Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK DERIVAT


PEMBUATAN MASKER AMPAS KOPI

Disusun oleh:
KELOMPOK 8 /THP-B

Warda Putri A. (171710101127)


Rima Dewi Yulianti (181710101026)
Leni Amaliyanti (181710101127)
Hendra Okta Randi (181710101128)
Nurul Wahidah (191710101123)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Deskripsi Produk
Masker
Masker wajah merupakan salah satu produk perawatan yang digunakan
untuk merawat kulit wajah untuk meningkatkan taraf kebersihan, kesehatan, dan
kecantikan kulit, serta untuk melembabkan, memberikan efek astringen dan
mengencangkan kulit, memperbaiki dan merangsang kembali kegiatan-kegiatan
sel kulit. Menurut Maspiyah (2009) masker termasuk kosmetik yang bekerja
secara mendalam (depth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel kulit yang
sudah mati. Penggunaan masker biasanya dilakukan setelah massage, dioleskan
pada seluruh wajah kecuali alis, mata, bibir. Pada umumnya penggunaan masker
ini bertujuan untuk menyegarkan, wajah, mengencangkan kulit, dan sebagai anti
oksidan.

Masker clay
Masker Clay menyerap lemak dan kotoran dari kulit wajah. Masker wajah
biasanya tertinggal di wajah selama sekitar 10–25 menit, untuk memungkinkan
sebagian besar air menguap dan lapisan clay yang dihasilkan berkontraksi dan
mengeras, setelah itu clay dicuci (Viseras, dkk., 2007). Faktor utama yang
membentuk clay adalah mineral clay seperti bentonit dan kaolin. Mineral clay ini
akan mengeras dan membentuk massa padatan seiring dengan hilangnya air
karena penguapan. Kaolin digunakan sebagai pengental dan pelekat, dapat
menarik kelebihan minyak dan kotoran penyumbat pori-pori, mengadsorpsi
partikel kecil dengan mudah. Kaolin mencegah timbulnya jerawat, membersihkan
kulit wajah, melancarkan peredaran darah, serta membuat kulit halus dan lembut.
Sedangkan bentonit berkhasiat sebagai pelembut dengan menyerap kotoran dan
minyak berlebih serta mengangkat penyumbatan pori-pori. Bentonit memiliki
keunggulan sebagai absorben dengan tingkat plastisitas lebih tinggi dari kaolin
sehingga memberikan rasa kencang dan dan tidak mudah pecah ketika mengering
(Polumulo, 2015; WHO, 2005).
Ampas kopi
Ampas kopi adalah residu yang diperoleh selama proses penyeduhan
Merujuk pada residu kopi setelah digunakan (Cruz, dkk., 2012). Residu ampas
kopi masih mengandung sejumlah senyawa bioaktif tertentu seperti senyawa
fenolik, asam klorogenik, flavonoid, dan senyawa organik (yaitu asam lemak,
lignin, selulosa, hemiselulosa, dan polisakarida lain) yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber produk bernilai tambah (Camposvega, dkk., 2015; Acevedo, dkk.,
2013; Mussato, dkk., 2011). Kopi yang kaya akan kafein memiliki banyak khasiat
untuk kecantikan kulit. Bubuk hitam dari ampas pada minuman kopi dapat
digunakan sebagai masker, scrub, bahkan lulur seluruh tubuh. Ampas kopi ini
berkhasiat untuk menghilangkan bekas jerawat, noda hitam, dan flek. Butiran kopi
yang terasa kasar pada kulit dapat memperbaiki sel kulit yang rusak dan
mengangkat sel kulit mati sehingga tampak lebih cerah, dan juga dapat menjaga
kelembapan kulit.

Manfaat Masker Clay Ampas Kopi


Ampas kopi ini berkhasiat untuk menghilangkan bekas jerawat, noda
hitam, dan flek. Butiran kopi yang terasa kasar pada kulit dapat memperbaiki sel
kulit yang rusak dan mengangkat sel kulit mati sehingga tampak lebih cerah, dan
juga dapat menjaga kelembapan kulit.
Manfaat masker antara lain:
1. Masker clay dapat meningkatkan taraf kebersihan, kesehatan dan kecantikan
2. Kulit tampak lebih kencang, halus, dan lembut
3. Terhindar dari gejala penuaan dini
4. Wajah senantiasa tampak lebih cerah, segar, dan sehat (Mulyawan dan
Suriana, 2013)
Prosedur Kerja
Formulasi standar yang digunakan (Harry, 2000)
Alat - alat yang digunakan :
1. Penangas air
2. Neraca analitik
3. Beaker glass
4. Gelas volume
5. Grinder dan mortar
6. Ayakan 40 mesh

Bahan- bahan yang digunakan :


1. Bentonite 1 gram 6. Natrium metabisulfit 0,2 gram
2. Xantan Gum 0,8 gram 7. Nipagin 0,1 gram
3. Kaolin 34 gram 8. Parfum q.s
4. Gliserin 2 gram 9. Aquadest ad 100 ml
5. Natrium Lauril Sulfat 2 gram 10. Ampas kopi 15 gram

Prosedur pembuatan sediaan basis masker clay Ampas kopi


Cara pembuatan untuk sediaan basis masker yaitu 50 ml aquadest
dituangkan dalam beaker glass lalu tambahkan 1 gram Bentonit. Bentonit
dibiarkan hingga larut dalam aquades lalu ditambahkan 0,8 gram Xantan gum dan
diaduk sampai seluruh gum melarut. Kaolin sebanyak 34 gram ditambahkan
sedikit demi sedikit dalam beaker sambil diaduk dan ditambahkan 2 gram gliserin
dalam beaker (Phase 1), kemudian larutkan 2 gram Na Metabisulfit dengan 0,1
gram Nipagin dalam 25 ml aquades panas (Larutan A). Larutkan 2 gram Na Lauril
Sulfat dalam 25 ml Aquadest (Larutan B). Larutan A dituangkan dalam wadah
kemudian diaduk pelan setelah itu tuangkan perlahan lahan larutan B sampai
terbentuk pasta homogen (Phase 2). Phase 1 dan phase 2 digabungkan, lalu diaduk
hingga homogen sampai terbentuk pasta basis masker clay, lalu tambahkan 15
gram ampas kopi dan aduk hingga homogen.
Diagram Alir

2 gr Na
2 gr Na
lauril
metabisulfit +
50 ml sulfat
0,1 gr nipagin
aquades

25 ml
aquad Pengadukan
Bentonit Larutkan 25 ml Pengadukan
es aquades
1 gr
panas

Xantan Pengadukan Larutan B Larutan A


gum 0,8 gr

34 gr
Pengadukan
kaolin + 2
gr gliserin Pencampuran

Phase 1 Phase 2

Ampas Pencampuran
kopi 15 gr

Masker clay

Diagram Alir Pembuatan Masker Clay


Daftar Pustaka

Acevedo F., Rubilar, M., Scheuermann, E., Cancino, B., Uquiche, E., Garces, M.,
Inostroza, K., Shene, C. (2013). Bioactive Compounds of Spent Coffee
Grounds, a Coffee Industrial Residue. Symposium on Agricultural and
Agroindustrial Waste Management III. Brazil. 1-4.

Asmuruh Eva Victoria M, dkk. Pembuatan Masker “KORAKU” yang Terbuat


dari Kopi Robusta (Coffea Canephora), Beras (OrOryzyza satiativa), dan
Kunyit (Curcuma longa) Memiliki Khasiat dalam Mencerahkan dan
Peremajaan Kulit.

Camposvega, R., Loarca-Pina, G., Vergara-Castaneda, H., Omah, D., B. (2015).


Spent Cofee Ground: A Review on Current Research and Future
Prospects. Trends in Food Science & Technology. Halaman 1, 3, 10, 11.

Cruz, R., Cardoso, M., M., Fernandes, L., Oliveira, M., Mendes, E., Baptista, P.,
Morais, S., Casal, S. (2012). Espresso Coffee Residues: A Valuable
Source Of Unextracted Compounds. Journal of Agricultural and Food
Chemistry. Halaman 7777-7782.

Harry, R., G. (2000). Harry’s Cosmeticology. Edisi Delapan. New York:


Chemical Publishing Co. Inc. Halaman 471-483.

Maspiyah. 2009. Modul Perawatan Kulit Wajah. UNESA.

Mulyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: Elex
Media Komputindo. Halaman 137, 172-174.

Mussatto, S., Ballesteros, L., F., Martins, S., Teixeira, J., A. (2011). Extraction Of
Antioxidant Phenolic Compounds From Spent Coffee Grounds.
Separation and Purification Technology 83 (2) ;173-174.
Polumulo, N., I., R. (2015). Formulasi dan Evaluasi Sediaan Masker Ketimun
(Cucumis sativus L.) dengan Menggunakan Basis Kaolin dan Bentonit.
Skripsi. Program Studi S1 Farmasi. Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Halaman 3.

Viseras, C., Aguzzi, C., Cerezo, P., Lopez-Galindo, A. (2007). Uses Of Clay
Minerals In Semisolid Health Care And Therapeutic Products. Elsevier.
Halaman 47.

WHO. (2005). Bentonite, Kaolin, and Selected Clay Minerals. Enviromental


Health Criteria 231 Report. Halaman 9-11.

Anda mungkin juga menyukai