasil menemukan
asam asetilsalisilat yang lebih ramah ke lambung. Kemudian produk ini
diberi nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari nama bunga spiraea ,
dan inI merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu (Tjay, 2002)
2.2 Uraian Bahan

a. Acidum salycilicum (DITJEN POM edisi III, 1979)


Nama IUPAC : Asam 2 hidroksi benzoat
Sinonim : Asam salisilat / asetosal
Rumus molekul : C7H6O3
% unsur penyusun : Tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari
101,0 % C7H6O3 dihitung terdiri zat yang telah
dikeringkan
Titik lebur : antara 158o dan 161o
Berat molekul : 138,1
Bobot jenis : 1,41
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai bahan dasar pembuat metilsalisila
b. Air suling (DITJEN POM edisi IV, 1995)
Nama IUPAC : Aquadestillata
Sinonim : Air suling, Aquadest
Berat molekul : 18,02
Berat Jenis : 1 gr/vol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pembilas atau pencuci

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
c. Asam sulfat (DITJEN POM edisi III, 197
Nama resmi : Acidum sulfaricum
Sinonim : Asam sulfat
Rumus molekul : H2SO4
Berat molekul : 98,07
Berat Jenis : 1,84 gr/vol
Kandungan : Asam sulfat mengandung tidak dari 95,0%
dan tidak lebih dari 98,0% b/b H2SO4
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai katalisator

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu batang
pengaduk, botol semprot, erlenmeyer, gelas ukur, penangas air, pipet
tetes, dan pipet volume.
3.2 Bahan Praktikum

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquadest,
asam asetat anhidrat, asam salisilat, asam sulfat pekat, dan es batu.
3.3 Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang asam salisilat kemudian
dimasukkan kedalam Erlenmeyer. Ditambahkan asam asetat anhidrat
kemudian ditambahkan 3 tetes asam sulfat pekat. Dikocok hingga asam
salisilat larut. Setelah melarut, dipanaskan di penangas air selama 5-10
menit. Kemudian dinginkan pada suhu ruangan hingga terbentuk Kristal.
Jika tidak, dimasukkan ke dalam air es, digores dinding Erlenmeyer
menggunakan batang pengaduk hingga Kristal terbentuk. Lalu
ditambahkan 25 mL aquadest dan dimasukkan kembali ke dalam air es
hingga terbentuk Kristal sempurna. Setelah itu, disaring Kristal
menggunakan kertas saring, keringkan di dalam oven, kemudian
ditimbang dan dicatat hasilnya.

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Data pengamatan
No. Penambahan Zat Perubahan
1. Asam salisilat + anhidrat asetat Larutan bening

2. + asam sulfat pekat Larutan bening

3. Dipanaskan Larutan keruh


4. Didinginkan Terbentuk endapan
kristal putih
b. Perhitungan
Berat aspirin secara teoritis
1 mol asam salisilat setara dengan 1 mol aspirin
gram asam salisilat
Mol asam salisilat = BM asam salisilat

d 2 gram
=0,0144 mol
= 138,1

Berat aspirin secara teoritis = mol aspirin BM aspirin


= 0,0144 180,1 g/mol
= 2,59 gram
Berat aspirin hasil praktikum = (aspirin + berat kertas saring) berat
kertas saring
= 0,94160 g 0,7210 g
= 0,2206 g
4.2 Pembahasan
Aspirin merupakan salah satu obat yang memiliki efek analgesik
maupun antiinflamasi yang dibuat dengan cara mensintesis atau
mereaksikan asam salisilat dengan anhidrat asetat. Pertama-tama,
disipkan alat dan bahan yang akan digunakan Ditimbang asam salisilat,
Kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml. Erlenmeyer

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
ditambahkan ml anhidrat asetat disertai dengan penambahan 3 tetes
asam sulat. digunakan anhidrat asetat dimaksudkan karena anhidrat
asetat tidak mengandung air dan akan dengan mudah menyerap air
sehingga air yang dapat menghidrolisis aspirin menjadi salisilat dan
asetat dapat dihindari.Penggunaan anhidrat asetat juga dimaksudkan
agar mencegah adanya air, karena jika terdapat air maka kristal dari
aspirin akan terurai menjadi asam salisilat dan anhidrat asetat kembali
atau dengan kata lain reversible (reaksi bolak-balik). Penambahan asam
sulfat pekat pada larutan campuran asam salisilat dengan anhidrida
asetat adalah berfungsi sebagai katalisator, jadi asam sulfat tidak
berfungsi untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara
menurunkan energi aktivasi sehingga energi yang diperlukan dalam
sintesa sedikit, jadi reaksi berjalan lebih cepat, dan dikocok hingga asam
salisilat larut. Larutan dipanaskan selama 15 menit, Setelah asam
salisilat tercampur sempurna maka larutan dipanaskan dengan
menggunakan bunsen, hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat
pengotor yang ada pada bahan sehingga aspirin yang diperoleh nanti
memiliki kemurnian tinggi. Selain itu fungsi dari pemanasan adalah untuk
mempercepat kelarutan dari asam salisilat sehingga dapat bercampur
dengan sempurna, hal ini dikarenakan proses pemanasan akan
mempercepat gerak kinetik dari molekul-molekul yang ada dalam larutan
sehingga laju reaksi akan semakin cepat dan reaksi berjalan
cepat. Setelah dipanaskan, erlenmeyer didinginkan terlebih dahulu pada
suhu kamar hingga dingin. Erlenmeyer tidak langsung diletakkan pada
wadah berisi es batu dikarenakan perubahan suhu yang terlalu tajam
dapat mengakibatkan erlenmeyer pecah. Ketika didinginkan dinding
erlenmeyer digores-gores dengan menggunakan batang pengaduk
bertujuan untuk mempercepat pembentukan kristal aspirin. Ketika
didinginkan dinding erlenmeyer digores-gores dengan menggunakan

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
batang pengaduk bertujuan untuk mempercepat pembentukan kristal
aspirin. Setelah terbentuk kristal ditambahkan air sebanyak 50 ml agar
reaksi pembentukan kristal berjalan sempurna dan dimaksudkan untuk
menghidrolisis kelebihan asam yang terdapat dikristal aspirin.
Kristal yang terbentuk, dikumpul dengan menggunakan kertas
saring melalui corong. Kristal yang telah diperoleh diuji dengan larutan
FeCl3 untuk membuktikan apakah dalam kristal masih mengandung
asam salisilat. Setelah didapatkan kristal aspirin pada kertas saring,
maka kristal tersebut di keringkan selama beberapa menit. Setelah kering
maka ditimbang massa aspirin yang telah disintesa. Selanjutnya
dilakukan dilakukan penghitungan rendamen.

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diperoleh hasil rendamen aspirin 0,2206
gram.
5.2 Saran
Sebaiknya sarana dan prasana lebih dilengkapi, dan sebaiknya
asisten lebih memberi pengarahan pada praktikan pada saat praktikum
agar tidak terjadi kesalahan.

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintetik. Fakultas
Farmasi,UMI: Makassar.

Austin, George T. 1984. Shreves Chemical Process Industries 5th ed.


McGraw-Hill Book Co. : Singapura.

Baysinger, Grace, Et, All., 2004, CRC Handbook Of Chemistry And


Physics,85 th ed.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1990. Organic Chemistry, 4th


ed. Brooks/Cole Publishing Co. : Amerika.

Ganiswarna, Sulistia, G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Fakultas


Kedokteran-Universitas Indonesia: Jakarta.

Mutscler, Ernst, 1991. Dinamika Obat, Penerbit ITB,Bandung.

Mycek, Mary.J , 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Widya


Medika, Jakarta.

Tjay, dkk. 2002. Obat Obat Penting. PT. Elex Media: Jakarta

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064
SINTESIS ASPIRIN
LAMPIRAN

Proses penyaringan Pendinginan menggunanak air es

Bobo t kosong kertas saring kertas saring + sampel

RAFIKA KAMAL ANDI VIDYA SARI


15020150064

Anda mungkin juga menyukai