Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA INDUSTRI

ETANOL (ALKOHOL)

LOGO BOSOWA

Disusun Oleh:

Kevin Dwi Manggala

(123345678)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ethanol dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan hidrokarbon tinggi


ethanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun
bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan
dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas.
Bahan ini dapat memabukkan jika diminum bila dalam minuman beralkohol atau
arak, selain digunakan di dalam arak, etanol juga digunakan sebagai bahan api
menggantikan gasolin , Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul
etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris CH6O. Etanol merupakan senyawa yang
sering digunakan dalam industri kimia antara lain sebagai pelarut (40%), untuk
membuat asetaldehid (36%), eter, glikol eter, etil asetat dan kloral (9%). Kebutuhan
akan etanol semakin bertambah seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar
minyak bumi.

Negara yang secara luas telah menggunakan etanol sebagai bahan bakar adalah
Brasil. Negara tersebut memproduksi etanol dari tetes tebu dengan proses
fermentasi. Beberapa komoditas pertanian yang mengandung karbohidrat seperti
gula sederhana, pati dan selulosa (seperti rumput, kayu pohon, jerami) merupakan
sumber energi penting untuk fermentasi etanol. Sumber karbohidrat tersebut dapat
diperoleh dari kultivasi tanaman sumber energi, tanaman potensial yang tumbuh
secara alami, maupun limbah hasil pertanian. Untuk fermentasi etanol perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan dipilih. Bahan yang
mengandung gula memerlukan teknologi sederhana, bahan berpati juga melalui
penerapan teknologi sederhana yang telah dikembangkan, sedangkan untuk bahan
berselulosa memerlukan proses biokonversi yang lebih kompleks. Komoditas hasil
pertanian mengandung bahan berpati yang lazim dipakai untuk fermentasi etanol
misalnya serelia dan umbi-umbian. Golongan umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi
jalar dan kentang telah banyak diteliti sebagai bahan pembuatan etanol.

BAB II

3
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Etanol

Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk
dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik
yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman
beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik. Etanol
dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang
mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan
etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali
pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol
hasil distilasi melalui arang. Lovoiser menggambarkan bahwa etanol adalah
senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen.

Pada tahun 1808 Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh
tahun kemudian (1858), Couper menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan
demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan
rumus bangunnya. Rekaman sejarah penggunaan alkohol sebagai behan bakar
kendaraan dimulai dari Samuel Morey pada tahun 1826 mengembangkan mesin
dengan bahan bakar alkohol dan terpentin. Nicholas Otto pada tahun 1860,
mempergunakan alkohol sebagai salah satu bahan bakar mesin. Pak Otto dikenal
baik dengan pengembangan mesin pembakaran internal (Otto Cycles) di tahun
1876. Pada tahun 1908 Henry Ford memproduksi model T dimana mobil dapat
mempergunakan bahan bakar alkohol atau bensin, atau kombinasi dari keduanya.
Empat negara telah mengembangkan program etanol secara nyata yaitu Brasil,
AS, China dan Kolumbia. Etanol dapat diproduksi dari berbagai bahan makanan
seperti gula, beet, sorgum, singkong, ubi, rumput, gandum, hemp, knaf, kentang,
jagung, kayu, kertas, sampah selulosa ,dsb. Langkah produksi etanol adalah
pemurnian pati, pencairan dan pembentukan gula (hidrolisis), fermentasi,
distilasi, dehidrasi, denaturasi jika diperlukan. Selama fermentasi glukosa atau
gula diubah menjadi alkohol dan gas CO 2 sebagai berikut:
C6H12O6 → 2CH3CH2OH + 2CO2

2.2. Sifat-Sifat Etanol

a. Sifat Fisik Etanol


Etanol adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dan sedikit berbau.
Etanol terbakar dengan api biru tanpa asap yang tidak selalu terlihat dalam
cahaya normal. Sifat fisik etanol berasal dari kelompok hidroksil. Gugus
hidroksil etanol dapat ikut dalam ikatan hidrogen.

b. Sifat Pelarut Etanol


Etanol adalah pelarut serbaguna karena dapat larut dengan air dan dengan
banyak jenis pelarut organik termasuk asam asetat, aseton, benzena, karbon

4
tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridin,
dan toluena. Etanol juga dapat larut dengan hidrokarbon alifatik ringan seperti
pentana dan heksana serta dengan klorida alifatik seperti trikloroetan dan
tetrakloroetil.

c. Sifat Mudah Terbakar Etanol


40% larutan etanol dalam air akan terbakar jika dipanaskan sampai sekitar 26
°C. Titik nyala etanol murni adalah 16,60 °C, kurang dari rata-rata suhu
kamar. Minuman beralkohol yang memiliki konsentrasi etanol rendah dapat
terbakar jika terkena api atau percikan listrik. Titik nyala anggur biasa yang
mengandung 12,5% etanol adalah sekitar 52 °C. Efek wajan yang terbakar
pada saat koki memasak disebut Flambé.

2.3. Pembuatan Etanol

Etanol dapat dibuat dengan beberapa cara sebagai berikut:


Etanol untuk konsumsi umumnya dihasilkan dengan proses fermentasi atau
peragian C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 311,2 Kkal
bahan makanan yang mengandung pati atau karbohidrat, seperti beras, dan umbi.
Alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi biasanya berkadar rendah. Untuk
mendapatkan alkohol dengan kadar yang lebih tinggi diperlukan proses
pemurnian melalui penyulingan atau distilasi. Etanol untuk keperluan industri
dalam skala lebih besar dihasilkan dari fermentasi tetes, yaitu hasil samping
dalam industri gula tebu atau gula bit. Bahan bakar etanol diproduksi dari sari
tanaman tebu akan lebih mudah dibanding dengan fermentasi karbohidrat dari
jagung. Selain itu tebu juga lebih mudah ditanam, dapat menghasilkan gula dan
ampasnya dipergunakan untuk menghasilkan enerji listrik. Tanaman tebu dapat
dipanen secara manual ataupun mekanis dan dapat di transportasi keberbagai
daerah. Di kilang, tebu digiling ditekan dengan silinder berputar untuk
memperoleh sari cairan manis dan menyisakan residu berserat atau bagas. Cairan
manis dapat langsung difermentasi oleh ragi yang akan memecah gula menjadi
gas CO2 dan etanol. Campuran air etanol di distilasi atau dipanaskan diuapkan
untuk memperoleh etanol atau alkohol dengan kandungan air 5%. Alkohol ini
sudah dapat dijual untuk bahan bakar mobil. Namun jika dikehendaki sebagai
aditif dengan menambakan 10% kedalam bensin (gasohol), maka alkohol perlu
dimurnikan hingga 100%. Pemurnian hingga 100% dapat dilakukan dengan
absorbsi.

Melalui sintesa kimia melalui antara reaksi gas etilen dan uap air dengan asam
sebagai katalis. Katalis yang dipakai misalnya asam fosfat. Asam sulfat dapat
juga dipakai sebagai katalis, namun dewasa ini sudah jarang dipakai.

2.4. Kegunaan Lain Etanol

5
a. Penggunaan pelarut campuran minuman (intoxicant).
b. Sintesa bahan kimia lain.
c. Antiseptik topical etanol boleh digunakan sebagai pembasmi kuman (70%
hingga 85% etanol).
d. Penggunaan etanol terbesar adalah sebagai bahan bakar kendaraan bermotor,
bahan bakar roket, pesawat, pembangkit listrik, dan lain-lain. Bahan bakar
etanol tidak menimbulkan asap sehingga dapat digunakan untuk membuat
tungku penghangat di dalam ruangan. Etanol juga menghasilkan sedikit
karbon dioksida dan menggunakan sedikit oksigen.
e. Etanol telah digunakan secara luas sebagai pelarut zat aroma, perasa,
pewarna, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol menjadi pelarut dan bahan
baku untuk melakukan sintesis.
f. Etanol juga digunakan sebagai antiseptik dan sabun cuci tangan antibakteri
karena dapat membunuh organisme mikro dengan cara memisahkan lemak
dan proteinnya. Antiseptik ini efektif untuk membunuh sebagian besar
bakteri, jamur, dan beberapa jenis virus. Namun tidak efektif untuk
memusnahkan spora bakteri.

2.5. Reaksi Etanol

Etanol diklasifikasi sebagai sebuah alkohol primer yang berarti bahwa karbon
hidroksil yang melekat setidaknya memiliki dua atom hidrogen yang melekat
padanya juga. Banyak reaksi etanol yang terjadi pada gugus hidroksil.

a) Pembentuk Ester
Dengan adanya katalis asam, etanol bereaksi dengan asam karboksilat untuk
menghasilkan etil ester dan air dengan reaksi:

RCOOH + HOCH2CH3 → RCOOCH2CH3 + H2O

Reaksi yang dilakukan pada industri skala besar ini memerlukan


penghapusan air dari campuran reaksi setelah dibentuk. Ester bereaksi
dengan asam atau bahasa untuk mengembalikan alkohol dan garam.
b) Dehidrasi Etanol
Asam kuat menyebabkan terjadinya dehidrasi parsial etanol. Jika suhu
dehidrasi melebihi sekitar 160 °C, dehidrasi penuh akan terjadi dan etilen
menjadi produk utamanya.

CH3CH2OH → H2C=CH2 + H2O (above 160 °C)

c) Pembakaran Etanol
Pembakaran sempurna etanol menghasilkan karbon dioksida dan air dengan
reaksi:

C2H5OH (l) + 3 O2 (g) → 2 CO2 (g) + 3 H2O (liq); −ΔHc = 1371 kJ/mol =
29.8 kJ/g = 327 kcal/mol = 7.1 kcal/g

6
C2H5OH (l) + 3 O2 (g) → 2 CO2 (g) + 3 H2O (g); −ΔHc = 1236 kJ/mol = 26.8
kJ/g = 295.4 kcal/mol = 6.41 kcal/g
d) Kimia Asam Basa
Etanol adalah molekul detral dengan pH larutan etanol dalam air hampir 7.
Etanol dapat dikonversi menjadi basa konjugasi melalui reaksi dengan logam
alkali seperti natrium hidrida:

2 CH3CH2OH + 2 Na → 2 CH3CH2ONa + H2

Atau dengan yang lebih kuat seperti natrium hidrida:

CH3CH2OH + NaH → CH3CH2ONa + H2


e) Halogenasi
Etanol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan etil halida seperti etil
klorida dan etil bromida melalui reaksi SN2:

CH3CH2OH + HCl → CH3CH2Cl + H2O


f) Oksidasi
Etanol dapat dioksidasi menjadi asetildehida dan selanjutnya dioksidasi
menjadi asam asetat bergantung pada reaktan dan kondisi. Oksidasi
semacam ini tidak diperlukan dalam industri, tetapi di dalam tubuh manusia,
reaksi oksidasi ini dikatalisis oleh hati. Produk hasil oksidasi etanol yaitu
asam asetat, merupakan zat nutrisi bagi manusia dan menjadi asetil KoA
yang dapat dijadikan energi.

2.6 Keuntungan

Pada umumnya alkohol ditambahkan dalam bensin sebanyak 10% atau dikenal
dengan E10. Maksud penambahan pada mulanya untuk mengurangi emisi gas
CO dan sedikit meningkatkan nilai oktan. Angka oktan yang tinggi secara
langsung akan meningkatkan efisiensi kerja mesin modern. Keuntungan lain
penggunaan ethanol sebagai bahan bakar adalah rendahnya emisi gas berbahaya
hasil pembakaran daripada pembakaran buang bensin.Aditif MTBE pada
mulanya dipergunakan untuk meningkatkan nilai oktan, namun saat ini dilarang
dipergunakan. MTBE dapat dideteksi dan menyebabkan pencemaran pada air
tanah sehingga alkohol merupakan alternatif yang menarik untuk mengurangi
emisi gas CO.

Alkohol merupakan bahan bakar yang bersih, hasil pembakaran menghasilkan


CO2 dan H2O. Penambahan bahan yang mengandung oksigen pada sistem
bahan bakar akan mengurangi emisi gas CO yang sangat beracun dari sisa
pembakaran. Penggunaan alkohol murni dibanding dengan bensin secra umum
akan mengurangi kadar CO2 hingga 13% karena merupakan hasil dari pertanian
E10 dapat langsung dipergunakan pada mobil tanpa banyak perubahan.
Campuran E85 dengan etanol 85% besin 15%, dipergunakan untuk mobil

7
khusus.

2.7 Kelemahan

Seperti diketahui produk pertanian memerlukan gas CO2 untuk


metabolismenya. Penggunaan alkohol bukan tanpa problem pada lingkungan
hidup, dimana VOC atau komponen bahan organik mudah menguap meningkat,
kebutuhan lahan pertanian dikhawatirkan akan mengurangi jumlah hutan dan
tentunya akan bersaing dengan kebutuhan makanan. Etanol untuk dipergunakan
sebagai bahan harus dimurnikan dari air. Cara lama dilakukan dengan destilasi
tetapi kemurnian hanya sampai 96% karena adanya peristiwa azeotrop antara
campuran alkohol dan air. Tidak mungkin memperoleh alkohol murni dengan
cara ini maka dipergunakan absorbsi fisik atau molecular sieve. Minyak, etanol
cenderung mengabsorb air dan air terpisah dalam tangki. Selain itu enerji
menjadi berkurang atau jumlah bahan bakar bertambah, karena etanol telah
mengandung oksigen. Jumlah bensin 15% diperlukan karena etanol kurang
mudah menguap sehingga pada suhu dingin kesulitan untuk menyalakan mesin.
Keluhan dari pengguna bensin-etanol adalah: sering harus menguras air dari
tangki alkohol yang ditambahkan harus bebas dari kandungan air untuk
melindungi mesin mobil dari korosi dan kerusakan bahan packing dari polimer.

KESIMPULAN

8
1. Etanol dapat dihasilkan dari tumbuhan yang mengandung karbohidrat.
2. Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil dengan
rumus C2H5OH yang menpunyai sifat-sifat tak berwarna mudah menguap
berbau khas mudah terbakar larut dalam air, titik didih 78,342 oC. Densitas
0,7893 gr/Lt.
3. Proses pembutan alkohol dengan cara fermentasi tetes ( maltose) dengan bakteri
saccharomyces cerefisiae dan H2SO4 menghasilkan C2H5OH murni 95%.
4. Ethanol banyak digunakan untuk pelarut, antiseptik, insektisida, bahan bakar,
dan lain-lain.
5. Kebutuhan ethanol dalam negri cukup besar sehingga untuk mencukupinya
harus mengimport dari luar negeri , ini membuka peluang baru untuk
merangsang peetumbuhan ekonomi.
6. Etanol dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis dan fermentasi.

DAFTAR PUSTAKA

9
Anonim.2014.http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/12/etanol-artikel-
lengkap.html.Diakses pada 15 Desember 2015 pukul 20.00 WIB.

Anonim. 2006. Etanol. http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol. [ diakses 15 Desember 2015]

Faisal Assegaf. 2009. Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa Paradisiacal)
Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Enzimatis. (lomba karya tulis).

Lily Surayya Eka Putri, Dede Sukandar. 2008. Konversi Pati Ganyong (Canna edulis
Ker.) Menjadi Bioetanol melalui Hidrolisis Asam dan Fermentasi. Volume 9,
Nomor 2 Halaman: 112-116
Misri,Gozan, Muhammad Samsuri, Fani Siti H., Bambang P dan M. Nasikin, 2007.
Sakarifikasi Dan Fermentasi Bagas Menjadi Ethanol Menggunakan Enzim
Selulase Dan Enzim Sellobiase. Jurnal Teknologi. Edisi 3. Halaman 20-215.

M,Samsuri, M. Gozan, R. Mardias, M. Baiquni, H. Hermansyah1, A. Wijanarko, B.


Prasetya, dan M. Nasikin. 2007. Pemanfaatan Sellulosa Bagas Untuk Produksi
Ethanol Melalui Sakarifikasi Dan Fermentasi Serentak Dengan Enzim Xylanase.
Makara Teknologi. Vol II (1). Halaman 17-24.

Putra,A.E , Surya Rosa Putra. 2006. Produksi Etanol Menggunakan Saccharomyces


Cerevisiae Yang Diamobilisasi Dengan Agar Batang. Akta Kimindo Vol. 1 No. 2
halaman 105-114.

Ratna Putri Puspita Sari. 2009. Pembuatan Etanol Dari Nira Sorgum Dengan Proses
Fermentasi. Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009.

Slametryadi, I Ketut.1996. Pemanfaatan Limbah Bonggol Pisang Sebagai Bahan Baku


Pembuatan Etanol. Jurusan Pendidikan MIPA.Universitas Tadulako.

10

Anda mungkin juga menyukai