Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN COMPANY VISIT

PT YAKULT INDONESIA PERSADA


NGORO-MOJOKERTO

Oleh
Kelompok 3A
Kelas Paralel A

Maria Irene Tjahayani (160216020)


Dewa Putu Agus Sudarmaja (160216087)
Oktavina Kurnia Wilujeng (160216096)

LABORATORIUM SOTPK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SURABAYA
2018
A. PELAKSANAAN KUNJUNGAN
Company Visit dilakukan oleh mahasiswa jurusan Teknik Kimia
Universitas Surabaya yang dilaksanakan pada:
hari, tanggal : Kamis, 29 November 2018
pukul : 13.00-15.00 WIB
tempat : PT Yakult Indonesia Persada Ngoro Industri
Persada Blok CC-1, Mojokerto, Jawa Timur

B. SEJARAH PT YAKULT INDONESIA PERSADA


Pada tahun 1930, seorang dokter dan peneliti mikrobiologi lulusan Kyoto
Imperial University Jepang, Dr. Minoru Shirota, berhasil menemukan bakteri
asam laktat yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan bakteri yang
merugikan yang hidup didalam usus manusia. Bakteri ini kemudian dinamakan
Lactobacillus casei Shirota Strain. Dengan dedikasi yang tinggi untuk
memberikan kontribusi terhadap kesehatan masyarakat, pada tahun 1935 Dr.
Minoru Shirota menciptakan minuman Yakult sebagai pelopor probiotik
pertama yang mengandung bakteri Lactobacillus casei Shirota Strain. Probiotik
adalah bakteri baik yang bermanfaat, mampu hidup sampai usus dan terbukti
bermanfaat dan tidak mengakitbatkan gangguan. Minuman ini kemudian dijual
di Jepang dengan harga terjangkau.
Untu mendukung usaha penelitian pada bakteri yang bermanfaat bagi
kesehatan manusia, pada tahun 1967 didirikan Pusat Penelitian Mikrobiologi
Yakult (Yakult Central Institute for Microbiological Research) di Tokyo,
Jepang. Yakult Central Institute telah melakukan beragam penelitian untuk
mengembangkan produk-produk dengan menggunakan bakteri yang
bermanfaat. Penelitian yang dilakukan di Yakult Central Institute meliputi:
 Penelitian dan pengembangan produk-produk makanan.
 Penelitian dan pengembangan produk kosmetik.
 Penelitian dan pengembangan produk farmasi.
 Penelitian bakteri usus.
 Penelitian dan pemberdayaan bahan-bahan bioaktif.
 Penelitian bioteknologi.
 Tes keamanan untuk produk dan bahan baku.

Yakult terus berkembang hingga ada di 4 Benua dan 38 negara,


Pemasaran Yakult di Indonesia dimulai dengan didirikannya perusahaan PT
Yakult Indonesia Persada pada tanggal 2 Februari 1990 yang merupakan usaha

1
dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) 100% Yakult Honsha Co.Ltd.
(Jepang).
Ada dua pabrik penghasil produk Yakult yang beroperasi di Indonesia.
Pabrik pertama berada di Kawasan Industri Indolakto Desa Pesawahan,
Cicurug Sukabumi, Jawa Barat yang mulai beroperasi pada tanggal 1 April
1997. Luas tanah pabrik ini sebesar 50.000 m 2 dan luas bangunannya sebesar
12.925 m2. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 3.650.000 botol/hari. Pabrik
kedua berada di Kawasan Ngoro Industri Persada Blok CC-1, Mojokerto, Jawa
Timur yang mulai beroperasi sejak tanggal 20 Januari 2014. Luas tanah pabrik
ini sebesar 52.500 m2 dan luas bangunannya sebesar 9.458,78 m2. Pabrik ini
juga memiliki kapasitas produksi 3.650.000 botol/hari yang masih dapat
dikembangkan kapasitas produksinya di kemudian hari.

Gambar B.1 Pabrik Yakult, Ngoro Industri Persada Blok CC-1 Ngoro,
Mojokerto, Jawa Timur.

C. MINUMAN PROBIOTIK YAKULT


Yakult merupakan minuman probiotik, dimana pada 1 botol Yakult
terdapat sekitar 6,5 milliar bakteri baik L. casei Shirota Strain. Bakteri L. casei
Shirota Strain yang ditemukan oleh Dr. Minoru Shirota ini merupakan
modifikasi dari bakteri L. casei umum sehingga memiliki kemampuan untuk
tahan di kondisi asam seperti pada cairan lambung dan empedu, serta mampu
mencapai usus kecil. Minuman probiotik Yakult tidak mengandung pewarna,
pemanis, dan perasa buatan. Warna kecoklatan yang ada di Yakult berasal dari

2
fermentasi susu oleh bakteri L. casei Shirota Strain. Yakult dibuat secara
higienis dengan hampir tidak ada campur tangan manusia dalam proses
pembuatannya untuk menghindari resiko kontaminasi. Yakult juga sudah
memenuhi sertifikasi ISO 22000:2005 dan memiliki sertifikasi halal dari MUI.
Untuk kemasan yang terdiri dari 5 botol kecil disebut kemasan
malti. Untuk kemasan yang terdiri dari 10 kemasan multi disebut
kemasan repack. Yakult selama proses pengiriman dan penjulan harus berada
pada suhu dibawah 10oC untuk menjamin bakteri tetap non-aktif ketika
dipasarkan dan baru aktif saat mencapai tubuh kita. Bakteri ini aktif pada suhu
37oC (suhu tubuh manusia). Apabila dipaparkan pada suhu 37oC sebelum
dikonsumsi, maka bakteri akan aktif terlebih dahulu memakan nutrien di dalam
botol, bertumbuh pesat dan nantinya akan semakin cepat memasuki fase
kematian bakteri.
L. casei Shirota Strain yang terdapat dalam minuman Yakult memiliki
manfaat untuk membantu:
1. Menjaga keseimbangan bakteri baik di dalam usus.
2. Menekan pertumbuhan bakteri merugikan.
3. Menjaga kondisi tubuh.
4. Memperbaiki system pencernaan.

D. BAHAN BAKU YAKULT

Gambar D.1 Bahan Pembuatan Yakult

3
I. Bahan untuk membuat larutan Yakult

a. Air
Digunakan sebagai pelarut.
b. Kultur Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus casei Shirota strain)
Merupakan bakteri baik yang dibiakkan pada proses fermentasi Yakult.
c. Sukrosa
Berasal dari gula pasir atau gula tebu, digunakan untuk sebagai
pemanis pada Yakult supaya rasa asam hasil fermentasi tidak terlalu
kuat.
d. Susu Skim Bubuk
Digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
e. Dekstrosa
Digunakan sebagai sumber nutrien bagi bakteri L. casei Shirota strain
supaya dapat dibiakkan pada proses fermentasi sekaligus sumber
nutrien supaya bakteri tetap hidup di dalam botol kemasan Yakult pada
saat dipasarkan.
f. Perisa Yakult
Ditambahkan pada Yakult supaya didapatkan rasa khas Yakult.

II. Bahan untuk membuat kemasan Yakult

1. Polistiren Resin
Merupakan polimer plastik yang digunakan untuk membuat botol Yakult
dengan proses blow molding.
2. Alumunium Foil
Digunakan sebagai penutup botol Yakult.

E. PROSES PRODUKSI YAKULT

4
Gambar E.1 Diagram Proses Pembuatan Yakult

Setiap tahapan proses produksi Yakult harus memenuhi sandar Internasional


secara ketat dan higienis untuk menjaga kualitas produk, dan proses produksi
dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan. Pabrik Yakult menggunakan
mesin otomatis dan sistem tertutup, yang merupakan standar bagi seluruh pabrik
Yakult dipenjuru dunia dan perlengkapan produksi menggunakan bahan stainless
steel terbaik yang berkualitas. Untuk menghasilkan produk yang aman dengan
kualitas terbaik. Yakult Indonesia menerapkan proses produksi berdaarkan
manajemen keamanan pangan sesuai standar ISO 22000:2005. Selain itu, Yakult
juga mengambil tindakan lebih lanjut dengan menerapkan sistem manajemen
kualitas sendiri yang ketat berdasarkan standar sertifikasi tersebut. Dengan
demikian, perusahaan telah menciptakan jaminan kualitas yang tinggi untuk
menghasilkan produk yang aman dan berkualitas

Agar menjamin proses produksi serta penanganan produk Yakult yang


benar-benar higienis, Yakult menerapkan suatu standar prosedur operasi yang
dibakukan. Sebagai contoh, pintu masuk karyawan dilengkapi dengan pembersih
sepatu otomatis. Selain itu, pintu-pintu di ruang produksi hanya dapat dibuka
apabila karyawan telah mensucihamakan kedua tangannya. Setelah itu, sebelum
memasuki ruang produksi, karyawan harus melalui air shower, yang berfungsi

5
untuk membersihkan pakaian mereka dari kotoran yang menempel. Adapun
langkah-langkah didalam proses produksi yaitu :

1. Pembibitan Bakteri (Point A)

Didalam ruangan ini terdapat 7 tangki yang berfungsi sebagai wadah


untuk proses kultur bakteri yang akan digunakan sebagai bibit.
Dimana sebelum digunakan tangki-tangki tersebut akan disterilkan.
Didalam tangki ini bakteri L.Casei Shirota Strain diperbanyak. Pada
proses ini, mula-mula susu bubuk skim dan dekstrosa dicampurkan dengan
air, diaduk lalu disterilisasi. Setelah itu, campuran yang sudah steril
dimasukkan ke dalam tangki pembibitan (Seed Tank) dengan kapasitas 300
Liter lalu ditabahkan bakteri L. casei Shirota strain secara manual.
Fermentasi akan dilakukan selama 24 jam pada suhu 37oC. Selama masa
fermentasi bibit akan bertambah banyak di dalam tangki pembibitan.
Sesudah 24 jam, maka campuran yang berisi bibit bakteri ini akan
diumpankan ke dalam tangki pengkulturan (Culture Tank).

2. Pelarutan (Point B)
Proses pelarutan dilakukan di dalam ruang pelarutan. Pada proses ini
susu skim bubuk ditambah dengan dekstrosa dari silo tank akan
diumpankan kepada tangki pelarutan (Dissolving Tank) untuk ditambahkan
dengan air lalu dicampur. Campuran ini kemudian akan disterilisasi secara
UHT (Ultra High Temperature) untuk selanjutnya diumpankan ke tangki
pengkulturan (Culture Tank).

3. Pengkulturan Bakteri
Larutan dari dissolving tank dan seed tank selanjutnya masuk ke
dalam tangki pengkulturan (Culture Tank) dimana tangki ini berkapasitas
18.000 liter. Pada culture tank, campuran akan mengalami proses
fermentasi selama 7 hari dengan suhu yang dijaga 37 oC pula. Sebelumnya
tangki ini disterilkan terlebih dahulu, hasil dari proses pengkulturan ini
adalah susu asam yang berwarna kecokelatan.

4. Pencampuran

6
Susu asam dari culture tank selanjutnya akan masuk ke dalam tangki
penyimpanan (Storage Tank) (Point D). Pada storage tank, susu asam ini
akan ditambahkan larutan sukrosa yang berasal dari gula pasir yang
dicampurkan dengan air yang sudah melalui proses sterilisasi HTST (High
Temperature Short Time) (Point C), untuk mengurangi kadar keasaman
Yakult. Hasil dari proses ini adalah yakult konsentrat. Setelah itu yakult
konsentrat akan masuk ke dalam Surge Tank dengan bantuan Blending
Pump. Selain yakult konsentrat, pada blending pump juga disuplai air yang
telah disterilisasi dengan UV sterilizer (Point E) untuk mengencerkan
yakult konsentrat menjadi larutan Yakult yang siap diisikan pada botol-
botol. Surge Tank memiliki kapasitas 32.000 Liter, dimana Surge Tank 1
digunakan untuk mencampurkan sirup(larutan gula steril) dengan kultur
bakteri lalu dialirakan menuju Surge Tank 2 dan 4 dan menghasilkan
Yacon (Yakult Concentrate).

5. Pembotolan dan Pengepakan


Tahap selanjutnya yakni proses pembotolan dan pengepakan. Botol-
botol polystyrene dihasilkan oleh mesin Injection blow moulding. Satu
mesin ini mampu menghasilkan 18 botol dalam sekali cetak atau 11.000
botol/jam lalu botol yang telah dicetak kemudian dialirkan menuju ruang
pengisian. Yakult dibotolkan secara otomatis oleh mesin pengisi dengan
takaran 65 ml dan ditutup dengan aluminium foil. Dimana sebelumnya
botol-botol yang mesin diberdirikan lalu diberi label dan tanggal
kadaluarsa kemudian diisi dengan Yakult secara hampa udara dengan
kapasitas 40.000 botol/jam. Yakult kemudian disortir dengan kriteria
secara visual seperti label kurag jelas, isi Yakult kurang dari 65 ml, botol
rusan dan tutup botol kurang rapat. Yakult yang sudah dibotolkan akan
dikemas menjadi kemasan multi yang terdiri dari 5 botol/pak dan dikemas
menjadi kemasan repack yang terdiri dari 10 pak multi (50 botol).
Kemudian kemasan repack disusun hingga 10.000 botol ldengan
menggunakan robot kemudian Yakult yang sudah dikemas akan disimpan
dalam cold storage dengan suhu 5˚C-10˚C selama 2-3 hari sembari
menunggu hasil Quality Control.

7
Botol Yakult kemasan repack akan dibedakan menjadi dua jenis.
Pertama dengan diberi penanda plastik film berwarna kuning yang akan
didistribusikan langsung di pasaran (direct sales). Kedua yakni yang diberi
penanda plastik film berwarna biru yang akan menjadi stock distribusi
yang dilakukan oleh Yakult lady.
6. Quality Control
Selama dua hari produk Yakult dicek oleh bagian quality
control untuk diteliti bagaimana kualitas dari produk. Kontrol
dilakukan setiap proses dan setiap 3 jam sekali. Hal ini dilakukan
agar produk gagal tidak terbuang diakhir. Sehingga peluang untuk
rugi pun tidak terlalu banyak. Jika kualitas produk sudah memenuhi
standar maka produk akan dikirim melalui truk pedingin. Armada
truk ini milik perusahaan sendiri agar mudah dimonitor. Berikutnya
produk akan dikirim menuju Yakult Lady dan sales.

F. DISTRIBUSI YAKULT

Saat ini, Yakult diproduksi dan dijual hingga ke 4 benua dan 38 negara.
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang bernaung dalam mitra
perusahaan Yakult di Jepang. Di Indonesia sendiri, Yakult telah memiliki lebih
dari 30 kantor pusat distribusi. PT Yakult Indonesia merupakan perusahaan
yang bersifat make to order (MTO) dimana perusahaan memproduksi
(membuat) dengan fasilitas produksi yang dimiliki untuk memenuhi sesuai
pesanan atau order (forecast) saja. Hal ini disebabkan karena minuman Yakult
sendiri hanya bertahan 40 hari saja sehingga harus diusahakan supaya
dikonsumsi secepatnya oleh konsumen. Ada dua cara distribusi Yakult, yaitu:
a. Yakult Lady
Yakult lady adalah para ibu rumah tangga yang terlebih dahulu
dibimbing untuk menjalankan misi mengirimkan Yakult dengan kualitas
terbaik dimanapun dan kapanpun.
b. Direct Sales
Direct sales menjamin ketersediaan Yakult di seupermarket,
minimarket, toko, kantin, dan gerai lainnya. Pendistribusian dari pabrik ke

8
tempat-tempat tujuan dilakukan menggunakan kendaraan berpendingin
dengan kapasitas 100.000 botol per mobil ke seluruh wilayah yang tersebar
di seluruh pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumatera, Batam, Bangka,
Kalimantan, dan Sulawesi.
Yakult yang dijual di pasaran haruslah dalam keadaan dingin. Suhu
yang dingin akan mempertahankan bakteri baik hidup. Jika Yakult dijual tidak
dalam suhu dingin atau Yakult hanya disimpan di suhu ruangan, maka kualitas
dari minuman prebiotik akan menurun dikarenakan banyak bakteri yang akan
mengalami kematian bila aktif sebelum diminum..
Produk minuman kesehatan Yakult sangat sensitif terhadap temperatur.
Perubahan temperatur sangat berpengaruh terhadap bakteri Lactobacillus casei
Shirota strain yang terdapat dalam minuman Yakult. Untuk itu Yakult harus
selalu disimpan didalam pendingin (dibawah 10°C) karena penyimpanan
didalam pendingin akan menjaga bakteri Yakult tetap non aktif sebelum
diminum.

G. Tanya Jawab

Anda mungkin juga menyukai