Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI I
PEWARNAAN KAPSUL METODE ANTHONY

DISUSUN OLEH :
KELAS B / KELOMPOK 4
MARSHANDA KASIARADJA (2320221073)

SRI MULYANI UTINA (2320221076)

NI KADEK PUJA DEWI (2320221044)

NIRMAWATI MASALAN (2320221046)

DIAN MARHABA (2320221082)

DESI RATNASARI BIKI (2320221059)

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTAL
2023/2024
LEMBAR ASISTENSI

Laporan Bakteriologi I dengan judul “Pewarnaan Kapsul Metode Anthony” Disusun


Oleh:
Kelompok : 4 (empat)
Kelas : B Semester 2
Prodi : D- III ANALIS KESEHATAN
Hari/tanggal Koreksi Paraf
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa karena hanya kuasa dan
Rahmat-Nyalah, kami dapat menyelasaikan laporan Bakteriologli I ini. Tidak lupa pula
shalawat serta salam kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW, para sahabat,
keluarga, serta kita yang senantiasa dengan ajarannya. Terima kasih kepada dosen yang
telah membinging kami dalam proses praktikum.
Laporan bakteriologi I ini kami buat sebagai salah satu persyaratan dalam
mengikuti praktikum selanjutnya, dimana laporan ini sangatlah penting dalam proses
perkuliahan khususnya praktikum bakteriologi.
Akhir kata, kami memohon maaf yang sebesar besarnya apabila dalam
Menyusun laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi para pembaca.

Gorontalo, Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Praktikum ..................................................................................... 2
D. Manfaat Praktikum ................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
A. Definisi Bakteri ........................................................................................ 3
B. Definisi Kapsul ........................................................................................ 4
C. Teknik Pewarnaan kapsul metode Anthony ............................................. 4
D. Faktor penyebab yang mempengaruhi pewarnaan kapsul ....................... 6
E. Kelebihan dan Kelemahan pewarnaan kapsul ......................................... 7
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 9
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 9
B. Alat dan Bahan ........................................................................................ 9
C. Prosedur Kerja ......................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 11
A. Hasil Pengamatan .................................................................................... 11
B. Pembahasan ............................................................................................. 11
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan klasifikasi
bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai bakteriologi bakteri.
Didalamnya mempelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel
bakteri, interaksi sel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada
lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan suatu bagian ilmu yang penting
dalam bakteriologi (Susanto, 2018).
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena
selain tidak berwarna, bakteri juga sangat transparan dan sangat kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka dikembangkan suatu teknik pewrnaan sel bakteri,
sehingga sel dapat dilihat dengan jelas dan mudah diamati. Oleh karena itulah
pewarnaan sel bakteri merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian mikrobiologi. Mikroba sulit dilihat dengan Cahaya karena tidak
mengadsorbsi atau membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat
warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi
cahya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan.
Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur seperti spora, flagella,
dan bahan inklusi yang emngandung zat pati dan granula fosfat (Susanto, 2018).
Beberapa Teknik pewarnaan yang digunakan dalam visualisasi, klasifikasi dan
karaterisasi bakteri secara morfologis dan structural adalah pewarnaan sederhana
dan pewarnaan diferensial. Pewarnaan diferensial merupakan Teknik pewarnaan
yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel atau bagian-bagian sel mikroba.
Teknik pewarnaan ini menggunakan tidak hanya satu jenis larutan zat warna,
berbeda dengan Teknik pewarnaan sederhana (pewarnaan tunggal) yang hanya
menggunakan satu jenis zat warna saja. Pewarnaan diferensial banyak jenisnya,
antara lain ialah pewarnaan gram, pewarnaan spora, pewarnaan tahan asam,
pewarnaan giemsa, pewarnaan kapsul, dan pewarnaan kapsul. Pewarnaan kapsul

1
bertujuan untuk membedakan kapsul dari sel bakteri. Hanya mikroorganisme
tertentu yang memiliki kapsul dan umumnya adalah bakteri yang memiliki
pathogenesis tinggi, dimana kapsul tersebut melindungi sel bakteri dan mekanisme
fatogenesitas sel inang. Umumnya pewarnaan kapsul lebih sulit dibandingkan
dengan pewarnaan lain dikarenakan kapsul larut dalam air sehingga dapat hilang
dengan pembilasan berlebihan (Rahmatullah, dkk. 2021)
B. Rumusan Masalah
Adapuun rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan pewarnaan kapsul?
2. Bagaimana teknik pewarnaan kapsul metode Anthony?
3. Apa saja faktor penyebab yang dapat mempengaruhi pewarnaan kapsul?
4. Apa kelemahan dan kelebihan pewarnaan kapsil metode Anthony?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pewarnaan kapsul
2. Untuk mengetahui bagaimana teknik pewarnaan kapsul metode Anthony
3. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab yang dapat mempengaruhi
pewarnaan kapsul
4. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan pewarnaan kapsul
metode Anthony
D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari dilakukan praktikum ini yaitu:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu pewarnaan kapsul
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pewarnaan kapsul metode
Anthony
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja faktor penyebab yang dapat
mempengaruhi pewarnaan kapsul
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan
pewarnaan kapsul metode Anthony

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme yang sangat sederhana yang tidak bernukleus
dan sifatnya berbeda dengan organisme yang mempunyai inti sel selain itu bakteri
merupakan organisme yang sangat kecil (yang berukuran mikroskopis) akibatnya
pada mikroskop tidak tampak jelas dan sukar untuk melihat morfologinya maka
dari itu dilakukan pewarnaan bakteri yang biasa disebut pengenceran bakteri. pada
umumnya larutan-larutan zat warna yang digunakan adalah larutan encer yang
lebih dari satu persen (Putri, dkk. 2017).
Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya
memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti
(dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada
beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula-
kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Susanto, 2018).
Bakteri termasuk sebagai mikroorganisme yang memiliki daya sebar paling
luas di alam. Tingkat daya sebar yang tinggi disebabkan oleh kemampuan bakteri
untuk hidup di berbagai tempat dan mampu menguraikan senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sel-sel individu bakteri memiliki berbagai
macam bentuk yaitu, coccus, basil dan spiral. Bakteri dapat hidup soliter ataupun
berkoloni dan memperbanyak diri nya dengan cara membelah diri. Sel bakteri
tumbuh dan berkembang sesuai dengan suasana alami bakteri tersebut, meskipun
dilakukan di laboratorium. Namun, penanaman bakteri di laboratorium perlu
memperhatikan beberapa hal diantaranya, penyiapan media pertumbuhan yang
sesuai, nutrisi dan faktor pertumbuhan bakteri harus dapat terpenuhi, pH dan suhu
yang optimal, dan tidak adanya zat penghambat (Romadhon, dkk. 2012).

3
B. Definisi kapsul
Kapsul merupakan bahan kental yang mengelilingi dinding sel bakteri. Kapsul
penting bagi bakteri karena merupakan pelindung dan sebagai penyimpan
cadangan makanan. Pada bakteri penyebab penyakit kapsul dapat berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan bakteri dalam menginfeksi inangnya atau dengan kata
lain meningkatkan daya virulensi (Cahyo, dkk. 2017).
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel. Jika
lapisan polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut
kapsula. Tetapi jika polimer atau polisakarida ini tidak berlekatan dengan dinding
sel maka lapisan ini disebut lender (Zilhayai, Z. 2021)
Kapsula merupakan gudang cadangan makanan. Kapsula bakteri-bakteri
penyebab penyakit (patogen) berfungsi untuk menambah kemampuan bakteri
untuk menginfeksi. Selain itu, bakteri berkapsula juga menyebabkan adanya
gangguan lendir dalam proses industry (Zilhayai, Z. 2021)
Baik kapsula maupun lendir terdiri dari polisakarida dan polipeptin (komplek
polisakarida dengan protein). Kapsula bukan organ yang penting untuk kehidupan
sel bakteri. Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk kapsula
mampu tumbuh dengan normal dalam medium. Kapsula berfungsi dalam
penyesuaian diri dengan lingkungannya. Misalnya berperan dalam mencegah
terhadap kekeringan, mencegah atau menghambat terjadinya pencantelan
bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga kapsul memberikan sifat virulen bagi
bakteri. Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada permukaan
seperti yang dilakukan oleh Streptococcus muans (Darkuni, 2008).
C. Teknik Pewarnaan Kapsul Metode Antony
Beberapa bakteri memiliki lapisan tipis kapsul polisakarida di luar dinding
selnya. Kapsul disintesis dalam sitoplasma dan disekresikan ke luar sel di mana ia
mengelilingi bakteri. Sebagian besar bakteri berkapsul memiliki kapsul yang
terbuat dari lapisan polisakarida tetapi beberapa bakteri memiliki kapsul yang

4
terbuat dari polipeptida, atau glikoprotein. Kapsul melindungi sel dari dehidrasi.
Ini menampung antigen Vi (virulensi) pada bakteri patogen. (Rian, 2018)
Pewarnaan kapsul adalah jenis pewarnaan diferensial yang menggunakan
pewarna asam dan basa untuk pewarnaan latar belakang dan sel bakteri sehingga
keberadaan kapsul mudah divisualisasikan (Cahyo, dkk. 2017).
Dalam prosedur pewarnaan kapsul metode Anthony ini, pewarnaan utama
adalah kristal ungu, dan semua bagian sel mengambil pewarnaan ungu kristal
ungu. Tidak ada mordan dalam prosedur pewarnaan kapsul. Larutan tembaga
sulfat 20% memiliki peran ganda sebagai agen penghilang warna dan penghilang
noda. Ini menghilangkan warna kapsul dengan mencuci kristal ungu tetapi tidak
menghilangkan warna sel. Saat tembaga sulfat menghilangkan warna kapsul, ia
juga melawan noda pada kapsul. Dengan demikian, kapsul muncul sebagai halo
biru samar di sekitar sel ungu (Rian, 2018).
Pada dinding sel, banyak bakteri terdapat zat dengan kadar air tinggi, beberapa
lapisan-lapisan dengan berbagai ketebalan merupakan selubung lender dan kapsul.
Bagi bakteri, selubung lendir dan kapsul ini tidak begitu penting untuk hidup, akan
tetapi dengan memiliki selubung, banyak bakteri pathogen menjadi resisten
terhadap fagositosis, sehingga meningkatkan virulensinya untuk hewan
percobaan, sel dapat berfungsi sebagai cadangan makanan, perlindungan terhadap
kekeringan karena dehirasi. Kapsul tidak memiliki afinitas yang besar terhadap
bahan-bahan zat warna yang bersifat basa. Kapsul tampaknya tidak larut dalam air.
Beberapa kapsul tidak dirusak oleh gangguan mekanik atau larut bila dicuci
dengan air. Karena kapsul dari berbagai species bebeda dalam susunan zat-zatnya,
maka tidak semua kapsul dapat diperhatikan dalam proses pewarnaan yang sama.
Komposisi kimiawi kapsul berbeda-beada menurut organismenya, ada yang
berupa polimer glukosa contohnya: dekstran pada leucunostoc mesentroides,
polmer gula-amino misalnya pada Staphilococcus sp., Polipeptida misalnya:
Bacillus disentri, polimer asam D-glutamat, yaitu: Bacillus anthracis (Rian, 2018).

5
Kebanyakan bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan selnya yang
melapisi dinding sel. Jika lapisan lendir ini cukup tebal dan kompak maka disebut
dengan kapsula. Pada beberapa bakteri adanya kapsula menunjukkan sifat yang
virulen. Kapsula bakteri tidak berwarna sehingga untuk mengetahui ada tidaknya
kapsula bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus (Cahyo, dkk. 2017).
Ukuran kapsula sangat dipengaruhi oleh medium tempat ditumbuhkannya
bakteri tersebut. Pada beberapa kejadian tebalnya kapsula hanya satu per sekian
diameter selnya, namun dalam kasus-kasus lainya ukuran kapsula jauh lebih besar
dari pada diameter selnya. Lapisan kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai,
oleh karena itu diperlukan suatu pewarnaan khusus. Salah satu cara pewarnaan
kapsula menurut Raebiger yaitu dengan menggunakan pewarna larutan formol-
gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu lagi cara untuk perwarnaan kapsula
bakteri adalah dengan pewarnaan negatif (pewarnaan tidak langsung). Pada
pewarnaan negatif latar belakangnya diwarnai zat warna negative sedangkan
bakterinya diwarnai dengan zat warna basa. Kapsula tidak menyerap warna
sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar belakang yang berwarna
(Dwidjoseputro, 2005).
D. Faktor Penyebab
Adapun faktor yang mempengaruhi pewarnaan kapsul pada bakteri menurut
(Hastuti, 2015) yaitu:
1. Fiksasi
Cara yang paling banyak digunakan adalah cara fisik dengan pemanasan
atau dengan freeze driying atau dapat juga dilakukan fiksasi dengan
menggunakan kimia seperti sabun, fenol dan formalin.
2. Pelunturan zat warna
Pelunturan zat warna adalah suatu senyawa yang menghilangkan warna
dari sel yang telah diwarnai. Ini berfungsi untuk mengahsilkan kontras yang
baik pada bayangan mikroskop. Ditinjau dari kekuatan ikatan anatara sel
dengan zat warna, maka dikenal beberapa istilah, misalnya tahan asam, tahan

6
alcohol, tahan air dan lain-lain. Istilah tahan asam digunakan bila zat warna
telah diikat kuat oleh sel sehingga tidak dapat dilunturkan warnanya oleh asam,
begitu juga dengan tahan alcohol dan tahan air masing-masing tidak dapat
dilunturkan oleh alcohol dan air.
3. Identifikasi pewarnaan
Zat warna dapat diidentifikasikan dengan beberapa cara misalnya dengan
mempertinggi kadar zat warna, mempertinggi temperature pewarnaan 60-90
°C dan menambahkan suatu mordan. Mordan adalah suatu zat kimia yang
dapat menyebabkan zat warna terikat lebih kuat pada jaringan sel bila
dibandingkan dengan cara pewarnaan tanpa diberi mordan.
4. Substrat,
Atas dasar macam zat warna yang diserap oleh sel dapat dibedakan
menjadi, Sel-sel basophil, Sel-sel asidofil/ oksifil, Sel-sel yang sudanofil
5. Zat warna penutup atau zat warna lawan
Zat warna penutup adalah suatu zat warna basa yang berada warnanya
dengan zat warna mula-mula yang digunakan. Fungsi dari zat warna punutup
adalah memberkan warna pada sel yang berbeda warnanya dengan zat warna
mula-mula. Zat warna punutup diberikan pada akhir pewarnaan dengan tujuan
memberikan kontras pada sel-sel yang tidak menyerap zat warna utama.
E. Kelemahan dan Kelebihan
Kelemahan pada pewarnaan, kapsul yaitu bakteri sangat sukar diamati dengan
mikroskop cahaya biasa karena tidak berwarna dan mempunyai ideks bias yang
rendah. Karena kapsul bersifat non-ionik,maka pewarnaanya tidak dapat dilakukan
menggunakan prosedur yang sederhana dan biasa. Masalah utama dalam
pewarnaan kapsul ialah bila olesan bakteri yang telah disiapkan difiksasi dengan
panas, maka kapsul tersebut akan rusak, namun apabila tidak difikasi dengan
panas, maka organisme tersebut akan meluncur pada waktu pencucian (Rian,
2018).

7
Kelebihan dari pewarnaan kapsul antara lain, dalam dunia kedokteran kapsul
dapat dipakai sebagai indikasi untuk menentukan patogenitas bakteri. Bakteri yang
patogen yang dapat membentuk kapsul menunjukkan bahwa virulensinya semakin
tinggia saat dibentuk kapsul. Jika tidak dibentuk kapsul, maka virulensinya rendah
atau bahkan hilang sama sekali. Contoh bakteri berkapsul antara lain:Bacillus
anthracis, Diplooccus pneumoniae, Klebsiella, Acetobacter xylinium, Bacillus
subtilis, Betacrocus dextranicus (Rian, 2018).

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun praktikum pewarnaan kapsul ini dilaksanakan pada hari Senin, 26
Juni 2023 pukul 15:00 s/d pukul 17:00 yang bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Sains Dan Ilmu Kesehatan Universitas Bina Mandiri
Gorontalo.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Kaca objek
2. Pipet tetes
3. Ose inakulase
4. Rak tabung
5. Pembakar bunsen
6. Mikroskop
7. Penjepit tabung
8. Hot plate
9. Beaker glass
10. Cristal violet
11. Biakan bakteri
12. Aquades
C. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu:
1. Siapkan satu kaca objek yang bersih
2. Berikan beberapa tetes larutan Kristal violet diatas objek glass bersih.Dengan
menggunakan teknik steril tambahkan 3 ose penuh biakan ke pewarna dan
homogenkan secara perlahan.
3. Dengan sebuah objek glass, sebarkan campuran diatas seluruh permukaan
objek glass untuk membentuk apusan yang. Biarkanselama 5-7 menit.

9
4. Biarkan apusan mengering di udara (jangan fiksasi dengan pemanasan).
5. Bilas apusan dengan larutan tembaga sulfat 20%6.
6. Secara perlahan keringkan diantara kertas bibolous dan diamatidibawah
mikroskop dengan perbesaran 100X.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum ini yaitu:
Gambar Hasil

Hasil yang didapatkan dari


pewarnaan kapsul yaitu,
negative, tidak terdapat kapsul

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini Pada pewarnaan kapsul dilakukan pada biakan
bakteri didapati hasil negative. Pewarnaan kapsul bertujuan untuk membedakan
kapsul dari sel bakteri. Hanya mikroorganisme tertentu yang memiliki kapsul
dan umumnya adalah bakteri yang memiliki pathogenesis tinggi, dimana kapsul
tersebut melindungi sel bakteri dan mekanisme fatogenesitas sel inang.
Umumnya pewarnaan kapsul lebih sulit dibandingkan dengan pewarnaan lain
dikarenakan kapsul larut dalam air sehingga dapat hilang dengan pembilasan
berlebihan.
kapsul merupakan substansia yang bersifat viskous sehingga membentuk
suatu selubung yang mengelilingi dinding sel, memiliki fungsi lain yakni
melindungi tubuh bakteri dari kekeringan. Virulensi patogen sering
berhubungan dengan produksi kapsula. Hilangnya kemampuan untuk
membentuk kapsul melalui mutasi berhubungan dengan kehilangan virulensi

11
dan kerusakan oleh fagosit namun tidak mempengaruhi kelangsungan hidup
bakteri sehingga tidak semua bakteri memiliki kapsula, ada juga yang tidak
memiliki kapsula. Jika bakteri tersebut kehilangan kapsulnya sama sekali maka
ia akan dapat kehilangan virulensinya dan dengan demikian akan kehilangan
kemampuannya untuk menyebabkan infeksi (Rian, 2018).
Kapsul merupakan bahan kental yang mengelilingi dinding sel bakteri.
Kapsul penting bagi bakteri karena merupakan pelindung dan sebagai
penyimpan cadangan makanan. Pada bakteri penyebab penyakit kapsul dapat
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan bakteri dalam menginfeksi
inangnya atau dengan kata lain meningkatkan daya virulensi (Hastuti, 2008).
Kapsula berperan sebagai antifagosit sehingga kapsula memberikan sifat
virulen bagi bakteri. Kapsula melindungi bakteri dari fagosit oleh sel-sel yang
berperan dalam imunitas dari inang. Jika bakteri ini tidak dapat difagosit oleh
sel-sel imunitas (seperti leukosit, limfosit, dan makrofag), maka bakteri tersebut
akan bersifat virulen (Cahyo, dkk. 2017).
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel.
Jikalapisan polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini
disebut kapsula. Tetapi jika polimer atau polisakarida ini tidak berlekatan
dengan dinding sel maka lapisan ini disebut lendir. Baik kapsula maupun lendir
terdiri dari polisakarida dan polipeptin (komplek polisakarida dengan protein).
Kapsula bukan organ yang penting untuk kehidupan sel bakteri. Hal ini terbukti
bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk kapsula mampu tumbuh dengan
normal dalam medium (Cahyo, dkk. 2017).
Baik kapsula maupun lendir terdiri dari polisakarida dan polipeptin
(komplek polisakarida dengan protein). Kapsula bukan organ yang penting
untuk kehidupan sel bakteri. Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat
membentuk kapsula mampu tumbuh dengan normal dalam medium. Kapsula
berfungsi dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya. Misalnya berperan
dalam mencegah terhadap kekeringan, mencegah atau menghambat terjadinya

12
pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga kapsul memberikan sifat
virulen bagi bakteri. Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada
permukaan seperti yang dilakukan oleh Streptococcus muans (Darkuni, 2008).
Ukuran kapsula sangat dipengaruhi oleh medium tempat ditumbuhkannya
bakteri tersebut. Pada beberapa kejadian tebalnya kapsula hanya satu per sekian
diameter selnya, namun dalam kasus-kasus lainya ukuran kapsula jauh lebih
besar dari pada diameter selnya. Lapisan kapsul cukup tebal sehingga sulit
diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu pewarnaan khusus. Salah satu cara
pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu dengan menggunakan pewarna
larutan formol-gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu lagi cara untuk
perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif (pewarnaan tidak
langsung). Pada pewarnaan negatif latar belakangnya diwarnai zat warna
negative sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna basa. Kapsula tidak
menyerap warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar
belakang yang berwarna (Waluyo, Lud: 2007).

13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada praktikum ini
didapati kesimpulan bahwa:
1. Pewarnaan kapsul adalah jenis pewarnaan diferensial yang menggunakan
pewarna asam dan basa untuk pewarnaan latar belakang dan sel bakteri
sehingga keberadaan kapsul mudah divisualisasikan.
2. Pada praktikum kali ini Pada pewarnaan kapsul dilakukan pada biakan
bakteri didapati hasil negative. Pewarnaan kapsul bertujuan untuk
membedakan kapsul dari sel bakteri. Hanya mikroorganisme tertentu yang
memiliki kapsul dan umumnya adalah bakteri yang memiliki pathogenesis
tinggi, dimana kapsul tersebut melindungi sel bakteri dan mekanisme
fatogenesitas sel inang. Umumnya pewarnaan kapsul lebih sulit
dibandingkan dengan pewarnaan lain dikarenakan kapsul larut dalam air
sehingga dapat hilang dengan pembilasan berlebihan.
3. Dalam prosedur pewarnaan kapsul metode Anthony ini, pewarnaan utama
adalah kristal ungu, dan semua bagian sel mengambil pewarnaan ungu
kristal ungu. Tidak ada mordan dalam prosedur pewarnaan kapsul. Larutan
tembaga sulfat 20% memiliki peran ganda sebagai agen penghilang warna
dan penghilang noda. Ini menghilangkan warna kapsul dengan mencuci
kristal ungu tetapi tidak menghilangkan warna sel. Saat tembaga sulfat
menghilangkan warna kapsul, ia juga melawan noda pada kapsul. Dengan
demikian, kapsul muncul sebagai halo biru samar di sekitar sel ungu.
4. Kelemahan pada pewarnaan, kapsul yaitu bakteri sangat sukar diamati
dengan mikroskop cahaya biasa karena tidak berwarna dan mempunyai
ideks bias yang rendah. Karena kapsul bersifat non-ionik, maka
pewarnaanya tidak dapat dilakukan menggunakan prosedur yang sederhana
dan biasa. Kelebihan dari pewarnaan kapsul antara lain, dalam dunia

14
kedokteran kapsul dapat dipakai sebagai indikasi untuk menentukan
patogenitas bakteri. Bakteri yang patogen yang dapat membentuk kapsul
menunjukkan bahwa virulensinya semakin tinggia saat dibentuk kapsul. Jika
tidak dibentuk kapsul, maka virulensinya rendah atau bahkan hilang sama
sekali.
B. Saran
Saran dari praktikum kali ini yaitu alat dan bahan yang digunakan dapat
berfungsi dengan baik misalnya Mikroskop, diharapkan Mikroskop dapat
dipakai dengan baik. Praktikan dalam penetesan cat juga perlu diperhatikan
serta pengambilan isolate bakteri dengan benar dan aseptis. Dan gunakan apd
yang lengkap.

15
DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, A. Citra, P. Partana. Delia H. Dhara, A. 2017. “Laporan Resmi Praktikum


Mikrobiologi I”. Fakultas Farmasi. Universitas Pancasila
Dwidjoseputro, 2005. “Dasar-Dasar Mikrobiologi”. Djambatan. Jakarta. Di akses
28Maret 2019
Hastuti, U. S., 2015. “Petunjuk Praktikum Mikrobiologi”. Malang: UMM Press
Putri, Megadana Hiaranya, dkk. 2017. “Bahan Ajar Keperawatan Gigi Mikrobiologi”.
Jakarta: Kemenkes RI.
Rahmatullah, W., Novianti, E., & Sari, A. D. L. (2021). “Identifikasi bakteri udara
menggunakan teknik pewarnaan Gram”. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya
Medika, 6(2), 83-91.
Rian, Ariandi. 2018. “Laporan pewarnaan kapsul. Fakultas sains teknologi dan ilmu
Kesehatan”. Universitas Bina Mandiri Gorontalo
Romadhon, Subagiyo, Sebastian M., 2012, “Isolasi dan Karaterisasi Bakteri Asam
Laktat dari Usus Udang Penghasil Bakteriosin Sebagai Agen Anti bakteria
Produk – Produk Hasil Perikanan”, Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 8, No. 1
Susanto, A. (2018). “Bakteriologi (Anti Mikroba Alami Penyakit Typus)”. E-Book
Penerbit STIKes Majapahit, 1-30.
ZILHAYAI, Z. (2021). “UJI POTENSI ANTIBAKTERI ISI KAPSUL KERANG
DARAH Anadara granosa L. DIFORTIFIKASI MIKROALGA Spirulina
platensis TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans DAN Escherichia coli
SECARA IN-VITRO” (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

16

Anda mungkin juga menyukai