Disusun oleh :
Widella Aprianti
(P17025019038)
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Pewarnaan Bakteri ....................................................................... 2
B. Macam Tipe Morfologi Bakteri ............................................................ 2
C. Tujuan Pewarnaan ................................................................................. 3
D. Langah-Langkah Teknik Pewarnaan ..................................................... 3
E. Cara Kerja Pewarnaan Gram .................................................................. 3
F. Macam-Macam Pewarnaan ..................................................................... 4
A. Kesimpulan .............................................................................................. 13
B. Saran ...................................................................................................... . 13
A. Latar Belakang
Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop bisa tanpa harus
dilakukan pengecatan terlebih dahulu. Tetapi pengamatan yang dilaksanakan tanpa
pengecatan lebih sulit dan tidak dapat dipakai untuk melihat bagian bagian sel dengan
jelas, karena sel bakteri atau mikroba lainnya bersifat transparan atau semi transparan.
Dalam bidang Mikrobiologi dikenal beberapa teknik pewarnaan terhadap bakteri
yang pada dasarnya adalah merupakan reaksi ikatan antara zat warna dengan komponen-
komponen pada bakteri terutama yang terdapat pada dinding sel dan sitoplasma.
Dengan pengecatan maka struktur sel mikroba dapat dilihat lebih seksama.
Fungsi pengecatan terutama memberi warna pada sel- sel atau bagian-bagian lain,
sehingga menambah daya kontras dan membuat lebih jelas. Selain itu pengecatan dapat
untuk menunjukkan bagian-bagian struktur sel, menunjukkan distribusi dan susunan
kimia bagian-bagian sel, membedakan mikroba satu sama lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan pewarnaan ?
2. Bagaimana bentuk morfologi bakteri ?
3. Bagaimana cara kerja pewarnaan gram ?
4. Apa 4 (empat) regen dalam pewarnaan gram ?
5. Apa faktor-faktor utama yang mempengaruhi pewarnaan bakteri ?
6. Bagaimana ciri-ciri bakteri gram positif dan negatif ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tujuan pewarnaan
2. Mengetahui bentuk morfologi bakteri
3. Mengetahui cara kerja pewarnaan gram
4. Mengetahui 4 (empat) regen dalam pewarnaan gram
5. Mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi pewarnaan gram
6. Mengetahui ciri-ciri dari bakteri gram positif dan negatif
BAB II
PEMBAHASAN
1) Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Diplococcus, jika berganda dua-dua
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
Staphylococcus, jika bergerombol
Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2) Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3) Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia.
Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang
dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
C. Tujuan Pewarnaan
Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan
kimia dapat diketahui.
a. Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan
hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan
positif adalah metilen biru dan air furksin.
b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai
bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan
ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna
untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini menggunakan cat nigrosin
atau tinta cina.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana
karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna
yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu
zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu
cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh
zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal
(10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).
2. Pewarnaan Differensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan
gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
1. Fiksasi
Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada
bayangan mikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih
mudah pula dilunturkan warnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan
lebih sukar dilunturkan warnanya.
3. Substrata
Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa
tertentu. Oleh karena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat,
lemak dan asam nukleat akan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat
warna yang diserap oleh sel, maka dapat dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel
asidofil, basodill dan sudanofil.
4. Intensifikasi warna
Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan
zat warna mula-mula yang digunakan. Gunanya adalah untuk memberikan warna
pada sel-sel yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-mula. Zat warna
penutup diberikan pada akhir pewarnaan dengan tujuan untuk memberikan kontras
pada sel-sel yang tidak menyerap zat warna utama.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen
dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding
sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari
sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan
yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis
(1-3 nm).
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat didalam
Lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering,
tidak mengandung asam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal
violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Endotoksin
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat
ringan. Mengandung asam tekoat.
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi
sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya
karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan
diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol.
Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).
3. Pewarnaan Khusus
Pewarnaan flagel
Flagel merupakan komponen tambahan dari sel yang menyerupai benang, terdiri dari
protein Flagelin. Berdasarkan keberadaan, jumlah dan letak flagelanya, bakteri
dibedakan menjadi :
a) Atrik
adalah bakteri yang tidak mempunyai flagella
b) Monotrik
adalah bakteri yang mempunyai flagella yang berjumlah satu pada salah satu
ujung selnya.
c) Lofotrik
adalah bakteri yang mempunyai flagella lebih dari satu (satu berkas) pada salah
satu ujung selnya
d) Amfritik
adalah bakteri yang mempunyai flagella satu atau lebih dari satu (satu berkas)
pada kedua ujung selnya.
e) Peritrik
adalah bakteri yang mempunyai flagella yang jumlahnya banyak dan tersebar
pada seluruh permukaan sel tubuhnya.
Flagel merupakan organel sel yang tidak dapat dilihat dengan pewarnaan biasa. Salah
satu pewarnaan yang digunakan untuk melihat flagel adalah pewarnaan Gray. Pada
metode ini sel bakteri akan berwarna ungu muda sedangkan flagel akan berwarna
ungu lebih muda dengan latar belakang merah muda.
Pewarnaan Spora
Protokol pewarnaan diferensial endospores dan sel vegetatif adalah sebagai berikut:
Prinsip kerja:
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar
pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori
kembali mengecil menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun
dilunturkan dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin
dilepaskan dan mengambil warna biru dari methylen blue.
Cara Kerja :
Pewarnaan kapsul
Kapsul merupakan lapisan luar bergelatin yang disekresikan oleh sel dan yang
mengelilingi serta menempel pada dinding sel. Pewarnaan kapsul lebih sulit
dibandingkan dengan jenis prosedur pewarnaan diferensial lainnya karena bahan
kapsul bersifat larut air dan dapat dilepaskan dengan pembilasan berlebih.
Pewarnaan kapsul yang sering digunakan adalah metode Burry. Metode Burry
adalah kombinasi dari pewarnaan negatif dan sederhana. Prinsip pewarnaan kapsul
metode burry adalah kapsul akan berwarna transparan, sel bakteri akan berwarna
merah atau biru sesuai dengan cat yang diberikan dengan latar belakang hitam.
Contoh kuman berkapsul yaitu :
1. Klebsiella pneumoniae
2. Bacillus subtilis
3. Serratia marcencent
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat
sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna
pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.
Tujuan :
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan
yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu
bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat.
Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tujuan pewarnaan :
2. Dasar pewarnaan bakteri ada 2 yaitu pewarna asam dan pewarna basa.
3. Macam-macam pewarnaan yang digunakan dalam pewarnaan sel bakteri
adalah pewarnaan sederhana, pewarnaan khusus, pewarnaan differential dan
pewarnaan negatif.
Pewarnaan sederhana digunakan untuk mengetahui bentuk morfologis
bakteri ( coccus,basilus, dan spiral ) dan susunannya ( rantai,
berkelompok, berpasangan, dan tetrad )
Pewarnaan differential adalah untuk membedakan sifat bakteri. Ada 2
macam yaitu pewarnaan Gram dan Pewarnaan ZN (Ziehl Neelsen)
Pewarnaan khusus terdiri dari pewarnaan spora, granula volutin, flagel
dan kapsul.
Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai
latar belakangnya sedangkan sel bakteri tidak terwarnai.
B. Saran