Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

1. Belakang Masalah

Bioetanol adalah etanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya
menggunakan proses fermentasi. Etanol atau etil alkohol C2H5OH berupa cairan bening tak
berwarna, terurai secara biologis, toksisitas rendah dan tidaak menimbulkan polusi udara yang
besar bila bocor. Etanol yang terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air. Etanol adalah
bahan bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam
bensin. Dengan mencampur etanol dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran bahan bakar
sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang (seperti
karbonmonoksida/CO).
Bioetanol dapat dibuat dari singkong. Singkong (Manihot Utilissima) sering juga
disebut sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer diseluruh
dunia, khususnya di negara-negara tropis. Di Indonesia, singkong memiliki arti ekonomi
terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain. Selain itu, kandungan pati dalam
singkong yang tinggi sekitar 25-300/0 sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif. Dengan
demikian, singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis yang merupakan sumber energi paling
murah sedunia. Potensi singkong di Indonesia sangat besar, maka dipilihlah singkong sebagai
bahan baku utama dalam pembuatan bioetanol.

1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bioetanol?
2. Apa rumus kimia dari bioetanol?
3. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia bioetanol?
4. Apa manfaat bioetanol?
5. Mengapa singkong sebagai bahan baku bioetanol?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sifat Fisik dan Kimia Etanol Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus
hydroksil (-OH) dengan 2 atom karbon (C). Spesies alkohol yang banyak digunakan adalah CH 3
CH2 OH2 yang disebut metil alkohol (metanol) C2H5OH yang diberi nama etil alkohol (etanol),
dan C3H7OH yang disebut isopropil alkohol (IPA) atau propanol-2. Dalam dunia perdagangan
yang disebut alkohol adalah etanol atau etil alkohol atau metil karbinol dengan rumus kimia
C2H5OH (Rama, 2008).
Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH
dengan titik didihnya 78,40C. Etanol memiliki sifat tidak berwarna, volatil dan dapat bercampur
dengan air (Kartika dkk., 1997).
Ada dua jenis etanol menurut Rama (2008), etanol sintetik sering disebut metanol
atau metil alkohol atau alkohol kayu, terbuat dari etilen, salah satu derivat minyak bumim atau
batu bara. Bahan ini diperoleh dari sintesis kimia yang disebut dihidrasi, sedangkan bioetanol
direkayasa dari biomassa (tanaman) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi). Mengingat
pemanfaatan bioetanol/etanol beraneka ragam, sehingga grade etanol yang dimanfaatkan harus
berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk etanol yang mempunyai grade 90-96,50/0 dapat
digunakan pada industri, sedangkan etanol yang mempunyai grade 96-99,50/0 dapat digunakan
sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi. Besarnya grade etanol yang
dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan sebesar 99,5-1000/0. Perbedaan
besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa)
larut air (Indyah, 2007).

BAB III
PEMBAHASAN

1. Pengertian Bioetanol
Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan)
disamping Biodiesel. Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang
dilanjutkan dengan proses destilasi. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang
memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengganti premium, terdapat alternatif
gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol.
Bioetanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin,
namun juga mampu menurunkan emisi CO2. Dalam hal prestasi mobil, bioetanol dan gasohol
(kombinasi bioetanol dan bensin) tidak kalah dengan bensin. Pada dasarnya pembakaran bioetanol
tidak menciptakan CO2 netto ke lingkungan karena zat yang sama diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman sabagai bahan baku bioetanol. Bioetanol bisa didapat dari tanaman seperti tebu, jagung,
gandum, singkong, padi, lobak, gandum hitam.
Supply sebagai pencampur minyak fosil beberapa tahun belakangan ini
menandakan dimulainya bahan bakar hijau (green transport fuels). Produk minyak yang sangat
ramah lingkungan ini lebih populer disebut dengan gasohol. Gasohol diharapkan mampu
menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan meningkatkan kesejahteraan jutaan petani yang
menanam tanaman untuk bahan baku etanol.

2. Rumus Kimia Bioetanol/Etanol


Etanol adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,
dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini
merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer
modern. Etanol adalah obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk dalam alkohol rantai
tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan “Et” merupakan
singkatan dari gugus etil (C2H5).
3. Sifat Fisika Dan Sifat Kimia Bioetanol
a. Sifat Fisika Bioetanol
 Berbentuk cair
 Tidak berwarna
 Mudah terbakar
 Larut dalam air dan pelarut organik lainnya (meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon
tetraklorida, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena).
 Larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana.
 Larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.
b. Sifat Kimia Bioetanol
 Memiliki titik didih 78,40c dan titik leleh -114,30c
 Densitasnya 0,789 g/cm3
 Dan memiliki tingkat keasaman 15,9.

4. Manfaat Bioetanol
Manfaat bioetanol sendiri dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan karena memiliki bilangan oktan yang cukup tinggi, selain itu
juga bioetanol dijadikan sebagai bahan baku beralkohol. Adapun manfaat bioetanol yang lainnya
adalah:
 Sebagai bahan bakar kendaraan
 Sebagai bahan dasar minuman beralkohol
 Sebagai bahan kimia dasar senyawa organik
 Sebagai bahan bakar roket
 Sebagai antiseptik
 Sebagai antidote beberapa racun
 Sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat.

5. Singkong Sebagai Bahan Baku Bioetanol


Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon
tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphobiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai
makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Memiliki nama latin manihot
utilissima. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah
2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan walaupun
ditempatkan di lemari pendingin. Kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat
terbentuknya asam sianaida yang bersifat racun bagi manusia. Umbi singkong merupakan sumber
energi yang kaya karbohidrat namun miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat
pada daun singkong karena mengandung asam aminometionin.
Bioetanol dapat dibuat dari singkong. Singkong (Manihot Utilissima) sering juga
disebut sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer diseluruh
dunia, khususnya di negara-negara tropis. Di Indonesia, singkong memiliki arti ekonomi
terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain. Selain itu, kandungan pati dalam
singkong yang tinggi sekitar 25-300/0 sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif. Dengan
demikian, singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis yang merupakan sumber energi paling
murah sedunia. Potensi singkong di Indonesia sangat besar, maka dipilihlah singkong sebagai
bahan baku utama dalam pembuatan bioetanol.
Singkong karet merupakan salah satu jenis singkong pohon yang mengandung
senyawa beracun, yaitu asam sianida (HCN), sehingga tidak diperdagangkan dan dimanfaatkan
oleh masyarakat. Singkong karet (singkong gajah) kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh
masyarakat karena beracun, oleh karena itu sangat tepat sekali jenis singkong ini digunakan
sebagai bahan baku bioetanol.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa singkong yang jarang dimanfaatkan
oleh masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan baku bioetanol. Bioetanol adalah etanol yang
diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati. Etanol atau etil alkohol
C2H5OH, merupakan cairan yang tidak berwarna, larut dalam air, eter, aseton, benzena, dan semua
pelarut organik, serta memiliki bau khas alkohol. Bioetanol dapat diperoleh dengan cara
memfermentasi singkong. Manfaat bioetanol dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai bahan
bakar yang ramah lingkungan.

4.2 Saran
Penulis harus mengakui bahwa penguraian masalah tentang bioetanol ini belum
mencakup keseluruhan permasalahan yang perlu diperhatikan dengan baik. Tulisan ini memang
tidak dimaksudkan untuk dijadikan buku pegangan bagi pengetahuan tentang bioetanol,
melainkan untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Kimia Dasar 1. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai