Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MATERI DAN ENERGI

Pemanfaatan Bioethanol dalam Kehidupan Sehari-hari

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Aulia Fitriani Syam 18231107


Giska Harmelani 19231120
Salsa Billa Zahra 19231142

Dosen Pengampu:
Khairil Arif, S.Pd, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
Pemanfaatan Energi Bioethanol dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Sejarah Bioethanol
Bioetanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk
dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur
9.000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah
digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Campuran dari bioetanol yang mendekati kemrunian untuk pertama kali ditemukan oleh
Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid dengan
peneliti yang terkenal waktu itu adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus) dan
al-Razi (Rhazes).
Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari
wine yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan tentang
proses distilasi wine. Sedangkan bioetanol absolut didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann
Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi saringan arang.
Sementara Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa bioetanol adalah senyawa yang
terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore de Saussure
dapat menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh tahun kemudian (1858), sedangkan
Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun etanol.
Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan
rumus bangunnya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di Inggris oleh
Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis.
Michael Faraday membuat etanol dengan menggunakan hidrasi katalis asam pada etilen
pada tahun 1982 yang digunakan pada proses produksi etanol sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun 1880
Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah
dapat menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya.
Namun pada tahun 1920-an bahan bakar dari petroleum yang harganya lebih murah telah
menjadi dominan menyebabkan etanol kurang mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini,
dengan meningkatnya harga minyak bumi, bioetanol kembali mendapatkan perhatian dan
telah menjadi alternatif energi yang terus dikembangkan.
Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, adalah alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya.
Alkohol sebagai minuman diketahui awal adanya dengan ditemukannya etanol oleh
bangsa Mesir Kuno dengan peninggalannya di kuburan Piramid Raja Firaun, dan
pengembangan kompor bio etanol dimulai oleh bangsa Romawi untuk penerangan rumah
bangsawan, lihatlah di film-film obornya langsung menyala itu karena sudah menggunakan
bioetanol.
Sekarang sebagai bahan bakar terutama dipergunakan untuk keperluan darurat dan
keperluan praktis, seperti dipergunakan mensterilkan peralatan kedokteran, pada pemanas
makanan di panci atau nampan catering, atau dipergunakan pada saat camping/kemah, juga di
medan perang, karena memang penggunaan sangat praktis tidak membutuhkan sumbu.

2. Pemanfaatan Bioethanol dalam Kehidupan Sehari-hari


Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
(selulosa) menggunakan bantuan mikroba. Produksi bioetanol dari tanaman yang
mengandung selulosa, dilakukan melalui proses konversi lignoselulosa menjadi selulosa
dengan beberapa metode diantaranya dengan hidrolisis fisik, kimia, dan biologi. Bioetanol
merupakan bahan bakar alternatif yang memiliki keunggulan mampu menurunkan emisi CO2
hingga 18 %.
Manfaat bioetanol sendiri dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan karena memiliki bilangan oktan yang cukup tinggi, selain
itu juga bioetanol dijadikan sebagai bahan baku beralkohol. Adapun manfaat bioetanol yang
lainnya adalah:
 Sebagai bahan bakar kendaraan
 Sebagai bahan dasar minuman beralkohol
 Sebagai bahan kimia dasar senyawa organik
 Sebagai bahan bakar roket
 Sebagai antiseptik
 Sebagai antidote beberapa racun
 Sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat.
3. Bahan Baku Bioethanol
Bahan baku yang digunakan untuk produksi bioethanol terbagi menjadi:
 Gula (glukosa)
Gula (glukosa) merupakan bentuk bahan baku yang paling sederhana dengan rumus
kimia C6H12O6, berbeda dengan pengertian gula sehari-hari yang mengandung sukrosa,
laktosa dan fruktosa. Gula dapat diperoleh dari tebu (sugarcane) melalui hasil sampingan
produksinya berupa tetes (molases). Sebagai bahan baku bioetanol, glukosa dapat
langsung digunakan dalam proses peragian.
 Pati (starch)

Pati banyak ditemukan pada jagung, singkong, sagu dan beragam makanan pokok
manusia yang mengandung karbohidrat. Rumus kimia dari pati adalah (C6H10O5)n
dengan jumlah n antara 40 – 3.000. Sebagai bahan baku bioetanol, pati membutuhkan
proses untuk memecah ikatan kimianya menjadi glukosa. Proses yang umum dilakukan
adalah dengan penambahan enzim amylase untuk menghidrolisis menjadi glukosa.
Penggunaan bahan pati sebagai bahan baku bioethanol secara umum akan bersaing
dengan cadangan pangan bagi manusia, yang pada akhirnya akan meningkatkan harga
bahan pangan.

 Selulosa (cellulose)
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus kimia (C 6H10O5)n, dengan jumlah n
ribuan hingga lebih dari puluhan ribu, yang membentuk dinding tanaman dan kayu.
Selulosa merupakan senyawa organic yang paling banyak jumlahnya dimuka bumi.
Sekitar 1/3 komposisi tanaman adalah selulosa yang tidak tercerna oleh manusia. Karena
tidak bersaing dengan bahan pangan, maka selulosa diperkirakan akan mendominasi
bahan baku bioethanol di masa mendatang. Sebagai bahan baku bioetanol, selulosa
membutuhkan pengolahan awal yang lebih intensif dibandingkan dengan bahan baku
lain. Untuk melakukan proses hydrolysis (merubah struktur selulosa menjadi glukosa)
dapat ditempuh menggunakan penambahan asam yang dilarutkan pada suhu dan tekanan
tinggi. Proses tersebut membutuhkan energi yang cukup besar sehingga net energy gain
yang dihasilkan menurun. Selain itu kondisi yang asam akan menggangu proses
fermentasi lanjutan, sehingga dibutuhkan proses perantara untuk menetralkan keasaman.
4. Produksi Bioethanol
 Gelatinasi
Bahan baku ubi kayu, ubi jalar, atau jagung dihancurkan dan dicampur air sehingga
menjadi bubur, yang diperkirakan mengandung pati 27-30 persen. Kemudian bubur
pati tersebut dimasak atau dipanaskan selama 2 jam sehingga berbentuk gel.
Gelatinasi cara pertama, yaitu cara pemanasan bertahap mempunyai keuntungan,
yaitu pada suhu 95oC aktifitas termamyl merupakan yang paling tinggi, sehingga
mengakibatkan yeast atau ragi cepat aktif. Pemanasan dengan suhu tinggi (130oC)
pada cara pertama ini dimaksudkan untuk memecah granula pati, sehingga lebih
mudah terjadi kontak dengan air enzim. Perlakuan pada suhu tinggi tersebut juga
dapat berfungsi untuk sterilisasi bahan, sehingga bahan tersebut tidak mudah
terkontaminasi.
 Fermentasi
Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi ethanol/bio-
ethanol (alkohol) dengan menggunakan yeast. Alkohol yang diperoleh dari proses
fermentasi ini, biasanya alcohol dengan kadar 8 sampai 10 persen volume.
Sementara itu, bila fermentasi tersebut digunakan bahan baku gula (molases), proses
pembuatan ethanol dapat lebih cepat.
 Distilasi
Terdapat dua tipe proses destilasi yang banyak diaplikasikan, yaitu continuous-feed
distillation column system dan pot-type distillation system. Selain tipe tersebut,
dikenal juga tipe destilasi vakum yang menggunakan tekanan rendah dan suhu yang
lebih rendah untuk menghasilkan konsentrasi alcohol yang lebih tinggi.
Sebagaimana disebutkan diatas, untuk memurnikan bioethanol menjadi berkadar
lebih dari 95% agar dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, alcohol hasil
fermentasi yang mempunyai kemurnian sekitar 40% tadi harus melewati proses
destilasi untuk memisahkan alcohol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan
titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan kembali.
KESIMPULAN

 Bioetanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk
dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang
berumur 9.000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol
telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.
 Pemanfaatan bioethanol dalam kehidupan sehari-hari yaitu: Sebagai bahan bakar
kendaraan, sebagai bahan dasar minuman beralkohol, sebagai bahan kimia dasar
senyawa organic, sebagai bahan bakar roket, sebagai antiseptic, sebagai antidote
beberapa racun, sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat.
 Bahan baku yang digunakan untuk produksi bioethanol terbagi menjadi: gula, pati dan
selulosa.
 Produksi bioethanol terdiri dari 3 tahap, yaitu gelatinasi, fermentasi, dan distilasi.
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Niamul. 2017. Proses Pembuatan Bioethanol. Repositori Kemendikbud

Wijaya, Karna. 2011. Membangun Bisnis Bioetanol Skala UMKM dan Home Industry.

https://pse.ugm.ac.id/bioetanol-sekala-umkm-dan-home-industry/, diakses pada 12


Mei 2022 pukul 19.00

Anda mungkin juga menyukai