Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FUNGI DAN KLASIFIKASINYA

Dosen Pengampu:

Dr. Ashar Hasairin, M.Si

OLEH

KELOMPOK 4 :

1. Alfina Siska Dewi [4221220008]


2. Jihan Indah Anggraini [4223220053]
3. Rifka Khairunnisa Nasution [4223220015]
4. Rika Lidia Sibarani [4222220001]
5. Zihan Zahriani Batubara [4222520009]

MATA KULIAH TAKSONOMI ORGANISME TINGKAT RENDAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas  segala
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Organisme Tingkat Rendah. Makalah ini dapat
digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai
referensi tambahan dalam belajar Biologi khususnya tentang Jamur. Makalah ini dibuat
sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur
(Fungi) secara lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang Jamur. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga
keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.

                                                                                                 Medan, 24 Februari 2023

                                                                                                         Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
A.  Latar Belakang
B.   Rumusan Masalah
C.   Tujuan Penulisan
BAB II
A.  Pengertian Fungi
B.  Klasifikasi Jamur
C. Peranan Jamur Bagi Kehidupan
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTA PUSTAKA      
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang

alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat

menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya

yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik).

Di negara-negara tropis, kontaminasi makanan oleh jamur merupakan masalah yang sulit

diatasi. Jamur yang tumbuh pada makanan tersebut dapat memproduksi dan mengakumulasikan

mikotoksin yang sangat berbahaya bagi hewan maupun manusia. Dengan sifat jamur yang tidak

mempunyai klorofil, maka cara untuk mempertahankan hidupnya dengan memanfaatkan zat-zat

yang sudah ada yang berasal oleh organisme lain, maka jamur disebut sebagai organisme yang

heterotrop. Kalau zat organik yang diperlukan jamur itu zat yang sudah tidak dibutuhkan lagi

oleh pemiliknya maka jamur semacam itu disebut saproba. Kalau jamur itu hidup pada jasad-

jasad lain yang masih hidup sehingga akibatnya merugikan, maka jamur itu disebut parasit.

Jamur mempunyai peranan penting dalam ekosistem. Jamur merupakan dekomposer

(pengurai) dan menjadi penyeimbang keanekaragaman jenis hutan. Jamur mampu menguraikan

bahan organik seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, protein, dan senyawa pati dengan bantuan

enzim. Jamur menguraikan bahan organik menjadi senyawa yang diserap dan digunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangan. Jamur secara luas dihargai di seluruh dunia untuk nilai gizi dan

pengobatan. Mereka memiliki rendah lemak, protein tinggi dan vitamin. Jamur mengandung

beberapa mineral dan elemen, serta sejumlah serat makanan.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu

permasalahan dalam Makalah ini antara lain sebagai berikut :

1)      Apa pengertian dari jamur?

2)      Bagaimana sistem pengklasifikasian pada fungi?

3)      Apa peranan jamur bagi kehidupan?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari

penyusunan Makalah ini adalah :

1)      Untuk mengetahui pengertian dari fungi.

2)      Untuk mengetahui bagaimana sistem pengklasifikasian pada fungi.

3)      Peran jamur bagi kehidupan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fungi
Mikologi adalah ilmu yang mempelajari jamur, berasal dari kata: mykes = jamur; logos =
ilmu (bahasa Yunani). Perintis ilmu jamur adalah Pier Antonio Micheli, seorang ahli tumbuhan
berbangsa Italia yang mempelajari jamur dan mempublikasikan bukunya berjudul Nova
Plantarum Genera 10 pada tahun 1729. Penggunaan istilah umum jamur mencakup semua bentuk
yang kecil maupun besar yang disebut kapang, cendawan, lapuk, kulat dan lain-lain. Dengan
demikian jamur itu merupakan nama taksonomi seperti halnya dengan bakteri, ganggang, lumut-
lumutan, dan paku-pakuan. Jamur adalah suatu tumbuhan yang sangat sederhana, berinti,
berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau benang bercabang-cabang dengan dinding dari
selulosa atau khitin atau keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Jamur terbagi dalam dua golongan yaitu jamur yang uniseluler disebut khamir; contoh
Saccharomyces cerevisiae dan yang multiselluler disebut kapang; contoh Aspergillus fumigatus.
Jamur juga terbagi dalam dua golongan berdasarkan ukuran yaitu mikrofungi merupakan jamur
yang strukturnya hanya dapat dilihat dengan mikroskop dan makrofungi yaitu jamur yang
membentuk tubuh buah yang terbagi lagi dalam dua golongan yaitu jamur-jamur yang dapat
dimakan atau disebut Edible mushroom; contoh Pleurotus ostreatus (jamur tiram), Auricularia
auricular (jamur kuping), dan lain-lain, dan jamur-jamur beracun; contoh Amanita palloides,
Rusula emetika, dan lain-lain.
Jamur adalah organisme kecil, umunya mikroskopis, eukariotik, berupa filament
(bening), bercabang, menghasilkan spora, tidak mempunyai klorofil, dan mempunyai dinding sel
yang mengandung kitin, selulosa atau keduannya. Sebagian besar dari 100.000 spesies jamur
yang telah diketahui sangat saprofit, hidup pada bahan organic mati, yaitu membantu pelapukan.
Beberapa diantaranya lebih kurang 50 spesies, menyebabkan penyakit pada manusia, dan lebih
kurang sebanyak itu menyebabkan penyakit pada hewan, sebagian besar dari pada itu berupa
penyakit yang tidak berarti pada kulit atau anggota tubuh. Akan tetapi, lebih dari 8.000 spesies
jamur dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Semua tumbuhan diserang oleh beberapa
jenis jamur, dan setiap jenis parasit dapat menyerang satu atau banyak jenis tumbuhan.
Beberapa jenis jamur dapat tumbuh dan memperbanyak diri hanya apabila tetap
hubungan dengan tumbuhan inangnya selama hidupnya, jamur yang demikian dikenal dengan
parasit obligat atau biotrof. Jenis yang lain membutuhkan tumbuhan inang untuk sebagian daur
hidupnya tetap dapat menyelesaikan daurnya pada bahan organik mati maupun pada tumbuhan
hidup, jamur yang demikian disebut parasit nonobligat. Jamur yang beranekaragam jenisnya
tersebut biasanya hidup secara berkelompok walaupun ada yang hidup secara soliter atau sendiri.
B. Klasifikasi Jamur
Klasifikasi jamur merupakan pengaturan fungi ke dalam grup (takson) tertentu.
Sedangkan identifikasi adalah proses penentuan suatu isolat termasuk dalam takson tertentu.
Proses identifikasi dapat dilakukan apabila karakterkarakter isolat fungi diketahui. Karakter yaitu
atribut/ciri organisme yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perbandingan dengan
organisme lain. Tipe karakter dapat ditinjau dari segi morfologi, anatomi, ultrastruktur, biokimia,
sekuensi asam nukleat,dll.

1. Karakter morfologi

Karakter morfologi misalnya bentuk, ukuran, dan warna thalus, struktur produser spora.
Pengamatan makroskopik dan mikroskopik isolat fungi dapat dilakukan dan perlu diketahui
medium yang digunakan untuk menumbuhkan fungi, umur isolat, maupun suhu inkubasi.
Pengamatan makroskopik koloni kapang meliputi warna koloni, tekstur koloni, permukaan
koloni ,growing zone/zona pertumbuhan ,zonasi, radial furrow (garis dari pusat koloni ke tepi
koloni, Gambar 1) , exudate drops/tetes air (merupakan hasil metabolisme fungi), warna sebalik
koloni (reverse colony), dan sklerotia (massa hifa yang menebal). Gambar 2 menunjukkan koloni
Aspergillus sp dengan karakter makroskopik koloni yaitu tekstur bergranula, ada zonasi, dan
growing zone/zona pertumbuhan.

2. Karakter anatomi

Karakter anatomi fungi dapat diketahui dengan melakukan potongan thallus atau struktur
yang lain sehingga dapat diketahui berbagai informasi misalnya pengaturan hifa, asci/basidia,
struktur hifa, dll. Pada tahun 1960-an ditemukan mikroskop elektron yang mendukung
pengamatan anatomi fungi antara lain struktur dinding asci, ornamentasi spora, struktur internal
mitokondria, dll.

3. Karakter biokimia

Prosedur kromatografi, elektroforesis, dll dapat digunakan untuk menentukan karakter


biokimia fungi. Yeast apabila hanya diketahui ciri morfologinya maka sangat kurang sehinga
perlu dilakukan tes asimilasi gulagula.

4. Karakter lain
1. Tipe pelapukan terutama species pelapuk kayu (Basidiomycota)

2. Distribusi geografi terbatas

3. Teknik molekuler misalnya dengan sekuensing yang saat ini banyak dikembangkan karena
data yang didapat dapat lebih cepat dan akurat.

KLASIFIKASI JAMUR (FUNGI)

A. SCHIZOMYCOPHYTA

Schizomycophyta, mempunyai kelas Schizomycetes (Yunani Schizein = memotong,


memisah, + myketes = jamur) meliputi bakteri yaitu makhluk terkecil yang dapat di lihat dengan
mikroskop cahaya. Diantara beberapa organisma dalam division ini ada yang agak besar. Tetapi
umumnya masih terlalu kecil untuk di lihat dengan mata bugil. Ukurannya berkisar antara 0.001
sampai 0,005 mm (1 sampai 5 mikron). Kebanyakan spesies dengan ukuran ini disebut bacteria
(bentuk jamak dari bakteri), kecuali bila ada catatan lain. Untuk 42 memudahkan kita pakai nama
ini bagi kelas keseluruhan. Sebagian besar Schizomycetes adalah konsumen yang mendapatkan
energinya dari makanan yang dihasilkan organisma lain. Beberapa di antaranya adalah parasit,
tetapi kebanyakan adalah saprofor, yaitu organisma yang hidupnya dari organisma yang telah
mati. Ada beberapa bakteri yang mempunyai pigmen. Sifat kimia pigmen ini mirip dengan
chlorophyl dalam tumbuhan. Oleh karenanya dapat melakukan semacam fotosintesis.
Fotosintesis ini agak lain daripada fotosintesis pada tumbuhan.

Juga ada sejumlah kecil bakteri yang memperoleh energinya dari zat-zat anorganik yang
mengandung besi, belerang atau nitrogen. Kelompok bakteri ini sajalah yang untuk memperoleh
energinya tidak bergantung kepada energi cahaya matahari secara langsung maupun secara tidak
langsung. Sejak mikroba diduga menjadi suatu faktor penyebab penyakit pada manusia. Bakteri
parasit mendapat lebih banyak perhatian daripada bakteri lainnya. Tetapi aktivitas bakteri bukan
parasit sangat menguntungkan umat manusia.Bakteri menguraikan senyawa-senyawa kimia dari
tubuh organisma mati, sehingga zat-zat itu dapat diserap oleh tumbuhan. Bakteri menjadi sumber
makanan bagi sejumlah besar organisma kecil, umpamanya Crustaceae yang masih muda, yang
sangat penting artinya sebagai salah satu bagian dalam rantai makanan yang akhirnya sampai
kepada manusia.

Manusia memanfaatkan bakteri dalam menghasilkan alkohol, penyamakan kulit,


memisahkan serabut nenas dan rami, dalam proses pembuatan teh, kopi, coklat di pabrik. Pada
ikan kembung, trasi, keju, mentega, Yoghurt juga merupakan hasil bakteri, begitu pula asinan
sawi dan rumput silo.

B. MYXOMYCOPHYTA ( Slime Molds )

Slime Molds/jamur lendir termasuk divisio Myxomycophyta (Yunani: myto = lendir,


myketes = jamur). Organisma ini pada umumnya hidup sebagai saprophyt. Ada juga beberapa
spesies yang parasitic. Di musim hujan Myxomycetes sering ditemukan pada daun-daun mati,
kayu yang membusuk, pupuk kadang dan lain-lain materi yang merugikan. Dalam fase
kehidupan ini Myxomycetes berwujud suatu plasmodium, yaitu segumpal protoplasma yang
berinti banyak. Bentuk plasmodium ini menyerupai lembaran jala-jala mengkilap. Warnanya
dapat jingga atau kuning atau putih atau kadang-kadang dapat tak berwarna sama sekali.
Plasmodium dapat beberapa sentimeter panjangnya, tetapi dapat juga lebih dari satu meter.

Plasmodium Myxomycophyta makan dan bergerak menyerupai amuba, hanya ukuranya


beberapa ribu kali bahkan berjuta kali lebih besar. Dengan pseudopoda plasmodium bergerak
perlahan-lahan dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan menangkap makanannya yang
terdiri dari bakteri, spora jamur dan zat-zat organik lainnya. Sesudah masa makan dan masa
tumbuh, plasmodium bergerak ke suatu tempat yang agak kering dan lebih terbuka. Disana
plasmodium berubah menjadi beberapa kantong spora, sporangium, yang bertangkai halus dan
berwarna cerah. Dalam sporangium terdapat sejumlah besar spora. Apabila sporangium pecah,
spora-spora akan keluar. Kalau spora itu jatuh di suatu tempat yang menguntungkan, yaitu di
tempat lembab, spora itu akan berubah menjadi sel yang berflagel dan berenang-renang. Setelah
beberapa waktu sel yang berflagel ini kemudian menarik kembali flagelnya dan begerak
perlahan-perlahan seperti amuba. Sel ini di sebut myxamuba. Akhirnya sel ini berpadu
berpasang-pasangan dan membentuk zygot yang berubah menjadi plasmodium baru. Organisma
lain yang mempunyai sejarah hidup seperti jamur lendir tidak banyak.
Dalam masa berflagel dan menyerupai amuba, jamur lendir bergerak seperti hewan,
tetapi kantong spora dan sporanya sendiri menyerupai tumbuhan. Adanya organisme yang
mempunyai sifat hewan dan sifat tumbuhan menjadi alasan kuat untuk membentuk golongan
ketiga dalam klasifikasi makhluk hidup, yaitu golongan Protista.

 C. Divisi Zygomycota

Jamur yang tergolong divisi ini hidup di darat, di atas tanah, atau pada tumbuhan dan
hewan yang telah membusuk. Namun, Zygomycota berasal dari Zigospongarium. Zigospora
merupakan spora istirahat yang memiliki dinding tebal.

Jenis jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:

·         Jamur Roti (Rhizopus Nigricans)

Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian
akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut
Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.

·         Jamur Tempe (Rhizopus Stolonifer)

Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus Stolonifer dapat
terjadi secara seksual dan aseksual.

·         Pilobolus

Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon
positif terhadap cahaya.

D.     Divisi Ascomycota

Jamur Ascomycota “jamur kantung” ada yang uniseluler dan multiseluler. Jamur ini ada
yang bersifat parasit dan ada juga yang bersifat saprofit.

Spesies yang tergolong Ascomycota, diantaranya sebagai berikut:

·         Penicillium
Jamur ini berwarna hjjau kebiruan dan tumbuh baik pada buah-buahan yang telah masak,
roti, nasi, serta makanan bergula. Penicillium dibagi menjadi dua: Penicillium Camemberti dan
Penicilium Requeforti, kedua jamur ini dimanfaatkan dalam industri keju. Beberapa setelah keju
tersebut ditanam diatas keju, cabang hifa akan tumbuh diseluruh keju.

·         Ragi (Saccharomyces)

Merupakan organisme uniseluler yang dikelompokkan ke dalam Ascomycotakarena


reproduksi seksualnya terjadi dengan pembentukan Askus

·         Neurospora

Jamur ini dimanfaatkan untuk pembuatan makanan dari kacang tanah dengan suatu
proses fermentasi jamur. Selain dimanfaatkan sebagai pembuatan oncom, jamur juga digunakan
sebagi objek penelitian genetika.

·         Higrophorus Coccineal dan Morcella Deliciosa

Jamur ini bersifat parasit, banyak menyerang hewan selain itu, dapat membusukkan kayu
dna buah-buahan.

E.  Divisi Basidiomycota

Pada umumnya tubuh buah jamur dari divisi Basidiomycota berukuran besar
(Makroskopis), walapun ada juga yang berukuran kecil (Mikroskopis). Jamur dari divisi
basidomycota memiliki ciri khas, yang memiliki Basidium. Basidium merupakan alat reproduksi
seksual yang terdapat dalam bilah. Seluruh Basidium berkumpul membentuk suatu badan yang
disebut Basidiokarp. Spora yang dihasilkan dalam basidium dinamakan Basidiospora.

Beberapa contoh spesies dari Divisi Basidiomycota, antara lain:

·         Puccinia Graminis
·         Jamur Merang (Volcariella Volvacea)
·         Ustilago maydis
·         Jamur Kuping
·         Amanita Muscaria
F.   Divisi Deuteromycota

Jamur yang tergolong Deuteromyota adalah jamur yang belum diketahui reproduksi
seksualnya. Jamur ini biasa disebut jamur tidak sempurna atau Jamur Imperfecti (Campbell,
1998: 581). Reproduksi aseksualnya terjadi dengan fragmentasi atau dengan Konidium.

Berikut contoh jamur dari Divisi Deuteromycota, antara lain:

·         Aspergillus

Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman dan kandungan gula
tinggi.

·         Epidermophyton dan Mycosporium

Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada manusia. Epidermophyton menyebabkan
penyakit kaki pada atlit, sedangkan Mycosporium penyebab penyakit kurap.

·         Fusarium, Verticellium, dan Cercos

Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi
dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan yang diserangnya.

C. Peranan Jamur Bagi Kehidupan

Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan keperluan
lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan mengumpulkan jamur
merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang dampak menggunakan historis dan
sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai ethnomycology .

Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk alami dengan
antimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah lama digunakan atau sedang
dikembangkan untuk industri produksi antibiotik , vitamin, dan anti-kanker dan kolesterol-
menurunkan obat. Baru-baru ini, metode telah dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur,
yang memungkinkan rekayasa metabolik spesies jamur. Sebagai contoh, modifikasi genetik dari
spesies ragi yang mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam fermentasi besar kapal-telah
membuka cara farmasi produksi yang berpotensi lebih efisien daripada produksi oleh organisme
sumber asli.

Peranan Jamur dalam bidang kesehatan ada yang merugikan ada yang menguntungkan.
Yang menguntungkan antara lain adalah dalam bidang industri obat-obatan. Sedanagkan yang
merugikan adalan jamur-jamur yang menyebabkan penyakit atau yang mengeluarkan zat-zat
yang bersifat racun. Penyakit jamur atau mikosis adalah suatu penyakit kronis menahun, yang
menyebabkan infeksi yang lama dan hebat terhadap manusia dan hewan, yang memerlukan suatu
perhatian yang khusus.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Jamur adalah organisme kecil, umunya mikroskopis, eukariotik, berupa filament
(bening), bercabang, menghasilkan spora, tidak mempunyai klorofil, dan mempunyai
dinding sel yang mengandung kitin, selulosa atau keduannya.
 Jamur dapat diklasifikan yaitu,
1) Schizomycophyta
2) Myxomichophyta
3) Divisi Zygomycota
4) Divisi Ascomycota
5) Divisi Basidiomycota
6) Divisi Deuteromycota
 Peran jamur bagi kehidupan ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan seperti
jamur bisa dijadikan obat-obatan bagi manusia dan jamur dapat menyebabkan penyakit
bagi manusia.
B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu mohon diberikan sarannya agar kami bisa membuat
makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan
menjadi wawasan kita dalam mempelajari protein serta peranannya dalam sel dan makhluk
hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani L, Krisnwati Y, Anorda R, dan Lanjarini K. 2018. Jenis-Jenis Dan Potensi Jamur
Makroakopis Yang Terdapat Di PT Perkebunan Hasil Musi Lestari Dan PT Djuanda Sawit
Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi. Vol 1 (1): 21-28.
Purwanto B, Zaman N, Yusuf M, dkk. 2017. Inventarisasi Jamur Makroskopis di Cagar Alam
Nusakambangan Timur Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Proceeding Biology Education
Conference. Vol 14 (1): 79-82.
Rakhmawati A. 2012. Klasifikasi Jamur. Yogyakarta
Suryani Y. 2020. Mikologi. PT. Freeline Cipta Granesia, Padang

Anda mungkin juga menyukai