Disusun Oleh :
Nurazizah Fitriyani Nahri
A. Cara Kering
1. Untuk dibuat dalam bentuk kopra, maka daging buah kelapa dibuat
menjadi kering dengan jalan menjemur pada terik matahari atau
dikeringkan melalui oven.
2. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
3. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan
minyak. Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas
digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk
mengeluarkan minyaknya.
4. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
5. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi
(menghilangkan asam lemak bebas).
Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya
menggunakan arang aktif agar dihasilkan minyak yang jernih dan
bening.
Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan
menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak
dikehendaki.
6. Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam
kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.
B. Cara Basah
1. Pembuatan santan
Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6.
Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air.
Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan
masih ada sisa minyak yang tertinggal di dalam ampas kelapa.
Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan
menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan
minyak dalam santan jauh lebih banyak.
Remas-remas santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk
mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang
terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus.
Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak
dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan
manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening).
Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.
Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk
memisahkan antara santan dengan ampasnya. Peras ampas yang
masih terdapat di dalam kain saring agar sisa santan yang masih
terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya.
3. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan minyak dari ikutanikutan, berupa blondo dan kotoran lainnya. Penyaringan di sini
tidak bertujuan untuk menjernihkan warna VCO. Penyaringan
dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun cara penyaringan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan
botol kaca. Sedikit demi sedikit, tuang VCO ke dalamnya.
Sebaiknya penyaringan dilakukan dengan hati-hati karena
ditakutkan tumpah.
Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring untuk
mendapatkan hasil yang lebih jernih dan bening. Adapun cara
penyaringannya sama dengan penyaring dengan kain.
a.
b.
c.
Cara Kerja
1. Pembuatan Krim Santan
Kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50- 60oC)
sebanyak satu liter, kemudian diperas hingga diperoleh santan
sebanyak 1,5 liter. Untuk memperoleh hasil maksimal, ampas yang
diperoleh dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter,
kemudian diperas lagi.
Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam galon yang telah
dipasangi kran dibagian bawahnya.
Tutuplah galon yang telah berisi santan dengan kertas agar tidak
banyak terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12 jam agar
terjadi pemisahan antara air dengan krim santannya.
Setelah air dan krim santan tampak terpisah, buanglah airnya
melalui kran pada bagian dasar galon, sehingga yang tertinggal
di dalamnya hanya krim santan saja.
Daftar Pustaka
http://hmakuii.wordpress.com/artikel/teknik-pembuatan-minyakkelapa/08102014
http://lipidlibrary.aocs.org/processing/process.html 08102014
http://etutoriall.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-minyak-kelapacara-basah.html 08102014
http://naturherbal.blogspot.com/2011/10/menyembuhkan-dan-meredakansakit.html 08102014