Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN OBSERVASI BOTANI TUMBUHAN RENDAH

JAMUR, PAKU DAN LUMUT

DISUSUN OLEH:

NAMA : MARKUS. BATLAJRY (2016-40-097)

KELAS: A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN MIPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS PATTIMUNA

AMBON

2017
BAB I

PENDAHULUAN

a. latar belakang

jamur (L=fungus, Y=mykes) merupakan tumbihan yang tidak berpembuluh, tidak berklorofil, dan
tidak bereproduksi melalui spora. Jamur merupakan tumbuhan talus, tidak mempunyai akar,
batang, dan daun. Karena tidak mmpunyai klorofil, jamur tidak dapat mensintesis makanan sendiri
dan saprofit atau parasit. Jamur mempunyai peranan ekonomi yang sangat besar bagi manusia.
Banyak diantara jamur yang menghasilkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia; namun
tidak sedikit yang menguntungkan, di antara sebagai bahan makanan , obat-obatan, bahan-bahan
kimia, dan untuk keperluan berbagai proses industri.

Jamur pada umumnya hidup ditempat-tempat yang sedikit terkena sinar dan tempat yang
mengandung banyak bahan organik. Selain hidup sebagai saprofit atau parasit, kadang-kadang
jamur hidup bersimbiosis membentuk likens atau mikoriza.

tumbuhan paku adalah merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat di
jumpai di daratan diduga tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus tertua yang menghuni
daratan bumi. Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun yang
sebenarnya. Artinya, batang akar dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut xilem dan floem.

Alasan kami memilih materi tentang tumbuhan paku, karena kami ingin memberi informasi kepada
para pembaca bahwa sebenarnya tumbuhan paku juga memberi manfaat kepada manusia.

Lumut adalah tumbuhan tingkat rendah atau tumbuhan kecil yang termasuk dalam bryophita,
berasal dari bahasa yunani ‘bryum yang artinya lumut. Tumbuhan ini telah menunjukan diferensiasi
tegas antara organ penerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati.
Akarnya berupa rhizoid, daunnya dapat melakukan fotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain tumbuh. Hal ini terjadi karena
tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas.
Jaringan tumbuhan lain yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan
yang lainnya.

b. tujuan

1. dapat menerangkan adanya variasi pada tumbuhan jamur, paku dan lumut

2. dapat menerangkan susunan tubuh berbagai jenis tumbuhan jamur, paku dan lumut

3. dapat menyebutkan ciri-ciri kelas tumbuhan jamur, paku dan lumut


4. dapat membedakan antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya.

5. dapat menyebut dimana jenis-jenis jamur, paku dan lumut tersebut di dapatkan.

6. dapat menjelaskan cara reproduksinya


BAB II

KAJIAN PUSAKA

A. Jamur

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum

fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).

Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan, dan reproduksinya.

Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and
Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar
yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke
sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atauhifasenositik.Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.

Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada
substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu
diperoleh dari ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang
menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika
mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap
oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. (Anonim, 2008)

Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat diamati dengan
mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek
yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme
yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati,
yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron.

B. Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku sudah dapat di bedakan antara akar, batang, dan daun sehingga tumbuhan paku
adalah tumbuhan yang lebih tinggi perkembangannya bila di bandingkan dengan dengan tumbuhan
lumut. Daur hidup tumbuhan paku memperlihatkan pergiliran keturunan tetapi berbeda dengan
tumbuhan lumut. Generasi yang menonjol adalah sporofitnya. Sporofit merupakan tumbuhan
pakunya yang memiliki sistem pembuluh angkut yaitu xilem dan floemyang gametofitnya
merupakan akar talus yang disebut protalium.

Tumbuhan paku adalah merupakan salah satu salah satu kelompok tumbuhan yang tertua yang
masih dapat di jumpai di daratan. Diduga tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus tertua
yang menghuni daratan bumi. Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang
dan daun yang sebenarnya, artinya batang akar dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut.
Daun tumbuhan paku pada umumnya merupakan daun majemuk. Pada permukaan sebelah bawah
daun tumbuhan paku dewasa umumnya terdapat bercak berbentuk bulat/memanjang berwarna
karat.yaitu sporangium dan disebut sorus(sekelompok kotak suara)

C. lumut

Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok
tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih
350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat
kecuali di laut. Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan
berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga tumbuhan tersebut
adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai
cadangan makanan utama

Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan berpembuluh telah beradaptasi
dengan lingkungan darat yang kering dengan mempunyai organ reproduksi (gametangium dan
sporangium), selalu terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel
mandul, zigotnya berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina.
Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan darat
tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatic.

Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali Polytrichales)
tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut tidak mempunyai akar
sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoid. Siklus hidup lumut dan tumbuhan
berpembuluh juga berbeda. pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam
merupakan generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi.
Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual (gametofit). Sporofit
lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya melekat dan tergantung pada gametofit.

Termasuk ciri-ciri lumut adalah :

1. Akar, batang, dan daun belum sejati (belum dapat dibedakan dengan jelas).

2. Tidak berpembuluh angkut.

3. Mengakar dalam bentuk rhizoid.

4. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan antara fase gametofit dan fase sporofit).

5. Berhabitat ditempat lembab.


BAB III

METODE PRAKTIKUM

a. waktu dan tempat

 Waktu : praktikum botani tumbuhan rendah dilaksanakan pada hari kamis, 23 november
2017/Jam: 12.00 wit
 Tempat : desa seri,kecamatan Nusaniwe, kota Ambon.

b. alat dan bahan

1. alat

- kamera

- kertas meter block

2. bahan

- tumbuhan jamur, paku dan lumut

c. prosedur kerja

Mengamati jamur

1. mengamati Tumbuhan jamur, paku dan lumut dan mencari spesies-spesies yang lainnya

2. setelah mendapat tumbuhan jamur, paku dan lumut letakan tumbuhan tersebut di atas
kertas meter block

3. mengambil dokumentasi/di foto tumbuhan tersebut


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tumbuhan Jamur

No Gambar Pengamatan Keterangan

1 Ganoderma applanatum  Klasifikasi


Devisi : Fungi
Class : Basidiomycetes
Ordo : Himenomycetales
Famili : Polyporaceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma applanatum

 Deskripsi
Ganoderma applanatum merupakan kelompok
jamur yang termasuk famili polyporaceae.memiliki
tubuh buah berupa kipas,himenofora merupakan
buluh –buluh (pori) yang dilihat dari luar berupa
lubang.Lubang sisi dalam lubang – lubang itu
dilapisi himenium.Sebagian hidup sebagai
saprofit.Tubuh buah berbentuk setengah
lingkara,banyak terdapat pada kayu – kayu yang
telah lapuk. Ganoderma applanatum termasuk
dalam ordo hymenomycetales yang secara umum
mempunyai
.
2. Jamur Earliella scabrosa
 klasifikasi

kingdom : fungi
devisi : Basidiomycota
class : Agricomycetes
ordo : polyporales
Family : polyporaceae
Genus : earliella
Species : Earliella scabrosa

 deskripsi
memiliki warna merah dan putih, jamur ini
memiliki bentuk tubuh yaitu setengah lingkaran,
jamur ini terdapat pada kayu uang sudah lapuk
3. Jamur G. Lucidum
 KlasifikasI
Kingdom : fungi
Devisi : basidiomycota
Class : Agaricomycetes
Ordo : polyporales
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : G. Lucidum

 Deskripsi
Ganoderma lucidum adalah organisme eukariotik
yang digolongkan ke dalam kelompok jamur sejati.
Dinding sel Ganoderma terdiri atas kitin, namun sel
nya tidak memiliki klorofil. Ganoderma
mendapatkan makanan secara heterotrof yaitu
dengan mengambil makanan dari bahan organik di
sekitar tempat tumbuhnya. Bahan organik tersebut
yang akan diubah menjadi molekul-molekul
sederhana dan diserap langsung oleh hifa.
4. Jamur : T. Versicolor
 Klasifikasi
Kingdom : fungi
Devisi : basidiomycota
Class : Agaricomycete
Ordo : polyporales
Famili : polyporaceae
Genus : tramates
Spesies : T. Versicolor
 Deskripsi
Jamur ini hidup di batang kayu yang keras
dan tua serta kering. Bentuknya seperti kipas
dengan pinggirannya yang tidak rata tersusun
hampir berjajar. Diameter tubuh berkisar antara 2- 5
centimeter. Warnanya sangat bervariasi dan
berlapis-lapis, mulai dari coklat, biru, ungu, hingga
krem. Jamur Coriolus berbentuk tebal, keras, dan
biasanya dijumpai dalam kelompok besar dan
tumpang tindih berjenjang atau berbentuk rak-rak
mendatar. Permukaannya halus seperti beledu dan
warnanya sangat bervariasi, seperti hitam-hijau,
biru-abu-abu, abu-abu-coklat, dan lain-lain. Daging
buahnya keras dan kasar serta berwarna putih. Rasa
dan baunya tidak enak. Jamur ini biasanya ditemui
pada batang kayu.
5.  Klasifikasi
Kingdom: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas: Agaricomycetes
Ordo: Auriculariales
Famili: Auriculariaceae
Genus: Auricularia
Spesies : A. auricula-judae
 deskripsi
Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan
salah satu kelompok jelly fungi yang masuk ke
dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur
jelly yang unik.Fungi yang masuk ke dalam kelas
ini umumnya makroskopis atau mudah dilihat
dengan mata telanjang. Miseliumnya bersekat dan
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti
satu, umumnya berasal dari perkembangan
basidiospora) dan miselium sekunder (miselium
yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini
merupakan hasil konjugasi dua miselium primer
atau persatuan dua basidiospora). Auricularia
auricula umumnya kita kenal sebagai jamur
kuping.Jamur ini disebut jamur kuping karena
bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga
manusia (kuping).
6. jamur Cuphophyllus pratensisi
 Klasifikasi
Kingdom : fungi
Devisi : basidiomycota
Class : Agaricomyetes
Ordo : Agaricale
Famili: Hygorophoraceae
Genus : cuphophyllus
Spesies : Cuphophyllus pratensisi
 Deskripsi
Bentuk bagian ats dari jamur tersebut adlah
mendatar dan berwarna kecoklatan. Permukaan atas
dari maurt ini sangat lembut dan lembab, dan pada
permukaan bawah pada jamur tersebut adalah
terdapat hifa yang berbentuk anyaman yang biasa
disebut miselium. Diameter adalah 2,5 cm.
7. Jamur Coriolus pubecens
 Klasifikasi
Kingdom : fungi
Devisi : Emycetes
Class : basidiomycota
Ordo : coriolaceae
Famili : trametes
Genus : coriolus
Species : Coriolus pubecens

 Deskripsi
Jamur Coriolus pubescens, memilki tubuh buahnya
berbentuk aplanate dengan warna bervariasi yaitu
kuning, coklat, coklat tua, dan pinggirnya berwarna
putih. Mempunyai garis melingkar seperti tahunan,
permukaannya licin dan kerin.. Permukaan jamur
ini licin dan halus serta tipis.
8. Jamur Leinzites butulina
 Klasifikasi
Kingdom : fungi
Devisi : basidiomycota
Class : Agaricomycetes
Ordo :polporales
Famili : polyporaceae
Genus : Leinzites
Spesies : Leinzites butulina

 Deskripsi
Bentuk pileusnya seperti kipas,berwarna
kecoklatan,bentuk tepi pileus mendatar,lingkaran
plieus bergerigi, permukaan bawah berupa pori-pori
yang halus, dan diameter pileus jamur ini adalah 1
cm. Jamur ini memiliki annalus dan volva, hidup
secara berkelompok maupun individu di kayu lapuk.
B. Tumbuhan Paku

No Gambar pengamatan keterangan


.
1. Paku Selaginella  Klasifikasi:

Kingdom : Plantae
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Isoetopsida
Ordo : Selaginellales
Famili : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : selaginella sp

 Deskripsi :

Paku Rane (Selaginella) adalah marga


sekelompok tumbuhan berpembuluh yang
merupakan satu-satunya anggota suku
Selaginellaceae. Tumbuhan ini berkembang
biak dengan spora bebas sehingga dianggap
sebagai bagian dari tumbuhan paku
(Pteridophyta), meskipun sekarang cenderung
untuk dipisahkan dalam kelompok tersendiri
bersama-sama paku kawat, kumpai, dan paku
rantai (Lycopodiales) serta Isoetes dalam satu
divisio tersendiri, Lycopodiophyta.

Rane memiliki ciri daun kecil dan sederhana


(disebut mikrofil) yang menyerupai sisik pipih
dan duduk (tidak bertangkai), serta
heterosporik (menghasilkan dua tipe spora
yang berbeda ukurannya). Pertumbuhan
cabang dan daunnya tidak berupa gulungan
membuka seperti paku sejati, sehingga
memang sebenarnya rane dan kumpai
bukanlah tumbuhan paku.

2. paku sarang  Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Polypodiopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Spesies : Aspenium nidus

 Deskripsi

Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang


besar, entalnya dapat mencapai panjang 150
cm dan lebar 20 cm, menyerupai daun pisang.
Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai
daun hijau cerah, dan menguning bila terkena
cahaya matahari langsung. Spora terletak di
sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan
sori tertutup semacam kantung memanjang
(biasa pada Aspleniaceae). Ental-ental yang
mengering akan membentuk semacam
"sarang" yang menumpang pada cabang-
cabang pohon. "Sarang" ini bersifat
menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan
epifit lainnya. Paku ini kebanyakan epifit,
namun sebetulnya dapat tumbuh di mana saja
asalkan terdapat bahan organik yang
menyediakan hara. Karena merupakan
tumbuhan bawah tajuk, ia menyukai naungan.
Di Hong Kong, jenis ini dilindungi oleh
undang-undang.
a) Daun Daun tunggal tersusun pada batang
sangat pendek melingkar membentuk
keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang
7 -150 cm, lebar 3 – 30 cm. perlahan-lahan
menyempit sampai bagian ujung. Ujung
meruncing atau membulat, tepi rata dengan
permukaan yang berombak dan mengkilat.
Daun bagian bawah warnanya lebih pucat
dengan garis-garis coklat sepanjang anak
tulang, daun bentuk lanset, tersusun
melingkar, ujung meruncing, warna daun
bagian atas hijau terang, bagian bawah hijau
pucat. Peruratan daun menyirip tunggal.
Warna helai daun hijau cerah, dan menguning
bila terkena cahaya matahari langsung.
Tangkai daun kokoh, hitam, panjang sekitar 5
cm. Tulang daun menonjol di permukaan atas
daun, biasanya hampir rata ke bawah,
berwarna coklat tua pada daun tua. Urat daun
bercabang tunggal, kadang bercabang dua,
cabang pertama dekat bagian tengah sampai
±0, 5 mm dari tepi daun. Tekstur daun seperti
kertas.
b) Batang
Rhizome yang pendek ditutupi oleh sisik
(berwarna coklat) yang halus dan lebat.
c) Akar
Paku epifit dengan akar rimpang kokoh,
tegak, bagian ujung mendukung daun-daun
yang tersusun roset, di bagian bawahnya
terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut
berwarna coklat, bagian ujung ditutupi sisik-
sisik sepanjang sampai 2 cm, berwarna coklat
hitam.
d) Sorus/sori
Sorus terletak di permukaan bawah daun,
tersusun mengikuti venasi atau tulang daun,
bentuk garis, warna coklat tua. Sori sempit,
terdapat di atas tiap urat daun dan cabang-
cabangnya mulai dari dekat bagian tengah
daun sampai bagian tepi, hanya sampai bagian
tengah lebar daun. dengan sori tertutup
semacam kantung memanjang (biasa pada
Aspleniaceae). Sorus berbentuk garis, tersusun
rapat di permukaan bawah daun fertil dekat
ibu tulang daun, berwarna coklat. Spora
terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat
daun, entalnya dapat mencapai panjang 150cm
dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang.
Ental-ental yang mengering akan membentuk
semacam “sarang” yang menumpang pada
cabang-cabang pohon. “Sarang” ini bersifat
menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan
epifit lainnya.

3. Dyropteris filix mas


 Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Polypodiopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Dryopteridaceae
Genus : Dryopteris
Spesies : D.filixmas

 Deskripsi

Dryopteris merupakan salah satu


marga dari anak kelas aspidieae kelas
polypodiaceae. Sorus bulat atau lonjong,
kebanyakan terletak pada ± di tengah – tengah
urat bagian bawah daun. Sorus muda
mempunyai indisium bentuk ginjal, lekas
gugur, tidak sempurna atau sama sekali tidak
ada. Daun tidak dapat terlepas dari rimpang,
menyirip tunggal atau menyirip ganda sampai
beberapa kali. Urat – uarat daun bebas atau
tidak. Paku tanah dengan rimpang merayap,
bangkit atau tegak (tjitrosoepomo, 2005).
berbentuk serabut bercabang – cabang
dikotom berwarna coklat
berupa rimpang yang tegak panjang dan
ramping, permukaannya halus dan berwarna
coklat, batangnya tidak bercabang
Bentuk/bangun daun dari Dryopteris adalah
bentuk delta dengan tepi bersirip-sirip (pinna),
daunnya sporofil yakni terdapat spora di
bagian ventral. Ujungnya meruncing, tepi
bercangap, ukuran daun terdiri dari 2 ukuran
yaitu satu lebih besar dan yang satu lebih kecil
(anisofil). Warna daun Hijau kecoklatan,
tekstur daun berbentuk helaian, permukaan
ventral daun ditutupi spora, bagian dorsalnya
halus. Termasuk daun majemuk menyirip,
daun dimorfisme yakni dalam 1 tangkai ada
daun tropofil dan sporofil, di bagian ventral
sporofil dan dorsal tropofil
4.  Klasifikasi
Paku Marsilea crenata
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Salviniales
Famili : Marsileaceae
Genus : Marsilea
Spesies : Marsilea crenata
Sekitar 35 spesies, diantaranya adalah M.
crenata, M. quadrifolia, M. drummondli, M.
macrocarpa, M. exarata.

 Deskripsi
Marsilea crenata adalah sekelompok paku air
(Salviniales) dari marga Marsilea yang di
Indonesia mudah ditemukan di pematang
sawah atau tepi saluran irigasi. Morfologi
tumbuhan marga ini khas, karena bentuk
entalnya yang menyerupai payung yang
tersusun dari empat anak daun yang
berhadapan. Akibat bentuk daunnya ini, nama
"semanggi" dipakai untuk beberapa jenis
tumbuhan dikotil yang bersusunan daun
serupa, seperti klover. Semua anggotanya
heterospor: memiliki dua tipe spora yang
berbeda kelamin.
Daun tumbuhan ini (biasanya M. crenata)
biasa dijadikan bahan makanan yang dikenal
sebagai pecel semanggi, khas dari daerah
Surabaya. Organ penyimpan spora (disebut
sporokarp) M. drummondii juga dimanfaatkan
oleh penduduk asli Australia (aborigin)
sebagai bahan makanan. Semanggi M. crenata
diketahui mengandung fitoestrogen (estrogen
tumbuhan) yang berpotensi mencegah
osteoporesis.Tumbuhan ini juga berpotensi
sebagai tumbuhan bioremediasi, karena
mampu menyerap logam berat Cd dan Pb.
Kemampuan ini perlu diwaspadai dalam
penggunaan daun semanggi sebagai bahan
makanan, terutama bila daunnya diambil dari
lahan tercemar logam berat. Habitat: Tumbuh
pada tempat yang terkena sinar matahari atau
agak rindang pada dataran rendah hingga
ketinggian 3000 m dpl. Bagian tanaman yang
digunakan: Seluruh bagian tumbuhan.
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Saponin; Zat
samak. Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai
obat pengecilan hati dengan busung (Liver
cirrhosis dan ascites), batu empedu, infeksi
saluran kencing, batuk dan sesak nafas,
sariawan, radang tenggorok, infeksi amandel,
infeksi telinga tengah.
5.  klasifikasi
Paku kikir (tecnaria sp)
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : polypodiales
Famili : polypodiaceae
Genus : Tecnaria
Spesies :Tecnaria crenata Cav

 deskripsi
Spesies Tectaria sp. diperoleh dari Taman
Hutan Raya Cangar, habitatnya yaitu di tanah
atau biasanya juga dapat ditemukan di
bebatuan. Jenis paku ini mempunyai rimpang
yang ramping dan panjang, berakar dalam
tanah, memanjat pohon tetapi tidak epifit, atau
ada sebagian yang rimpangnya menjalar pada
permukaan bebatuan, menyukai keteduhan.

Perawakan paku ini termasuk semak atau bisa


dikatakan agak berkayu. Menurut Haupt
(1953), hampir semua paku-pakuan adalah
herba atau agak berkayu. Ada pula yang
berupa pohon.
6.  Klasifikasi
Paku Helminthostachys zeylanica (L.) Hook Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Pteridophyt
Kelas: Psilotopsida
Ordo: Ophioglossales
Famili: Ophioglossaceae
Genus: Helminthostachys
Spesies: Helminthostachys zeylanica (L.) Hook
 deskripsi
Paku tunjuk langit adalah sejenis tumbuhan
paku yang merupakan penghuni asli Asia dan
Australia tropika. Bentuknya berupa terna
kecil, dapat mencapai tinggi sekitar setengah
meter. Sebagaimana anggota suku
Ophioglossaceae lainnya, ental tumbuhan ini
dapat menghasilkan bagian steril dan fertil,
yang bentuknya berbeda. Bagian fertil (subur,
disebut sporophore: pembawa spora)
berbentuk seperti gada kecil, tempat sporangia
duduk. Bagian ental steril berbentuk
memajang, tersusun menjari. Rimpangnya
pendek, kaku dan menjalar di bawah
permukaan tanah.
Rimpangnya dipakai orang sebagai bahan
pengobatan di Cina dan Indonesia. Daunnya
dikeringkan dan diasap untuk mengobati
mimisan.
7. paku Athyrium sp.  klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Ordo: Polypodiales
Famili: Polypodiaceae
Genus: Athyrium
Spesies: Athyrium sp.
 Deskripsi
Athyrium sp. (paku sayur) didistribusikan
secara luas di Filipina. Hal ini ditemukan dari
India ke Polinesia. Memiliki akar yang gemuk,
liat akar yang sering berkumpul dapat dijual.
Tangkai berwarna hijau dan agak halus,
dengan panjang 20-50 cm. Pada daun 2 – 3
pinnate, 5-3 menyirip, dan panjangnya 50-80
cm. Yang pinnules berbentuk pisau pembedah
dengan panjang 2-5 cm dan agak kasar
bergerigi. Para sori yang dangkal, diatur di
pasang di sisi pembuluh darah atau veinlets.
Daun muda jauh lebih diinginkan dan dimakan
di semua bagian baik mentah atau dimasak.
Mereka digunakan sebagai sayuran, atau
sebagai bahan minuman. Mereka adalah
sumber kalsium yang adil, yang sangat baik
sumber fosfor dan sumber yang baik dari besi
serta mengandung vitamin B. Di Filipina daun
muda digunakan dengan gula, karena baik
untuk hemoptisis dan batuk biasa. Di
Indonesia paku ini tersebar mulai dari
Sumatera, Jawa, Sulawesi sampai ke Irian.
8.  Klasifikasi
Paku Azolla pinnata R. Br.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Salviniales
Famili : Azollaceae
Genus : Azolla
Spesies : Azolla pinnata R. Br.
 deskripsi
Azolla adalah jenis tumbuhan paku air yang
mengapung banyak terdapat di perairan yang
tergenang terutama di sawah-sawah dan di
kolam. Mempunyai permukaan daun yang
lunak mudah berkembang dengan cepat dan
hidup bersimbosis dengan Anabaena azollae
yang dapat memfiksasi Nitrogen (N2) dari
udara.
Azolla pinnata merupakan tumbuhan kecil
yang mengapung di air, terlihat berbentuk
segitiga atau segiempat. Azolla berukuran 2-4
cm x 1 cm, dengan cabang, akar rhizoma dan
daun terapung. Akar soliter, menggantung di
air, berbulu, panjang 1-5 cm, dengan
membentuk kelompok 3-6 rambut akar. Daun
kecil, membentuk 2 barisan, menyirap
bervariasi, duduk melekat, cuping dengan
cuping dorsal berpegang di atas permukaan air
dan cuping ventral mengapung. Kebanyakan
berwarna hijau dan makin lama makin
menguning.
Spesies Azolla pinnata memiliki kandungan
protein yang baik sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pakan hewan ternak,
unggas, dan ikan.Spesies Azolla pinnata
dikenal mampu bersimbiosis dengan bakteri
biru (Anabaena azollae) dan mengikat nitrogen
langsung dari udara. Kemampuan Azolla
pinnata tersebut memiliki nilai ekologis dan
ekonomis yang baik saat diolah maupun
dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan pakan
hewan ternak.
Azolla pinnata ditemukan di daerah tropis asia
(termasuk Asia Tenggara), Cina selatan dan
timur, Jepang selatan, Australia utara dan di
daerah tropis Afrika selatan (termasuk
Madagaskar).
9.  klasifikasi
Paku Adiantum aleuticum Kingdom: Plantae
Divisi: Pteridophyta
Kelas: Pteridopida
Ordo: Polypodiales
Famili: Pteridaceae
Genus: Adiantum
Spesies: Adiantum aleuticum

 Deskripsi
Adiantum aleuticum adalah berwarna hijau
tua, daun berupa makrofil, bertangkai dan
tulang-tulangnya bercabang-cabang. Saat
masih muda, daunnya akan tergulung pada
ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak
terdapat sporangium. Dinding sporangium
mempunyai anulus. Sorus bentuk ginjal,
jorong atau bangun garis, terletak di tepi daun
yang terlipat kebawah dan berfungsi sebagai
indusium. Sorus merupakan kluster-kluster di
sisi bawah daun pada bagian tepi. Daun
majemuk (umumnya menyirip), merupakan
paku tanah, rhizom merayap, bangkit atau
tegak. . Daun-longgar melengkung ke kaku
tegak atau independen, sering berkerumun
padat, 15 – 110 cm. Tangkai daun 0,5-3 mm
diameter, gundul. Bentuk daun secara luas
berbentuk kipas, 10-75 cm; batang coklat
kemerahan untuk keunguan-hitam; pisau
kurang lebih palmately-menyirip, dengan
sudut kanan ke batang dan kurang lebih sejajar
dengan tanah, 10-40 cm, 10-40 cm lebar,
dibulatkan menjadi berbentuk ginjal,
bercabang di basis menjadi 2 bengkok-
menyebarkan perpecahan yang pada gilirannya
beruang 2-beberapa divisi yang lebih pendek,
divisi yang lebih besar dengan 15-35,
alternatif, pendek mengintai. Apeks tumpul
dibagi menjadi lobus sudut ± dipisahkan oleh
sinus 0,6-4 mm, margin dari lobus tajam
denticulate. Indusia Salah melintang bujur
untuk berbentuk bulan sabit, 0,2-3,5 (- 6) mm,
gundul. Spora sebagian besar 37-47 diameter
pM. 2 n = 58. Gametofitnya untuk yang
heterospor sifatnya endosporik dan yang
homospor bersifat eksosporik.
10.
Paku Davallia sp  klasifikasi

Kingdom : Plantae
Division : Pteridophyta
Class : Filicinae
Order : Davalliales
Family : Polypodiceae
Genus : Davallia sp

 Deskripsi:
Pada Pengamatan yang dilakukan di air tejun
Coban Rondo kali ini, mahasiswa banyak
sekali menemukan jenis tumbuhan paku
diantaranya yang berasal dari family
Polypodiceae yaitu Davallia solida dan
Cheilanthes sp. Davallia yang diamati
mempunyai cirri-ciri hidupnya di daerah
dataran rendah, batangnya kecil tetapi keras,
letak cabang berhadapan, termasuk daun
majemuk menyirip ganda dua, daun berbentuk
segitiga dan kaku, tepinya bergerigi,
permukaan daun mengkilat. Terdapat sorus
yang terletak di tepi daun. Rimpangnya
merayap dengan ruas panjang.

Suku polypodiaceae habitatnya macam-macam


sekali, daun tunggal atau majemuk dengaan
bentuk daan ukuran yang bermacam-macam
pula. Tetapi yag banyak dijumpai ialah
susunan daun yang majemuk menyirip. Rizom
merayap mempunyai ruas-ruas yang panjang,
jarang memperlihatkan batang yang nyata.
Akar dan daun-daunnya sering kali bersisik
atau berambut. Kebanyakan daun fertile sama
dengan daun steril, tetapi juga dijumpai
adanya dimorfisme. Sori bentuknya
bermacam-macam. Letak sorus pada tepi atau
dekat tepi daun, dapat pula pada urat-urat,
berbentuk garis, memanjang, bulat.
Sporangium kadang-kadang sampai menutupi
seluruh permukaan bawah daun yang fertil.
Sporangium bertangkai dengan annulus
vertikal, tidak sempurna; jika masak, pecah
dengan celah melintang. Indusium ada atau
tidak, melekat pada satu sisi saja, kadang-
kadang berbentuk ginjal atau perisai dengan
tepi rata atau bertoreh. Rimpang merayap atau
berdiri, mempunyai ruas-ruas yang panjang,
jarang memperlihatkan batang yang nyata.
Daun bermacam-macam, tunggal atau
majemuk, dengan urat-urat yang bebas atau
saling berdekatan. Akar dan daun seringkali
bersisik (Sulisetjono, 2011: 188).
C. Tumbuhan lumut

No. Gambar pengamatan keterangan


1.  Klasifikasi :
Lumut daun Kingdom: plantae
Divisio : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Famili : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp

 Deskripsi
Tumbuhan ini mempunyai thalus seperti daun
yang kecil-kecil sehingga sering disebut lumut
daun. Daunnya terdiri atas beberapa lapisan sel
yang pada lapisan atasnya mengandung banyak
klorofil dan tersusun menurut panjang daun
serta merupakan jaringan asimilasi. Pogonatum
sp ini termasuk dalam bangsa Bryales dan
termasuk dalam Subordo Nematodanteae
berdasarkan sifat gigi-gigi peristomnya, dan
termasuk ke dalam Politrichaceae karena
memiliki banyak rambut, mungkin maksudnya
kaliptranya banyak ditutupi oleh rambut.
2.  klasifikasi
Lumut Parmelia Kingdom : lumut/fungi
Divisio : Lichenes
Classis : Ascolichenes
Ordo : Lecanoporales
Family : Parmeliaceae
Genus : Parmelia
Spesies : Parmelia sp

 deskripsi

Memiliki bentuk tubuh seperti lembaran daun,


putih, melebar, berkerut dan bergelombang.
· Bagian tepi disebut apotesia.
· Membentuk bercak pada batu, dinding dan
kulit kayu pohon tropika.
· Lichen bentuk feliosa ini melekat pada
substrat melalui rizin.
Lumut kerak menyebar sangat luas di muka
bumi dan mampu menghuni tempat-tempat
ekstrem, seperti tundra, permukaan batu, di
pegunungan
3. Grapis  Klasifikasi
Kingdom : lumut/fungi
Divisi : Lichenes
Kelas : Ascolichenes
Ordo : Graphidales
Family : Graphidaceae
Genus : Graphis
Species : Graphis scipta

Menurut Subandi (2010) bahwa krustose


memiliki thalus yang berukuran kecil, datar,
tipis, dan selalu melekat pada permukaan batu,
kulit pohon, dan permukaan tanah. Jenis lichens
krustose ini susah dicabut tanpa merusak
substratnya.

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bahwa lumut


kerak jenis Graphis sp. berwarna abu-abu.
Habitatnya melekat pada pohon atau batang
kayu yang sudah mati. Pada bagian anatomi
tampak 2 lapisan yaitu lapisan alga dan jamur.
Graphis sp. memiliki thallus tipe crustose yang
tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan
disebut endoploidik atau endoplodal. Graphis
sp. memiliki distribusi yang luar biasa luas dan
banyak ditemukan diseluruh amerika serikat dan
eropa. Meskipun kurang umum dari pada 50
tahun lalu karena seperti banyak lumut, sangat
sensitive terhadap polusi udara.

Menurut Campbell (2004) bahwa secara


anatomi lichenes juga memiliki bagian-bagian
yang menarik karena adanya lapisan fungi atau
lapisan luar korteks yang tersusun atas sel-sel
jamur yang tidak rapat dan menempel kuat
untuk menjaga agar lumut kerak tetap tumbuh
dan lapisan alga yang mengandung ganggang
serta terdapat rhizome yang tersusun atas sel-sel
jamur yang tidak rapat dan menempel kuat pada
substrat yang dikenal sebagai rhizoid atau
lapisan lichens yang paling kuat melekat atau
menempel pada substrat ini yang paling terkenal
adalah pyrenolichenes.
BAB V

PENUTUP

A. kesimpulan

dari praktikum yang kami lakukan kami mendapat kan banyak sekali macam-macam spesies yang
beranekaragam baik itu tumbuhan,paku jamur, dan lumut.

- Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum
fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).

Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan, dan reproduksinya.

- Tumbuhan Paku merupakan golongan tumbuhan yang telah berkosmus (mempunyai akar, batang
dan daun).

- Tumbuhan lumut mempunyai ciri – ciri umum yaitu bersifat eokariotik, multiseluler dan
mempunyai organ tubuh yang dapat di bedakan secara jelas meskipun beberapa jenis tumbuhan ada
yang belum dapat dibedakan organ tubuhnya secara jelas

Anda mungkin juga menyukai