BIOKIMIA II
DOSEN PENGASUH :
MAEFA EKA HARYANI, S.PD., M.PD.
PERTEMUAN KE
:7
II JUDUL PERCOBAAN
dengan adanya kadar air dan asam lemak bebas yang cukup tinggi di dalam
minyak kelapa. Bahkan warnanya agak kecokelatan sehingga cepat menjadi
tengik. Daya simpannya pun tidak lama, hanya sekitar dua bulan saja. Oleh karena
itu, dilakukan serangkaian pengujian untuk memperbaiki teknik pengolahan
minyak kelapa tersebut sehingga diperoleh minyak kelapa dengan mutu yang
lebih baik dari cara sebelumnya. Minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar
air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, serta berbau
harum. Daya simpannya pun menjadi lebih lama, bisa lebih dari 12 bulan.
Minyak kelapa biasa yang diproses secara tradsional umumnya telang
mengalami fermentasi selama lebih dari 12 jam. Oleh karena selama proses
fermentas tidak terkontrol maka minyak yang dihasilkan pun mengandung asam
lemak bebas. Bahkan kadar airnya sangat tinggi, sehingga minyak yang dihasilkan
tidak berbau harum dan cepat tengik. Disamping itu juga warna minyak tidak
bening dan daya simpannya pun kurang dari dua bulan.
Berbeda dengan minyak kelapa murni, karena prosesnya terkontrol maka
asam lemak bebas dan kadar airnya rendah. Selain itu warna minyak bening dan
daya simpannya lebih dari satu tahun. Kekurangannya minyak kelapa murni hanya
terletak pada pengolahannya terutama pada tahap mulai terbentuknya blondo.
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni mengandung asam lemak
rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah
penimbunan di dalam tubuh. Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di
dalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini
berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh.
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam
lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam
laurat. VCO mengandung 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kaprilat.
Keduanya merupakan asam lemak rantai sedang yang biasa disebut Medium
Chain Fatty Acid (MCFA). Sedangkan menurut Price (2004) VCO mengandung
92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak jenuh dan 2% lemak poli tidak jenuh.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa
murni (VCO), yaitu :
1. Cara Tradisional
Cara ini sudah lama dipraktikkan oleh ibu-ibu di pedesaan. Umumnya, VCO
yang dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. VCO yang dihasilkan dengan
cara tradisional berwarna agak kekuningan dan memiliki daya simpan yang tidak
lama. Kandungan antioksidan dan asam lemak rantai sedang juga sudah banyaj
yang hilang. Cara pembuatannya yaitu sabut buah kelapa dikupas kemudian
dibelah dan daging buahnya dicongkel. Daging buah tersebut dibersihkan dengan
air mengalir kemudian diparut. Hasil parutan kelapa di campur dengan air dengan
perbandingan 10:6. Endapkan santan sekitar 1 jam sampai terbentuk krim santan
dan skim santan. Ambil krim santan dan panaskan hingga mendidih pada suhu
sekitar 100-110 C. Matikan api bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama
waktu yang dibutuhkan sekitar 3-4 jam. Minyak yang sudah diperoleh disaring
dengan menggunakan kain dan kertas saring.
2. Cara Pemanasan Bertahap
Cara ini merupakan cara pembuatan VCO tanpa proses pemanasan. Minyak
yang dihasilkan berwarna bening seperti kristal. Kandungan asam lemak rantai
sedang dan antioksidannya tidak banyak berubah sehingga tidak mudah tengik.
Enzim yang dibutuhkan adalah enzim protease, enzim papain (daun papaya),
enzim bromelin (buah nanas), dan enzim protease dari kepiting sungai. Cara
pembuatan santan sama dengan dua metode di atas. Setelah terbentuk santan
diamkan selama 1 jam sampai terbentuk krim dan skim santan. Buang bagian
skim santan dengan menggunakan selang. Parut nanas hingga halus. Jika
menggunakan daun papaya iris tipis-tipis sampai mengeluarkan getah. Jika
menggunakan kepiting sungai maka kepiting tersebut dihaluskan. Campurkan
santan dengan enzim bromelin atau enzim papain atau enzim protease kepiting
sungai dengan cara diaduk. Diamkan selama 20 jam hingga terbentuk 3 lapisan
yaitu minyak, blondo dan air. Buang air dengan selang dan ambil minyak dengan
sendok besar secara hati-hati agar blondo tidak ikut. Lalu lakukan penyaringan.
4. Cara Pengasaman
protein dengan air dalam butiran koloidal. Tegangan antara muka protein dengan
air dapat dibuat menuju nilai tegangan minyak dengan protein, maka kestabilan
sistem emulsi akan terganggu sehingga emulsi dapat dipecahkan dan sebagai
hasilnya akan diperoleh minyak.
Baskom
Wadah santan
Saringan santan
1 kg kelapa parut
enzim papain
VI PROSEDUR PERCOBAAN
-
1 Kg kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat kuku sebanyak
3 liter kemudian diperas hingga diperoleh santan
Menutup toples yang telah berisi santan dengan kertas agar tidak banyak
terkontaminasi, kemudian menyimpan selama 2,5 jam agar terjadi
pemisahan antara air dan krim santannya.
Setelah air dan krim santan tampak terpisah, ambil santan pada bagian
atas dengan sendok dan pindahkan ke dalam toples yang lebih kecil.
Warna VCO
Bening dan berbau kelapa
VIII PEMBAHASAN
mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang terbentuk
disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama proses pemanasan
menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan mengalami
hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak.
Terbentuknya VCO dikarenakan terhidrolisisnya ikatan peptida pada krim
santan oleh enzim. Jika ikatan peptida tersebut terhidrolisis dan putus, maka
minyak dapat keluar dari sistem emulsi. Praktikum ini dilakukan dengan
pengambilan krim santan sebanyak 760 ml kemudian ditaruh dalam toples bening
untuk mempermudah mengamati pembuatanVCO. Kemudian ditambahkan
dengan enzim papain. Proses selanjutnya difermentasi selama 24 jam untuk
memperoleh tiga lapisan dari campuran krim santan dan enzim papain yaitu air
(bawah), protein (tengah) dan minyak (atas). Minyak berada di fase paling atas
dikarenakan memilliki masa jenis lebih rendah dibandingkan air. Protein
merupakan suatu emulgator pada krim santan atau terdegradasi melalui proses
hidrolisis dengan bantuan enzim papain yang merupakan enzim proteolik pada
substrat protein. Pemecahan protein menyebabkan sistem emulsi menjadi tidak
stabil sehingga minyak dapat terpisah dari sistem emulsi.
Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi
dan hidrolitik, baik enzimatik maupun nonenzimatik. Diantara kerusakan minyak
yang mungkin terjadi ternyata kerusakan karena autoksidasi yang paling besar
pengaruhnya terhadap cita rasa. Bau kelapa atau rancid pada minyak disebabkan
karena adanya aldehid dan keton.
IX KESIMPULAN
Skim berada di bagian bawah karena berat jenis skim lebih besar dari pada
krim sehingga posisi krim berada paling atas.
Bau kelapa atau rancid pada minyak disebabkan karena adanya aldehid dan
keton.
Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi
dan hidrolitik, baik enzimatik maupun nonenzimatik
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Syaubari dan Syahidin. 1998. Fermentasi Minyak Kelapa
Alamsyah, N.A. 2005. Pengenalan Virgin Coconut Oil. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Andi, N.A. 2005. Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit.
Anonim, 2005. Definisi Virgin Coconut Oil. (online). www.indo-coco.com,
diakses pada 25 maret 2005.
Anonim.
2005.
Manfaat
Lengkap
VCO.
(online).
(online).
dan
Novarianto,
Hengky.
2004.
Pembuatan
Dan
LAMPIRAN
Enzim Papain
Santan yang
Penimbangan enzim
Proses pengeluaran
papain
santan
Santan yang
diperoleh
Hasil inkubasi
selama 24 jam
didiamkan selama
3 jam
VCO sebelum
disaring