Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Mikroskop dan Sterilisasi.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini, dan tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membimbing
kami hingga makalah ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya, Akhir kata penyusun
mengucapkan terima kasih.

Medan, 11 Oktober 2017

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................................. 2

Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 3

Bab II Pembahasan ............................................................................................. 5

Kesimpulan ...................................................................................................... 12

2
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar


berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba
berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada
juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan
menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
Dalam sehari-hari bakteri sangat berperan. Baik peran positif maupun negatif, baik di
bidang kesehatan, makanan, lingkungan maupun di bidang industri misalnya industri Tekstil,
industri kimia dan industri obat-obatan.
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai
komponen untuk industri atau mengikut sertakan mikroba dalam proses, yang bertujuan
untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi dan bermanfaat. Mikrobiologi industri awalnya
dimulai dengan proses fermentasi alkohol, seperti pada pembuatan beer dan wine
(minuman dibuat dari buah anggur). Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan
farmasi seperti antibiotika, produksi makanan tambahan seperti asam amino, serta produksi
enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat.
Oleh sebab itu, kita juga mempunyai kewajiban untuk mempelajari berbagai macam
mikroba yang berperan dalam perindustrian. Dengan mempelajari jenis mikroba yang
terkandung dalam suatu produksi kita bisa mengetahui jenis mikroba apa saja yang
bermanfaat dan dapat kita lestarikan.
Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak diharapkan
dalam bahan yang telah disterilisasi. Teknik sterilisasi yang digunakan berbeda antara satu
dengan lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan. Alat-alat yang digunakan
dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta
bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang
cara-cara dan teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada
laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Gilang,2010).
Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptik
dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Hal ini berarti
mikroba kontaminan harus dimatikan. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121oC selama 30
menit, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan. Spora adalah sel istirahat yang
resisitan terhadap panas dan lingkungan yang berfungsi sebagai tunas untuk berkembang biak
selanjutnya. Udara tekan yang digunakan juga harus dalam kondisi steril. Substrat yang berisi
nutrien tidak peka terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat dilakukan pada 138oC

3
selama 5 menit. Pada substrat yang berisi nutrien tetapi peka terhadap suhu, maka sterilisasi
media substrat dilakukan dengan penyaringan bertekanan melalui saringan milipore diameter
0,22 m (Hadioetomo,1993).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui mikroorganisme apa saja yang berperan dalam industri.
Untuk mengetahui produk-produk apa saja yang berasal dari pemanfaatan mikroba.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mikroorganisme dalam
industri.
Untuk mengetahui kerusakan-kerusakan bahan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Untuk memahami alat-alat yang dapat mensterilkan

4
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Kapang, Khamir, Bakteri

2.1.1 Kapang
Kapang(Inggris:mold) merupakan anggota regnum Fungi (KerajaanJamur) yang
biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah.
Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas Ascomycetes.

Kapang berbeda dengan bakteri dan khamir. Kapang adalah multiseluler yang bersifat
aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan bahan organic
kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa
kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium.
Kapang Monascus purpureus sudah digunakan sebagai bumbu masakan oriental sejak
berabad silam. Kapang ini menjadi sumber berbagai senyawa penting, seperti pigmen biotek,
toksin dan penghambat enzim. Kapang Monascus purpureus ini dapat berfungsi sebagai
pewarna alami dan penghambat aktivitas biologi. Terdapat 14 senyawa monacolin yang
terdapat dalam kapang merah ini, antara lain Monacolin K,J,L,M,X dan bentuk asam
hidroksinya. Angkak atau beras merah merupakan produk olahan dari beras yang
difermentasikan oleh kapang Monascus purpureus. Manfaat dari angkak adalah sebagai
pengawet atau pewarna makanan yang alami serta sebagai bahan alami yang terbukti efektif
untuk mereduksi kadar kolesterol dalam darah. Berkat berbagai senyawa itu angkak dapat
dipakai untuk obat memperbaiki peredaran darah sampai meredakan sakit lambung,
mengobati memar, gangguan pencernaan dan mulas pada bayi.

2.1.2 Khamir

Khamir adalah fungsi ekasel (uniselular) yang beberapa jenis spesiesnya umum
digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol dan bahkan digunakan
percobaan sel bahan bakar.Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi
Ascomycota,walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota. Beberapa jenis
khamir, seperti Candida albicans dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis).
Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi. Khamir yang paling umum digunakan
adalah Saccharomyces cerevisia, yang dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti,tape dan bir
sejak ribuan tahun yang silam dalam bentuk ragi.

Spesifikasi khamir dan faktor-faktor lingkungannya

Istilah khamir umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari
kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler berbentuk ovoid atau
spheroid.
Khamir ada yang bermanfaat ada pula yang membahayakan bagi manusia. Fermentasi khamir

5
banyak digunakan dalam pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan sebagainya. Khamir yang
tidak diinginkan adalah yang pada makanan dan menyebabkan kerusakan pada saurkraut,
juice buah, sirup, molase, madu, jelly, daging dan sebagainya.

Karakteristik Umum Khamir

Khamir dapat diklasifikasikan berdasar pada karakteristik morfologinya namun demikian


sifat fisiologi juga dipentingkan bagi para ahli mikrobiologi pangan.
Karakteristik morfologi khamir dideterminasi menggunakan uji mikroskopis:
a. Bentuk dan Struktur
Bentuk khamir dapat sperikal sampai ovoid, kadang dapat membentuk miselium semu.
Ukuran juga bervariasi. Struktur yang dapat diamati meliputi dinding sel, sitoplasma, vakuol
air, globula lemak dan granula.
b. Reproduksi
Kebanyakan khamir melakukan reproduksi secara aseksual melalui pembentukan tunas
secara multilateral ataupun polar. Reproduksi secara seksual menghasilkan askospora melalui
konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora yang menghasilkan sel anakan kecil. Jumlah
spora dalam askus bervariasi tergantung macam khamirnya.

Karakteristik Kultur

Khamir dapat membentuk lapisan film di atas permukaan medium cair. Produksi pigmen
karotenoid menandakan adanya pertumbuhan genus Rhodotorula. Sulit membedakan antara
khamir dengan bakteri pada medium agar, kecuali dengan mikroskop. Koloni khamir yang
masih muda biasanya lembab dan sering berlendir dengan warna putih beberapa berwarna
merah muda.
Khamir ada yang bersifat oksidatif, fermentatif ataupun keduanya. Khamir yang oksidatif
dapat tumbuh dengan membentuk lapisan film pada permukaan medium cair sedang yang
fermentatif biasanya tumbuh dalam cairan medium.

Khamir merupakan elemen paling penting dalam pembuatan bir. Siklus hidup khamir ini
melalui dua tahap:

a. Tahap Reproduksi Dengan Oksigen (Aerob)


Tahap pertama ini adalah tahap reproduksi di mana khamir menggunakan oksigen, nutrien
dan energi untuk penggandaan atau pembentukan tunas. Pertunasan akan terjadi setiap 4 60
jam tergantung dari strain khamir. Jika sejumlah kecil sel dimasukkan dalam bahan bir atau
wine maka akan mengadakan penggandaan sampai jumlah yang cukup untuk mengubah gula
menjadi alkohol dalam tahap kedua.
Hal yang penting dalam tahap ini adalah berkurangnya oksigen dan meningkatnya keasaman
(penurunan pH). Kedua perubahan ini akan merusak 5% bakteri yang ada. Bakteri dapat
menggandakan diri lebih cepat setiap 20 menit. Oleh sebab itu penting untuk menguranginya
pada tahap awal.
b. Tahap Produksi Alkohol Tanpa Oksigen (Anaerob)

6
Tahap kedua secara efektif dimulai ketika oksigen telah digunakan oleh khamir dan khamir
menggunakan gula (maltosa, glukosa, fruktosa, dan sebagainya) untuk suplai oksigen.
Beberapa produk pada tahap fermentasi ini adalah: karbon dioksida, etil alkohol, dan aroma.
Kandungan alkohol yang semakin tinggi akan mematikan khamir. Jika khamir telah
mengakhiri maka khamir ini akan terendapkan di dasar fermentor.
Khamir yang berbeda akan memberikan proses yang berbeda sehingga kita kenal khamir
wine, khamir bir, dan khamir roti.

2.1.3 Bakteri
Bakteri adalah mikroba uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil.
Ada beberapa yang fotosintetik dan bereproduksi aseksual secara pembelaha. Bakteri tersebar
luas di alam, didalam tanah atmosfir, di dalam endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur
laut, dalam air, paa sumber air panas, di daerah antartika, di tubuh hewan, manusia dan
tanaman (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:16).
Bakteri umumnya berukuran kecil. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi berkisaran
0,2x100 mikrometer. Bentuknya bulat atau cocci,batang atau bacili dan bentuk spiral
(spirillum) (Pelczar dan Chan,2006:51).

a. Bakteri bentuk bulat

Sebenarnya tidak ada bakteri yang betul-betul bulat tetapi spheroid. Bentuk bulat atau
kokus dapat dibedakan lagi dalam (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Shartini,S,2006:16):
1. Monokokus, bulat satu-satu
2. Diplokokus, bulat bergandengan dua-dua.
3. Stapilokokus, bulat tersusun sebagai kelompok bulat anggur sebagai hasil pembelahan
sel ke segala arah.
4. Streptokokus, bulat bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan sel kesatu
atau dua arah dalam satu garis.
5. Sarsina, bulat terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil
pembelahan sel ketiga arah
6. Tetrakokus, bulat terdiri dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai
hasil pembelahan sel kedua arah.

b. Bakteri bentuk batang

Bakteri berbentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan
batang pendek dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas
bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama dan tidak sama di seluruh bagian
panjangnya (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:17).

Bakteri bentuk batang dapat terdiri atas:


1. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
2. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
3. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan
membentuk rantai

7
c. Bakteri bentuk lengkung/spiral (spiralium).

Bakteri berbentuk spiral pada pokoknya dibagi menjadi:


1. bentuk koma (vibrio), jika spiralnya kurang dari setengah lingkaran.
2. Bentuk spirochaeta, jika spiralnya halus dan lentur.
3. Bentuk spirillium, jika spiralnya tetap dan kaku (Hidayat,N,.Padaga,MC dan
Suhartini,S,2006:18)

2.2 Alat Sterilisasi yang digunakan dalam dunia Industri

2.2.1 Pasteurisasi

Gambar 2.2.1
2.2.2 Inkubator Alat Steril

Gambar 2.2.2

8
2.2.3 Inkubator Sinar Gamma

Gambar 2.2.3

2.2.4 Cooled Incubator

Gambar 2.2.4

2.2.5

2.3 Khamir / Kapang yang digunakan dalam Industri

2.3.2 Kapang

9
Macam-macam kapang yang digunakan dalam dunia industri

a. Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat
merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam bidang industri
pangan misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering
mengontaminasi makanan misalnya roti tawar (Hidayat,N,.Padaga.MC dan
Suhartini,S,2006:23).

b. Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur Rhizopus
oryzae menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim yang
dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe kini juga telah
dikembngkan menjadi isoflavon yang penting bagi kesehatan(Hidayat,N,.Padaga.MC
dan Suhartini,S,2006:23).

c. Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi
tradisional. Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang
dilakukan Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang
dapat disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan
asupan, beta karoten juga merupakan sumber warna yang cukup
menarik(Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).

d. Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena


produk yang dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi
produk utama Cina dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras.
Jamur ini menghasilkan pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan
Cina. Saat ini telah ditemukan adanya zat aktif pada ngkak yang dapat membantu
kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul(Hidayat,N,.Padaga.MC dan
Suhartini,S,2006:23).

e. Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan


antibiotika yang disebut pensilin. Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai
sekarang. Jamur pengasil antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam
antibiotik pun semakin banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain
juga digunakan dalam pembuatan keju khusus (Hidayat,N,.Padaga.MC dan
Suhartini,S,2006:24).

2.3.3 Khamir

a. Fermentasi Alkohol

10
Alkohol merupakan zat pelarut dan bahan dasar paling umun yang digunakan didalam
laboratorium dan industri kimia. Aspek-aspek mikrobiologis dalam proses pembuatan etil
alkohol adalah sebagai berikut:

Substrat
Etil alkohol dapat dibuat dari karbohidrat apa saja yang dapat difermentasi oleh
khamir. Apabila pati-patian seperti jagung dan karbohidrat kompleks yang lain dipergunakan
sebagai bahan mentah, maka pertama-tama bahan-bahan tersebut perlu dihidrolisis menjadi
gula sederhana yang dapat difermentasikan. Hidrolisis tersebut dapat dilakukan dengan
bantuan enzim dari barley malt (biji sejenis gandum yang telah dirandam, dikecambahkan,
dan dikeringkan) atau kapang atau dengan pemanasan bahan yang telah diasamkan
(Irianto,koes,2006:213).

Reaksi
Perubahan biokimiawi yang dilakukan oleh khamir adalah
C6H12O6 + khamir ----- 2C2H5OH + 2CO2
Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir dan anggur diproduksi dengan fermentasi alkohol
bahan yang mengandung gula menjadi etanol dan CO2. Fermentasi dilakukan oleh jenis
khamir Saccharomyces.

11
Kesimpulan

1. Kapang(Inggris:mold) merupakan anggota regnum Fungi (KerajaanJamur) yang


biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama
tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas Ascomycetes.

2. Khamir adalah fungsi ekasel (uniselular) yang beberapa jenis spesiesnya umum
digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol dan bahkan
digunakan percobaan sel bahan bakar.Kebanyakan khamir merupakan anggota
divisi Ascomycota,walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota.
Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans dapat menyebabkan infeksi pada
manusia (kandidiasis). Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi.
Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisia, yang
dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti,tape dan bir sejak ribuan tahun yang
silam dalam bentuk ragi.

3. Bakteri adalah mikroba uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai


klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan bereproduksi aseksual secara
pembelaha. Bakteri tersebar luas di alam, didalam tanah atmosfir, di dalam
endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut, dalam air, paa sumber air panas,
di daerah antartika, di tubuh hewan, manusia dan tanaman

12

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB II Fix
    BAB II Fix
    Dokumen32 halaman
    BAB II Fix
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Tugas Utilitas
    Tugas Utilitas
    Dokumen12 halaman
    Tugas Utilitas
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
    Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
    Dokumen70 halaman
    Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Makalah Nesti VFA Limbah
    Makalah Nesti VFA Limbah
    Dokumen13 halaman
    Makalah Nesti VFA Limbah
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Penyulingan Bioetanol
    Penyulingan Bioetanol
    Dokumen25 halaman
    Penyulingan Bioetanol
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Peristiwa G30SPKI ... C
    Peristiwa G30SPKI ... C
    Dokumen8 halaman
    Peristiwa G30SPKI ... C
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Cone and Plate Viskometer
    Cone and Plate Viskometer
    Dokumen1 halaman
    Cone and Plate Viskometer
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Peroksida
    Peroksida
    Dokumen1 halaman
    Peroksida
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Peroksida
    Peroksida
    Dokumen1 halaman
    Peroksida
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Iodium
    Iodium
    Dokumen1 halaman
    Iodium
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Makala H Tknik Keselamatan Kerja
    Makala H Tknik Keselamatan Kerja
    Dokumen9 halaman
    Makala H Tknik Keselamatan Kerja
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • SKM Agu2005 PDF
    SKM Agu2005 PDF
    Dokumen4 halaman
    SKM Agu2005 PDF
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Pemecahan Dan Pengayakan
    Pemecahan Dan Pengayakan
    Dokumen14 halaman
    Pemecahan Dan Pengayakan
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi GC
    Daftar Isi GC
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi GC
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Proses Pembuatan Pupuk Za
    Proses Pembuatan Pupuk Za
    Dokumen16 halaman
    Proses Pembuatan Pupuk Za
    Nesti Jetmaira Sembiring
    100% (1)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Adk Alkip
    Belum ada peringkat
  • HPLC
    HPLC
    Dokumen10 halaman
    HPLC
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Bu Donda
    Bu Donda
    Dokumen6 halaman
    Bu Donda
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Proposal Balai Penelitian Tembakau Deli
    Proposal Balai Penelitian Tembakau Deli
    Dokumen11 halaman
    Proposal Balai Penelitian Tembakau Deli
    Nesti Jetmaira Sembiring
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen25 halaman
    Chapter II
    Riman Fajeri
    Belum ada peringkat