SANITIZER)
Disusun Oleh:
BAB 1. PENDAHULUAN
Kelas : Angiosspermae
Ordo : Monocotyledonae
Genus : Elaeis
1.3 Cangkang
1) Asap Cair
Asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil
pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin,
selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya yang melibatkan reaksi
dekomposisi karena pengaruh panas, polimerisasi dan kondensasi (Girarld , 1992).
Asap cair mengandung kelompok senyawa fungsional (asam, fenol dan
alkohol(metanol)) yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian aroma,
mikroorganisme, pengobatan dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan
jamur.
a) Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan
bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan
yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). metanol digunakan
sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif
bagi etanol industri (Anonim, 2019). Rumus kimia metanol :
b) Asam Asetat
c) Fenol
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari
gugus hidroksilnya.
Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat
dilarutkan dalam air. Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang
digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol
merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal
sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa
anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
2) Triclosan
4) Trietanolamin
5) Natrium metabisulfit
6) Aquadest
Aquadest merupakan pelarut yang bersifat netral dan tidak berbahaya sehingga
aman bila digunakan dalam bahan pangan. Aquades atau air yang telah disuling
memiliki kadar mineral sangat minim. Kelemahan dari aquadest adalah hanya
pada proses evaporasi ( penguapan ) yang lebih lama karena titik didihnya lebih
tinggi dibandingkan dengan pelarut lainnya (Guenter, 1987).
1. Alat
Alat yang digunakan untuk membuat hand sanitizer daun kelapa sawit
meliputi timbangan, pisau, beaker glass, gelas ukur, pipet volume, pengaduk,
penangas air, ko,por, kain saring, loyang, baskom.
2. Bahan
Cangkang Sawit
Pemanasan/ Pembakaran
Arang
Asap Cair
Campuran B
Aquadest
Pencampuran semua baham
+ Trietanolamin
+ minyak lavender
Hand sanitizer atau gel pembersih tangan ini juga dikenal dengan detergen
sintetik cair pembersih tangan yang merupakan sediaan pembersih yang dibuat dari
bahan aktif detergen sintetik dengan atau tanpa penambahan zat lain yang tidak
menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 1992). Di Negara berkembang, detergen
sintetik telah menggantikan sabun sebagai bahan kebersihan. Di Indonesia, syarat
mutu detergen sintetik cair pembersih tangan diatur berdasarkan
SNI-06-2588-1992 yang dapat dilihat dalam Tabel 1. berikut ini:
Efektivitas hand sanitizer ini dipengaruhi oleh faktor fisik kimia seperti waktu
kontak, suhu, konsentrasi, pH, kebersihan peralatan, kesadahan air, dan serangan
bakteri (Marriot, 1999). Sanitizer yang ideal menurut Marriot (1999), harus
memiliki beberapa hal seperti dibawah ini :
Sedangkan menurut (Rowe et al, 2005) sifat yang harus dimiliki gel pembersih
tangan yaitu :
1. Memiliki viskositas dan daya lekat yang tinggi da tidak mudah mengalir pada
permukaan kulit
2. Memiliki sifat tixotropi, sehingga mudah merata pada saat dioleskan
3. Memiliki derajat kejernihan yang tinggi (nilai estetika)
4. Tidak meniggalkan bekas atau hanya berupa lapisan tipis seperti film pada saat
dipakai
5. Mudah tercuci air
6. Daya lubrikasi yang tinggi
7. Memberikan rasa lembut dan sensasi dingin saat dipakai
Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit. 2018. Potensi Limbah Kelapa Sawit
Indonesia.https://www.bpdp.or.id/id/sawit-berkelanjutan/potensi-limbah-
kelapa-sawit-indonesia/. (07 September 2019).
Girard, JP. 1992. Smoking dalam Technology of Meat and Meat Product". Ellis
Horwood New York.
Pahan, Iyung. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Adi Cipta Karya.
Yogyakarta.
Prastianto, B. A. 2016. Studi efektivitas sediaan gel antiseptik tangan ekstrak daun
sirih (Piper betle Linn.).skripsi.Universitas Sanata Dharma.
Retnosari, Dewi Isadiartuti, 2006. Studi efektivitas sediaan gel antiseptik tangan
ekstrak daun sirih (Piper betle Linn). Majalah Farmasi Indonesia, 17(4),
163-169.
Rowe R.C., Sbeskey P.J., and Owen S.C., 2006. Handbook Of Pharmaceutical
Exipients. Pharmaceutical Press, American Pharmaceutical Association,
5th edition.
Sari, R dan Isadiartuti, D. 2006. Studi efektivitas sediaan gel antiseptik
tanganekstrak daun sirih (Piper betle Linn.).Dalam Majalah Formasi
Indonesia. Hal 3.