ABSTRAK
Jerami Padi merupakan limbah pertanian yang selama ini masih belum banyak dimanfaatkan
menjadi produk yang mempunyai nilai tambah. Jerami Padi yang termasuk biomassa mengandung
lignoselulosa sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif seperti bioetanol.
Jerami padi mengandung bahan polisakarida (lebih kurang 39% selulosa dan 27,5% hemiselulosa), setelah
jerami padi dihidrolisis menggunakan H 2 SO 4 , hidrolisat jerami padi tersebut difermentasi. Fermentasi
merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikroba
yang umum digunakan adalah ragi roti (yeast). Selain ragi, faktor yang mempengaruhi proses fermentasi
jerami padi menjadi bioetanol antara lain : suhu, pH, ketersediaan oksigen dan kadar gula.
Kata kunci: hidrolisis, fermentasi, ragi roti, ragi tape, bioetanol
I.
PENDAHULUAN
Sebelumnya etanol dibuat dari gula, lalu
beralih ke pati-patian. Tetapi karena berkopetensi
dengan pangan dan pakan, maka etanol dari gula
dan pati rasanya tidak memungkinkan lagi karena
kebutuhan pangan dan pakan lebih penting.
Banyak dugaan, terutama dari Eropa dan Amerika,
menyebutkan bahwa konversi bahan pangan/pakan
menjadi etanol menjadi salah satu penyebab
naiknya harga-harga pangan dan pakan.
Maka dari itu dicari sumber bahan baku
alternatif dan yang paling potensial adalah
biomassa lignoselulosa. Lignoselulosa dipilih
karena tidak berkopetensi dengan pangan maupun
pakan, tersedia melimpah, murah dan terbarukan.
Sejak awal abad ke 18 penelitian tentang
biokonversi lignoselulosa mulai dilakukan. Mulai
aktif di tahun 70-an, dan semakin intens di abad
21 ini. Sebagai sumber daya alam yang
terbarukan, akhir-akhir ini biomassa mendapatkan
perhatian yang cukup serius untuk dijadikan bahan
bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.
(isroi.wordpress.com)
Kim and Dale (2004) menyebutkan
bahwa rasio jerami/panen adalah 1.4 (berdasarkan
pada berat kering massa). Artinya setiap produksi
1 ton akan menghasilkan jerami 1.4 ton. Misal
produksi rata-rata beras di Jawa Barat adalah 6 ton
maka jeraminya kurang lebih sebanyak 8.4 ton
44
(isroi.wordpress.com/2008/04/28)
II. PROSES BIOETHANOL
Bioetanol (C 2 H 5 OH) adalah cairan
biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat
menggunakan
bantuan
mikroorganisme. Etanol atau Etil Alcohol (lebih
dikenal dengan alkohol, dengan rumus kimia
C 2 H 5 OH) adalah cairan tak berwarna dengan
karakteristik antara lain mudah menguap, mudah
terbakar, larut dalam air, tidak karsinogenik, dan
jika terjadi pencemaran tidak memberikan dampak
lingkungan yang signifikan. Penggunaan etanol
sebagai bahan bakar bernilai oktan tinggi atau
aditif peningkat bilangan oktan pada bahan bakar
sebenarnya sudah dilakukan sejak abad 19. Mulamula etanol digunakan untuk bahan bakar lampu
pada masa sebelum perang saudara di Amerika
Serikat. Kemudian pada tahun 1860 Nikolous Otto
menggunakan bahan bakar etanol dalam
mengembangkan mesin kendaraan dengan siklus
Otto.
Etanol dan air membentuk larutan
azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang
mengadung air dengan cara penyulingan bisa
hanya mampu menghasilkan etanol dengan
kemurnian 96%. Etanol murni (absolute)
dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh
Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring
alkohol hasil distilasi melalui arang.
Pada tahun 1985 Brazil mengeluarkan
program pencampuran 20% bioetanol dengan
bensin untuk menghemat 40% konsumsi bensin.
Kelebihan-kelebihan bioetanol dibandingkan
bensin:
1. Bioetanol aman digunakan sebagai bahan
bakar, titik nyala etanol tiga kali lebih tinggi
dibandingkan bensin.
2. Emisi hidrokarbon lebih sedikit.
Kekurangan-kekurangan bioetanol dibandingkan
bensin:
1. Mesin dingin lebih sulit melakukan starter.
2. Bioetanol bereaksi dengan logam seperti
magnesium dan aluminium.
Sebagai alternatif digunakan campuran bioetanol
dengan bensin. Sebelum dicampur, bioetanol
harus dimurnikan hingga 100%. Campuran ini
dikenal
dengan
sebutan
gasohol.
(http://skadrongautama.blogspot.com)
Etanol dapat dibuat dengan beberapa cara sebagai
berikut :
1.
Etanol
untuk
konsumsi
umumnya
dihasilkan dengan proses fermentasi atau
peragian bahan makanan yang mengandung
pati atau karbohidrat, seperti beras dan
No
1
Tabel. 1
Sfesifikasi Standar Bioetanol
Terdenaturasi untuk Gasohol
Sifat
Unit,
Sfesifikasi)
Min/Maks
Kadar
%-v, min
99,4
(sebelum
etanol
denaturan))
94,0
(setelah
denaturan)
45
2
3
4
5
6
8
9
10
11
Kadar
metanol
Kadar air
Kadar
denaturan
Kadar
tembaga
Keasaman
sebagai
CH 3 COOH
Tampakan
Kadar ion
klorida
Kandungan
belerang
Kadar getah
(gum),
dicuci
pH
Mg/l,
maks
%-v, maks
%-v, min
%-v, maks
Mg/kg,
maks
Mg/l,
maks
Mg/l,
maks
Mg/l,
maks
Mg/100
ml, maks
300
1
2
5
0,1
30
Jernih
dan
terang, tidak ada
endapan
dan
kotoran
40
50
5,0
6,5-9,0
2.1. PRETREATMENT
Pretreatment biomassa lignoselulosa
harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
tinggi dimana penting untuk pengembangan
teknologi biokonversi dalam skala komersial
(Mosier, et al., 2005). Pretreatment merupakan
tahapan yang banyak memakan biaya dan
berpengaruh besar terhadap biaya keseluruhan
proses. Sebagai contoh pretreatment yang baik
dapat mengurangi jumlah enzim yang digunakan
dalam proses hidrolisis (Wyman, Dale, Elander,
Holtzapple, Ladisch, & Lee, Coordinated
development of leading biomass pretreatment
technologies, 2005) (Wyman, Dale, Elander,
Holtzapple, Ladisch, & Lee, Comparative sugar
recovery data from laboratory scale application of
leading pretreatment technologies to corn stover,
2005). Pretreatment dapat meningkatkan hasil gula
yang diperoleh. Gula yang diperoleh tanpa
pretreatment kurang dari 20%, sedangkan dengan
pretreatment dapat meningkat menjadi 90% dari
hasil teoritis (Hamelinck, Hooijdonk, & Faaij,
2005). Tujuan dari pretreatment adalah untuk
membuka struktur lignoselulosa agar selulosa
menjadi lebih mudah diakses oleh enzim yang
memecah polymer polisakarida menjadi monomer
gula. Tujuan pretreatment secara skematis
ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.
46
2CO 2 + 2C 2 H 6 O
C 6 H 12 O 6
Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia
pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk
yang dikehendaki. Mikrobia yang umumnya
terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir,
dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam
fermentasi adalah Acetobacter Xuylinm pada
pembuatan nata decoco, Acetobacter Aceti pada
pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam
fermentasi adalah Saccharomyces Cerevisiae
dalam pembuatan alkohol sedangkan contoh
47
48
(C 6 H 10 O 5 ) n 3C 5 H 10 O 5
C 6 H 12 O 6 (www.risvank.com)
3C 5 H 10 O 5
C 6 H 12 O 6
5C 2 H 5 OH + 5CO 2
2C 2 H 5 OH + 2CO 2
Media
yang
digunakan
didalam
fermentasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Mengandung nutrisi yang dibutuhkan
bagi pertumbuhan sel saccharomycess
cerevicea.
b. Mengandung
nutrisi
yang
dapat
digunakan sebagai sumber energi bagi sel
saccharomycess cerevicea.
c. Tidak mengandung zat yang menghambat
pertumbuhan sel
d.
49
50
8.
9.
adanya
perbedaan
kecepatan,
komponenkomponen itu terpisah satu sama lain.
GC terdiri dari :
1. Tangki gas pembawa. Gas yang bertindak
sebagai fase gerak disebut juga gas pembawa
atau carier gas. Gas pembawa yang biasa
digunakan seperti helium (He), dan nitrogen
(N).
2. Alat pengatur tekanan (regulator), regulator
digunakan untuk mengatur tekanan gas-gas
yang digunakan.
3. Injection Port adalah cabang untuk
memasukkan
cuplikan
dengan
cara
penyuntikan.
4. Kolom, tempat terjadinya proses pemisahan
komponen-komponen cuplikan.
Kolom ini
ditempatkan di dalam oven bersuhu tinggi,
sehingga komponen- komponen cuplikan
tetap berupa uap.
5. Detector. Untuk mendeteksi komponenkomponen yang keluar dari kolom. Detector
ini akan mengirimkan isyarat listrik ke alat
pencatat (recorder).
6. Recorder (alat pencatat yang berfungsi untuk
mencatat isyarat-isyarat)
7. Recorder yang banyak digunakan pada saat
ini disebut integrator yang mempunyai
fasilitas yang lebih lengkap daripada recorder
biasa.
III. KESIMPULAN
Jerami padi yang banyak dianggap
masyarakat sebagai limbah pertanian ternyata
dengan perlakuan khusus dapat dimanfaatkan
sebagai bioetanol, yaitu energi alternatif dengan
melibatkan bantuan mikroba ragi, sedangkan pada
proses pemurniannya menggunakan distilasi
vakum pada kondisi suhu set point 500C dan
tekanan nya 200 mmHg. Perlakuan akhir pada
proses ini adalah menganalisa produk bioetanol
yang dihasilkan dengan menggunakan alat gas
kromatografi.
IV. DAFTAR PUSTAKA
................., 2009. Bioetanol Sebagai Energi
Alternetif yang Kompetitif. Online di
http://skadrongautama.blogspot.com.
Diakses 10 juli 2009.
..................,
Info
Bioetanol.
Oline
di
www.kapetseram.com.
Diakses
27
Desember 2008
Isroi. 2008. Potensi Biomassa Lignoselulosa di
Indonesia
sebagai
Bahan
Baku
Bioetanol:JERAMI PADI. Online di
51
http://isroi.wordpress.com. Diakses 06
juni 2009.
Isroi. 2008. Topik Penelitian Bioethanol, Topik
Penelitian Paling Hot Saat Ini. Online di
http://isroi.wordpress.com/2008/11/16/.
Diakses 06 juni 2009.
Judoamidjojo, Muljono, Darwis, Abdul Aziz, dan
Said, Endang Gumbira. Teknologi
Fermentasi. Rajawali Pers. Jakarta
Maryani, 2007. Pembuatan Etanol dari Ubi Kayu
(Cassava) secara Fermentasi. Politeknik
Negeri Sriwijaya. Palembang.
Prihandana, Rama, Noerwijayari K, Adinuari P G,
Setiadi S, dan Hendroko R. 2007.
Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa
Depan. AgroMedia. Jakarta
Wijaya, Prabu P. 2007. Pembuatan Bioetanol dari
Nira Aren secara Fermentasi. Laporan
Akhir tahun 2007. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang.
52