Anda di halaman 1dari 25

PENYULINGAN

BIOETANOL
NESTI JETMAIRA
15 01 033
B/1
Pengertian Bioetanol
Senyawa golongan alkohol dan merupakan senyawa
organik yang terdiri dari unsur oksigen, karbon dan
hidrogen
diproduksi dari bahan baku nabati dengan proses
fermentasi
Bahan baku nabati tersebut dapat berupa glukosa,
pati dan serat selulosa
(Bio)Etanol sering ditulis dengan rumus
EtOH. Rumus molekul etanol adalah
C2H5OH
atau rumus empiris C2H6O atau rumus
bangunnya CH3-CH2-OH.

(Bio)Etanol merupakan bagian dari


kelompok metil (CH3-) yang terangkai pada
kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai
dengan kelompok hidroksil (-OH). Secara
umum akronim dari (Bio)Etanol adalah
EtOH
(Ethyl-(OH)
Bioetanol saat ini yang diproduksi
umumnya berasal dari etanol
generasi pertama, yaitu etanol
yang dibuat dari gula (tebu,
molases) atau pati-patian
(jagung, singkong, dll). Bahan-
bahan tersebut
adalah bahan pangan
Bioetanol telah digunakan manusia
sejak zaman pra sejarah
sebagaibahan pemabuk dalam
minuman beralkohol
Campuran bioetanol yang mendekati
kemurnian untuk pertama kali
ditemukan oleh kimiawan muslim
Pemanfaatan energi alternatif sedang digalakkan guna
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak
(BBM) di mana salah satunya adalah pemanfaatan bioetanol.
Bioetanol berasal dari fermentasi jagung, sagu, pepaya, nira
tebu, nenas dan sejenisnya. Bioetanol dapat digunakan
untuk pelarut. Kandungan dalam bioetanol adalah etanol
(alkohol) yang sifatnya mudah menguap. Alkohol berupa
larutan jernih tak berwarna, beraroma khas yang dapat
diterima, berfasa cair pada temperatur kamar, dan mudah
terbakar. Etanol dikategorikan dalam dua kelompok yaitu
etanol berhidrat (etanol 95-96 %) dan etanol unhidrat (etanol
> 99,6 %). Etanol kelompok kedua adalah etanol yang
digunakan sebagai bahan bakar dan disebut fuel grade
ethanol (FGE) (Zubaidah, 2010).
Produksi bioetanol dari tanaman yang
mengandung glukosa yang selanjutnya dilakukan
proses fermentasi atau peragian dengan
menambahkan yeast atau ragi sehingga diperoleh
bioetanol sebagai sumber energi. Menurut Fitriani
(2012) pembuatan bioetanol dari sari kulit nanas
dipengaruhi oleh jenis ragi dan jumlah ragi yang
dipakai, fermentasi menggunakan ragi roti dapat
menghasilkan kadar bioetanol yang lebih tinggi
daripada penggunaan ragi tape.
Etanol sintesis, sering disebut
metanol atau metil alkohol atau
alkohol kayu terbuat dari etilen, salah
satu derivat minyak bumi atau batu
bara. Bahan ini diperoleh dari proses
sintesa kimia yang disebut hidrasi,
sedangkan bioetanol direkayasa dari
biomassa (tanaman) melalui proses
biologi (enzimatik dan fermentasi).
Bahan baku bioetanol sebagai berikut:
Bahan berpati, berupa singkong, ubi jalar, tepung sagu, biji jagung,
biji sorgum, gandum, kentang, ganyong, garut, ubi dahlia, dan
lain-lain.
Bahan bergula, berupa molases (tetes tebu), nira tebu, nira kelapa,
nira batang sorgum manis, nira aren (enau), nira nipah, gewang,
nira lontar, dan lain-lain.
Bahan berselulosa, berupa limbah logging, limbah pertanian,
seperti jerami padi, ampas tebu, janggel (tongkol) jagung, onggok
(limbah tapioka), batang pisang, serbuk gergaji (gerajen) dan lain
lain.
Fermentasi adalah suatu proses
perubahan kimia pada substar organik, baik
karbohidrat, protein, lemak atau lainnya
melalui kegiatan enzim atau mikroba spesifik
(Prescott dan Dunn,1981). Ada berbagai
macam fermentasi tergantung dari hasil akhir
fermentasi tersebut. Salah satu fermentasi yang
telah berumur ribuan tahun adalah fermentasi
alkohol (etanol). Fermentasi etanol telah
dilakukan sejak ribuan tahun lalu untuk
menghasilkan minuman arak, bir dan tuak.
Bahan baku yang digunakan adalah anggur dan
juga gandum.
Arah pengembangan bioetanol mulai
berubah generasi kedua, yaitu limbah
peraztanian yang mengandung selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Selulosa
merupakan
karbohidrat utama yang di sintesis oleh
tanaman dan menempati hampir 60%
komponen penyusun struktur tanaman.
Pengertian Penyulingan
Distilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan larutan berdasarkan
perbedaan titik didih. Titik didih etanol
murni adalah 780C. Proses distilasi akan
meningkatkan kandungan etanol hingga
95%. Sisa air yang masih ada dihilangkan
dengan proses dehidrasi hingga kandungan
etanol mencapai 99,5%
METODE PENYULINGAN
BIOETANOL
PENYULINGAN
BIOETANOL DENGAN
PENYULINGAN
FRAKSINASI
Dilakukan dengan sistem refluks parsial, dimana
luas
permukaan dalam kolom fraksinasi
memungkinkan terjadinya
keseimbangan uap-cair
Senyawa yang berada pada puncak kolom adalah
senyawa
paling volatil/titik didih paling rendah
PENYULINGAN BIOETANOL
DENGAN PIROLISIS DAN
DESTILASI SEDERHANA
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik
melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen
atau reagen lainnya, di mana material mentah
akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi
fase gas
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode
pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
PENYULINGAN BIOETANOL
DENGAN DESTILASI
SEDERHANA
Temperatur diatur 79 80 oC
Proses dilakukan 1- 1.5 jam
Menggunakan labu didih
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih
rendah akan menguap lebih dulu.
Contoh bahan bahan dapat
dibuat bioetanol:

1.Nira
2.Singkong
3.Beras
4.Jagung
5.Kelapa
Pembuatan bioetanol ini dilakukan dengan cara
mendestilasi air tape. Distilasi atau penyulingan
merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan jga
sebagai teknik pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran
zat dididihkan dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan mengua lebih dulu.
Bioetanol adalah etanol yang berasal
dari sumber hayati. Bioetanol bersumber
dari gula sederhana, pati dan selulosa.
Setelah
melalui proses fermentasi
dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa
organik yang terdiri dari karbon, hydrogen
dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai
turunan senyawa hidrokarbon OH. Etanol merupakan zat
cair, tidak
berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar
dan menguap, dapat bercampur dalam air
dengan segala perbandingan. Bahan baku
untuk memproduksi bioetanol berasal dari
bahan yang mengandung glukosa, berpati,
dan bahan yang berselulosa

Anda mungkin juga menyukai