Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF SENYAWA ALDEHID dan KETON

I. Tujuan
Tujuan dari praktikum uji kualitatif seyawa aldehid dan keton adalah untuk mengetahui
didalam sampel mengandung gugus aldehid dan keton.
II. Prinsip
Prinsip dari percobaan uji kualitatif aldehid dan keton adalah berdasarkan pembentukan
endapan, perubahan warna dan gas.
III.Dasar Teori
Senyawa aldehid dan keton biasa disebut senyawa karbonil. Rumus umum senyawa karbonil
adalah R-CO-R. Gugus R dan R dapat berupa hidrogen, alifatik atau aromatik. Jika kedua gugus R
adalah hidrogen, senyawa tersebut dinamakan formaldehida. Jika salah satu gugus R adalah hidrogen dan
yang lain alkil maka disebut aldehid, sedangkan jika kedua gugus R adalah alkil disebut senyawa keton.
Perbedaan struktur aldehid dan keton menyebabkan perbedaan sifat-sifat fisik dan kimia (Siswoyo, 2009).
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil. Jika kedua gugus yang menempel pada gugus
karbonil adalah gugus karbon maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus
tersebut adalah hidrogen maka senyawa tersebut termasuk aldehid. Formaldehid, suatu senyawa yang
tak berwarna dan mudah larut dalam air. Larutan 40% dalam air dinamakan formalin yang digunakan
dalam pengawetan cairan dan jaringan. Aseton merupakan pelarut yang baik untuk macam-macam
senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut pernis dan plastik (Petrucci, 1987).
Aldehid dan keton barulah dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang mengandung
gugus karbonil. Suatu keton mempunyai gugus alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan
aldehid mempunyai sekurang-kurangnya satu atom hydrogen yang terikat pada atom karbonilnya.
Aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C - O). Banyak
aldehid dan keton mempunyai bau khas yang membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang
dan keton berbau harum. Misalnya, transnam aldehida adalah komponen utama minyak kayu manis dan
enantiomer-enantiomer karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen (Fessenden, 1986) .
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang
terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan
dari alkana dengan mengganti akhiran ana dengan al. Nama umumnya didasarkan
nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida. Salah satu reaksi untuk
pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat
dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi
khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat
merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat
(Petrucci, 1987).
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 1

Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus


karbonil sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk senyawa yang sederhana jika
ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti OH atau -Cl
yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan
misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus - COOH. Contoh-contoh
keton. Pada keton, gugus karbonil memiliki dua gugus hidrokarbo yang terikat padanya.
Sekali lagi, gugus tersebut bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung cincin
benzen. Disini kita hanya akan berfokus pada keton yang mengandung gugus alkil untuk
menyederhanakan pembahasan (Novan, 2008) .
Pembuatan keton ynag paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir
semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO 3),
phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na 2Cr2O7) dan kalium permanganat
(KMnO4) (Anonim, 1986).
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung
hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada
alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik
menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah
molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).
Aldehida dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil.
Aldehida mempunyai sedikitnya satu hidrogen yang terikat pada karbon karbonil,
sedangkan keton tidak mempunyai hidrogen yang terikat pada karbon kabonil, hanya karbon yang
mengandung gugus R (R adalah alkil atau aromatik) (Novan, 2008) .
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah
gugus karbonil sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehid dan keton termasuk senyawa yang
sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti
-OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil seperti yang
bisa ditemukan pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya
bersama dengan salah satu dari gugus berikut:

atom hidrogen lain

sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung
sebuah cincin benzen.

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 2

Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa keduanya memiliki ujung molekul yang sama persis.
Yang membedakan hanya kompleksitas gugus lain yang terikat.
Jika kita menuliskan rumus molekul untuk molekul-molekul di atas, maka gugus
aldehid (gugus karbonil yang mengikat atom hidrogen) selalunya dituliskan sebagai -CHO
dan tidak pernah dituliskan sebagai COH. Oleh karena itu, penulisan rumus molekul aldehid
terkadang sulit dibedakan dengan alkohol. Misalnya etanal dituliskan sebagai CH3CHO dan
metanal sebagai HCHO.
Penamaan aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat dalam
rantai terpanjang termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus karbonil. Jika ada gugus
samping yang terikat pada rantai terpanjang tersebut, maka atom karbon pada gugus karbonil
harus selalu dianggap sebagai atom karbon nomor 1.
Contoh-contoh keton
Pada keton, gugus karbonil memiliki dua gugus hidrokarbon yang terikat padanya.
Sekali lagi, gugus tersebut bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung cincin
benzen. Disini kita hanya akan berfokus pada keton yang mengandung gugus alkil untuk
menyederhanakan pembahasan.
Perlu diperhatikan bahwa pada keton tidak pernah ada atom hidrogen yang terikat pada
gugus karbonil.

Propanon biasanya dituliskan sebagai CH3COCH3. Diperlukannya penomoran atom


karbon pada keton-keton yang lebih panjang harus selalu diperhatikan. Pada pentanon, gugus
karbonil bisa terletak di tengah rantai atau di samping karbon ujung menghasilkan pentan3-ena atau pentan-2-on.
Ikatan dan Kereaktifan
Ikatan pada gugus karbonil
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 3

Atom oksigen jauh lebih elektronegatif dibanding karbon sehingga memiliki


kecenderungan kuat untuk menarik elektron-elektron yang terdapat dalam ikatan C=O
kearahnya sendiri. Salah satu dari dua pasang elektron yang membentuk ikatan rangkap C=O
bahkan lebih mudah tertarik ke arah oksigen. Ini menyebabkan ikatan rangkap C=O sangat
polar.
Reaksi-reaksi penting dari gugus karbonil
Atom karbon yang sedikit bermuatan positif pada gugus karbonil bisa diserang oleh
nukleofil. Nukleofil merupakan sebuah ion bermuatan negatif (misalnya, ion sianida, CN -),
atau bagian yang bermuatan negatif dari sebuah molekul (misalnya, pasangan elektron bebas
pada sebuah atom nitrogen dalam molekul amonia NH3).
Selama reaksi berlangsung, ikatan rangkap C=O terputus. Efek murni dari pemutusan
ikatan ini adalah bahwa gugus karbonil akan mengalami reaksi adisi, seringkali diikuti
dengan hilangnya sebuah molekul air. Ini menghasilkan reaksi yang dikenal sebagai adisieliminasi atau kondensasi. Dalam pembahasan tentang aldehid dan keton anda akan
menemukan banyak contoh reaksi adisi sederhana dan reaksi adisi-eliminasi.
Aldehid dan keton mengandung sebuah gugus karbonil. Ini berarti bahwa reaksi
keduanya sangat mirip jika ditinjau berdasarkan gugus karbonilnya.
Perbedaan aldehid dan keton
Aldehid berbeda dengan keton karena memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat
pada gugus karbonilnya. Ini menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi.
Sebagai contoh, etanal, CH3CHO, sangat mudah dioksiasi baik menjadi asam etanoat,
CH3COOH, atau ion etanoat, CH3COO-.
Keton tidak memiliki atom hidrogen tersebut sehingga tidak mudah dioksidasi. Keton
hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang memiliki
kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
Oksidasi aldehid dan keton juga dibahas dalam modul belajar online ini pada sebuah
halaman khusus di topik aldehid dan keton.
Sifat-sifat fisik

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 4

Titik didih
Aldehid sederhana seperti metanal memiliki wujud gas (titik didih -21C), dan etanal
memiliki titik didih +21C. Ini berarti bahwa etanal akan mendidih pada suhu yang
mendekati suhu kamar. Aldehid dan keton lainnya berwujud cair, dengan titik didih yang
semakin meningkat apabila molekul semakin besar. Besarnya titik didih dikendalikan oleh
kekuatan gaya-gaya antar-molekul.
Gaya dispersi van der Waals
Gaya tarik ini menjadi lebih kuat apabila molekul menjadi lebih panjang dan memiliki lebih
banyak elektron. Peningkatan gaya tarik ini akan meningkatkan ukuran dipol-dipol temporer
yang terbentuk. Inilah sebabnya mengapa titik didih meningkat apabila jumlah atom karbon
dalam rantai juga meningkat baik pada aldehid maupun pada keton.
Gaya tarik dipol-dipol van der Waals
Aldehid dan keton adalah molekul polar karena adanya ikatan rangkap C=O. Seperti halnya
gaya-gaya dispersi, juga akan ada gaya tarik antara dipol-dipol permanen pada molekulmolekul yang berdekatan.
Ini berarti bahwa titik didih akan menjadi lebih tinggi dibanding titik didih hidrokarbon yang
berukuran sama yang mana hanya memiliki gaya dispersi.
Mari kita membandingkan titik didih dari tiga senyawa hidrokarbon yang memiliki besar
molekul yang mirip. Ketiga senyawa ini memiliki panjang rantai yang sama, dan jumlah
elektronnya juga mirip (walaupun tidak identik).

molekul

tipe

titik didih (C)

CH3CH2CH3

alkana

-42

CH3CHO

aldehid

+21

CH3CH2OH

alkohol

+78

Pada tabel di atas kita bisa melihat bahwa aldehid (yang memiliki gaya tarik dipoldipol dan gaya tarik dispersi) memiliki titik didih yang lebih tinggi dari alkana berukuran
sebanding yang hanya memiliki gaya dispersi.

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 5

Akan tetapi, titik didih aldehid lebih rendah dari titik didih alkohol. Pada alkohol,
terdapat ikatan hidrogen ditambah dengan dua jenis gaya-tarik antar molekul lainnya (gayatarik dipol-dipol dan gaya-tarik dispersi).
Walaupun aldehid dan keton merupakan molekul yang sangat polar, namun keduanya
tidak memiliki atom hidrogen yang terikat langsung pada oksigen, sehingga tidak bisa
membentuk ikatan hidrogen sesamanya.
Kelarutan dalam air
Aldehid dan keton yang kecil dapat larut secara bebas dalam air tetapi kelarutannya
berkurang seiring dengan pertambahan panjang rantai. Sebagai contoh, metanal, etanal dan
propanon yang merupakan aldehid dan keton berukuran kecil dapat bercampur dengan air
pada semua perbandingan volume.
Alasan mengapa aldehid dan keton yang kecil dapat larut dalam air adalah bahwa
walaupun aldehid dan keton tidak bisa saling berikatan hidrogen sesamanya, namun
keduanya bisa berikatan hidrogen dengan molekul air.
Salah satu dari atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam sebuah molekul
air bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan elektron bebas pada atom oksigen dari
sebuah aldehid atau keton untuk membentuk sebuah ikatan hidrogen.

Tentunya juga terdapat gaya dispersi dan gaya tarik dipol-dipol antara aldehid atau keton
dengan molekul air.
Pembentukan gaya-gaya tarik ini melepaskan energi yang membantu menyuplai
energi yang diperlukan untuk memisahkan molekul air dan aldehid atau keton satu sama lain
sebelum bisa bercampur.
Apabila panjang rantai meningkat, maka "ekor-ekor" hidrokarbon dari molekulmolekul (semua hidrokarbon sedikit menjauh dari gugus karbonil) mulai mengalami proses di
atas.

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 6

Dengan menekan diri diantara molekul-molekul air, ekor-ekor hidrokarbon tersebut


memutus ikatan hidrogen yang relatif kuat antara molekul-molekul air tanpa menggantinya
dengan ikatan yang serupa. Ini menjadi proses yang tidak bermanfaat dari segi energi,
sehingga kelarutan berkurang.

Dalam percobaan ini, dipelajari sifat-sifat kimia dari aldehida dan keton dengan
menggunakan beberapa tes/uji yaitu :
1. Oksidasi dengan KMnO4( Oksidator kuat )
Aldehida dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat
sepertiKMnO4. Tes positif jika ion MnO4- (warna ungu) berubah menjadi endapan
MnO2 (coklat).
5 R-CHO + 2 KMnO4 + H2SO4- 5 R-COOH + MnO2 + H2O
(Ungu)
(Coklat)
2. Tes Tollens
Aldehida dengan pereaksi tollens (oksidator lembut) dioksidasi menjadi asam
karboksilat, yang ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak.
R-CHO + 2 Ag(NH3)2OH 2 -- Ag + R-COO-NH4+ + 3 NH3+ H2O
Cermin perak
3. Tes Benedict
Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi
benedict( kompleks ion Cu(II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi
menjadi Cu2O(endapan berwarna merah bata). Aldehida aromatik dan keton tidak
bereaksi denganpereaksi benedict.
R-CHO + 2Cu2++ 5 OH R-COO-+ Cu2O + 3 H2O

Biru

merah bata

4. Tes Fehling
Pereaksi Fehling merupakan kompleks ion Cu(II) tartrat dalam larutan asam.
IonCu(II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan berwarna merah bata).
R-CHO + Cu2+ R-COO- + Cu2O
Biru
merah bata
5. Test dengan NaOH
NaOH yang berfungsi sebagai sumber ion OH yang akan berikatan dengan rantai
aldehid. Uji positifnya yaitu larutang berwarna kuning.
Reaksi yang terjadi yaitu :

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 7

IV. Alat dan Bahan


1. Alat

Pipet reaksi

Satu set tabung reaksi

Pembakar spirtus

Batang pengaduk

Gelas ukur
2. Bahan

Glukosa
Aseton
Fruktosa
Formalin
Asam Oksalat
NaOH 10%
AgNO3 10%
NH4OH
Natrium Karbonat
KMnO4 0,1 M
Fehling A
Fengling B
Aquadest

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 8

V. Prosedur Kerja
V.1.
Test dengan Pereaksi Tollens

Pembuat Reagen Tollens

V.2.

Uji Kualitatif

Test Pereaksi Fehling

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 9

V.3.

Test Benedict

V.4.

Test dengan NaOH

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 10

V.5.

Test dengan KMnO4

VI. Data Pengamatan


VI.1.
Test dengan Pereaksi Tollens

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 11

No

Nama Sampel

Penambahan Reagen

Setelah Pemanasan

Tollenns

Warna larutan abu-abu


1.

Glukosa

Warna larutan bening

seperti lumpur, terdapat


cermin perak
Warna larutan hitam,

2.

Fruktosa

Warna larutan hitam

terdapat cermin perak


warna kuning keruh
Warna larutan bening,

3.

Aseton

4.

Asam Oksalat

5.

Formalin

VI.2.
No

Warna larutan bening

didinding tabung reaksi

Warna larutan bening


Warna larutan abu-abu,

berwarna hitam
Warna larutan bening
Warna larutan putih keruh,

terdapat endapan perak

terdapat endapan coklat

Test Pereaksi Fehling


Nama Sampel

Penambahan Pereaksi

Setelah Pemanasan

Fehling

Warna larutan hijau tua dan


1.

Glukosa

Warna larutan biru muda

terdapat endapan merah


bata

Warna larutan hijau tua, lama


2.

Fruktosa

kelamaan berubah menjadi


coklat

3.

Aseton

Warna larutan biru donker

4.

Asam Oksalat

Warna larutan biru muda

5.

Formalin

VI.3.
No

terdapat endapan coklat


Warna larutan biru donker,
tidak terdapat endapan
Warna larutan biru muda

Warna larutan biru donker,


dan timbul gas

Warna larutan coklat dan

dan terdapat endapan putih


Warna larutanbening,
terdapat endapan merah
bata

Test Benedict
Nama Sampel

1.

Glukosa

2.
3.

Fruktosa
Aseton

Penambahan Benedict
Warna larutan hijau
keruh
Warna larutan hijau tosca
Warna larutan hijau tosca

Setelah Pemanasan
Warna larutan orange seperti
warna kunyit, terdapat endapan
orange
Warna larutan merah bata
Tidak terjadi perubahan warna

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 12

4.

Asam Oksalat

5.

Formalin

VI.4.

Warna larutan biru

larutan tetap hijau tosca


Tidak terjadi perubahan,

muda, timbul gas


Warna larutan biru muda

warna larutan tetap biru muda


Warna larutan merah bata

Test dengan NaOH

No

Nama Sampel

1.

Glukosa

2.

Fruktosa

pudar
Warna larutan kuning

3.

Aseton

Warna larutan bening

4.

Asam Oksalat

Warna larutan bening

5.

Formalin

Warna larutan bening

VI.5.
No

Penambahan NaOH
Warna larutan kuning

Setelah Pemanasan
Warna larutan kuning
Warna larutan merah bata
Tidak terjadi perubahan,
warna larutan tetap bening
Tidak terjadi perubahan,
warna larutan tetap bening
Tidak terjadi perubahan,
warna larutan tetap bening

Test oksidasi dengan KMnO4


Nama Sampel

Penambahan KMnO4

Setelah Pemanasan

Warna larutan kuning


1.

Glukosa

lama-lama menjadi

Warna larutan bening

bening

VII.

2.

Fruktosa

Warna larutan bening

3.

Aseton

Warna larutan merah bata

4.

Asam Oksalat

Warna larutan bening

5.

Formalin

Warna larutan kuning

Tidak terjadi perubahan, warna


larutan tetap bening
Warna larutan bening
Tidak terjadi perubahan,
warna larutan tetap bening
Warna larutan bening

Pembahasan
Pada percobaan uji kualitatif aldehid dan keton kami menggunakan 5 sampel
yang akan diuji, yaitu glukosa, fruktosa, aseton, formalin, dan asam karboksilat.
Sedangkan untuk mengujinya kami memakai 5 cara pengujian yaitu dengan
menggunakan pereaksi tollens, pereaksi fehling, pereaksi benedict, tes dengan NaOH
dan tes dengan KMnO4.
1. Test dengan Pereaksi Tollens
Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua
senyawa ini apabila dioksidasi. Aldehid adalah larutan yang mudah sekali
dioksidasi dengan menggunaknan Uji Tollens, sedangkan Keton tidak. Sifat
inilah yang dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan Keton.
Apabila satu sampel direaksikan dengan pereaksi Tollens kemudian
dipanaskan dan muncul endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 13

maka dapat dikatakan bahwa sampel itu merupakan salah satu dari senyawa
Aldehid.
R-CHO + 2 Ag(NH3)2OH 2 -- Ag + R-COO-NH4+ + 3 NH3+ H2O
Cermin perak
Pada praktikum kali ini menggunakan lima jenis sampel yang diuji
apakah dia termasuk ke dalam senyawa Aldehid atau senyawa Keton. Sampelsampel tersebut ialah glukosa, fruktosa, asam karboksilat, formalin dan aseton.
Pada percobaan terhadap larutan glukosa mula-mula warnanya bening, setelah
ditambahkan pereaksi tollens warna larutan tetap bening, setelah dipanaskan
warna larutan abu-abu seperti lumpur dan muncul cermin perak. Pada
percobaan larutan fruktosa mula-mula warna larutan bening, setelah
ditambahkan pereaksi tollens warna larutan menjadi hitam, setelah dipanaskan
warna larutan menjadi kuning keruh dan muncul cermin perak. Pada
percobaan larutan formalin mula-mula warnanya bening dan tidak ada
endapan sama sekali pada dasar tabung reaksinya, kemudian ditambahkan
dengan pereaksi tollens, maka terjadi perubahan, warna larutan menjadi keruh
dan munculnya endapan, setelah dipanaskan terjadi perubahan yaitu warna
larutan agak keruh abu-abu dan timbul cermin perak pada dinding tabung.
Dengan munculnya cermin perak pada sampel glukosa, fruktosa dan formalin
maka dapat dinyatakan bahwa larutan glukosa, fruktosa dan formalin
merupakan salah satu contoh dari senyawa Aldehid.
Selanjutnya menggunakan sampel aseton mula-mula berwarna bening
dan tidak terbentuk endapan setelah ditambahkan pereaksi tollens, tidak terjadi
perubahan, warna tetap bening dan tidak terbentuk endapan. Setelah
dipanaskan, warna larutan tidak terjadi perubahan yaitu tetap bening. Pada
percobaan larutan asam oksalat mula-mula warna larutan bening, setelah
ditambahkan pereaksi tollens warna larutan tetap bening, setelah dipanaskan
tidak terjadi perubahan yaitu tetap bening. Dari pengamatan ini dapat
dinyatakan bahwa aseton dan asam karboksilat bukan merupakan senyawa
Aldehid, tetapi aseton dan asam karboksilat merupakan senyawa Keton.
Dari sampel yang digunakan, yang merupakan senyawa keton adalah Aseton
dan Asam Karboksilat.
2. Test dengan Pereaksi Fehling
Pereaksi Fehling merupakan kompleks ion Cu(II) tartrat dalam larutan asam.
Ion Cu(II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan berwarna merah bata).
R-CHO + Cu2+ R-COO- + Cu2O
Biru
merah bata
Pada percobaan larutan glukosa mula-mula larutan berwarna bening,
setelah ditambahkan pereaksi Fehling A dan Fehling B warna larutan biru
muda, setelah dipanaskan warna larutan menjadi hijau tua dan terdapat
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 14

endapan merah bata. Pada percobaan larutan fruktosa mula-mula larutan


berwarna bening, setelah ditambahkan pereaksi Fehling Adan Fehling B warna
larutan menjadi hijau tua lama-lama menjadi coklat, setelah dipanaskan warna
larutan menjadi coklat dan terdapat endapan merah bata. Pada percobaan
larutan formalin, mula-mula warna larutan bening, setelah ditambahkan
pereaksi Fehling A dan Fehling B warna larutan menjadi biru donker atau biru
gelap dan timbul gas, setelah dipanaskan larutan menjadi bening dan terdapat
endapan merah bata. Dengan adanya endapan merah bata pada sampel
glukosa, fruktosa, dan formalin, maka dapat disimpulkan glukosa, fruktosa
dan formalin termasuk senyawa aldehid.
Pada percobaan larutan aseton mula-mula larutan berwarna bening,
setelah ditambahkan pereaksi Fehling A dan Fehling B warna larutan menjadi
biru donker atau biru gelap, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan. Pada
percobaan larutan asam karboksilat mula-mula larutan berwarna bening,
setelah ditambahkan pereaksi Fehling A dan Fehling B warna larutan menjadi
biru muda, setelah dipanaskan warna larutan menjadi biru muda dan terdapat
endapan putih. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa aseton dan asam
karboksilat bukan merupakan senyawa Aldehid, tetapi aseton dan asam
karboksilat merupakan senyawa Keton. Dari sampel yang digunakan, yang
merupakan senyawa keton adalah Aseton dan Asam Karboksilat.
3. Test dengan Pereaksi Benedict
Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi
benedict( kompleks ion Cu(II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi
menjadi Cu2O(endapan berwarna merah bata). Aldehida aromatik dan keton
tidak bereaksi denganpereaksi benedict.
R-CHO + 2Cu2++ 5 OH R-COO-+ Cu2O + 3 H2O

Biru

merah bata

Pada percobaan larutan glukosa mula-mula warna larutan bening,


setelah ditambahkan pereaksi benedict warna larutan menjadi hijau keruh,
setelah dipanaskan warna larutan menjadi orange kunyit dan terdapat endapan
merah bata. Pada percobaan larutan fruktosa mula-mula warna larutan bening,
setelah ditambahkan pereaksi benedict warna larutan menjadi hijau tosca,
setelah dipanaskan warna larutan menjadi merah bata dan terdapat endapan
merah bata. Pada percobaan larutan formalin mula-mula warna larutan bening,
setelah ditambahkan pereaksi benedict warna larutan menjadi biru muda,
setelah dipanaskan warna larutan menjadi merah bata dan terdapat endapan
merah bata. Dengan adanya endapan merah bata pada sampel glukosa,
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 15

fruktosa dan formalin, maka larutan glukosa, fruktosa dan formalin termasuk
senyawa aldehid.
Pada percobaan larutan aseton mula-mula larutan berwarna bening,
setelah ditambahkan pereaksi benedict warna larutan menjadi hijau tosca,
setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan. Pada percobaan larutan asam
oksalat mula-mula larutan berwarna bening, setelah ditambahkan pereaksi
benedict warna larutan menjadi biru muda dan timbul gas, setelah dipanaskan
tidak terjadi perubahan. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa aseton
dan asam karboksilat bukan merupakan senyawa Aldehid, tetapi aseton dan
asam karboksilat merupakan senyawa Keton.
4. Test dengan NaOH
NaOH yang berfungsi sebagai sumber ion OH yang akan berikatan dengan
rantai aldehid. Uji positifnya yaitu larutan berwarna kuning.
Reaksi yang terjadi yaitu :

Pada percobaan larutan glukosa, NaOH dimasukkan kedalam tabung


reaksi warna larutan berwarna bening, setelah ditambahkan glukosa warna
larutan menjadi kuning pudar, setelah dipanaskan warna larutan menjadi
kuning. Pada percobaan larutan fruktosa, NaOH dimasukkan kedalam tabung
reaksi warna larutan berwarna bening, setelah ditambahkan fruktosa warna
larutan menjadi kuning, setelah dipanaskan warna larutan menjadi merah bata,
hal ini terjadi karena kurang telitinya praktikan dalam mengolah data,
harusnya warna larutan pada fruktosa adalah kuning karena fruktosa termasuk
aldehid. Pada percobaan larutan formalin, NaOH dimasukkan kedalam tabung
reaksi warna larutan berwarna bening, setelah ditambahkan fruktosa warna
larutan menjadi bening, setelah dipanaskan warna larutan tidak berubah, hal
ini terjadi karena kurang telitinya praktikan dengan tidak menutup tabung
reaksi sehingga larutan formalin terkontaminasi, seharusnya warna larutan
formalin adalah kuning. Jadi, berdasarkan pengamatan yang termasuk
senyawa aldehid adalah glukosa karena setelah direaksikan dengan NaOH
larutan berubah menjadi kuning, sedangkan larutan fruktosa dan formalin
tidak teridentifikasi karena terjadi kesalahan praktikan.
Pada percobaan larutan aseton, NaOH dimasukkan kedalam tabung
reaksi warna larutan bening, kemudian ditambahkan larutan aseton warna
larutan tetap bening, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan. Pada
percobaan larutan asam oksalat, NaOH dimasukkan kedalam tabung reaksi
warna larutan bening, kemudian ditambahkan larutan asam oksalat warna

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 16

larutan tetap bening, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan. Jadi, dapat
disimpulkan aseton dan asam karboksilat termasuk senyawa keton karena sulit
teroksidasi.
5. Test dengan KMnO4
Aldehida dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat
sepertiKMnO4. Tes positif jika ion MnO4- (warna ungu) berubah menjadi endapan
5

MnO2 (coklat).
R-CHO + 2 KMnO4 + H2SO4- 5 R-COOH + MnO2 + H2O
(Ungu)
(Coklat)
Pada percobaan larutan glukosa mula-mula larutan berwarna bening, setelah
ditambahkan KMnO4 warna larutan menjadi kuning, setelah dipanaskan warna larutan
menjadi bening. Pada percobaan larutan fruktosa mula-mula larutan berwarna bening, setelah
ditambahkan KMnO4 warna larutan menjadi kuning, setelah dipanaskan warna larutan
menjadi coklat. Pada percobaan larutan formalin mula-mula warna larutan bening, setelah
ditambahkan KMnO4 warna larutan menjadi kuning, setelah dipanaskan warna larutan
menjadi bening. Pada percobaan dengan KMnO 4 ini terjadi kesalahan, karena praktikan
terlalu sedikit menambahkan KMnO4 pada masing-masing sampel, harusnya sampel
glukosa, fruktosa dan formalin berwarna coklat, tetapi hal ini tidak terjadi pada glukosa,
fruktosa dan formalin, jadi ketiga senyawa tersebut tidak dapat teridentifikasi dalam
percobaan tes oksidasi dengan KMnO4.
Pada percobaan larutan aseton, mula-mula warna larutan bening, setelah ditambahkan
KMnO4 warna larutan menjadi merah bata, setelah dipanaskan warna larutan berubah
menjadi bening. Pada percobaan larutan asam oksalat mula-mula warna larutan bening,
setelah ditambahkan KMnO4 warna larutan tetap bening, setelah dipanaskan warna larutan
tidak berubah. Jadi dapat disimpulkan sampel aseton dan asam oksalat adalah senyawa keton.

VIII. Daftar Pustaka


Avianda Tania G, 2015, panduan praktikum kimia organic 1, universitas
muhammadiayah Cirebon, Cirebon.
Anonim . 1986 . Pengantar Kimia Organik senyawa alifatik tidak jenuh. http://
wikipedia.com Diakses pada tanggal 22 Januari 2016
Fesseden J. Ralp dan Joan . 1997 . Dasar-Dasar Kimia Organik . Jakarta : Binarupa
Aksara.
Petrucci, Ralph H . 1987. Alih bahasa Suminar Ahmadi. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern. Jilid 3. Jakarta : Erlangga .
Prihasa,Novan.

2008.

Makalah

Kimia

Organik

Mengenal

Keton

dan

Aplikasinya.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten


Siswoyo . 2009 . Penuntun Mekanisme Reaksi Kimia Organik. Jakarta : Gramedia
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 17

https://www.academia.edu/9439133/senyawa_karbonil Diakses pada tanggal 22


Januari 2016
http://infokimiawan13o1b-1.blogspot.co.id/2013/12/praktikum-kimia-organik.html
Diakses pada tanggal 22 Januari 2016
http://airudiyat.blogspot.co.id/2013/07/reaksi-aldehid-dan-keton.html Diakses pada
tanggal 22 Januari 2016

Asisten Praktikan

Tania Avianda Gusman, M.Sc


Lampiran
1. Test dengan Pereaksi Tollens

Cirebon, 25 Januari 2016


Praktikan

Nurazizah Fitriyani Nahri

2. Test Fehling

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 18

3. Test Benedict

4. Test dengan NaOH

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 19

5. Test dengan KMnO4

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Aldehid dan Keton | 20

Anda mungkin juga menyukai