Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

MANAJEMEN KONFLIK

OLEH :
NAMA : NISRINA
NIM : 15120210097
DOSEN : Apt. SALMAN., S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
1. Coba berikan satu contoh kejadian konflik yang terjadi disekitar anda, dan uraian
bagaimana cara menyelesaikan konflik tersebut dengan menggunakan prinsip
manajemen konflik !
Jawab :
- Salah satu contoh konflik yang pernah terjadi di sekitar saya yaitu adanya
perbedaan keinginan antara orang tua dan anak, yaitu dimana sang anak ingin
melanjutkan pendidikannya setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama
(SMP) ke Pesantren tetapi orang tua tidak mengizinkan anak tersebut karena
beberapa alasan.
Cara menyelesaikan konflik tersebut dengan menggunakan manajemen konflik,
yaitu :
a. Strategi Pengelolaan Konflik
Strategi yang saya pilih dalam pengelolaan konflik yaitu cara
compromossing merupakan gaya menyelesaikan konflik dengan cara
melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, sehingga
kemudian menghasilkan solusi (jalan tengah) atas konflik yang sama-sama
memuaskan.
b. Stategi Mengatasi Konflik
Strategi yang saya pilih dalam mengatasi konflik yaitu Strategy Win-Lose
Solution. Dalam gaya ini seseorang cenderung menggunakan kekuasaan,
jabatan, mandat, barang milik, atau kepribadian untuk mendapatkan apa yang
diinginkan dengan mengorbankan orang lain. Dengan paradigma ini sesorang
akan merasa berarti jika ia bisa menang dan orang lain kalah. Ia akan merasa
terancam dan iri jika orang lain menang seabab ia berpikir jika orang lain
menang pasti dirinya kalah. Jika menangpun sebenarnya ia diliputi rasa
bersalah karena ia menganggap kemenangannya pasti mengorbankan orang
lain. Pihak yang kalah pun akan menyimpan rasa kecewa, sakit hati, dan
merasa diabaikan.
Untuk mengatasi konflik yang dihadapi antara orang tua dan anak,
dimana orang tua bisa menggunakan kekuasannya, jabatannya sebagai orang
tua untuk memenangkan konflik karena orang tua masih memegang kendali
penuh terhadap sang anak dimana anak tersebut masih dibawah umur jadi
diperlukan pengawasan langsung dari orang tua. Dan tidak lupa pula orang
tua harus memberikan penjelasan dengan baik kepada sang anak alasan
kenapa menolak untuk menyekolahkannya di Pesantren agar anak bisa
paham/mengerti dan menerimanya dengan sabar/lapang.

Anda mungkin juga menyukai