Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM KE-7

CENDAWAN DARI LINGKUNGAN SEKITAR


Lia Akmalia1*
1*IAIN Syekh Nurjati Cirebon

*email penulis: Akmalialia82@gmail.com

A. PENDAHULUAN
Jamur (fungi) adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam selselnya. Oleh sebab itu, jamur merupakan kelompok organisme yang tidak lagi
termasuk dalam Kingdom Plantae, melainkan membentuk dunia jamur atau Regnum Fungi.
Jamur mempunyai peranan penting dalam ekosistem, jamur merupakan dekomposer
(pengurai) dan menjadi penyeimbang keanekaragaman jenis hutan (Hasanuddin, 2014).
Fungi terdibagi menjadi makroskopis dan mikroskopis. Fungi mikroskopis adalah fungi
yang hanya bisa lihat dengan mikroskop, jamur Jamur makroskopis yang bisa dilihat dengan
mata biasa. Secara morfologi jamur makroskopik mempunyai warna tubuh yang bermacam-
macam yaitu warna merah muda, orange, coklat tua atau coklat muda, Kuning, putih, putih
kuning muda, kuning dan hitam. Bentuk jamur Secara makroskopis berbentuk kipas,
berbentuk ginjal, Setengah lingkaran, tanduk dan payung. Bentuk spora jamur makro Bulat,
lonjong, silindris, segi, berbentuk jarum dan setengah lingkaran. Dan warna spora yang
dalam Jamur makro berwarna merah, coklat, Putih, kuning, ungu dan hitam (Welly, 2011).
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis dikenal dengan mikroorganisme atau jasad renik yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop (Pelczar, 2007). Dalam mempelajari sifatsifat yang dimiliki oleh
mikroorganisme, penelitian dapat dilakukan dengan pembiakan mikroorganisme melalui
media pertumbuhan. Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik
diperlukan persyaratan antara lain: media harus mempunyai tekanan osmose, tegangan
muka, dan pH yang sesuai, media tidak mengandung zat-zat penghambat, media harus steril,
dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikroba. Nutrisi yang
dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non
logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin,
air, dan energi (Cappucino, 2014).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan konsistensinya yang terbagi menjadi
tiga yaitu media cair merupakan media yang tidak mengandung agar, digunakan untuk
menumbuhkan mikroba dalam skala besar serta mengidentifikasi jenis dari suatu mikroba
dan berbagai macam uji. Medium setengah padat merupakan media yang mengandung agar
0,3-0,4%, sehingga menjadi sedikit kental, tidak padat dan tidak begitu cair. Media ini dibuat
dengan tujuan agar pertumbuhan mikroba dapat menyebar keseluruhan media tetapi tidak
mengalami percampuran sempurna jika tergoyang dan untuk mencegah atau menekan
ddifusi oksigen. Medium padat merupakan media yang mengandung agar 15% sehingga
setelah dingin menjadi padat. Media ini digunakan untuk mengembangbiakkan mikroba
(Munandar, 2016).
Faktor lingkungan seperti pH tanahm pupuk anorganik, kandungan bahan organic
dan kelembaban tanah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fungi.
Jamur terdapat pada semua jenis tanah yang bereaksi masam. Meski demikian ada juga
jamur yang berada pada tanah, contohnya: pemupukan dengan garam ammonium. Dalam
hal ini ammonium teroksidasi membentuk nitrat dan ion nitrogen yang mengakibatkan
penurunan pH tanah. (Fitrianah, 2011).
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan jenis cendawan
di suatu lokasi dan faktor apa saja yang mempengaruhi keberadaannya. Sebelum
mengerjakan praktikum ini, tentukan 3-5 lokasi yang akan dilakukan isolasi mikroba,
misalnya dari ruangan yang berbeda di rumah: ruang tamu, dapur, kamar tidur, kamar mandi
atau teras.
B. METODE
1. Alat
a. Panci atau wadah yang dapat dipanaskan Sendok pengaduk
b. Pisau
c. Gelas ukur atau bisa mencoba membuat sendiri
d. Wadah kecil dengan penutup berbahan kaca kaca atau plastik transparan yang
tahan panas danbersih/sterilsebagai pengganti cawan petri
e. Kompor
f. Saringan
g. Kapas bertangkai/cotton buds
h. Alkohol 70%
i. Kapas atau tissue steril
j. Jas lab
2. Bahan
a. 300gram kentang
b. 20gram gula pasir
c. 5 gram ekstrak ragi
d. 20gram agar-agar bubuk
e. 1 liter air
3. Prosedur Kerja
a. Di Kupas dan potong-potong kentang berbentuk kubus 1 cm3,
b. Di rebus dengan 1 liter selama 30 menit.
c. Di Saring, lalu didihkan ekstrak kentang bersama dengan bahan-bahan lainnya.
d. Di Aduk-aduk sesekali hingga semuabahan terlarut.
e. Di Saring kembali, jika volume berkurang tambahkan air hingga tepat 1 liter dan
didihkan sebelum dituangkan ke dalam wadah bersih/steril.
f. Diletakkan setiap sampel pada masing-masing tempat yang berbeda
g. Diamati dan catat hasil pengamatan setiap harinya

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Hasil pengamatan hari ke-4

No. Lokasi Gambar Kologi Nama/Klasifikasi


1. Kamar Mandi Aspergillus sp.

2. Kamar Tidur Aspergillus sp.

3. Dapur Aspergillus sp.

4. Ruang Tamu Rhyzopus sp.


Aspergillus sp.
5. Teras Aspergillus sp.

Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan pada hari minggu tanggal 6 Desember


2020 di kediaman praktikan yaitu kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit Jakarta
timur, dengan judul praktikum yaitu “Cendawan Dari Lingkungan Sekitar”, Adapun tujuan
praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui perbedaan jumlah dan jenis cendawan di suatu
lokasi dan faktor apa saja yang mempengaruhi keberadaannya. Sebelum mengerjakan
praktikum ini, tentukan 3-5 lokasi yang akan dilakukan isolasi mikroba, misalnya dari
ruangan yang berbeda di rumah: ruang tamu, dapur, kamar tidur, kamar mandi atau teras.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu berupa panci, pisau,
salringan, wadah transparan dengan tutup, dan bahan berupa agar-agar, ragi, dan gula pasir,
alkohol.
Adapun prosedur yang harus ditempuh dalam membuat media agar kentang dekstrosa
yaitu, Kupas dan potong-potong kentang berbentuk kubus 1 cm3, lalu rebus dengan 1 liter
selama 30 menit. Saring, lalu didihkan ekstrak kentang bersama dengan bahan-bahan
lainnya. Aduk-aduk sesekali hingga semua bahan terlarut. Saring kembali, jika volume
berkurang tambahkan air hingga tepat 1 liter dan didihkan sebelum dituangkan ke dalam
wadah bersih/steril. Dan Adapun prosedur isolasi yang harus dilakukan yaitu, Perhatikan
keselamatan saat bekerja. Berhati-hatilah dengan benda panas, atau saat memanaskan
bahan atau alat, serta alkohol yang mudah terbakar. Jangan sekali-kali memakan media atau
bahan yang sudah ditumbuhi cendawan/mikroba. Bekerja secara aseptik di rumah dapat
dilakukan dengan mengukus atau merebus alat-alat berbahan tahan panas yang akan
digunakan. Usapkan atau semprotkan alkohol 70% atau hand sanitizer pada telapak tangan
dan pergelangan tangan atau peralatan yang tidak tahan panas sebelum bekerja. Selama
bekerja usahakan untuk memakai masker dan menghindari aliran udara yang berlebihan
terutama dari hidung dan mulut. Setelah media siap digunakan, tuangkan media yang masih
hangat dan cair secukupnya pada wadah pengganti cawan petri hingga setinggi minimal 1
cm dari dasar wadah. Tunggu hingga media dingin dan memadat. Buat 3-5 wadah sesuai
jumlah lokasi sampel isolasi yang telah ditentukan (misalnya ruang tamu, dapur, kamar
tidur, kamar mandi dan teras), masing-masing diberi label nomor (misalnya 1-5) dengan
menggunakan kertas label atau spidol tahan air. Pada masing-masing media, lakukan isolasi
dengan membiarkan media terbuka selama 5 menit pada masing-masing lokasi isolasi.
Sisakan salah satu wadah (misalnya nomor 5) untuk tidak dilakukan isolasi apa pun sebagai
kontrol. Tutup dengan erat ke-lima wadah tersebut menggunakan tutupnya, atau jika tidak
ada tutupnya dapat menggunakan plastik penutup makanan/cling wrap atau plastik
transparan bersih lalu diberi selotip agar tidak mudah terbuka. Lakukan pengamatan 24 jam
setelah inokulasi dan setiap hari pada jam yang sama dengan waktu isolasi. Amati selama 2-
7 hari. Amati jumlah koloni cendawan, warna dan bentuk hifa/ miselium setiap cawan.
Laporkan hasil pengamatan setiap hari dengan menggunakan foto atau gambar cendawan
yang terdapat di dalam cawan dan cari tau kemungkinan jenis masing-masing cendawan apa
yang tumbuh. Buat tabel atau grafik jika diperlukan.
Jamur (fungi) adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam selselnya. Oleh sebab itu, jamur merupakan kelompok organisme yang tidak lagi
termasuk dalam Kingdom Plantae, melainkan membentuk dunia jamur atau Regnum Fungi.
Jamur mempunyai peranan penting dalam ekosistem, jamur merupakan dekomposer
(pengurai) dan menjadi penyeimbang keanekaragaman jenis hutan (Hasanuddin, 2014).
Pengamatan dilakukan yaitu pada sampel yang diletakkan di kamar mandi, pada
pengamatan hari keempat ditemuakan jamur meskipun tidak begitu terang yaitu Aspergillus
sp. spesies ini juga ditemukan pada pengamatan 2-5 yaitu pada media yang diletakkan di
kamar tidur, dapur, dan ruang tamu. Dan pada pengamatan 4 selain ditemuakan spesies
jamur Aspergillus sp. juga ditemukan spesies Rhyzopus sp.
Pada jamur Aspergilus niger mempunyai ciri-ciri umum dari jamur ini, yaitu warna
konodia berwarna hitam kelam atau hitam kecoklatan dan berbentuk bulat, bersifat
termofilik, tidak terganggu pertumbuhannya karena adanya peningkatan suhu. hasil
pengamatan pada jamur Aspergilus niger sesuai dengan literature yaitu jamur berwarna
hitam gelap yang tersebar tidak beraturan serta konodia yang berbentuk bulat. Berdasarkan
hasil pengamatan secara mikroskopis Aspergillus mempunyai sporangium (tempat spora)
yang berbentuk bulat hitam. Sporangiofor adalah cabang miselium yang mengandung
sporangium. Miselium merupakan hifa yang menjalar pada permukaan substarat yang
berfungsi menyerap nutrisi, rhizoid merupakan hifa yang membentuk jaringan pada
permukaan substrat yang berfungsi untuk menempel pada inang atau substrat. Jamur
Rhizopus sp adalah fungi yang merupakan filum zygomiycota ordo mucorales.Ciri khas
jamur ini mempunyai hifa yang membentuk rhizoid yang nempel ke subtrat. Adapun ciri lain
dari jamur ini mempunyai hifa yang ceonositik, oleh karena itu jamur ini tidak Eersekat.
Stolon atau miselium dari jamur Rhizopus sp ini menyebar diatas subtratnya karena hifa dari
jamur ini adalah Vegetative. Jamur Rhizopus sp bereproduksi dengan cara aseksual dan
memproduksi sporangifor bertangkai. Sporangifornya berpisah dari hifa dengan hifa yang
lainya oleh sebuah dinding seperti septa: salah satu spesies dari fungi ini yalah jamur
Rhizopus sp stolonifer yang ditemukan pada roti yang sudah basi (Nurhayati, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah faktor substrat yang
merupakan sumber utama nutrient bagi jamur, kelembaban dari jamur merupakan
faktor yang penting bagi pertumbuhan jamur, kelembaban yang diperlukan jamur berbeda-
beda tergantung pada jenisnya, suhu lingkungan juga berperan penting dalam pertumbuhan
jamur, berdasarkan suhu dapat dikelompokkan menjadi psikofil, mesofil, dan
termofil, derajat keasaman substrat (pH) sangat penting karena enzim-enzim tertentu hanya
akan mengurai substat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu dan senyawa senyawa
kimia lingkungannya yang tidak diperlukan lagi akan dikeluarkan kelingkungan sebagai
bentuk dari pengamanan terhadap organisme lain (Nurhaedah, 2002).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan konsistensinya yang terbagi
menjadi tiga yaitu media cair merupakan media yang tidak mengandung agar, digunakan
untuk menumbuhkan mikroba dalam skala besar serta mengidentifikasi jenis dari suatu
mikroba dan berbagai macam uji. Medium setengah padat merupakan media yang
mengandung agar 0,3-0,4%, sehingga menjadi sedikit kental, tidak padat dan tidak begitu
cair. Media ini dibuat dengan tujuan agar pertumbuhan mikroba dapat menyebar
keseluruhan media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang dan
untuk mencegah atau menekan ddifusi oksigen. Medium padat merupakan media yang
mengandung agar 15% sehingga setelah dingin menjadi padat. Media ini digunakan untuk
mengembangbiakkan mikroba (Munandar, 2016). Media PDA (Potato Dextrosa agar)
merupakan medium semi sintetik. Media merupakan tempat dimana tejadi perkembangan
organisme. Organisme menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang
telah bercampur. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kentang harus di potong dadu, agar
karbohidrat di kentang dapat keluar dan menyatu dengan air sehngga menjadi kaldu. Semakin
kecil permukaan, maka semakin besar daya osmosisnya.Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Penggunaan kentang dalam pembuatan
media karena kentang kaya akan karbohidrat yang sangat diperlukan oleh suatu mikroorganisme.
Dalam pembuatan PDA ini biasa digunakan Dextrosa, namun dextros ini dapat digantikan dengan
gula pasir biasa. Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berdasarkan susunannya merupakan
medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia. Berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan medium
untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber
energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai
bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber
O2. Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media biakan karena kaya akan nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroba untuk hidup. Nutrisi yang diberikan media untuk mikroba
berupakarbohidrat (pati) dari kentang, glukosa dari dekstrosa atau fruktosa serta kandungan air
dalamagar. Media yang miskin hara seperti air hanya dapat dugunakan untuk penyimpanan ,
karenamikroba tidak mudah berkembangbiak pada media miskin nutrisi yang dapat
menyebabkanpertumbuhan mikroba dapat terhambat. Untuk melakukan percobaan pembuatan
media pertama-tama menimbang kentang yang telah dikupas sebanyak 200gram, allau menimbang
gula sebanyak 8,02gram. Selanjutnya menimbang bubuk agar-agar sebanyak 15,02gram. Setelah
itu merebus kentang sampai mendidih dengan ditambah aquades sebanyak 200ml dengan diaduk
terus menerus hingga homogen. Lalu menyaring larutan tersebut dan diperoleh ekstrak kentang
lalu dituang kedalam tabung erlenmeyer yang sudah disterilisasi. Selanjutnya memasukkan gula
pasir kedalam ekstrak kentang dan dipanaskan kembali hingga gula pasir tersebut larut. Kemudian
memasukkan bubuk agar-agar kedalam ekstrak kentang dan dipanaskan kembali sampai medidih
dengan diaduk terus agar tidak menggumpal. Kemudian dihasilkan media biakan yang berbentuk
cair, berwarn akuning dan keruh. Setelah ditaruh kedalam autoclave media biakan tersebut berubah
menjadi padat, berwarna putih dan keruh. Sterilisasi dilakukan dalam autoklaf dengan suhu 121°C
dalam waktu ±15 menit dengan tekanan 1 atm . Suhu ini merupakan ketetapan, karena umumnya
organisme tidak dapat bertahan hidup pada suhu dan waktu tersebut. Setelah 15 menit, maka
autokalaf dapat dimatikan. Biarkan autoklaf sampai tekanannya menjadi 0,setelah itu PDA baru
dapatdikeluarkan.Agar bertindak sebagai lingkungan bagi perkembangan organisme. Penggunaan
agar karena merupakan suatu bahan yang cocok, meskipun padat, akan tetapi lunak dan
mudahditembus oleh biakan. Selain itu agar mengandung sejumlah air yang diperlukan bagi
biakan.Agar lebih stabil bila dibandingkan dengan air yang lebih mudah menguap dan berubah
(Munandar, 2016).

D. SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil pengamatan serta pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa, Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah faktor substrat yang
merupakan sumber utama nutrient bagi jamur, kelembaban dari jamur merupakan
faktor yang penting bagi pertumbuhan jamur, kelembaban yang diperlukan jamur berbeda-
beda tergantung pada jenisnya, suhu lingkungan juga berperan penting dalam pertumbuhan
jamur, berdasarkan suhu dapat dikelompokkan menjadi psikofil, mesofil, dan
termofil, derajat keasaman substrat (pH) sangat penting karena enzim-enzim tertentu hanya
akan mengurai substat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu dan senyawa senyawa
kimia lingkungannya yang tidak diperlukan lagi akan dikeluarkan kelingkungan sebagai
bentuk dari pengamanan terhadap organisme lain

REFERENSI

Cappuccino, James G and Sherman Natalie. 2013. Manual Laboratorium Biologi.


Jakarta: EGC.
Fitrianah, 2011. Pemanfaatan Fungi dalam Pembuatan Produk Bahan Pangan. Jurnal
Pertanian. vol. 1. No. 2.
Hasanuddin, dkk., 2014, Botani Tumbuhan Rendah, Banda Aceh: Ar Raniry Press.
Munandar, Kukuh. 2016. Pembelajaran Berbasis Praktikum Matakuliah Mikrobiologi.
Nurhaedah, 2002, Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Nurhayati, 2011, Penggunaan Jamur dan Bakteri dalam Pengendalian Penyakit Tanaman
secara Hayati yang Ramah Lingkungan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Kampus Unsri, Sumatera Selatan.
Pelczar, Michael. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta: UI Press
Welly Darwis, dkk., 2011, “Inventarisasi Jamur yang Dapat di Konsumsi dan Beracun yang
Terdapat di Hutan dan Sekitar Desa Tanjung Kemuning Kaur Bengkulu”, Jurnal
Ilmiah, Vol. 07, No. 02.

LAMPIRAN

PASCA PRAKTIKUM

1. Deskripsikan masing-masing koloni cendawan hasil isolasi berdasarkan warna, bentuk,


elevasi, margin/pinggiran dan tekstur koloni.
2. Cari tahu kemungkinan nama dari masing-masing sampel hasil isolasi.
3. Deskripsikan dan bandingkan macam dan jumlah koloni yang tumbuh dari masing-
masing sumber isolasi setiap harinya.
4. Tentukan faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi perbedaan atau persamaan
jumlah dan jenis cendawan yang berhasil diisolasi dari setiap tempat
5. Apakah hipotesismu terbukti? Berikan penjelasan alasan mengapa hasilnya demikian.
Sertakan teori dan hasil penelitian terbaru untuk membahasnya.
Jawab :
1. Koloni cendawan sangat beragam pada tiap hasil isolasi. Rhyzopus oryzae pada media
agar berwarna putih dengan bagian hitam di bawah. Rhizopus oryzae adalah mikrofungus
heterothallic berfilamen yang terjadi sebagai saprotrof dalam tanah, kotoran, dan
vegetasi yang membusuk. Spesies ini sangat mirip dengan Rhizopus stolonifer, tetapi
dapat dibedakan dengan sporangia yang lebih kecil dan sporangiospora yang tersebar di
udara. Rhizopus oryzae dicirikan sebagai jamur yang tumbuh cepat di mana pertumbuhan
di bawah suhu optimal cepat pada 1,6 mm per jam (hampir 0,5 μm per detik - cukup untuk
dapat secara langsung memvisualisasikan pemanjangan hifa secara real-time di bawah
mikroskop).dan Aspergillus sp., Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme
yang termasuk jamur, dan termasuk dalam mikroorganisme eukariotik. Aspergilus sp
secara mikroskopis dicirikan sebagai hifa bersepta dan bercabang, konidiofora muncul
dari foot cell (miselium yang bengkak dan berdinding tebal) membawa stigmata dan akan
tumbuh konidia yang membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam.
2. Nama-nama dari masing-masing koloni hasil isolasi yaitu, Rhyzopus oryzae, Aspergillus
sp.
3. Macam dan jumlah koloni yang tumbuh dari masing-masing sumber isolasi berbeda tiap
harinya. Hari pertama belum muncul perubahan, hari kedua mulai bermunculan koloni
yang berwarna putih namun masih sulit diidentifikasi jenisnya karena sangat kecil. Pada
hari terakhir atau hari ketiga ini mulai dapat identifikasi jenis koloni sebab ukuran dan
warna koloni dapat dibedakan dengan jelas. Rhyzopus oryzae pada media agar berwarna
putih dengan bagian hitam di bawah. Aspergillus sp., pada media agar berwarna merah
gelap dengan bintik hitam. Candida albicans pada media agar ini memiliki ciri berwarna
putih bersih seperti kapas. Fusarium oxysporum pada media agar memiliki ciri berwarna
putih seperti kapas.
4. Faktor yang mempengaruhi perbedaan atau persamaan jumlah dan jenis cendawan yang
berhasil diisolasi dari setiap tempat adalah faktor substrat, cahaya, kelembaban, suhu,
derajat keasaman substrat (pH) dan senyawa-senyawa kimia di lingkungannya.
5. Hipotesis yang sudah ada ternyata berhasil. Cendawan yang tumbuh pada media agar-
agar yang telah di isolasi sangat beragam dan jumlah koloninya yang lebih dari satu.
Keberhasilan tumbuhnya cendawan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor
substrat, cahaya, kelembaban, suhu, derajat keasaman substrat (pH) dan senyawa-
senyawa kimia di lingkungannya. Cendawan Rhyzopus oryzae dapat tumbuh pada media
agar yang telah dibuat

Anda mungkin juga menyukai