Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Aspirin adalah senyawa turunan asam salisilat yang dapat disintesis
melalui reaksi esterifikasi. Asam salisilat dilarutkan pada anhidrida asam
asetat terjadi substitusi gugus hidroksi (-OH) pada asam salisilat dengan
gugus asetil (-OCOCH3) pada anhidrida asetat. Sebagai katalis, digunakan
asam fosfat. Reaksi ini akan menghasilkan aspirin sebagai produk utama
dan asam asetat sebagai produk sampingan.
Salah satu modul yang dipelajari dalam praktikum kimia organik
adalah mengenai Sintesis aspirin. Aspirin dapat disintesis dari asam
salisilat dengan anhidrida asetat dan menggunakan katalis proton dan akan
menghasilkan asam asetil salisilat dan asam asetat. Dalam kehidupan
sehari-hari dapat dengan mudah ditemui pemanfaatan aspirin. Aspirin
biasa digunakan sebagai obat. Penggunaan obat saat ini semakin lama
semakin berkembang. Banyak obat yang telah dikembangkan untuk
menjadi suatu obat yang lebih baik untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu mengingat pentingnya cara pembuatan aspirin
dalam kehidupan sehari-hari, maka dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk melakukan sintesis aspirin asam salisilat dan anhidra asetat dengan
metode esterifikasi. Sehingga manfaat yang dapat diambil oleh praktikan
adalah praktikan dapat membuat aspirin dengan kemampuan masingmasing. Mengetahui efek dari aspirin ini yang sangat bermanfaat yaitu
bersifat analgesic, antiinflamasi dan antipiretik. Sehingga praktikum ini
dilakukan karena efek positif yang ditimbulkan dari aspirin itu sendiri.

1.2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui cara pembuatan aspirin dari reaksi asam salisilat dan anhidra
asetat.

1.3

Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah Mempelajari reaksi
esterifikasi gugus fenol, Menentukan pengaruh katalis asam pada
pembuatan aspirin.

1.4

Ruang Lingkup Percobaan


Adapun ruang lingkup dari percobaan sintesis aspirin adalah asam
salisilat, asam fosfat, anhidrida asetat, etanol-air dan air es yang dilakukan
di Laboratorium Rekayasa Produk dan Integrasi proses di Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Dasar Teori
Asam asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil
atasetat dan yang paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari
Bayer). Serbuk atau kristal asam asetil salisilat dari tidak berwarna sampai
berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi
terdegradasi perlahan jikaterkena uap air menjadi asam asetat dan asam
salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil salisilat adalah 135 0C. Aspirin
atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah sejenis obat turunan dari
salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri),
antipiretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin
bersifat antipiretik dan analgesik karena merupakan kelompok senyawa
glikosida. Glikosida adalah senyawa yang memiliki bagian gula yang
terikat pada non-glikosida L. Aglikon dalam salian adalah salial alkohol
dan tereduksi sempurna menjadi asam salisilat.
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi
esterifikasi. Ester merupakan turunan asam karboksilat yang gugus OH
dari karboksilnya diganti dengan gugus OR dari alkohol. Ester dapat
dibuat dari asam dengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol.
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus
-CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam
karboksilat dan turunan asam karboksilat membentuk ester asam
karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden &
Fessenden, 1986). Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan
mereaksikannya dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali
oleh Felix Hofmann dari perusahaan bayer, Jerman
Esterifikasi
berkataliskan
asam
dan
merupakan
reaksi
yang reversible. Anhidrida asam ialah turunan dari asam dengan
mengambil air dari dua gugus karboksil dan menghubungkan fragmenfragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika asam
karboksilat dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan
sedikit asam mineral sebagai katalis. Produksi ester secara industri
dilakukan dengan mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol. Ester yang
dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal
dengan aspirin.
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida
asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi.
Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus

OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis
reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat
kondensasi dua molekul asam karboksilat

2.2

MSDS Bahan

Formula
BM

:C9H8O4
: 180,2

Titik didih

: 140 0C

Titik lebur

: 138 0C 140 0C

Berat jenis

: 1.40 g/cm

Sinonim

: 2-acetyloxybenzoic acid
2-(acetyloxy)benzoic acid
acetylsalicylate
acetylsalicylic acid
O-acetylsalicylic acid

Kelarutan dalam air

: 10 mg/mL (20 C)

Asetosal mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari
100,5% C9H8O4 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian
: hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan
tersusun, atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau berbau lemah.
Stabil di udara kering; di dalam udara lembab secara bertahap
terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat.
Kelarutan
: larut dalam air ; mudah larut dalam etanol; larut dalam
kloroform, dan dalam eter; agak sukar larut dalam eter mutlak.
2.3

Kegunaan
Aspirin digunakan sebagai analgesik untuk nyeri dari berbagai
penyebab (sakit kepala, nyeri tubuh, arthritis, dismenore, neuralgia, gout,
dan sebagainya), dan untuk kondisi demam, Aspirin juga berguna dalam
mengobati penyakit rematik, dan sebagai anti-platelet (untuk
mengencerkan darah dan mencegah pembekuan darah) dalam arteri
koroner (jantung) dan di dalam vena pada kaki dan panggul. Ada juga
artikel yang ditulis dalam literatur medis mendalilkan penurunan
kejadian kanker usus besar di antara mereka yang secara teratur
mengonsumsi Aspirin pada dosis tertentu. Saat ini banyak dokter dan
pasien yang menggunakan Aspirin dosis rendah (baby Aspirin atau
Aspirin berdosis 81 mg) setiap hari untuk mengurangi kemungkinan
mendapatkan serangan jantung dan stroke melalui aksi anti-plateletnya
(pengencer darah dan mencegah pembekuan darah).
Aspirin juga telah digunakan untuk mengatasi anak-anak yang
mengalami Sindrom Bartter, dan juga dalam meningkatkan penutupan
Patent Ductus Arteriosus (PDA), hubungan abnormal antara aorta (arteri
utama terhubung ke jantung) dan arteri pulmonalis (untuk paru-paru)
pada bayi baru lahir. Jika PDA tidak menutup secara normal, operasi
mungkin diperlukan untuk menutupnya (menutup dengan cara menjahit)
sebelum anak memasuki usia sekolah. non-selective cyclo-oxygenase
inhibitor; antipiretik; analgesik; antiinflamasi

2.4

Reaksi Esterifikasi

Gambar 1. Reaksi esterifikasi

2.5

Pembuatan Aspirin
Aspirin dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan
anhidrida asam asetat dengan menggunakan katalis H 2SO4 pekat sebagai
zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang
mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini
dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam
karboksilat dibentuk lewat kondensasi dua molekul asam karboksilat.
Berikut ini beberapa cara atau metode yang ditemukan oleh beberapa
tokoh :
1.

Sintesa Aspirin menurut Kolbe


Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe,
metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann
Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2
pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam
salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan
Asetat Anhidrat dengan bantuan Asam Sulfat sehingga dihasilkan
asam asetilsalisilat dan asam asetat.

2.

Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt


Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated
ball mill yang memiliki tekanan vakum dan panas (130 oC). Sodium
phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian
dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100oC
sehingga membentuk sodium salisilat. Sodium salisilat dilarutkan

keluar dari mill lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan


karbon aktif. Kemudian ditambahkan Asam Sulfat untuk
mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan
sublimasi.
Untuk membentuk Aspirin, asam salisilat di reflux bersama Asetat
Anhidrat di dalam pelarut toluen selama 20 jam. Campuran reaksi
kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetil
salisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara
filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Berdasarkan
proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800
kg, NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon
aktif 20 kg. (George Austin, 1984 )

2.6

Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan
zat zat organik dalam bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara
rutin digunakan untuk pemurnian senyawa hasil sintesis atau hasil isolasi
dari bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan
instrumebn spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisasi memiliki sejarah
yang panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit
telah dikenalkan, rekristalisasi adalah metoda yang paling penting untuk
pemurnian sebab kemudahannya ( tidak perlu alat khusus ) dan karena
keefektifannya. Kedepannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk
memurnikan padatan.
Metoda ini sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang
cocok pada suhu tinggi ( pada atau dekat titik didih pelarutnya ) untuk
mendapatkan jumlah larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan panas
perlahan didinginkan, Kristal akan mengendap karena kelarutan padatan
biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak
akan mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi
untuk mencapai jenuh.(Ilham,2011)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1

Diagram Alir
Diagram alir pada percobaan sintesis aspirin ini adalah sebagai berikut :

-Sintesis aspirin
500 mg asam salisilat

Erlenmeyer

5 tetes asam sulfat 95%


Erlenmeyer berisi asam
salisilat dan asam fosfat

2-3 ml anhidra asetat

Mencelupkan labu ke dalam penangas air


pada suhu 60=65 derajat Celcius selama 10
menit

5 ml air

Erlenmeyer yang telah dipanaskan dan


dibiarkan menjadi dingin

Memasukkan erlenmeyer ke dalam gelas beker


berisi es selama 15 menit bila terbentuk kristal
untuk menyempurnakan proses kristalisasi

Menyaring kristal dengan corong


Hirsch

Mencuci dengan air es dan membiarkan


kristal mengering
8

Erlenmeyer 50 ml

Produk aspirin

Erlenmeyer berisi produk aspirin

5mL etanol-air 25%

Memanaskan labu sampai mendidih, agar tidak


bumping memasukkan boiling bell sebelumnya

Membiarkan filtrat menjadi dingin

Menyaring kristal yang telah terbentuk


sempurna dengan corong Hirsch

Mengeringkan produk dan ditentukan


titik lelehnya
Gambar 2. Diagram alir sintesis aspirin

-Penentuan titik leleh


aspirin

aspirin
Tabung kapiler

hasil sintesis

hasil sintesin
Memasang melting
blok dan termometer
statif
Memasukan tabung
kapiler ke melting blok

Memanaskan dengan
bunsen

Mengamati trayek titik


lelehnya

Gambar 3. diagram alir penentuan tiik leleh

-Penentuan kadar aspirin


100-250 mg sampel
10 ml etanol

Erlenmeye
r

3 tetes PP
Aqua dm 50 ml

Menitrasi dengan
NaOH

Mencatat volume dan


hitung masa asetil
salisilat

Gambar 4. Diagram alir penentuan kadar aspirin

10

3.2

Alat dan Bahan


3.2.1

Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.

3.2.2

Boilling bell ( pipa kapiler yang kedua ujungnya ditutup)


Corong Hirsch
Gelas beker 1L
Labu Erlenmenyer 50 mL

Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

3.3

Air es
Asam sulfat ( H2SO4) 95% 3 tetes
Asam salisilat 500 mg
Anhidra asetat
Etanol air 25% 5 mL

Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan dari praktikum kali ini yaitu
Memasukkan 500 mg asam salisilat dan 5 tetes asam sulfat ( H3PO4) 85%
ke dalam labu erlenmeyer. Memasukkan 2-3 mL anhidrida asetat melalui
dinding tabung reaksi, kemudian mencelupkan tabung ke dalam penangas
air pada suhu 60-65 derajat celcius selama 10 menit. Menambahkan 5 mL
air secara hati- hati dan membiarkan labu menjadi dingin ( reaksi antara air
dan kelebihan anhidrida asetat dapat menimbulkan panas ). Bila mulai
terbentuk kristal, memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas beker berisi
es selama 15 menit untuk menyempurnakan proses kristalisasi. Menyaring
kristal dengan corong Hirsch dan mencuci dengan 1.0-1.5 mL air es dan
membiarkan kristal mengering. Memasukka produk aspirin ke dalam
Erlenmeyer 50 mL dan menambahkan kira-kira 5 mL etanol-air 25% dan
memanaskan labu sampai mendidih. Agar tidak terjadi bumping,

11

memasukkan boilling water (pipa kapiler yang kedua ujungnya ditutup)


sebelum pendidihan. Jika semua kristal melarut, menambahkan lagi
setetes demi setetes sedikit pelarut etanol-air 25% sampai semua kristal
tepat larut ( jangan sampai berlebih). Jika tetap masih ada residu,
menyaring larutan dengan menggunakan pipet (sekali pakai) yang diisi
kapas. Mempertahankan pipet agar tetap panas dengan cara
menempatkannya dalam labu yang berisi sedikit pelarut yang mendidih.
Membiarkan filtrat menjadi dingin dan bila kristalisasi telah sempurna,
menyaringya dengan menggunakan corong Hirsch. Menimbang produk
yang telah kering dan menentukan titik lelehnya.
Pada penentuan titik leleh yang pertama kali dilakukan adalah
menyiapkan 2 tabung kapiler, lalu mengisinya dengan sampel aspirin dan
hasil sintesis. Memasang melting blok dan termometer di statif.
Memasukkan juga pipa kapiler yang sudah diisi ke dalam melting blok.
Memanaskan dengan bunsen dan mengamati titik lelehnya.
Yang terakhir adalah menganalisis kandungan aspirin. Pertama,
memasukkan 100- 250 mg sampel ke dalam erlenmeyer 125 ml.
Memasukkan 10 ml etanol dan 3 tetes fenolftalein serta aquades hingga 50
ml. Menitrasi dengan NaOH 0,1 M hingga berubah warnanya. Mencatat
volumenya lalu menghitung berapa masa asetil salisilat, menurut literatur
kekuatan asam asetil salisilat minimal 5 grains (1 grains= 0.0648 g).

3.4

Gambar Alat

12

Berikut ini adalah gambar rangkaian alat padda percobaan sintesis


esterifikasi :

Gambar 5. Proses kristalisasi

3.5

Variabel Percobaan
Adapun variabel pada percobaan sintesis aspirin ini adalah berupa
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu air es dan
variabel terikatnya adalah asam salisilat, asam fosfat, anhidrida asetat, dan
Etanol-air.

13

Anda mungkin juga menyukai