A. PENDAHULUAN
Jamur (fungi) adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam selselnya. Oleh sebab itu, jamur merupakan kelompok organisme yang tidak lagi
termasuk dalam Kingdom Plantae, melainkan membentuk dunia jamur atau Regnum Fungi.
Jamur mempunyai peranan penting dalam ekosistem, jamur merupakan dekomposer
(pengurai) dan menjadi penyeimbang keanekaragaman jenis hutan (Hasanuddin, 2014).
Fungi terdibagi menjadi makroskopis dan mikroskopis. Fungi mikroskopis adalah fungi
yang hanya bisa lihat dengan mikroskop, jamur Jamur makroskopis yang bisa dilihat dengan
mata biasa. Secara morfologi jamur makroskopik mempunyai warna tubuh yang bermacam-
macam yaitu warna merah muda, orange, coklat tua atau coklat muda, Kuning, putih, putih
kuning muda, kuning dan hitam. Bentuk jamur Secara makroskopis berbentuk kipas,
berbentuk ginjal, Setengah lingkaran, tanduk dan payung. Bentuk spora jamur makro Bulat,
lonjong, silindris, segi, berbentuk jarum dan setengah lingkaran. Dan warna spora yang
dalam Jamur makro berwarna merah, coklat, Putih, kuning, ungu dan hitam (Welly, 2011).
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis dikenal dengan mikroorganisme atau jasad renik yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop (Pelczar, 2007). Dalam mempelajari sifatsifat yang dimiliki oleh
mikroorganisme, penelitian dapat dilakukan dengan pembiakan mikroorganisme melalui
media pertumbuhan. Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik
diperlukan persyaratan antara lain: media harus mempunyai tekanan osmose, tegangan
muka, dan pH yang sesuai, media tidak mengandung zat-zat penghambat, media harus steril,
dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikroba. Nutrisi yang
dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non
logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin,
air, dan energi (Cappucino, 2014).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan konsistensinya yang terbagi menjadi
tiga yaitu media cair merupakan media yang tidak mengandung agar, digunakan untuk
menumbuhkan mikroba dalam skala besar serta mengidentifikasi jenis dari suatu mikroba
dan berbagai macam uji. Medium setengah padat merupakan media yang mengandung agar
0,3-0,4%, sehingga menjadi sedikit kental, tidak padat dan tidak begitu cair. Media ini dibuat
dengan tujuan agar pertumbuhan mikroba dapat menyebar keseluruhan media tetapi tidak
mengalami percampuran sempurna jika tergoyang dan untuk mencegah atau menekan
ddifusi oksigen. Medium padat merupakan media yang mengandung agar 15% sehingga
setelah dingin menjadi padat. Media ini digunakan untuk mengembangbiakkan mikroba
(Munandar, 2016).
Faktor lingkungan seperti pH tanahm pupuk anorganik, kandungan bahan organic
dan kelembaban tanah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fungi.
Jamur terdapat pada semua jenis tanah yang bereaksi masam. Meski demikian ada juga
jamur yang berada pada tanah, contohnya: pemupukan dengan garam ammonium. Dalam
hal ini ammonium teroksidasi membentuk nitrat dan ion nitrogen yang mengakibatkan
penurunan pH tanah. (Fitrianah, 2011).
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan jenis cendawan
di suatu lokasi dan faktor apa saja yang mempengaruhi keberadaannya. Sebelum
mengerjakan praktikum ini, tentukan 3-5 lokasi yang akan dilakukan isolasi mikroba,
misalnya dari ruangan yang berbeda di rumah: ruang tamu, dapur, kamar tidur, kamar mandi
atau teras.
B. METODE
1. Alat
a. Panci atau wadah yang dapat dipanaskan Sendok pengaduk
b. Pisau
c. Gelas ukur atau bisa mencoba membuat sendiri
d. Wadah kecil dengan penutup berbahan kaca kaca atau plastik transparan yang
tahan panas danbersih/sterilsebagai pengganti cawan petri
e. Kompor
f. Saringan
g. Kapas bertangkai/cotton buds
h. Alkohol 70%
i. Kapas atau tissue steril
j. Jas lab
2. Bahan
a. 300gram kentang
b. 20gram gula pasir
c. 5 gram ekstrak ragi
d. 20gram agar-agar bubuk
e. 1 liter air
3. Prosedur Kerja
a. Di Kupas dan potong-potong kentang berbentuk kubus 1 cm3,
b. Di rebus dengan 1 liter selama 30 menit.
c. Di Saring, lalu didihkan ekstrak kentang bersama dengan bahan-bahan lainnya.
d. Di Aduk-aduk sesekali hingga semuabahan terlarut.
e. Di Saring kembali, jika volume berkurang tambahkan air hingga tepat 1 liter dan
didihkan sebelum dituangkan ke dalam wadah bersih/steril.
f. Diletakkan setiap sampel pada masing-masing tempat yang berbeda
g. Diamati dan catat hasil pengamatan setiap harinya
REFERENSI
LAMPIRAN
PASCA PRAKTIKUM