Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGOLAHAN TBS MENJADI CPO


Modul : DIGESTER

Disusun Oleh :

NESTI JETMAIRA 15 01 033

Laboratorium Oleokimia I
Teknik Kimia
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia
Politeknik Teknologi Kimia Industri
Medan 2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa atas berkat dan
rahmatnya lah kami dari kelompok IX dapat menyelesaikan makalah mengenai
ERGONOMI tepat pada waktunya.

Dimakalah ini kami akan membahas mengenai ERGONOMI baik dari pengertian,
tujuan,konsep,penerapan, dan kapasitas. Makalah ini diharapkan dapat membantu
pembelajaran di bangku perkuliahan khususnya dijurusan Teknik Kimia dan sebagai bahan
acuan dalam mata kuliah Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Disini kami dari kelompok VII membuka saran dan kritik yang sangat membangun
bilamana makalah ini masih ada kekurangan disegala aspeknya. Kritik dan saran yang
membangun tersebut dapat menjadi dukungan tersendiri untuk kami agar dapat memperbaiki
makalah ini lebih baik lagi serta dapat membuat makalah yang lebih sempurna dikemudian
hari. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 26 April 2017

Kelompok VII
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Setiap kerja yang tidak ergonomi dalam suatu perusahaan sering kali kurang
mendapat peerhatian dan dianggap sepele oleh para pihak manajemen atau pengelola sumber
daya manusia di perusahaan tersebut. Sebagai contoh antara lain dalah pada cara, sikap, dan
posisi kerja yang tidak benar, fasilitas kerja yang tidak sesusai, dan faktor liingkungan kerja
yang kurang mendukung. Hal ini secara sadar atau tidak akan berpegaruh terhadap
produktivitas, efisiensi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan.

Lingkungan kerja adalah tempat dimana proses berlangsungnya seseorang melakukan


aktivitas kerja. Hal ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat duduk, bentuk
kursi, berbagai macam alat perlengkapan yang tersedia. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu
sistematis untuk memenfaatkaninformasi - informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan
manusia untukmerancang sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam
sistemyang baik, efektif, aman dan nyaman.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui Apa definisi Ergonomi


2. Untuk mengetahui Sejarah Ergonomi
3. Untuk mengetahui Ruang lingkup Ergonomi
4. Untuk mengetahui Tujuan dan Prinsip Ergonomi
5. Untuk mengetahui Bidang studi Ergonomi
6. Untuk mengetahui Penerapan ergonom
Bab II

Isi
2.1. Defenisi dan Tujuan Ergonomi

Ergon adalah kerja, nomos adalah aturan , ergonomi adalah aturan/tatacara dalam
bekerja (secara harfiah). Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik
maaupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar
tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan
kebutuhan tubuh manusia.

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalu upaya pencegahan cedera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental mengupayakan promosi dan
kepuasaan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peniingkatan kualitas kontarak sosial,


mengelola dan mengkoordinasi kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial baik
selama kurun waktu dan usia produktif maupun secara tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis,
antropoogis, dan budaya dari setiap sistim kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas
kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

2.2 Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi

Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dan kapasitas kerja harus selalu
dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi. Dalam Kata lain,
tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu
berlebihan (overload). Karena keduanya baik underload maupun overload akan menyebabkan
stress. Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Work capacity : personal capacity, fisiological capacity, psicological capacity,
biomechanical capacity

2. Task demand : material characteristics, task/work place characteristics, organizational


characteristics, Environmental characteristics

3. Performance ditentukan oleh kapasitas kerja/kemampuan kerja dan tuntutan tugas

2.3 Kapasitas Kerja

Untuk mencapai tujuan ergonomi seperti yang telah dikemukakan, maka perlu
kseserasiaan antara pekerja dan pekerjaannya, sehingga manusia pekrja dapat bekerja sesuai
dengan kemampuan, kebolehan, dan keterbatasannya.

Secara umum kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia ditentukan oleh :

1. Umur

Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas tertentu dan
mencapai puncaknya pada umur 25 tahun pada umu 50 60 tahun kekuatan otot menurun
sebesar 25 %, kemampuan sensoris-motoris menurun sebanyak 60 %. Dengan demikian
pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan pekerjaan seseorang.

2. Jenis Kelamin

Secara umum wanita hanya memppunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampan fisik atau
kekuatan otot laki-laki, tetapi dalam hal tertentu waniita lebih teliti dari lkai-laki. Wanita
lebih tahan terhadap suhu dingin dari pada suhu panas. Maka harus dipastikan pembagian
tugas antara pria dan wanita harus sesuai dengan kebolehan dan kemampuan dan keterbatasan
masing-masing.

Jenis Kegiatan

KERJA L (55KG) W (47 KG)

RINGAN 2400 KKAL 1900 KKAL

SEDANG 2800 KKAL 2200 KKAL

BERAT 3900 KKAL 3100 KKAL

3. Ras

Tiap suku bangsa mempunyai reputasi tersendiri pada jenis pekerjaan yg cocok
dikarenakan perubahan yg terjadi secara evolusioner dan akhirnya bersifat heriditair.
4. Antropometri

Data ini sangat penting untuk dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya.
Kesesuaian antropometri dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja,
tingkat kelelahan, kemampuan kerja, dan produktivitas kerja.

5. Status Kesehatan dan Gizi

Berhubungan erat satu sama lainnya dan berpengaruh pada produktivitas dan
effisiensi kerja. Dalam melakukan pekerjaan tubuh memerlukan energi, apabila kekurangan
baik secara kualitatif maupun kuaantitatif kapasitas kerja akan terganggu.

6. Kesegaran Jasmani

Kesanggupan atau kemampuan diri dari tubuh manusia unttuk melakukan


penyesesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang dihaadaapi tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti dan masih memeliki kapasitas cadangan untuk melakukan aktiivitas
berikutnya.

Kesegaran jasmani dapat dipelihara dgn meningkatkan kemampuan otot dan


kecepatan dengan cara latihan dan olah raga secara teratur menyebabkan performa kerja dan
ketahanan kerja akan lebih baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja :

1. Faktor internal : faktor somatis dan psikis

2. Faktor eksternal

Tugas yang bersifat fisik : beban yang diangkat/diangkut, sikap kerja, alat dan sarana
kerja, kondisi/medan kerja.

Tugas yang bersifat psikis : tingkat kesulitan, tanggung jawab.

Organisasi kerja : lamanya waktu kerja, kerja bergilir, sistem pengupahan, sistem
kerja, istirahat, sistem pelimpahan tugas/wewenang

Beban kerja berdasarkan kebutuhan kalori(Kepmenaker No.51 th1999)

Beban kerja ringan : 100-200 Kkal/jam

Beban kerja sedang : >200-350 Kkal/jam

Beban kerja berat : >350-500 Kkal/jam

2.4 Penerapan Ergonomi


Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja. Penerapan ergonomi
antara lain dapat dilakukan pada posisi kerja, proses kerja, tata letak tempat kerja, dan cara
mengangkat beban.

a. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi
tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
b. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja
dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat
dan timur.
c. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
d. Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yaitu, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang
punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

1. Menjinjing Beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sebagai berikut:
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg

2. Organisasi Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan
mengangkat tidak Terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.

3. Metode Mengangkat Beban


Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik
Dari Pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua
prinsip:
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat
badan.

Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :


- Posisi kaki yang benar
- Punggung kuat dan kekar
- Posisi lengan dekat dengan tubuh
- Mengangkat dengan benar
- Menggunakan berat badan

4. Supervisi Medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan bebankerjanya.
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan.
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan
yang sudah berumur.
Bab III
Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman
K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait
dalam pembinaannya.

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB II Fix
    BAB II Fix
    Dokumen32 halaman
    BAB II Fix
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Tugas Utilitas
    Tugas Utilitas
    Dokumen12 halaman
    Tugas Utilitas
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
    Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
    Dokumen70 halaman
    Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Makalah Nesti VFA Limbah
    Makalah Nesti VFA Limbah
    Dokumen13 halaman
    Makalah Nesti VFA Limbah
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Penyulingan Bioetanol
    Penyulingan Bioetanol
    Dokumen25 halaman
    Penyulingan Bioetanol
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Peristiwa G30SPKI ... C
    Peristiwa G30SPKI ... C
    Dokumen8 halaman
    Peristiwa G30SPKI ... C
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Cone and Plate Viskometer
    Cone and Plate Viskometer
    Dokumen1 halaman
    Cone and Plate Viskometer
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Peroksida
    Peroksida
    Dokumen1 halaman
    Peroksida
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Peroksida
    Peroksida
    Dokumen1 halaman
    Peroksida
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Iodium
    Iodium
    Dokumen1 halaman
    Iodium
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bioproses
    Makalah Bioproses
    Dokumen12 halaman
    Makalah Bioproses
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • SKM Agu2005 PDF
    SKM Agu2005 PDF
    Dokumen4 halaman
    SKM Agu2005 PDF
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Pemecahan Dan Pengayakan
    Pemecahan Dan Pengayakan
    Dokumen14 halaman
    Pemecahan Dan Pengayakan
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi GC
    Daftar Isi GC
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi GC
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Proses Pembuatan Pupuk Za
    Proses Pembuatan Pupuk Za
    Dokumen16 halaman
    Proses Pembuatan Pupuk Za
    Nesti Jetmaira Sembiring
    100% (1)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Adk Alkip
    Belum ada peringkat
  • HPLC
    HPLC
    Dokumen10 halaman
    HPLC
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bu Donda
    Bu Donda
    Dokumen6 halaman
    Bu Donda
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Proposal Balai Penelitian Tembakau Deli
    Proposal Balai Penelitian Tembakau Deli
    Dokumen11 halaman
    Proposal Balai Penelitian Tembakau Deli
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen25 halaman
    Chapter II
    Riman Fajeri
    Belum ada peringkat