BAB 1 PENDAHULUAN
H – C – OH
Perhitungan
Dik : BM asam salisilat = 138,12 g/mol
BM metil salisilat = 152,15 g/mol
V metil salisilat = 1,1 mL
Dit : % rendamen =....?
Peny :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% rendamen = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
g = mol x BM
= 0,027 mol x 152,15 g/mol
= 4,108 gram
- Berat praktek = V x Bj
= 1,1 mL x 1,179
= 1,2969 gram
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
- % rendamen = x 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
1,2969
= x 100%
4,108
= 31,570%
4.2 Pembahasan
Metil salisilat termasuk obat antiinflamasi (anti radang) non
steroid atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID ( non steroidal
anti-inflamatory drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki
khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan anti
radang.
Farmakologi metil salisilat termasuk absorbsi perkutan. Absorbsi
perkutan adalah masuknya molekul obat dari luar kulit kedalam
jaringan di bawah kulit, kemudian masuk kedalam sirkulasi darah
dengan mekanisme difusi pasif. Penyerapan (absorbsi) perkutan
merupakan gabungan fenomena penembusan suatu senyawa dari
lingkungan luar ke bagian kulit sebelah dalam dan fenomena
penyerapan dari struktur kulit kedalam peredaran darah dan getah
bening.Istilah perkutan menunjukkan bahwa penembusan terjadi pada
lapisan epidermis dan penyerapan dapat terjadi pada lapisan
epidermis yang berbeda.
Pada percobaan ini kita akan melakukan sintesis metil salisilat
dengan reaksi esterifikasi dengan menggunakan metode refluks.
Prinsip dari reaksi ini adalah esterifikasi yaitu mereaksikan asam
salisilat dengan methanol dengan katalis asam sulfat pekat.
Digunakan metode ini karena perangkatnya lebih sederhana, lebih
mudah dalam mengerjakannya dan menjaga jumlah metanol yang
akan direaksikan dengan asam salisilat bereaksi dengan sempurna
(terkondensasi dengan baik) sehingga diperoleh hasil yang juga
sempurna.
Alat yang digunakan pada percobaan metil salisilat ini yaitu batu
didih yang mana digunakan untuk meratakan panas dan menghindari
letupan–letupan pada saat terjadi pemanasan, corong pisah
digunakan untuk memisahkan kedua fase yang tidak saling bercampur
yaitu fase polar (air + kelebihan asam), fase non polar (metil salisilat),
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1979, “Farmakope Indonesia Edisi III”, Depkes RI, Jakarta.
LAMPIRAN
1. Gambar
Setelah itu diaduk campuran hingga homogen dan ditambahkan batu didih
kedalam labu lalu