Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM KE-2

BETAPA BERAGAMNYA PROTISTA


PROTISTA II (algae makroskopis, Myxomycota dan Oomycota)
Adi Abdilah1*
1*
Institus Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
*
email penulis: : adhy.japan123@gmail.com

A. PENDAHULUAN
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau
berkoloni. Umumnya protista adalah makhluk hidup uniseluler, namun terdapat pula
protista yang multiseluler, seperti ganggang laut. Protista ada yang bersifat autotrof,
adapula yang heterotrof, hidup bebas dilaut, air tawar, atau sebagai parasit pada
makhluk hidup lain. Protista adalah kelompok organisme yang tidak memiliki jaringan
yang sebenarnya. Anggota Protist aberbeda antara satu dengan lainnya dalam hal
morfologi maupun cara hidupnya. Anggota Protista ada yang menyerupai sifat-sifat
jamur, hewan, maupun tumbuhan ( Campbell, 2010). Menurut Campbell (2008) Protista,
bersama dengan tumbuhan, hewan, dan fungi diklasifikasikan dalam eukariota. Sel-sel
eukariota memiliki nukleus dan organel-organel terselubung membran yang lain.
Protista memiliki keanekaragaman struktural dan fungsional yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok eukariota yang lain. Kebanyakan protista bersifat uniselluler,
tetapi sebagian ada yang multiselluler dan kolonial.
Algae makroskopis adalah tumbuhan laut multiseluler yang mudah diamati
dengan mata telanjang dan yang "thallus" (tubuh tumbuhan) dicirikan oleh pegangan
yang erat, dan dengan "laminae," reproduksi "sori," kantung gas, dan / atau bercak.
Mereka kekurangan berbagai struktur yang menjadi ciri tumbuhan tingkat tinggi,
seperti daun sejati, akar, dan organ reproduksi yang terbungkus. Algae makroskopis
adalah alga laut multiseluler yang merupakan tumbuhan asli. Mereka memiliki batang
dan daun. Bergantung pada kedalaman air mereka berotot, merah atau hijau. Alga laut
menempel dengan akarnya di atas batu dan benar-benar dibilas dari air laut. Mereka
adalah 4000 alga laut yang berbeda tetapi hanya sedikit yang cocok untuk konsumsi
manusia. Alga mengandung nutrisi yang berharga, antara lain banyak elemen jejak
termasuk yang sangat penting: yodium. Unsur penting lainnya adalah algin digunakan
dalam berbagai hal terutama dalam produksi pangan. (Ahmad, 2011)
Rumput laut atau makro-alga tergolong tumbuhan bawah, artinya tidak memiliki
akar, batang dan daun. Sebaliknya mereka terdiri dari thallus (seperti daun) dan
terkadang batang dan kaki. Beberapa spesies memiliki struktur berisi gas untuk
memberikan daya apung. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok, makro-alga merah,
hijau dan coklat. Makroalga diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama: alga coklat
(Phaeophyceae), alga hijau (Chlorophyta), dan alga merah (Rhodophyta). Karena semua
kelompok mengandung butiran klorofil, warna karakteristiknya berasal dari pigmen
lain. Banyak ganggang coklat yang disebut sebagai rumput laut. (Ahmad, 2011)
Alga merupakan tumbuhan nonvascular yang memiliki bentuk yang beragam.
Ada yang berbentuk uniseluler dan ada juga yang berbentuk multiseluler. Alga juga
dapat hidup di air tawar maupun air laut. Alga merah yang disebut dengan
rodophyta berwarna merah akibat pigmen fotosintetik aksesoris yang yang disebut
juga dengan fikoeriktin yang menyamarkan warna hijau klorofil. Alga merah
merupakan alga yang berukuran besar yang paling berlimpah yang berada di
perairan dalam. Kemudian ada alga hijau. Alga hijau, terbagi menjadi 2 yaitu,
chlorophyta dan charophyta. Alga hijau kebanyakan hidup di air tawar, namun ada
juga yang hidup di air laut dan daratan (Subandi, 2013).
Alga merah yang diketegorikan sebagai divisi Rhodophyta dianggarkan berjumlah
3000 spesies boleh ditemui diperselataran lautan. Sedikit saja yang hidup di air tawar
atau diatas tanah. Ahli divisi Rhodophyta secara umumnya boleh dikenali melalui warna
kemerahan talusnya. Penghasilan warna tersebut berpunca daripada pigmen fikoeritrin
yang dominan berbanding pigmen lain ( Ahmad, 2011)
Protista mirip jamur, atau yang lebih dikenal juga dengan sebutan jamur
lendir. Kingdom protista mirip jamur ini, memiliki beberapa jenis diantaranya
adalah kelas-kelas yang termasuk kedalam jamur lendir adalah Myxomycota. Filum
Myxomycota ini tediri atas jamur lendir. Anggota dari Myxomycota ini biasanya
memiliki pigmen yang berwarna kuning atau orange dan juga sifatnya itu
heterotrof yang berarti, tidak bisa membuat makanannya sendiri.Myxcomycota ini
memiliki fase amoeboid yang berarti berinti banyak dan juga tidak dibatasi oleh
dinding yang kuat yang juga disebut dengan plasmodium yang dapat ditemui pada
siklus dalam hidupnya. Plasmodium ini, dapat bergerak seperti Amoeba diatas
substrat dan juga dapat mencerna makanan secara fagositosis, dapat menelan
partikel atau sel secara langsung. Contoh dari spesiesnya adalah Physarium sp
(Ferdinand, Fictor. 2013)
Beberapa sifat yang dimiliki oleh Myxomycota ini adalah struktur vegetatif
pada jenis ini adalah plasmodium. Plasmodium merupakan masa sitoplasma yang
berinti banyak dan juga tidak terbatasi oleh dinding sel. Plasmodium juga dapat
bergerak dengan gerakan ameboid diatas substrat dan juga dapat mencerna
mikroba kecil yang lain ataupun terdapat partikel-partikel bahan organik yang juga
dapat membusuk di dalam selnya. Selama kondisinya baik, plasmodium akan
melanjutkan perkembangan vegetatifnya yang hasilnya berupa sel akan bertambah
dan pembelahan intinya akan berlangsung secara terus menerus. Jika plasmodium
dapat merayap ke tempat yang kering, maka akan dibentuk juga dengan badan-
badan buah yang strukturnya itu kompleks. Dengan berkembangnya badan buah ini,
maka akan terbentuk adanya spora berinti satu yang diselubungi dengan dinding sel
didalam buah itu (Subandi, dkk. 2013).
Oomycota, dikenal juga sebagai jamur air. Organisme ini, terdiri atas hifa
halus yang dapat membentuk bagian vegetatif jamur yang juga terlihat seperti
jamur seperti umumnya. Oomycota mempunyai dinding sel yang terbuat dari
selulosa. Pada umumnya, jamur air juga merupakan pengurai yang tumbuh pada alga
atau pada hewan yang sudah mati. Beberapa lagi merupakan suatu parasit bagi
Ikan. Anggota pada kelompok Oomycota ini sebagian besar bereproduksi dengan
menghasilkan oogina. Beberapa jenis yang lainnya diantaranya bereproduksi
dengan cara aseksual dengan zoospora. Pada saat proses reproduksi, zoospora
dapat bergerak dengan berenang cepat dan peristiwa ini terjadi didalam air.
Contoh spesies dari Oomycota adalah Saprolegnia(Firmansyah, Ricky. 2013).
Oomycota atau jamur air adalah kelompok Protista bersel tunggal (uniseluler)
yang berfilamen.Angota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi (jamur) sehingga
organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga sekarang
kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (salah satucabang ilmu
biologi yang mempelajari jamur). (Hamidah. 2019)
B. METODE
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah untuk alat yaitu lup,
glove, masker, pinset. glass objek. cover glass, pipet tetes, dan mikroskop. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu kayu lapuk, kentang busuk. ikan busuk (bangkai), anggur
busuk, daun layu (berpenyakit). dan awetan alga.
Ada dua pengamatan pada praktikum ini yaitu pada pengamatan pertama pada
alga makroskopis. Langkah pertama praktikum ini menyiapkan terlebih dahulu alat dan
bahan. Kemudian mengamati secara makroskopis herbarium atau awetan alga. Lalu
digambar skema morfologinya. Setelah itu berikan keterangan dan catatan pada bagian-
bagiannya pada hasil pengamatan. Pengamatan kedua yaitu pada Myxomycota dan
Oomycota. Langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan. Kemudian mengambil
sedikit jamur yang terdapat pada kayu lapuk menggunakan pinset. Lalu meletakkan
pada glass objek. Setelah itu diteteskan aquades secukupnya, kemudian tutu dengan
cover glass. Kemudian diletakkan preparat pada mikroskop dan diamati. Lalu dilakukan
pengamatan dengan perlakuan yang sama satu persatu pada ikan busuk, anggur busuk,
kntang busuk, dan daun layu. Setelah itu digambar skema anatomi dan morfologinya
serta diberikan keterangan dan catatan pada bagianbagiannya pada table hasil
pengamatan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada tanggal 29 oktober 2020 tentang
PROTISTA II (algae makroskopis, Myxomycota dan Oomycota) dengan menggunakan
beberapa awetan alga, diantaranya Euchema cottonii, Sargassum duplicatum, Sargassum
cinereum, Glacilaria salicornia, Padina australis, Turbinaria conoides, Turbinaria ornata,
Ceratodityon variabillis, Sargassum polycystum, Sargassum muticum, Ascophyllum
nodosum, Actinotrichia fragilis, Amphiroa rigida, Gracillaria verucosa, dan Eucheuma
spinosum. PPraktikum kali ini bertujuan untuk mengamati jenis-jenis protista baik yang
mikroskopis maupun makroskopis dan mengetahui keanekaragaman protista yang
dapat ditemukan di berbagai ekosistem. Berikut alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah untuk alat yaitu lup, glove, masker, pinset. glass objek. cover glass,
pipet tetes, dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kayu lapuk, kentang
busuk. ikan busuk (bangkai), anggur busuk, daun layu (berpenyakit). dan awetan
alga.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapakan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Data hasil pengamatan
No. Sumber Gambar temuan Ciri-ciri Nama
spesies/g
enus
1. Awetan alga - Memiliki talus yang Euchema
Euchema kasar, pipih, dan cottonii
cottonii bercabang
- Ujung percabangan
meruncing, tumpul,
permukaan bergerigi
dan berbintik-bintik
- Tumbuh melekat
pada substrat
menggunakan
cakram
2. Awetan alga - Memiliki talus bulat Sargassu
Sargassum pada batang utama m
duplicatum - Agak gepeng pada duplicatu
percabangan m
- Permukaannya
halus dan licin
- Percabangan
dengan daun bulat
lonjng pinggir
bergerigi
-Tumbuh menempell
di batu pada daerah
terumbu, terutama
pada yang sering
terkena ombak
3. Awetan alga - Memiliki batang Sargassu
Sargassum utama bulat m
cinereum - Percabangann cinereum
berselang-seling
secara teratur
- Daunnya oval dan
memanjang
- Bagian pinggir daun
bergelombang dan
ujung melengkung
atau meruncing
lonjong
4. Awetan alga - Thalli terdiri dari Glacilaria
Glacilaria padat, rapuh, dan salicornia
salicornia silinder
- Memiliki diamater
2-5 mm
- Sumbu 3-18 cm
- Luas 1,5 mm
- Cabang tidak teratur
5. Awetan alga - Memiliki bentuk Padina
Padina seperti batang australis
australis - Berdaun banyak.
Memiliki bentuk
seperti kapas
- Mempunyai
kronatophora
- Mengandung
pigmen fukosantin
dan klorofil a
- Selnya berflagel
- ditemukan dipinggir
pantai
6. Awetan alga - Batang silindris Turbinari
Turbinaria tegak a conoides
conoides - Kasar
- Terdapat berkas
percabangan
- Holdfast berupa
cakram kecil dengan

7. Awetan alga - Memiliki blade, stip, Turbinari


Turbinaria dan hold fast a ornata
ornata - Habitat di dasar laut

8. Awetan alga - Berbentuk cakram Ceratodity


Ceratodityon atau lembaran on
variabillis - Berklorofil a dan variabillis
karotenoid
- Talusnya bercabang
cabang beraturan
- Mempunyai bentuk
seperti benang dan
lembaran-lembaran
- Hidup Dilaut
- Membentuk spora
haploid secara
generatif/oogami
9. Awetan alga - Mempunyai Sargassu
Sargassum holdfast, stipe, dan m
polycystum blade polycystu
- Warna coklat m
- Talus membentuk
silindris dan berduri
- Tubuh utama
bersifat sporofit
berbentuk agak
gepeng dan agak
kasar
10. Awetan alga - Berwarna coklat Sargassu
Sargassum kekuningan m
muticum - Panjang hingga 10 muticum
meter
- Autotrof
- Menggunakan
energi dan sinar
matahari
11. Awetan alga - Disebut rumput laut Ascophyll
Ascophyllum air dingin um
nodosum - Berwarna coklat nodosum
- Memiliki pikosantin
- Ditemukan dipantai
perairan laut eropa
- Memiliki daun yang
kecil panjang dan
tidak teratur
- Kandung kemih
udara berbentuk
telur
12. Awetan alga - Penjang mencapai 6 Actinotric
Actinotrichia cm hia
fragilis - Bentuk talus bulat fragilis
mengeras
- Melekat pada
substrat
- Memiliki pigmen
warna merah muda
- Tumbuh pada batu
karang terendam air
- Reproduksi secara
aseksual dan seksual
belum diketahui
13. Awetan alga - Tumbuh tegak Amphiroa
Amphiroa membentuk koloni rigida
rigida - Berwarna merah
- Alat perekat berupa
cakram kecil
- Tinggi kurang lebih
dari 10 cm
- Thalli berbentuk
silindris agak pipih
- Talusnya berbuku-
buku
- Diantara nodusnya
terdapat intenedus
(ruas)
14. Awetan alga - Tumbuh ditempat Gracillari
Gracillaria dangkal a
verucosa - Substrat melekat verucosa
pada batu, pasir,
lumpur, dll
- Bentuk talus pipih
dan silindris
- Talus menempel
pada pengikat
percabangan
15. Awetan alga - Berwarna coklat tua Eucheuma
Eucheuma - Memiliki talus spinosum
spinosum silindris, licin, dan
kenyal
- Memiliki duri- duri
melingkari talus
- Terbentuk ruas-
ruas talus diantara
lingkaran duri
- Ujung percabangan
meruncing
16. Myxomycota Berbentuk Phytophth
pada kayu kumparan, tidak ora
lapuk berwarna, memilki capsici
perbesaran 2/3 sekat, berbentuk
4x0.10 dan oval, uniseluler
10x0.25

17. Jamur pada - Organisme tidak Saprolegn


bangkai ikan bersekat ia
perbesaran - Habitat di air tawar parasitica
10x0,25 - Hidup secara
saprofit untuk
mendapatkan
makanan
-Mempunyai bentuk
seperti lapisan
selaput, mempunyai
diameter 100 mikron,
dapat menyerang
bagian tubuh ikan
yang luka, hidupnya
dapat secara saprofit
atau parasit
18. Jamur pada - Hidup berkoloni Phytophth
kentang - Bersifat patogen ora
busuk -Miselliumnya yang infestans
perbesaran tidak mempunyai
40x0.65 sekat atau tidak
bersekat. Warna
miselliumnya
berwarna putih,
kebanyakan
sporagoniumnya
berwarna hitam
19. Jamur pada Mempunyai benang - Plasmoph
anggur busuk benang hifa yang ora
perbesaran tidak bersekat viticola
10x0.25 sehingga didalamnya
di jumpai inti dalam
jumlah yang banyak
dan dinding selnya
terdiri dari selulosa
20. Jamur pada Mempunyai bentuk Fusarium
daun layu seperti kumparan, oxysporu
berpenyakit tidak berwarna, m
kebanyakan bersekat
dua atau tiga. Spesies
ini juga mempunyai
banyak filament dan
terdapat pada tanah

Rumput laut atau makro-alga tergolong tumbuhan bawah, artinya tidak memiliki
akar, batang dan daun. Sebaliknya mereka terdiri dari thallus (seperti daun) dan
terkadang batang dan kaki. Beberapa spesies memiliki struktur berisi gas untuk
memberikan daya apung. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok, makro-alga merah,
hijau dan coklat. Makroalga diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama: alga coklat
(Phaeophyceae), alga hijau (Chlorophyta), dan alga merah (Rhodophyta). Karena semua
kelompok mengandung butiran klorofil, warna karakteristiknya berasal dari pigmen
lain. Banyak ganggang coklat yang disebut sebagai rumput laut. (Ahmad, 2011)
Pengamatan dilakukan secara morfologi pada awetan-awetan alga merah terdiri
dari 8 spesies dan alga coklat terdiri dari 8 spesies yang diamati dalam toples spesies
dari bentuk, warna, dan identifikasi stipe, blade, dan holdfastnya. Kemudian dicari
klasifikasinya dan dikelompokkan. Prosedur kerjanya pertama disiapkan alat dan bahan,
dilakukan pengamatan secara morfologi, dicara karakteristik dan klasifikasinya dicatat
dan digambar spesiesnya.
Pengamatan pertama yaitu pada divisi Rhodophyta yaitu pada Eucheuma cottoni
yang diamati secara morfologi terdiri dari blade yang memiliki bentuk seperti thalys
yang kasar pipih dan bercabang, ujung percabangan merucning tumpul, permukaannya
bergerigi dan berbintik-bintik, dan tumbuh melejat pada substart menggunakan cakram.
Berikut ini klasifikasi dari Eucheuma cottoni:
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma cottoni
Author : Doty, 1986
Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis algae merah menghasilkan
karagenan yang banyak dimanfaatkan dalam bidang industri kimia. Di Indonesia
budidaya rumput laut umumnya menggunakan genus Eucheuma dan biasanya metode
budidaya yang digunakan adalah metode dasar dan lepas dasar atau metode terapung.
Rumput laut merah Eucheuma cottonii yang dapat dimakan dibudidayakan secara luas
di sebagian besar laut tropis. Asma mempengaruhi lebih dari 300 juta orang di seluruh
dunia dan terkait dengan peradangan saluran napas, hipertrofi otot polos, hiperplasia
dan hiper-sekresi mukus, dan penyempitan saluran napas. Ditemukan bahwa limbah
Eucheuma cottonii memiliki stabilitas termal yang lebih baik, kandungan serat kasar
yang lebih tinggi, kadar air yang lebih rendah dan kepadatan yang serupa dengan
limbah Eucheuma cottonii mentah, yang menunjukkan bahwa limbah biomassa tersebut
memiliki potensi yang baik sebagai bahan pengisi terbarukan.
Pengamatan selanjutnya yaitu pada Sargassum duplicatum yang memiliki
karakteristik tallus berbentuk bulat pada batang utama agak lonajng pada percabangan,
permukaannya halus dan licin. Percabangan dictiotomus dengan daun bulat lonjong
pinggir bergeri. Tumbuh menempel dibatu pada daerah terumbu karang, terutama pada
yang sering terkena ombak. Berikut ini klasifikasi dari Sargassum duplicatum:
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum duplicatum
Author : Steran, 1973
Pengamatan ketiga pada kelompok phaeophyta yaitu Sargassum cineureum
memiliki Blade sedikit oval bulat, memiliki batang utama bulat agak kasar, holdfast,
cakram. Percabangannya berselang-seling secara teratur. Daunnya oval dan memanjang
pinggir daun bergelombang dan ujungnya melengkung atau meruncing lonjong berikut
ini klasifikasinya:
Kingdom : Plantae
Divisi: Paheophyta
Kelas: Phaeophyceae
Ordo: Fucales
Family: Sargassaceae
Genus: Sargassum
Spesies: Sargassum cinereum
Spesies sargassum ditemukan di seluruh daerah tropis dan subtropis di dunia dan
dilaporkan menghasilkan metabolit kelas struktural seperti terpenoid, polisakarida,
polifenol, asam sargaquinoic, sargachromenol, plastoquinones, steroid, gliserida dll,
yang memiliki beberapa aktivitas terapeutik. Karena memiliki banyak sifat farmakologis,
ia telah dianggap sebagai makanan obat abad kedua puluh satu, dan penelitian sedang
dilakukan untuk mengungkapkan sifat farmakologis lainnya. Metabolit meroterpenoids,
phlorotanins dan fucoidans diisolasi dari Sargassum. Kontribusi yodium dalam
Sargassum untuk mengobati penyakit terkait tiroid tampaknya telah diperkirakan lebih.
Spesies sargassum digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk di Cina dan banyak
bagian Asia. Sargassum membentuk sekitar 10% dari makanan rata-rata di Jepang di
mana bagian lembut dari tanaman dimakan mentah sebagai salad atau dimasak dengan
santan. Juga di Bermuda, penduduk asli menyebarkan rumpun Sargassum bebas garam
sebagai pupuk di sekitar pangkal pisang. (Kandale A, Meena AK, Rao MM, Panda P,
Mangal AK, Reddy G, et al, 2011)
Algin, karbohidrat yang ditemukan di Sargassum diekstraksi untuk digunakan
dalam industri tekstil, kertas dan farmasi. Biomassa sargassum digunakan sebagai
potensi sumber energi terbarukan seperti biogas. Adanya fitokonstituen seperti alkaloid,
asam amino, antrakuinon, karbohidrat, senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, steroid
dan tanin dalam Sargassum wightii dari Kanyakumari. Selain itu, mereka
mengidentifikasi potensi antioksidan S. wightii. (Achary A, Muthalagu K, Saravana Guru
M, 2014)
Pengamatan keempat pada Gracillaria salicornia yang memiliki karakteristik
daripada rapuh dan bentuknya silindris, memiliki diameter tubuh sekitar 2 sampai 5
mm sumbunya 3 sampai 18 cm dan Luasnya sekitar 1,5 MM. cabang-cabangnya tidak
teratur dan hidup bersujud atau tumpang tindih dengan cabang-cabang yang lainnya
terdiri atau Blade yang berarti daunnya dari stipe tangkai cabang. berikut ini klasifikasi
dari Gracillaria salicornia sebagai:
Kingdom : Protista
Divisi: Rhodophyta
Kelas: Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili: Gracilanaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Glacilaria salicorni
Gracilaria salicornia memiliki variasi warna dari kuning cerah di bagian ujung
hingga oranye, hijau atau coklat di bagian pangkalnya. Talus berbentuk silindris
(diameter 0,5 cm) dan bercabang dikotomis dengan penyempitan pada dasar setiap
dikotomi. Di Hawai'i umumnya tumbuh di tikar tiga dimensi yang melekat erat pada
substrat keras dan ketebalannya bisa mencapai 25-40cm; di lingkungan yang tenang ia
bisa tumbuh dalam bentuk bercabang tegak dan lebih terbuka.
Di daerah Tropis, tumbuhan laut asing menjadi ancaman bagi habitat yang
didominasi karang dan hamparan rumput laut. Penelitian yang sangat terbatas telah
dilakukan pada ekologi G. salicornia baik di kisaran asli maupun introduksi. Namun,
bukti menunjukkan bahwa morfologi pembentuk mat yang unik dari spesies ini
memberikan adaptasi fisiologis yang memungkinkan spesies untuk mentolerir berbagai
lingkungan cahaya, sementara juga memonopoli nutrisi yang mungkin merembes dari
sedimen yang mendasarinya.. Berdasarkan eksperimen yang menyelidiki potensi
penggunaan suhu, salinitas, dan bahan kimia untuk membunuh G. salicornia
menyimpulkan bahwa spesies ini sangat tahan terhadap lingkungan yang ekstrim.
Hanya suhu air laut tertinggi (41 ° C) dan larutan jenuh garam (75% dan 50%) yang
menyebabkan kematian. Ketahanan ini memungkinkan G. salicornia untuk berkembang
dalam kondisi mulai dari air tawar hingga air laut ambien dan pada suhu yang
berfluktuasi dari limpasan air tawar yang dingin ke daerah intertidal hiposalin yang
hangat. (Cabrita L, Quintela JM, Vilalta R, 2010)
Pengamatan kelima yaitu pada Padina Austlis. Berdasarkan pengamatan spesies ini
memiliki karakteristik yaitu memiliki bentuk seperti batang, berdaun banyak. Memiliki
bentuk seperti kapas, mempunyai kronatophora, mengandung pigmen fukosantin dan
klorofil a, selnya berflagel, dan ditemukan dipinggir pantai. Klasifikasi dari Padina
Australis sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi: Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo: Dictyotales
Famili: Dyctyotaceae Padina australis
Genus: Padina https://en.wikipedia.org
Spesies : Padina australis
Bilah talus, soliter atau berkelompok, tinggi 10-15 (-20) cm, lebar 2-8 cm, lebar
pipih, selalu pecah menjadi lobus, coklat kekuningan, kalsifikasi ringan. Lobus
berbentuk kipas, datar dengan tepi luar yang melingkar. Thallus distromatic melalui
seluruh bilah, tebal 80-115 μm di dekat pangkal, tebal 40-50 μm di bagian atas. Sel-sel
di lapisan atas lebih kecil dari sel di lapisan bawah. Zonasi alternatif pita glabrate subur
sempit (1,5-2 mm) (dengan tetrasporangia non-indusiate) dan pita steril yang lebih
lebar (2-3 mm). Tetrasporangia obovate, panjang (50-) 110 (-140) μm dan diameter 70-
90 (-118) μm., Dalam kelompok kontinyu atau tersebar dalam garis konsentris distal ke
setiap pita rambut di permukaan luar. Pita rambut bergantian di permukaan atas dan
bawah. Lampiran oleh pegangan stypose tunggal (terdiri dari 7 lapisan sel). Tumbuh di
tengah intertidal hingga batuan subtidal dan karang mati yang terpapar aksi gelombang
sedang.
Pengamatan keenam yaitu pada Turbinaria conoides berdasarkan hasil pengamatan
tersebut dapat diketahui bahwa spesies ini termasuk pada Phaeophyta. Speses ini
memiliki batang silinder atau silindris tegakm terdapat berkas percabangan, holdfast
berupa cakram kecil dengan terdapat perakaran yang terkspansi radial. Percabangan
seputar disekeliling utama. Klasifikasi dari Turbinaria conoides sebagai berikut:
Kingdom:Plantae
Filum : Thallophyta
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Suku : Sargassaceae
Marga : Tubinaria
Spesies : Turbinaria conoides (J.agardh) Kuetzing
Pengamatan ketujuh yaitu pada Turbinaria ornata. Berdasarkan hasil pengmatan
yang telah didapatkan, dapat diketahi bahwa Turbinaria ornata biasanya ditemukan
dalam kelompok kecil yang menempel pada bebatuan dan bangku secara intertidal.
Mekar dapat terjadi di mana area yang luas baik secara intertidal maupun subtidal akan
ditutupi dengan alga yang keras dan tebal ini. Tanaman kaku, tegak, tinggi 2 -20 cm saat
bereproduksi. Mata pisau berbentuk kerucut, keras, tebal, dengan deretan ganda duri
kaku di sekitar tepi segitiga yang tidak beraturan saat dilihat dari atas. Holdfast
menanggung satu terete, bagian tegak dan bagian basal berbentuk kerucut atau tidak
beraturan, biasanya dengan beberapa struktur seperti akar bercabang tidak bercabang
atau dikotomis yang tumbuh dari area basal sumbu tegak. Kebanyakan berwarna coklat
muda kekuningan sampai coklat tua dengan bintik coklat tua. Klasifikasi dari Turbinaria
ornata sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi: Phaeophyta
Kelas: Phaeophyceae
Famili: Sargassaceae
Genus : Tubinaria
Spesies: Turbinaria ornata
Pengamatan kedelapan dilakukan terhadap kelompok Rhodopytha. Pertama pada
spesies Ceratodityon variabillis yang memiliki karakteristik berbentuk cakram atau
lembaran, memiliki cabang, dan bentuknya seperti benanag, dan lembaran-lembaran.
Habitatnya ditemukan dilaut dan reproduksinya secara vegetatif yaitu membentuk
spora haploid dan secara generatif yaitu oogami. Klasifikasi dari Ceratodityon variabillis
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi: Rhodophyta
Kelas: Rhodophyceae
Ordo: Criptonemiales
Family: Criptonemiceae
Genus : Ceratodityon
Spesies : Ceratodityon variabilis
Pengamatan kesembilan dilakukan terhadap Sargassum polycystum yang termasuk
dalam kelompok Phaeophyta. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan
Sargassum polycystum merupakan salah satu contoh alga coklat yang mempunyai
holdfast, stipe sertablade. Tubuh Sargassum polycystum didominasi oleh warna coklat
dengan bentuk talus silindris. ... Rumput laut jenis ini memiliki penampakan bentuk
agak gepeng, licin dan batang utama agak kasar. Klasifikasi dari Sargassum polycystum
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Kelas: Phaeophyceae
Ordo: Fucales
Family: Sargassaceae Sargassum polycyssum
Genus: Sargassum https://en.wikipedia.org
Spesies : Sargassum polycyssum
Pengamatan kesepuluh dilakukan terhadap Sargassum muticum yang termasuk
dalam kelompok Phaeophyta. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan
Sargassum muticum memiliki karakteristik yaitu verwarna coklat kekuningan, memiliki
panjang hingga 10 meter, bersifat autotrof dan menggunakan energi dari sinar matahari.
Klasifikasi dari Sargassum muticum sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio: Phaeophyta
Kelas: Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family: Sargassaceae
Genus: Sargassum Sargassum muticum
Spesies : Sargassum muticum https://en.wikipedia.org
Sargassum muticum adalah rumput laut berwarna coklat, biasanya berwarna coklat
sampai kekuningan dengan panjang mencapai 10 m. Ini adalah autotrof yang
menggunakan energi dari sinar matahari. Fotosintesis difasilitasi berkat vesikel udara
yang memungkinkan alga naik ke permukaan. Sargassum muticum adalah rumput laut
berwarna coklat, biasanya berwarna coklat sampai kekuningan dengan panjang
mencapai 10 m. Ini adalah autotrof yang menggunakan energi dari sinar matahari.
Fotosintesis difasilitasi berkat vesikel udara yang memungkinkan alga naik ke
permukaan.
Sargassum muticum adalah rumput laut besar berwarna coklat, warnanya
bervariasi dari coklat tua sampai pucat, kekuningan coklat tergantung musim dan
kondisi pertumbuhan. S. muticum bergantian secara teratur pucuk atau cabang lateral,
pada batang abadi tengah. Itu menempel ke media dengan berbentuk cakram pegangan
erat. Ia memiliki banyak kandung kemih kecil berukuran 2-3 mm bulat atau berbentuk
buah pir yang bertumpu pada batang kecil dan menyebabkan alga berdiri tegak di
dalam air atau mengapung jika bagian alga terlepas dari batang basal. S. muticum
memiliki pelepah yang panjangnya mungkin 75-120 cm di daerah asalnya, tetapi
biasanya mencapai panjang 1,5–2 m di perairan Swedia, 6–7 m di perairan Prancis, dan
hingga 8,5 m di Perairan Norwegia. Cabang lateral terlepas di musim panas atau musim
gugur, meninggalkan tanaman tahunan pendek batang basal untuk menahan musim
dingin. Selama musim panas, alat reproduksi berbentuk cerutu.
Pengamatan kesepuluh dilakukan terhadap Ascophyllum nodosum. Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan Ascophyllum nodosum memiliki karakteristik yaitu
disebut rumput laut air dingin, berwarna coklat, memiliki pikosantin, ditemukan
dipantai perairan laut eropa, memiliki daun yang kecil panjang dan tidak teratur, dan
kandung kemih udara berbentuk telur. Klasifikasi dari Ascophyllum nodosum sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi: Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo: Fucales
Family: Fucaceae Ascophyllum nodusum
Genus: Ascophyllum https://en.wikipedia.org
Spesies : Ascophyllum nodusum
Spesies ini memiliki tali panjang seperti daun dengan kantung udara berbentuk
telur besar secara berkala. Daun Ascophyllum nodosum biasanya memiliki panjang
antara 0,5 dan 2m. Spesies ini sering memiliki berkas ganggang epifit kecil berwarna
coklat kemerahan berserabut, Polysiphonia lanosa. Ascophyllum nodosum diminum
untuk kesehatan gigi, penurunan berat badan, atau sebagai sumber mineral yodium.
Jangan bingung Ascophyllum nodosum dengan jenis rumput laut lain seperti
Bladderwort, Blue-green Algae, Brown Algae, Fucus vesiculosus, atau Laminaria, atau
dengan Algin kimia yang berasal dari rumput laut.
Ascophyllum nodosum tumbuh dengan ujung apikal yang menghasilkan jaringan
terbaru yang terjauh dari pegangan, dan jaringan tertua yang paling dekat dengan
pegangan. Tumbuh sepanjang tahun, dan tidak memiliki waktu istirahat (Lobban 1985).
Untuk menopang batang yang panjang dan terus tumbuh, Ascophyllum menggunakan
kantung gas khusus yang disebut pnuematocysts yang memberikan daya apung pada
rumput laut dan menjaganya tetap terangkat di kolom air. Pnuematocysts ini mudah
dilihat dengan mata telanjang merupakan indikasi yang baik dari perkiraan usia stipe
Ascophyllum (Robertson pers. Com.) Thalus rumput laut ini fleksibel untuk mengurangi
kerusakan yang mungkin terjadi akibat aksi gelombang yang kuat.
Pengamatan kesebelas dilakukan terhadap Actinotrichia fragilis. Berdasarkan hasil
praktikum yang telah dilakukan Actinotrichia fragilis memiliki karakteristik yaitu
panjang mencapai 6 cm, bentuk talus bulat mengeras, melekat pada substrat, memiliki
pigmen warna merah muda, tumbuh pada batu karang terendam air, dan eproduksi
secara aseksual dan seksual belum diketahui. Menurut Fitria (2010), Actinotrichia
fragilis memiliki Thallus bulat mengeras permukaan kasar. Membentuk rumpun rimbun
dengan percabangan dichotomus (mendua arah). Melekat pada substrat dengan alat
tempel (holdfast) yang kecil berbentuk cakram. Warna merah muda orange atau
kadang-kadang pirang. Klasifikasi dari Actinotrichia fragilis sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division: Rhodophyta
Kelas: Rhodophyceae
Ordo: Nemaliales
Family: Galaxauraceae
Actinotrichia fragilis
Genus: Actinotrichia
https://en.wikipedia.org
Spesies: Actinotrichia fragilis
Habitat Actinotrichia fragilis ini Tumbuh pada karang batu mati di rataan terumbu
atau di padang lamun yang umumnya selalu terendam air (subtidal). Actinotrichia
fragilis berupa ganggang merah dengan cabang sebesar 1 mm. Ganggang ini memiliki
panjang mencapai 6 cm. Ganggang ini hidup pada batu karang yang terletak dibagian
laut yang lebih dalam. Actinotrichia di manfaatkan sebagai bahan makanan manusia,
makanan ternak, sumber protein, dan sebagai obat antibiotik. Actinotrichia fragilis
merupakan salah satu spesies dari divisi Rhodophyta. Rhodophyta memiliki thallus yang
bersel banyak (multiseluler), hanya beberapa jenis yang bersel tunggal. Thallus
mempunyai bentuk yang beranekaragam. Sel memiliki plastida yang mengandung
klorofil a, d, dan pigmen fotosintetik lainnya yaitu xantofil, fikobiliprotein (fikoeritrin
dan fikosianin). Jumlah kedua pigmen ini sangat banyak sehingga menutupi klorofil dan
menyebabkan ganggang ini berwarna merah.
Pengamatan kedua belas dilakukan terhadap Amphiroa rigida. Berdasarkan hasil
praktikum yang telah dilakukan Amphiroa rigida memiliki karakteristik yaitu tumbuh
tegak membentuk koloni, berwarna merah, memiliki alat perekat berupa cakram kecil,
tinggi kurang lebih dari 10 cm, thalli berbentuk silindris agak pipih, memiliki talusnya
berbuku-buku, dan diiantara nodusnya terdapat intenedus (ruas). Amphiroa rigida
umumnya berwarna keunguan dan sangat kalsifikasi. Percabangan biasanya dikotomis
dengan garpu bersudut lebar. Percabangan di dekat bagian atas tanaman mungkin
bercabang tidak rata. Diameter cabang. Klasifikasi Amphiroa rigida sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi: Rhodophyta
Kelas: Florideophyceae
Family: Corallinaceae
Genus: Amphiroa
Spesies : Amphinora rigida
Pengamatan ketiga belas dilakukan terhadap Gracillaria verucosa. Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan Gracillaria verucosa memiliki karakteristik yaitu
tumbuh ditempat dangkal, menempel pada substrat melekat pada batu, pasir, lumpur,
dll, memiliki bentuk talus pipih dan silindris, dan talus menempel pada pengikat
percabangan. Gracillaria verucosa merupakan Tanaman tegak, dilekatkan dengan
pegangan diskoid kecil; sumbu utama muncul, dengan banyak urutan percabangan
tidak beraturan; pangkal cabang agak menyempit, cabang urutan bawah memanjang.
Klasifikasi Gracillaria verucosa sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi: Rhodophyta
Kelas: Rhodophyceae
Ordo: Gigartinales
Family: Gracilariaceae
Genus : Gracillaria Gracillaria verucosa
https://en.wikipedia.org
Spesies : Gracillaria verucosa
Pengamatan ketiga belas dilakukan terhadap Eucheuma spinosum. Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan Eucheuma spinosum memiliki karakteristik yaitu
berwarna coklat tua, memiliki talus silindris, licin, dan kenyal, memiliki duri- duri
melingkari talus, terbentuk ruas-ruas talus diantara lingkaran duri dan memiliki ujung
percabangan meruncing. Klasifikasi Eucheuma spinosum sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta

Eucheuma spinosum
https://en.wikipedia.org
Kelas: Rhodophyceae
Ordo: Gigartinales
Famili: Solieriaceae
Genus: Eucheuma
Spesies: Eucheuma spinosum
Eucheuma Spinosum merupakan salah satu jenis rumput laut dari kelas
Rhodophyceae (ganggang merah). Ciri-ciri rumput laut jenis ini yaitu thallus silindris,
percabangan thallus berujung runcing atau tumpul dan ditumbuhi nodulus, berupa duri
lunak yang tersusun berputar teratur mengelilingi cabang, lebih banyak dari yang
terdapat pada E. cottonii. Jaringan tengah terdiri dari filament tidak berwarna serta
dikelilingi oleh sel-sel besar, lapisan korteks, dan lapisan epidermis.
Ukuran talus dari Eucheuma spinosum berkisar antara 35 sampai 74 cm. Cabang
rapuh sampai tulang rawan dalam konsistensi, mulai dari 7 sampai 9 cm, dengan cabang
berulir / spinous. Diameter sel adalah sebagai berikut: 2-5 µm korteks luar, 30-196 µm
korteks dalam dan 20-45 µm medula. Ada rizoid medula tetapi tilel tidak ada.
Tetrasporangia adalah zonat dengan diameter tetraspora berkisar antara 13 sampai 36
µm. Konseptakel spermatofit memiliki kisaran lebih dari 350-650 x 300-420 µm dengan
diameter spermatial 14-29 µm. Cystocarps dan carpospores belum ditemukan pada
spesies ini.
Alga makro secara universal digunakan untuk menyaring nutrisi yang tidak
diinginkan (amonia, nitrit, fosfat, besi, dan karbon dioksida) dari air. Mereka juga
digunakan untuk membuat kompos dan memerangi bukit pasir pantai. Mereka juga
digunakan sebagai bahan untuk pasta gigi, kosmetik dan cat. Dalam budidaya ikan,
Algae memegang peranan yang sangat penting karena membantu dalam proses
produksi. Ikan menggunakan plankton dan zooplankton sebagai makanan. Ini
membantu dalam menjaga kesehatan ekosistem laut karena alga secara alami
merupakan penyerap karbondioksida dan juga menyediakan oksigen ke air. Alga
membentuk molekul makanan organik dari karbon dioksida dan air melalui proses
fotosintesis, di mana mereka menangkap energi dari sinar matahari.
Budidaya alga komersial dan industri memiliki banyak kegunaan, termasuk
produksi bahan makanan seperti asam lemak omega-3 atau pewarna dan pewarna
makanan alami, makanan, pupuk, bioplastik, bahan baku kimia (bahan mentah), obat-
obatan, dan bahan bakar alga, dan juga bisa digunakan sebagai alat pengendalian polusi.
Alga secara ekonomi penting dalam berbagai cara. Bahan alami tersebut dapat
digunakan sebagai sumber makanan, pakan ternak, budidaya ikan, dan pupuk. Ini juga
memainkan peran kunci dalam reklamasi alkali, dapat digunakan sebagai agen pengikat
tanah, dan digunakan dalam berbagai produk komersial.
Alga banyak digunakan sebagai antioksidan, sumber vitamin, antikanker dan agen
antitumour, antikoagulan dan agen antitrombik, sumber senyawa anti-inflamasi,
sumber antibiotik, sumber senyawa antivirus, suplemen makanan, nutraceuticals,
vermifuges, sumber biocosmetics, di talasoterapi. Air yang terkena alga mungkin tidak
cocok untuk minum, rekreasi, atau pertanian. Kontak dengan air yang terpengaruh
dapat menyebabkan iritasi kulit, efek pernapasan ringan, dan gejala seperti demam
berdarah. Menelan racun dapat menyebabkan gejala gastroenteritis, seperti muntah,
diare, demam, dan sakit kepala.
Oomycota adalah filum protista berserabut yang mengandung lebih dari 500
spesies. Mayoritas organisme ini berada dalam kelompok yang biasa dikenal sebagai
jamur air atau jamur berbulu halus. "Oomycota" berarti "jamur telur", mengacu pada
oogonia besar yang menampung gamet betina (telur). Terlepas dari nama dan
penampilan dangkal mereka, oomycetes bukanlah jamur. Sementara beberapa anggota
Oomycota relatif tidak berbahaya, beberapa spesies bersifat parasit dan berdampak
negatif pada tumbuhan atau organisme air. Anggota genus Saprolegnia adalah contoh
parasit ini, yang tumbuh pada sisik atau telur ikan dan menimbulkan masalah di
tempat-tempat dengan populasi ikan yang tinggi, seperti peternakan ikan atau tempat
pemijahan. Beberapa oomycetes parasit telah mempengaruhi sejarah populasi manusia
melalui infeksi tanaman terestrial tertentu. Misalnya, Phytophthora infestans, atau
penyakit busuk kentang, menyebar begitu cepat melalui daun dan umbi tanaman
kentang sehingga penyakit tersebut menghancurkan hampir seluruh tanaman kentang
di Irlandia, yang menyebabkan Kelaparan Kentang Hebat pada tahun 1846. Spesies
phytophthora lainnya telah diketahui untuk menghancurkan juga tanaman tropis,
seperti kayu putih dan nanas.
Oomycota telah lama dianggap jamur karena mereka memperoleh nutrisi melalui
penyerapan dan banyak dari mereka menghasilkan benang berserabut yang dikenal
sebagai karakteristik miselium dari banyak jamur. Oomycota sekarang diklasifikasikan
sebagai kelompok berbeda berdasarkan sejumlah karakteristik unik. Oomycota pernah
diklasifikasikan sebagai jamur, karena pertumbuhannya yang berserabut, dan karena
mereka memakan materi yang membusuk seperti jamur. Dinding sel oomycetes,
bagaimanapun, tidak terdiri dari kitin, seperti pada jamur, tetapi terdiri dari campuran
senyawa selulosa dan glycan.
Oomycota pada dasarnya uniseluler tetapi oomycetes (Oomycota) terdiri dari
miselia multinuklear dan alga coklat (Heterokontophyta) membentuk thalli multiseluler
besar dengan jaringan yang berbeda. Stramenopiles berlimpah di lingkungan perairan,
tetapi beberapa spesies terestrial (misalnya di tanah, parasit hingga tanaman darat).
Oomycetes dapat bereproduksi secara aseksual, dengan membentuk struktur yang
disebut sporangium atau zoosporangium. Di dalam sporangia ini, zoospora diproduksi,
pertama zoospore primer dan kemudian zoospore sekunder, yang ditandai secara
lateral. Flagel mereka memungkinkan zoospora bergerak cepat melalui air.
Myxomycota, atau jamur lendir sejati yang sering disebut sebagai jamur lendir, atau
jamur lendir, atau Mycetozoa sebagaimana mereka disebut, adalah kelompok unik
organisme mirip jamur yang asal dan hubungannya tidak ada kesepakatan bersama.
Mereka menunjukkan karakteristik hewan dan tumbuhan. Fase somatik massa
multinukleat protoplasma mereka tanpa dinding sel yang menunjukkan gerakan
merayap, yang dikenal sebagai plasmodium, pasti seperti binatang, dalam struktur dan
fisiologinya menyerupai amuba raksasa. Proses reproduksi Myxomycetes,
bagaimanapun, adalah spora penghasil seperti tumbuhan dengan dinding sel yang pasti.
Pengamatan keempat belas dilakukan terhadap Phytophthora capsici. Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan Phytophthora capsici yang ditemukan pada kayu
lapuk perbesaran 4x0.10 dan 10x0.25 termasuk sebagai salah satu jenis spesies dari
jamur Myxomycota memiliki karakteristik yaitu Phytophthora capsici menghasilkan
spora mikroskopis dan aseksual yang disebut sporangia. Sporangia hampir bulat
menjadi pyriform (bentuk pir), hialin (tidak berwarna), papillate (runcing ke ujung),
gugur (spora jatuh dari koloni) dan memiliki tangkai panjang (tangkai) yang menempel
pada pangkal spora. Phytophthora capsici merupakan tumbuhan terpenting jamur
parasit penyebab penyakit busuk batang pada budidaya lada hitam di Indonesia.
Klasifikasi Phytophthora capsici sebagai berikut:
Kingdom : Chromalveolata
Filum: Heterokontophyta
Kelas : Oomycetes

Phytophthora capsici
https://en.wikipedia.org
Ordo: Peronosporales
Family: Pythiaceae
Genus: Phytophthora
Spesies : Phytophthora capsici
Pengamatan keempat belas dilakukan terhadap Saprolegnia parasitica.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan Saprolegnia parasitica yang
ditemukan padaJamur pada bangkai ikan perbesaran 10x0,25 memiliki karakteristik
yaitu organisme tidak bersekat, habitat di air tawar, dan hidup secara saprofit untuk
mendapatkan makanan. Klasifikasi Saprolegnia parasitica sebagai berikut:
Kelas: Phycomycetes
Sub Kelas : Oomycetes
Bangsa: Saprolegniales
Suku: Saprolegniaceae
Marga: Saprolegnia Saprolegnia parasitica
Spesies: Saprolegnia parasitica https://en.wikipedia.org
Salah satu patogen oomycetes yang paling merusak pada ikan adalah Saprolegnia
parasitica. Ini endemik di semua habitat air tawar di seluruh dunia dan sebagian
bertanggung jawab atas penurunan populasi alami salmon dan ikan air tawar lainnya.
Infeksi saprolegnia umumnya bersifat eksternal dan muncul di mana saja di permukaan
tubuh, sirip, atau insang. Saprolegnia sering disertai oleh bakteri patogen atau parasit
protozoa, yang juga dapat menjadi faktor predisposisi infeksi jamur.
Saprolegniosis adalah istilah umum yang mengacu pada sejumlah spesies jamur
yang hidup di air dan menginfeksi epitel dan telur berbagai spesies ikan termasuk
striped bass . Spesies utama adalah Saprolegnia parasitica, Aphanomyces sp., Dan Achlya
sp. Spesies jamur lain kadang-kadang dapat muncul, tetapi hampir semuanya dalam
famili Saprolegniaceae. Taksonomi jamur ini sedemikian rupa sehingga tidak ada upaya
untuk memisahkan mereka secara taksonomis dalam teks ini.
Pengamatan kelima belas dilakukan terhadap Phytophthora infestans. Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan Phytophthora infestans yang ditemukan pada
Jamur pada kentang busuk perbesaran 40x0.65 memiliki karakteristik yaitu
Phytophthora infestans menghasilkan spora mikroskopis dan aseksual yang disebut
sporangia. Sporangia ini hialin (bening), berbentuk lemon dan panjang 20-40 um.
Ketika ditempatkan di air atau dalam kelembaban relatif yang sangat tinggi, sitoplasma
di sporangia membelah dan banyak zoospora perenang muncul dari setiap sporangium..
Klasifikasi Phytophthora infestans sebagai berikut:
Kingdom : Chromalveolata
Filum: Heterokontophyta
Kelas: Oomycetes
Ordo: Peronosporales
Famili: Pythiaceae
Phytophthora infestans
Genus : Phtophthora https://en.wikipedia.org
Spesies: Phytophthora infestans
Phytophthora infestans adalah patogen tanaman perusak yang terkenal karena
menyebabkan penyakit yang memicu kelaparan kentang di Irlandia dan tetap menjadi
patogen kentang yang paling mahal untuk dikelola di seluruh dunia. Identifikasi P.
Phytophthora infestans menghasilkan sporangia atau struktur seperti kantung pada
sporangiofor. Sporangiofor adalah senyawa dan tidak dapat ditentukan dan (yaitu,
mereka tumbuh dan menghasilkan sporangia secara terus menerus). Struktur seperti
tangkai ini membantu penyebaran sporangia di udara. Phytophthora infestans adalah
salah satu dari sedikit spesies dalam genus Phytophthora yang beradaptasi dengan
penyebaran udara. Sporangia mungkin tersebar ke ladang tetangga, tetapi umumnya
tidak bertahan dalam perjalanan jarak jauh karena pengeringan dan paparan radiasi
matahari. Penyakit ini dianggap sebagai penyakit komunitas karena dapat menyebar
dari lapangan ke lapangan jika lahan tidak ditangani.
Reproduksi seksual dapat terjadi. Meiosis terjadi di gametangia dan kemudian inti
dari antheridium memasuki oogonium. Setelah karyogami (fusi dua inti) di oogonium,
oospora diploid berdinding tebal terbentuk. Reproduksi seksual pertama kali
dilaporkan di Meksiko dan jenis kawin dijelaskan di sana. Patogen berkembang biak
secara seksual di Belanda dan beberapa bagian Skandinavia.
Pengamatan keenam belas dilakukan terhadap Plasmophora viticola. Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan Plasmophora viticola. Plasmophora viticola pada
buah Anggur yang busuk. Spesies ini memiliki ciri yaitu, mempunyai benangbenang
hifa yang tidak bersekat sehingga didalamnya di jumpai inti dalam jumlah yang banyak
dan dinding selnya terdiri dari selulosa. Berikut merupakan klasifikasi dari
Plasmophora viticola. Klasifikasi Plasmophora viticola sebagai berikut:
Kingdom : Chromista
Filum : Oomycota
Kelas : Oomycetes
Ordo: Peronosporales
Famili: Peronosporaceae Plasmophora viticola
Genus: Plasmopora https://en.wikipedia.org
Spesies: Plasmophora viticola
Pengamatan yang terakhir yaitu pada Fusarium oxysporum. Berdasarkan hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa Fusarium oxysporum pada daun layu yang
berpenyakit. Spesies ini memiliki ciri yaitu, mempunyai bentuk seperti kumparan,
tidak berwarna, kebanyakan bersekat dua atau tiga. Spesies ini juga mempunyai banyak
filament dan terdapat pada tanah. Klasifikasi Fusarium oxysporum sebagai berikut:
Kingdom : Jamur
Divisi: Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo: Hypocreales
Famili : Nectriaceae
Genus: Fusarium Fusarium oxysporum
Spesies : Fusarium oxysporum https://en.wikipedia.org
Author: (Wollenw.) W.L. Gordon
Fusarium oxysporum merupakan patogen tular tanah atau “soil-borne pathogen”
yang termasuk parasit lemah. Jamur ini menular melalui tanah atau rimpang yang
berasal dari tanaman jahe sakit, dan menginfeksi tanaman melalui luka pada rimpang.
Luka tersebut dapat terjadi karena pengangkutan benih, penyiangan, pembumbunan,
atau karena serangga dan nematode

D. SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa jenis alga
mikroskopis dalam praktikum ini ada dua yaitu Rhodophyta dan Phaeophyta. Bentuk
Rhodophyta berbentuk filemen dan membentuk struktur kompleks yang bercabang-
cabang pipih menyebar menyerupai pita dan bentuk Phaeophyta benang atau
lembaran-lembaran dengan bentuk bervariasi dari yang sederhana hngga berbentuk
besar.
Slim mold (Myxomycota) dapat dibedakan dengan melihat karakteristik tubuhnya
berbentuk lendir, habitat pada daerah yang lembab, jamur yang tidak bersekat, serta
dapat bergerak bebas. Sedangkan keberadaan Oomycota ada yang sebagai parasit dan
ada yang sebagai saprofit.

REFERENSI

Achary A, Muthalagu K, Saravana Guru M. Identification of Phytochemicals from


Sargassum wightii against Aedes aegypti. Int J Pharm Sci Rev Res 2014;29(1):314-9.
Ahmad, T. R. 2011. Biologi Protista. Kaloka Media: Ungaran.
Cabrita L, Quintela JM, Vilalta R. In vitro activities of three selected brown seaweeds of
India. An Quim Ser C 2010;8:113–5.
Campbell, N.A. & J.B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Campbell, N.A. & J.B. Reece. (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Ferdinand, Fictor. 2013. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Firmansyah, Ricky, dkk. 2013. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: Pusat
PerbukuanDepartemen Pendidikan Nasional
Hamidah, L. 2019. Alga Makroskopis dan Mikroskopis. Universitas Muhammadiyah
Malang Press: Malang.
Kandale A, Meena AK, Rao MM, Panda P, Mangal AK, Reddy G, et al. Marine algae: An
introduction, food value and medicinal uses. J Pharm Res. 2011;4(1):219-21.
Subandi, dkk. 2013. Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tasjiddin, Teheni, dkk. 2016. Analisis Logam Berat Cd Dalam Alga
Eucheuma cottoni Di Perairan Kabupaten Bantaeng. Jurnal Ind. Chem. Res. Vol.4
No.
LAMPIRAN

PASCA PRAKTIKUM
1. Termasuk ke dalam kelompok protista apa saja masing-masing spesimen pada
hasil pengamatan? Tentukan klasifikasi masing-masing spesimen.
2. Bandingkan temuan hasil pengamatan spesimen pada praktikum ini dengan hasil
pengamatan pada praktikum pertama terutama dalam hal ukuran spesimen dan
karakteristik lainnya. Bagaimana keanekaragaman ini menurutmu?
3. Apa yang menyebabkan protista sangat beragam? Berikan alasan disertai kajian
berdasarkan teori dan hasil penelitian ilmiah terbaru.
4. Apakah hipotesismu terbukti? Berikan penjelasan alasan mengapa hasilnya
demikian.
JAWABAN
1. Semua hasil pengamatan pada algae makroskopis termasuk jenis Rhodophyta
dan Phaephyta, termasuk kedalam protista yang mirip dengan tumbuhan.
Sedangkan hasil pengamatan pada kayu lapuk, bangkai ikan, kentang busuk,
anggur busuk san daun layu berpenyakit termasuk kedalam jenis protista yang
mirip dengan jamu.
2. Hasil temuan pada acara praktikum pertama dankedua, tentunya berbeda.
Spesies yang diamati pada praktikum pertama itu, adalah protista yang
mirip dengan hewan atau disebut juga dengan protozoa. Sedangkan acara
praktikum ke-2 ini mengamati protista yang mirip dengan tumbuhan atau
disebut dengan alga.Keanekaragaman ini menurut saya memang sangat unik
dan sangat luar biasa. Karena, kita dapat mengetahui dan dapat
membedakan antara jenis-jenis protista. Contohnya, dapat membedakan
mana protista yang mirip hewan (Protozoa) dan mana protista yang mirip
dengan tumbuhan (Alga).
3. Protista adalah kelompok makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri morfologi
dan juga fisiologi seperti tumbuhan, protista mirip hewan, dan protista yang
mirip dengan jamur. Oleh karena itu, protista ini sangatlah beragam macam.
4. Terbukti,karena pengamatan yang dilakukansebanding dengan teori yang ada.

Anda mungkin juga menyukai