Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI MINYAK ASTIRI DARI BUNGA KENANGA SERTA

MANFAATNYA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Media Pembelajaran IPA
yang dibina oleh Bapak Drs. Winarto, M.Pd., dan Ibu Dian Nugraheni, S.Pd.,
M.Sc.,

Oleh:
Muti’atul Lailiyah
160351606447
Kelompok 4
Offering A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Oktober 2018
Daftar Isi

Halaman Sampul
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
Tujuan ..................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
Rangkaian Alat Distilasi ......................................................................... 3
Cara Kerja ............................................................................................... 4
Proses Pengekstrakan Bunga Kenanga dan Hasil ................................... 5
Finishing Product .................................................................................... 6
Hasiat Minyak Kenanga .......................................................................... 7
Bab III Penutup
Kesimpulan ............................................................................................. 8
Saran ....................................................................................................... 8
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bunga kenanga merupakan salah satu bunga yang memiliki aroma
harum. Di Jawa, bunga kenanga biasanya digunakan untuk nyekar atau
menabur makam. Bunga kenanga juga kerap dihubungkan dengan hal-hal
mistis seperti bunganya hantu. Namun sebenarnya tanaman yang memiliki
nama latin Cananga odorata memiliki banyak manfaat dan bernilai guna
tinggi.
Pohon kenanga memiliki diameter batang 0.1 – 0.7 meter dan dapat
hidup hingga puluhan tahun. Bungan kenanga terletak pada batang atau
ranting bagian atas pohon. Bunga kenanga memiliki susuna bunga majemuk.
Minyak bunganya telah lama dimanfaatkan masyarakat sebagai obat serta
dimanfaatkan dalam kecantikan. Minyak bunga kenanga bisa didapat dengan
menggilingnya dan mengusapkan secara langsung ke kulit dan dapat juga
dengan mengekstraknya.
Kenanga termasuk keluarga Anonaceae (kenanga-kenangaan) dan
dapat tumbuh baik di seluruh Indonesia dengan ketinggian daerah di bawah
1.200 m dpl. Bunganya berbentuk bintang berwarna hijau pada waktu masih
muda dan berwarna kuning setelah masak, berbau harum, berada tunggal atau
berkelompok pada tangkai bunga. Bunga yang warnanya sudah mulai kuning
atau kuning benar dapat didistilasi untuk menghasilkan minyak atsiri. (Hatta,
1993)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara merangkai alat distilasi dalam pengekstrakan minyak
bunga kenanga?
2. Bagaimana cara kerja distilasi bunga kenanga?
3. Bagaimana proses pengekstrakan bunga kenanga dan hasilnya?
4. Bagaimana ekstrak bunga kenanga jika dicampurkan dengan etanol dan
atau methanol?

1
5. Apa saja hasiat dari minyak bunga kenanga?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara merangkai alat distilasi dalam pengekstrakan minyak
bunga kenanga.
2. Mengetahui cara kerja distilasi bunga kenanga
3. Mengetahui proses pengekstrakan bunga kenanga dan hasil dari
pengekstrakan.
4. Mengetahui perbedaan ekstrak bunga kenanga jika dicampurkan dengan
etanol dan atau methanol
5. Mengetahui hasiat dari minyak bunga kenanga.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Rangkaian Alat Distilasi


Terdapat banyak cara untuk mendapatkan minyak bunga kenanga,
salah satu caranya adalah hidrodistilasi clevenger. Sebelum didistilasi, bunga
kenanga di hancurkan (diblender) terlebih dahulu.

Setelah menjadi bubur, alat distilasi minyak bunga kenanga


dirangkaian sebagai berikut:

1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11

3
Keterangan:
1. Air masuk
2. Kondensor
3. Air keluar
4. Klem dan statif
5. Jalur uap naik
6. Penampung hasil distilasi
7. Katup
8. Penampung bubur bunga kenanga yang akan didistilasi
9. Sumber air
10. Mantel pemanas
11. Penampung minyak bunga kenanga
Pada sumber air ditambahkan mesin agar air dapat terus mengalir,
rangkaiannya:

B. Cara Kerja
Proses awal pengekstrakan dilakukan dengan menghancurkan bunga
kenanga (memblender) sehingga menjadi bubur. Saat memblender digunakan
air murni agar tidak banyak campuran yang terdapat dalam larutan yang
didistilasi seta sebisa mungkin menggunakan sedikit air agar proses distilasi
lebih mudah dan cepat.

4
Setelah menjadi bubur, dituangkan dalam labu pemanas dan diatur
suhu mantel pemanas antara 70°C - 90°C. Kemudian ditunggu proses distilasi
sehingga menghasilkan 20mL minyak bunga kenanga. Setelah didapat minyak
bunga kenanga, diambil beberapa 3 tetes minyak bunga kenanga kemudian
dicampurkan dengan 1 tetes etanol serta 3 tetes minyak bunga kenanga
kemudian dicampurkan dengan 1 tetes methanol. Setelah itu dibandingkan
perbedaan kedua campuran tersebut.

C. Proses Pengekstrakan Bunga Kenanga dan Hasil


Distilasi adalah proses pemisahan suatu campuran yang didasarkan
pada perbedaan titik didih dan tekanan uap yang cukup signifikan (Budiman,
2017). Pada kegiatan ini, campuran utama larutan adalah air dan bunga
kenanga. Titik didih air adalah 100°C, sedangkan titik didih minyak bunga
kenanganga adalah 70°C - 90°C, namun pada kegiatan ini distilasi dilakukan
pada suhu 97°C. Titik didih minyak bunga kenanga sama dengan titik didih
alkohol.
Laju destilasi mencerminkan banyaknya uap yang terkondensasi
menjadi fasa cair selama selang waktu tertentu, misalnya satu jam. Nilai ini
sebanding dengan jumlah uap air yang melewati bahan dalam ketel destilasi.
Makin besar laju destilasi maka banyaknya uap air yang melewati bahan pada
setiap satuan waktu makin besar. Pada hidrodestilasi, daun yang berada dalam
ketel terendam air. Pada kondisi ini massa daun yang makin besar sangat
sedikit pengaruhnya terhadap kepadatan tumpukan daun. Air yang merendam
daun akan mengisi ruang antar lembaran daun, sehingga bidang daun yang
berdekatan tidak saling menempel. Kontak langsung antara tiap lembaran
daun dengan air panas menyebabkan minyak atsiri yang berada dalam matriks
daun setelah berdifusi mencapai permukaan daun mudah terdestilasi bersama
uap air.
Kadar minyak atsiri tumbuhan dipengaruhi oleh tingkat kematangan
atau umur panen, bagian organ yang disuling, musim pemanenan, tanah dan
iklim, varietas atau spesies yang ditanam serta faktor lingkungan lainnya
(Guenther, 1987). Selain itu penimbunan (penyimpanan) bisa mengakibatkan

5
kehilangan sebagian kecil minyak yang mudah teruapkan (Guenther, 1952).
Sehingga bisa mempengaruhi jumlah rendemen yang didapatkan selama
proses distilasi. Sebagian besar minyak atsiri diperoleh dengan cara
penyulingan atau hidrodistilasi (Stahl-Biskup dan Sa’ez, 2002). Kelemahan
hidrodistilasi antara lain adalah kemungkinan hilangnya komponen-komponen
minyak atsiri karena larut dalam air (Damjanovic, 2003). Penggunaan
temperatur yang tinggi pada proses hidrodistilasi akan menyebabkan
komponen-komponen yang sensitif terhadap panas akan mudah rusak
sehingga kualitas minyak atsiri yang dihasilkan menjadi rendah
(Pourmortazavi dan Hajimirsadeghi, 2007). Selain itu, hidrodistilasi
membutuhkan energi yang cukup besar. Namun, mengingat proses dan
peralatan yang digunakan cukup sederhana, hidrodistilasi masih menjadi
pilihan untuk mendapatkan minyak atsiri dari berbagai tumbuhan penghasil
minyak atsiri.

D. Finishing Product
Jumlah minyak atsiri yang didapatkan sedikit dan berwarna kuning
bening dan masih bercampur dengan air. Secara umum komponen terbanyak
penyusun minyak kenanga ini adalah dari kelompok sesquiterpen hidrokarbon
dan sesquiterpen teroksigenasi (Burdock et al., 2008). Kandungan yang
terdapat dalam bunga kenanga antara lain: pkresol, i-linalool, geraniol, benzil
alkohol, eugenol, iso-eugenol, metil-eugenol. Tumbuhan ini juga mengandung
asam organik seperti,format, asetat, valerat, benzoat, salisilat, dan
seskuiterpenoida serta alkaloida. Linalool termasuk dalam kelompok
monoterpen teroksigenasi, senyawa inilah yang menyebabkan aroma khas dari
minyak kenanga.
Hasil yang didapat pada pengekstrakan (distilasi) minyak bunga
kenanga sebanyak 25mL. Sebagian dicampurkan dengan methanol dan
sebagian dicampurkan dengan etanol. Ketika minyak bunga kenanga
dicampurkan dengan etanol, bau yang dihasilkan memiliki bau yang segar dan
lebih menusuk hidung. Sedangkan saat dicampurkan dengan methanol, bau
yang didapatkan segar dan lebih lembut (tidak menusuk hidung).

6
E. Hasiat Minyak Kenanga
Minyak bunga kenanga merupakan salah satu antioksidan alami.
Minyak kenanga dengan kandungan antioksidan yang lembut ini dapat
digunakan untuk berbagai kegunaan seperti pada campuran bahan kosmetik,
obat oles, makanan, minuman, dan lain-lain. Antioksidan memiliki fungsi
utama dalam menangkap radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan
oksidasi asam nukleat, protein, lipid, DNA, dan dapat menginisiasi penyakit
degeneratif. Senyawa antioksidan yang memiliki sifat sebagai antiradikal
dapat ditemukan pada minyak atsiri dan kemungkinan dapat ditemukan pada
minyak kenanga dimana minyak kenanga mengandung senyawa-senyawa
aktif yang mungkin dapat memerangkap radikal bebas seperti hidroksil,
peroksil, dan alkil (Amalia et al., 2013).

7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Minyak bunga kenanga dapat diekstrak melalui banyak cara,
diantaranya dengan penyulingan. Kandungan utama minyak bunga kenanga
adalah kelompok sesquiterpen hidrokarbon dan sesquiterpen teroksigenasi.
Minyak bunga kenanga merupakan salah satu sumber antioksidan alami yang
memiliki banyak manfaat.

B. Saran
Untuk mendapatkan minyak bunga kenanga dengan kemurnia tinggi
bisa dilakukan proses penyulingan berulang. Selain itu tingkat kematangan
dan kesegaran bunga kenanga yang digunakan juga mempengaruhi seberapa
banyak minyak yang digunakan.

8
Daftar Pustaka

Amalia RU, Rurini R, & Unggul PJ. 2013. Pengaruh konsentrasi minyak
kenanga (Cananga odorata) terhadap aktivitasnya sebagai antiradikal
bebas. J. Kimia Student 1(2), 264-268.
Budiman, Arif. 2017. Distilasi: Teori dan Pengendalian Operasi. Yogyakarta:
UGM Press – Grasindo.
Burdock GA, Ioana G, & Carabin. 2008. Safety assessment of ylang–ylang
(Cananga spp.) as a food ingredient. J. Food and Chemical Toxicology 46,
433-445
Damjanovic, B. M. 2003. A comparison between the oil, hexane extract and
supercritical carbon dioxide extract of Juniperus communis L. Journal of
Essentiol Oil Research, 1-3
Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri. Jilid 1. Diterjemahkan oleh S. Ketaren.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
_______. 1990. Minyak Atsiri Jilid IV A. Diterjemahkan oleh S. Ketaren.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Hatta S. 1993. Budidaya Kenanga. Jakarta: Kanisius Press.
Pourmortazavi, S. M. and Hajimirsadeghi, S. S. 2007. Supercritical fluid
extraction in plant essential and volatile oil analysis, Journal of
Chromatography A, 1163, 2-24
Stahl-Biskup, E., and Sa’ez, F. 2002. Thyme the genus thymus. NY, NJ,
Taylor & Francis

Anda mungkin juga menyukai