Disusun oleh:
KELOMPOK 8 /THP-B
Masker clay
Masker Clay menyerap lemak dan kotoran dari kulit wajah. Masker wajah
biasanya tertinggal di wajah selama sekitar 10–25 menit, untuk memungkinkan
sebagian besar air menguap dan lapisan clay yang dihasilkan berkontraksi dan
mengeras, setelah itu clay dicuci (Viseras, dkk., 2007). Faktor utama yang
membentuk clay adalah mineral clay seperti bentonit dan kaolin. Mineral clay ini
akan mengeras dan membentuk massa padatan seiring dengan hilangnya air
karena penguapan. Kaolin digunakan sebagai pengental dan pelekat, dapat
menarik kelebihan minyak dan kotoran penyumbat pori-pori, mengadsorpsi
partikel kecil dengan mudah. Kaolin mencegah timbulnya jerawat, membersihkan
kulit wajah, melancarkan peredaran darah, serta membuat kulit halus dan lembut.
Sedangkan bentonit berkhasiat sebagai pelembut dengan menyerap kotoran dan
minyak berlebih serta mengangkat penyumbatan pori-pori. Bentonit memiliki
keunggulan sebagai absorben dengan tingkat plastisitas lebih tinggi dari kaolin
sehingga memberikan rasa kencang dan dan tidak mudah pecah ketika mengering
(Polumulo, 2015; WHO, 2005).
Ampas kopi
Ampas kopi adalah residu yang diperoleh selama proses penyeduhan
Merujuk pada residu kopi setelah digunakan (Cruz, dkk., 2012). Residu ampas
kopi masih mengandung sejumlah senyawa bioaktif tertentu seperti senyawa
fenolik, asam klorogenik, flavonoid, dan senyawa organik (yaitu asam lemak,
lignin, selulosa, hemiselulosa, dan polisakarida lain) yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber produk bernilai tambah (Camposvega, dkk., 2015; Acevedo, dkk.,
2013; Mussato, dkk., 2011). Kopi yang kaya akan kafein memiliki banyak khasiat
untuk kecantikan kulit. Bubuk hitam dari ampas pada minuman kopi dapat
digunakan sebagai masker, scrub, bahkan lulur seluruh tubuh. Ampas kopi ini
berkhasiat untuk menghilangkan bekas jerawat, noda hitam, dan flek. Butiran kopi
yang terasa kasar pada kulit dapat memperbaiki sel kulit yang rusak dan
mengangkat sel kulit mati sehingga tampak lebih cerah, dan juga dapat menjaga
kelembapan kulit.
2 gr Na
2 gr Na
lauril
metabisulfit +
50 ml sulfat
0,1 gr nipagin
aquades
25 ml
aquad Pengadukan
Bentonit Larutkan 25 ml Pengadukan
es aquades
1 gr
panas
34 gr
Pengadukan
kaolin + 2
gr gliserin Pencampuran
Phase 1 Phase 2
Ampas Pencampuran
kopi 15 gr
Masker clay
Acevedo F., Rubilar, M., Scheuermann, E., Cancino, B., Uquiche, E., Garces, M.,
Inostroza, K., Shene, C. (2013). Bioactive Compounds of Spent Coffee
Grounds, a Coffee Industrial Residue. Symposium on Agricultural and
Agroindustrial Waste Management III. Brazil. 1-4.
Cruz, R., Cardoso, M., M., Fernandes, L., Oliveira, M., Mendes, E., Baptista, P.,
Morais, S., Casal, S. (2012). Espresso Coffee Residues: A Valuable
Source Of Unextracted Compounds. Journal of Agricultural and Food
Chemistry. Halaman 7777-7782.
Mulyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: Elex
Media Komputindo. Halaman 137, 172-174.
Mussatto, S., Ballesteros, L., F., Martins, S., Teixeira, J., A. (2011). Extraction Of
Antioxidant Phenolic Compounds From Spent Coffee Grounds.
Separation and Purification Technology 83 (2) ;173-174.
Polumulo, N., I., R. (2015). Formulasi dan Evaluasi Sediaan Masker Ketimun
(Cucumis sativus L.) dengan Menggunakan Basis Kaolin dan Bentonit.
Skripsi. Program Studi S1 Farmasi. Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Halaman 3.
Viseras, C., Aguzzi, C., Cerezo, P., Lopez-Galindo, A. (2007). Uses Of Clay
Minerals In Semisolid Health Care And Therapeutic Products. Elsevier.
Halaman 47.