Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BAKTERI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Mikrobiologi

Dosen Pengampu: Moh. Syahron Mahbub Balada B., M. Pd

Disusun Oleh

Kelompok 5:

Mila Ainun Azzuhro 212101080044

Siti Khodija 212101080048

Ulvi Ulfaturrahmah 214101080016

Noval Jialhaq 214101080024

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD
SIDDIQ JEMBER

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb., puja dan puji syukur atas kehadirat Allah
SWT
yang atas rahmat dan kasih sayang-Nya Kami mampu menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Bakteri, makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Mikrobiologi.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Tidak lupa ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Syahron selaku dosen pembimbing
mata kuliah Mikrobiologi. Karena bimbingan beliau juga kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini. Dan tidak lupa semua pihak yang berkaitan
dalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah
ini mampu memberikan manfaat dan ilmu tentang Bakteri bagi para pembaca.

Kami kelompok Lima selaku penyusun dari tugas makalah ini menyadari
bahwasanya mungkin terdapat kesalahan dalam penulisan dan tata cara
penyampaian materi yang kurang tepat dan kurang akurat, jadi kami kelompok
Lima mengharapkan segala bentuk kritikan dan saran supaya kami mampu
menjadikan makalah kami menjadi baik dan lebih benar lagi.

Jember, 10 September 2023

Kelompok Lima

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Morfologi Bakteri........................................................................................2

B. Anatomi Bakteri..........................................................................................3

C. Taksonomi Bakteri....................................................................................10

D. Klasifikasi Bakteri.....................................................................................12

E. Reproduksi Bakteri...................................................................................18

BAB III PENUTUP..............................................................................................23

A. Kesimpulan................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik yang berada di dalam
domain kehidupan bacteria. Mereka memiliki beragam latar belakang evolusi
dan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan di Bumi. Latar belakang
bakteri ini hanya sebagian kecil dari pengetahuan yang ada tentang
mikroorganisme ini. Studi tentang bakteri terus berkembang, dan penemuan
baru tentang peran dan sifat mereka terus muncul, memperkaya pemahaman
kita tentang mikroorganisme. Bakteri dapat berkembang pada berbagai
lingkungan baik lingkungan ekstrem maupun lingkungan normal di tanah
dan perairan tempat sebagian besar spesies lain ditemukan. Kemampuan
mereka untuk beradaptasi pada berbagai habitat menegaskan mengapa
bakteri terutama prokariota adalah organisme yang paling melimpah di
Bumi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi bakteri?
2. Bagaimana anatomi bakteri?
3. Bagaimana taksonomi bakteri?
4. Apa saja klasifikasi bakteri?
5. Bagaimana reproduksi pada bakteri?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan morfologi bakteri
2. Untuk mendeskripsikan anatomi bakteri
3. Untuk mendeskripsikan anatomi bakteri
4. Untuk mendeskripsikan klasifikasi bakteri
5. Untuk mendeskripsikan reproduksi pada bakteri

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Morfologi Bakteri

Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular, termasuk kelas


Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.
Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik1.
Bakteri berperan penting dalam ekosistem dan memiliki sejarah evolusi
yang panjang. Berikut adalah beberapa aspek tentang bakteri:

1. Evolusi Awal: Bakteri diyakini sebagai bentuk kehidupan yang paling


awal muncul di Bumi, dengan sejarah evolusi yang dapat ditelusuri
lebih dari 3,5 miliar tahun yang lalu. Mereka adalah organisme
prokariotik pertama yang muncul sebelum organisme eukariotik
seperti hewan dan tumbuhan.
2. Keanekaragaman: Bakteri sangat beragam dan dapat ditemukan di
berbagai habitat di seluruh dunia. Mereka ada dalam berbagai bentuk,
ukuran, dan jenis, termasuk bakteri bentuk batang (basil), bulat
(kokus), dan spiral (spirilum)2.
3. Peran dalam Lingkungan: Bakteri berperan penting dalam siklus
biogeokimia, seperti siklus karbon, nitrogen, dan fosfor. Mereka
membantu dalam dekomposisi materi organik, memungkinkan nutrien
diambil oleh organisme lain, dan memengaruhi kualitas tanah dan air.
4. Kehidupan Simbiosis: Bakteri dapat hidup dalam hubungan
simbiosis dengan organisme lain. Contohnya, bakteri dalam usus
manusia membantu dalam pencernaan makanan dan sintesis vitamin.
Bakteri juga berperan dalam nitrogenase, yang membantu tanaman
mengambil nitrogen dari udara.
1
Yani Suryani and Opik Taupiqurrahman, MIKROBIOLOGI DASAR, Handbook of Food Safety
Engineering (Bandung: LP2M UIN SGD Bandung, 2021)
<https://doi.org/10.1002/9781444355321.ch1>.
2
Andika Aliviameita and Puspitasari, BAKTERIOLOGI DASAR, Umsida Press Sidoarjo
Universitas, 2020, I.

2
5. Mikroorganisme Patogen: Meskipun banyak bakteri tidak berbahaya
dan memiliki peran positif dalam ekosistem dan kehidupan manusia,
beberapa bakteri adalah patogen yang dapat menyebabkan penyakit
serius. Contohnya termasuk bakteri penyebab infeksi seperti E. coli,
Salmonella, dan Mycobacterium tuberculosis.
6. Manfaat dalam Industri: Bakteri memiliki banyak manfaat dalam
berbagai industri. Mereka digunakan dalam produksi makanan, seperti
fermentasi keju dan yogurt, serta dalam produksi obat-obatan dan
produk kimia industri tertentu.
7. Penggunaan dalam Bioteknologi: Bakteri telah digunakan dalam
berbagai aplikasi bioteknologi, seperti produksi insulin rekombinan,
penguraian limbah organik, dan teknik rekayasa genetika.
8. Penelitian Mikrobiologi: Studi tentang bakteri adalah salah satu
aspek penting dalam mikrobiologi. Ilmuwan memahami struktur,
reproduksi, perkembangan, dan genetika bakteri untuk
mengembangkan solusi dalam bidang kesehatan, lingkungan, dan
teknologi.

B. Anatomi Bakteri
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Dinding sel bagian luar
terdapat selubung atau kapsul, didalam sel bakteri tidak terdapat membran
dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan
mitokondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam
sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran
fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.

3
Gambar 1. Morfologi Dan Anatomi Bakteri

Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

1. Flagella
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada
permukaan sel. Fungsinya untuk bergerak berdasarkan letak dan
jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi monotrik (flagel satu
pada salah satu ujung), amfitrik (flagel pada masing-masing kedua
ujung), lofotrik (flagel banyak di salah satu ujung), peritrik (flagel
banyak pada semua sisi tubuh). Flagela terbuat dari protein yang
disebut flagelin. Flagella berbentuk seperti pembuka sumbat botol.
Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling
untuk menggerakkan sel bakteri. Flagela melekat pada membran sel.
Beberapa organisme prokariot dapat bergerak namun tidak
memiliki organ pergerakan atau flagella. Organisme tersebut bergerak
dengan cara meluncur atau gliding ,dan akan bergerak jika mengalami

4
kontak dengan suatu permukaan padat3, tetapi tidak akan bergerak jika
terdapat dalam bentuk suspensi di dalam cairan 4. Kemampuan untuk
bergerak tanpa flagel dimiliki oleh bakteri-bakteri meluncur,diantaranya
miksobakteri, sianobakteri dan kelompok bakteri lain, maupun
Spirochaeta5.
Pergerakan flagella membutuhkan energi dari sel. Organisme
yang mempunyai flagel peritrik pada umumnya pergerakannya lurus dan
lambat, sedangkan yang mempunyai flagel polar bergerak lebih
cepat, berputar-putar dan berpindah-pindah arah.

Gambar 2. Tipe-Tipe Pada Bakteri


Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

2. Dinding sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang
berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri
memiliki bentuk yang tetap. Berdasarkan struktur protein dan
polisakarida yang terkandung didalam dinding sel ini, bakteri dapat
dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif.

3
Darkuni N, Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi Dan Mikologi) (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2001).
4
Fardiaz S, Mikrobiologi Pangan L (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1993).
5
Schlegel H.G, Mikrobiologi Dasar (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994).

5
Gambar 3. Struktur Dinding sel Bakteri
Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

3. Membran sel
Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti
halnya membran sel organisme yang lain. Membran sel bersifat
semipermeabel dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar atau
kedalam sel.

Gambar 4. Struktur Membran Sel Bakteri


Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

4. Mesosom
Tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau
ke sitoplasma. Tonjolan membran ini berguna untuk menyediakan
energi atau pabrik energi bakteri. Organ sel (organel) ini disebut
mesosom. Selain itu mesosom berfungsi juga sebagai pusat

6
pembentukan dinding sel baru di antara kedua sel anak pada proses
pembelahan.

Gambar 5. Mesosom Bakteri


Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

5. Lembar Fotosintetik
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane
sel kearah sitoplasma. Membran yang berlipat – lipat tersebut berisi
klorofil, dikenal sebagai lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar
fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri ungu.
Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
6. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel,
plasma = cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung
berbagai molekul organic seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral,
ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme.

Gambar 6. sitoplasma Bakteri

7
Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

7. Asam Deoksiribonukleat
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA)
atau asam inti, merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam
sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak berujung
pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun
atas dua utus polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol
sintesis protein bakteri, dan merupakan zat pembawa sifat atau gen.
DNA ini dikerial pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak
tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu
yang disebut daerah inti. Materi genetic inilah yang dikenal sebagai inti
bakteri.

Gambar 7. Struktur DNA Bakteri


Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

8. Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA
nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga sikuler dan terletak
di luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini dikenal
sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom.
Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotic,
gen pathogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu

8
melakukan replikasi dan membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak.
Dlama sel bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.

Gambar 8. Struktur plasmid Bakteri


Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

9. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein
atau sebagai pabrik protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak
diselubungi membrane. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Di
dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-
1
kira masa sel bakteri tersebut. Ini merupakan bahwa ribosom
4
memiliki fungsi yang penting bagi bakteri6.

Gambar 9. Struktur Ribosom Bakteri


Sumber : Buku Dasar-dasar Mikrobiologi 1

6
Michael J. Peiczar and others, Dasar-Dasar Mikrobiologi (Jakarta: UI-Press, 1988).

9
10. Endospora
Bakteri ada yang dapat membentuk endospore, pembentukan
endospore merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas sehingga tidak
mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu 120 oC, jika
kondisi telah membaaik endospore dapat tumbuh menjadi bakteri seperti
sedia kala.7

C. Taksonomi Bakteri
Taksonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi
organisme ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik yang
dimiliki oleh organisme tersebut. Bakteri juga memiliki tata nama yang
terdiri dari dua nama seperti yang diajukan oleh Linnaeus (1753) disebut
dengan binomial name. Tatacara penulisan bakteri terdiri dari dua kata.
Nama pertama menunjukkan tingkatan genus, penulisannya pada huruf
awal ditulis dengan huruf kapital sedangkan nama kedua menunjukkan
tingkatan spesies, penulisannya dengan huruf kecil dan dicetak miring
(italic). Misalnya escherichia coli 8. Berikut adalah hierarki taksonomi
umum untuk bakteri:
1. Domain: Bakteri termasuk dalam domain Bacteria. Domain ini adalah
tingkat taksonomi tertinggi yang memisahkan organisme prokariotik
(seperti bakteri) dari organisme eukariotik (seperti hewan dan
tumbuhan).
2. Phylum (Filum): Bakteri dibagi menjadi beberapa filum (plural:
phyla). Contoh-contoh filum bakteri termasuk Firmicutes,
Proteobacteria, Actinobacteria, dan lain-lain. Setiap filum
mengelompokkan bakteri berdasarkan karakteristik tertentu seperti
struktur sel, metabolisme, dan sebagainya.

7
Drs.Mades Fifendy and Biomed.M, MIKROBIOLOGI, ed. by Suwito (Depok: Kencana,
2017).
8
Aliviameita and Puspitasari, I.

10
3. Class (Kelas): Di bawah filum, bakteri dapat dibagi menjadi kelas.
Contohnya, dalam filum Proteobacteria, ada beberapa kelas seperti
Alpha-, Beta-, Gamma-, Delta-, dan Epsilonproteobacteria.
4. Order (Ordo): Kelas bakteri dapat dibagi menjadi ordo. Misalnya,
dalam kelas Gammaproteobacteria, ada berbagai ordo seperti
Enterobacteriales yang mencakup E. coli dan Salmonella.
5. Family (Famili): Setiap ordo dapat dibagi menjadi beberapa famili.
Contoh famili dalam ordo Enterobacteriales adalah
Enterobacteriaceae, yang mencakup banyak bakteri patogenik.
6. Genus (Marga): Famili kemudian dapat dibagi menjadi genus. Genus
adalah tingkat di mana bakteri sering diidentifikasi dalam penelitian
dan diagnostik. Contohnya, genus Escherichia adalah genus yang
mencakup E. coli.
7. Species (Spesies): Genus kemudian dibagi menjadi spesies. Spesies
adalah tingkat taksonomi yang paling rendah dalam klasifikasi bakteri.
Nama spesies biasanya terdiri dari dua kata dan ditulis dalam huruf
miring. Misalnya, Escherichia coli adalah nama spesies bakteri yang
umum dikenal.

Selain taksonomi ini, ada juga tingkat-tingkat tambahan seperti


subfilum, subkelas, subordo, subfamili, dan lain-lain yang digunakan
dalam klasifikasi lebih rinci bakteri.Penting untuk diingat bahwa
taksonomi bakteri terus berkembang seiring dengan penemuan baru dan
penelitian ilmiah. Seiring berjalannya waktu, klasifikasi taksonomi dapat
mengalami perubahan berdasarkan data baru yang ditemukan tentang
hubungan evolusioner dan karakteristik biologis dari bakteri9.

9
Waluyo Lud, MIKROBIOLOGI UMUM (Malang: UMM Press, 2019).

11
Sumber: buku mikrobiologi umum

D. Klasifikasi Bakteri
Bakteri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,
diantaranya ialah berdasarkan bentuk tubuhnya, kedudukan flagela pada
selnya, pewarnaan Gram (Gram strain), kebutuhan oksigen dan cara
memperoleh makanan (bahan organik).

1. Bentuk Bakteri
Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuh yaitu bulat,
batang dan spiral.

Gambar. Bentuk tubuh bakteri; (a) bulat, (b) batang, (c) spiral
Sumber : buku Mikrobiologi Umum

12
a) Sferis (Kokus)

Gambar 1. Bentuk bakteri kokus


Sumber : buku Mikrobiologi Umum

Bakteri dengan bentuk sferis atau bulat disebut kokus


(coccus) yang ditemukan pada genus Stapyhlococcus,
Streptococcus, Neisseria, dan lain-lain. Bakteri berbentuk
kokus ini terbagi atas:
1) Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat tunggal,
misalnya Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit
kencing nanah
2) Diplokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat bergandengan
dua-dua, misalnya Diplococcus pneumoniae penyebab
penyakit pneumonia atau radang paru-paru
3) Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bulat yang berkelompok
empat-empat sehingga bentuknya seperti kubus
4) Streptokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang
berkelompok memanjang membentuk rantai
5) Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang berkoloni
membentuk sekelompok sel tidak teratur, bentuknya mirip
sekumpulan anggur10.

10
K Irianto, ‘Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, Dan Virologi Medis’ (Bandung: Alfabeta,
2014).

13
b) Batang (Basil)

Gambar 1. Bentuk bakteri basil


Sumber : buku Mikrobiologi Umum

Bakteri yang berbentuk batang atau silinder dinamakan


basil, dapat dijumpai pada famili Enterobacteriaceae seperti
Escherechia coli, Salmonela typhi, Klebsiella pneumoniae
maupun famili Bacillaceae seperti genus Clostridium dan
genus Bacillus. Bakteri basil terbagi atas:
1) Basil tunggal, yaitu bakteri berbentuk satu batang tunggal,
misalnya Salmonella typhi penyebab penyakit tifus
2) Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang
bergandengan dua-dua
3) Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk basil yang
bergandengan

c) Spiral

14
Gambar. Bentuk bakteri spiral
Sumber : buku Mikrobiologi Umum

Memanjang membentuk rantai, misalnya Bacillus


anthracis penyebab penyakit antraks. Bakteri berbentuk melilit
seperti spiral terbagi atas:
1) Spiral, yaitu gologan bakteri berbentuk spiral misalnya
Spirillum. Umumnya memiliki sel tubuh yang kaku
2) Vibrio, yaitu bakteri berbentuk koma yang dianggap
sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya Vibrio
cholerae penyebab penyakit kolera.
3) Spirochaeta, yaitu bakteri berbentuk spiral yang lentur dan
tubuhnya dapat memanjang dan mengerut saat bergerak11.

Bentuk tubuh atau morfologi bakteri dipengaruhi oleh


keadaan lingkungan, medium dan usia. Pada umumnya bakteri
yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada
yang sudah tua 12.
2. Kedudukan flagella
Bakteri berdasarkan kedudukan flagela dibagi menjadi
monotrik (flagel satu pada salah satu ujung), amfitrik (flagel
pada masing-masing kedua ujung), lofotrik (flagel banyak di
salah satu ujung), peritrik (flagel banyak pada semua sisi tubuh).

11
Irianto.
12
C.S Rini and J Rohmah, ‘Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo’ (Sidoarjo: UMSIDA Press, 2020).

15
Gambar 1. Bentuk flagel bakteri
Sumber : buku Mikrobiologi Umum

3. Pewarnaan gram

Gambar 1. Perbedaan dinding (a) sel bakteri gram positif dan


(b) sel bakteri gram negative
Sumber : buku Mikrobiologi Umum

Penggolongan bakteri berdasarkan pewarnaan gram


dibagi menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Bakteri gram-positif memiliki dinding sel lebih
sederhana dan banyak mengandung peptidoglikan. Contoh
bakteri gram-positif ialah bakteri Clavibacter
michiganensis yang menyebabkan penyakit busuk cincin pada
kentang. Sedangkan bakteri gram-negatif memiliki dinding sel
lebih kompleks dengan peptidoglikan lebih sedikit. Contoh

16
bakteri gram-negatif ialah bakteri Xanthomonas
oryzae menyebabkan penyakit kresek pada padi.
4. Kebutuhan oksigen
Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
dibagi menjadi bakteri aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob
merupakan bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Contoh bakteri aerob ialah
bakteri Ralstonia solanacearum yang menyebabkan layu pada
tanaman tomat. Sedangkan bakteri anaerob tidak membutuhkan
oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Contoh bakteri
anaerob ialah bakteri Pectobacterium carotovorum yang
menyebabkan busuk basah pada tanaman kol.
5. Berdasarkan cara memperoleh makanan
Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh
makanan (bahan organik) dibagi menjadi bakteri autotroph dan
heterotroph.
a) Bakteri autotrop merupakan bakteri yang menyusun makanan
sendiri dari bahan-bahan anorganik. Bakteri autotrop,
berdasarkan sumber energinya dibedakan atas: fotoautotrop
(sumber energi dari cahaya) dan kemoautotrop (sumber
energi dari hasil reaksi kimia).
b) Bakteri heterotroph merupakan bakteri yang tidak menyusun
makanan sendiri melainkan memanfaatkan bahan organik
jadi yang berasal dari organisme lain. Contohnya adalah
bakteri saprofit yang mendapat makanan dengan
menguraikan sisa-sisa organisme.

E. Reproduksi Bakteri
Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan
perbedaan penting antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot.
Reproduksi. Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu

17
secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan
dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara
transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara
seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses
pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya
pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika
(rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri
dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
1. Rekombinasi Genetik
Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung bahan
genetic (DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:
a) Tranformasi
Transformasi adalah perpindahan materi genetik yang berupa
DNA dari sel bakteri satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses
transformasi ini ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti
sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi secara
kontak langsung. Cara transformasi ini hanya dapat terjadi pada
beberapa spesies saja contohnya: Streptococcus pnemoniaeu,
Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Dapat di
indentifikasikan bahwa transformasi ini merupakan cara bakteri
menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri
Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri
patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi
kebal antibiotik karena transformasi. Proses ini pertama kali
ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.

18
Gambar 1. Mekanisme transformasi pada bakteri
Sumber dari buku mikrobiologi umum.

b) Transduksi
Transduksi yaitu pemindahan materi genetik bakteri ke
bakteri yang lain dengan menggunakan perantaraan virus. Selama
transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor
ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Jika
virus-virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis
pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulkan virus
lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya,
virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri
dan membentuk profag. Ketika sudah terbentuk virus baru,
didalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang
diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA
yang biasa dikenal dengan partikel transduksi (transducing
particle). Jadi proses inilah yang dinamakan transduksi Cara ini
dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada
tahun 1952.

19
Gambar. Mekanisme transduksi pada bakteri

Sumber : buku mikrobiologi umum.

c) Konjugasi
Konjugasi ialah bergabungnya dua bakteri (+ dan −) dengan
membentuk sebuah jembatan untuk pemindahan materi genetik.
Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri
penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel
penerima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut.
Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor
pemindahan (transfer faktor = faktor f). Faktor F mengkode
pembentukan pilus. Pilus adalah tonjolan seperti tabung pada
permukaan bakteri tempat dua bakteri bergabung dan mentransfer
materi genetik.
Dalam konjugasi bakteri, terjadi transfer plasmid faktor F
(atau faktor kesuburan). Selain itu, konjugasi DNA bakteri
merupakan penyebab utama penyebaran resistensi antibiotik di
antara koloni bakteri . Biasanya, populasi bakteri memperoleh
kemampuan untuk menghasilkan metabolit baru dan adaptasi
/toleransi terhadap xenobiotik melalui konjugasi bakteri.

20
Faktor F adalah sejenis plasmid. Menariknya, faktor F
merupakan plasmid pertama yang ditemukan. Faktor F adalah
DNA dupleks 100kb. Faktor F juga disebut sebagai faktor jenis
kelamin/plasmid konjugasi, karena mengkode konjugasi bakteri.
Faktor F memiliki semua gen yang diperlukan yang mengkode
pembentukan pili dan aktivasi sintesis DNA di lokasi OriT
plasmid atau transfer asal plasmid. OriT adalah titik atau segmen
yang menandai awal perpindahan melalui konjugasi. Selain itu, F-
plasmid mampu mensintesis sitoplasma secara independen dari
kromosom bakteri.

Gambar 3. Mekanisme konjugasi pada bakteri

Sumber: Buku Campbell

2. Pembelahan Biner
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama
dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada sel
eukariot, bedanya pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan
serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas
tiga fase, yaitu sebagai berikut:

21
a) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak
lurus.
b) Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
c) Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri
yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada
pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri
demikian merupakan bentuk koloni.

Gambar. Pembelahan biner


Sumber : Buku Mikrobiologi Umum

Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap


20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan
dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai
faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai,
hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa
bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri13.

13
Ngatirah, Mikrobiologi Umum (Yogyakarta: Instiper Yogyakarta, 2017).

22
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular, termasuk kelas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.
Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik.
Bakteri berperan penting dalam ekosistem dan memiliki sejarah evolusi
yang panjang.

Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu
flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik,
sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.

Taksonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi


organisme ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik yang
dimiliki oleh organisme tersebut. Bakteri juga memiliki tata nama yang
terdiri dari dua nama seperti yang diajukan oleh Linnaeus (1753) disebut
dengan binomial name.

Bakteri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya


ialah berdasarkan bentuk tubuhnya, kedudukan flagela pada selnya,
pewarnaan Gram (Gram strain), kebutuhan oksigen dan cara memperoleh
makanan (bahan organik).

Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara


aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara
transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara
seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan
tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion,
yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi
genetik).

23
DAFTAR PUSTAKA

Aliviameita, Andika, and Puspitasari, BAKTERIOLOGI DASAR, Umsida Press


Sidoarjo Universitas, 2020, I

Fifendy, Drs.Mades, and Biomed.M, MIKROBIOLOGI, ed. by Suwito (Depok:


Kencana, 2017)

H.G, Schlegel, Mikrobiologi Dasar (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,


1994)

Irianto, K, ‘Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, Dan Virologi Medis’ (Bandung:


Alfabeta, 2014)

Lud, Waluyo, MIKROBIOLOGI UMUM (Malang: UMM Press, 2019)

N, Darkuni, Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi Dan Mikologi) (Malang:


Universitas Negeri Malang, 2001)

Ngatirah, Mikrobiologi Umum (Yogyakarta: Instiper Yogyakarta, 2017)

Peiczar, Michael J., E.C.S Chan, Ratna Siri Hadiutomo, and Merna foos Pelezar,
Dasar-Dasar Mikrobiologi (Jakarta: UI-Press, 1988)

Rini, C.S, and J Rohmah, ‘Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo’ (Sidoarjo: UMSIDA Press, 2020)

S, Fardiaz, Mikrobiologi Pangan L (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1993)

Suryani, Yani, and Opik Taupiqurrahman, MIKROBIOLOGI DASAR, Handbook


of Food Safety Engineering (Bandung: LP2M UIN SGD Bandung, 2021)
<https://doi.org/10.1002/9781444355321.ch1>

24

Anda mungkin juga menyukai