Anda di halaman 1dari 46

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA MELALUI


KEGIATAN LITERASI INFORMASI MATERI SEL DENGAN MENGGUNAKAN
DISCOVERY LEARNING OLEH SISWA KELAS XI-IPA 1 MANU PUTRA BUNTET
PESANTREN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Yang Diampu Oleh : Dr.Ria Yulia Gloria M.Pd

LIA AKMALIA
1908106014
Jurusan Tadris Biologi

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Melalui Kegiatan
Literasi Informasi Materi Sel dengan Menggunakan Discovery Learning oleh Siswa Kelas XI-IPA 1
MANU Putra Buntet Pesantren”.
Laporan ini ditullis sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas yang diampu oleh ibu Dr.Ria Yulia Gloria M.Pd. di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Adapun dalam penyususnan laporan ini, penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Sumanta, M.Ag, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon,
2. Bapak Dr. H. Ilman Nafi’a, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh
Nurjati Cirebon,
3. Ibu Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si, Ketua Jurusan Tadris IPA-Biologi IAIN Syekh Nurjati
Cirebon
4. Asep Mulyani, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Tadris IPA-Biologi IAIN Syekh Nurjati
Cirebon.
5. Ibu Dr.Ria Yulia Gloria M.Pd selaku Dosen mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
6. Bapak Muhammad Majdi, M.Pd selaku Guru Pamong dan Guru Mata Pelajaran Biologi
MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon
7. Pihak keluarga terutama kedua orang tua penulis,
8. Siswa-siswi Biologi MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon, terutama kelas XI-IPA 1 dan 2
9. Sembah sujud dan baktiku kepada Ayah dan Ibu tercinta serta segenap keluarga yang penuh
keikhlasan memberikan doa, motivasi, dan bantuan materi yang tak terhingga demi
terselesaikannya skripsi ini.
10. Seluruh pihak yang membantu dalam melaksanakan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, walau dengan segala daya dan upaya yang telah penulis
usahakan semaksimal mungkin, namun masih terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam

i
penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini dan penulis menerima
Saran dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan skripsi ini. Hanya doa yang dapat
penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini mendapat pahala dari Allah SWT, Amin.

Cirebon, Oktober 2022

Lia Akmalia
NIM. 1908104014

ii
ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menanya Siswa Melalui Literasi Informasi Pada Mata
Pelajaran Biologi. Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan menanya siswa
melalui penggunaan literasi informasi pada mata pelajaran Biologi. Kegiatan pembelajaran tahap
pra siklus membuktikan bahwa kualitas menanya siswa masih rendah. Berdasarkan latar belakang
masalah pada pra siklus 1 maka dilakukan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian pada siklus I
diperoleh data kemampuan menanya siswa tingkat tinggi 40%, tingkat sedang 40%, dan tingkat
rendah 20%. Keaktifan siswa dalam mengembangkan pertanyaan, berdiskusi, dan melakukan
refleksi masih rendah. Keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dan melakukan
inkuiri dengan tingkat sedang. Hasil penelitian siklus II diperoleh data kemampuan menanya
siswa, tingkat tinggi 56%, tingkat sedang 38% dan tingkat rendah 6%. Keaktifan siswa dalam
berinteraksi dengan sumber belajar, melakukan inkuiri dan refleksi dalam kategori sedang, untuk
kemampuan siswa dalam mengembangkan pertanyaan dan berdiskusi tingkat tinggi. Berdasarkan
hasil penelitian maka disimpulkan penggunaan literasi infomasi dapat meningkatkan kemampuan
menanya siswa pada mata pelajaran Biologi di MANU Putra Buntet Pesantren.
Kata Kunci: Kemampuan Menanya, Literasi Informasi

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i


ABSTRAK ...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................3
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................................3
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian .....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PENELITIAN ...................................................................................5
A. Aktifitas Belajar .........................................................................................................5
B. Kemampuan Belajar ..................................................................................................6
C. Literasi .......................................................................................................................7
D. Kajian Materi Sel ......................................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................19
A. Metode Dan Desain Penelitian ..................................................................................19
B. Variabel Penelitian ....................................................................................................19
C. Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian .....................................................................19
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................19
E. Teknik Analisis Data .................................................................................................19
F. Prosedur Penelitian ...................................................................................................20
G. Kartu Pertanyaan Siswa ............................................................................................21
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................24
A. Latar Tempat Penelitian .............................................................................................24
B. Sajian Data Siklus I ....................................................................................................24
C. Sajian Data Siklus 2 ...................................................................................................25
D. Pembahasan ................................................................................................................27
BAB V PENUTUP ...............................................................................................................29
A. Simpulan ...................................................................................................................29
B. Saran .........................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................30
LAMPIRAN .........................................................................................................................31

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara cepat. Banyak hal yang mempengaruhi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mampu memajukan pemikiran dan kreativitas pada pemuda
Indonesia yang akan membawa Indonesia ke arah perkembangan ilmu pengetahuan yang
baik. Perkembangan ilmu pengetahuan itulah yang akan mewujudkan perubahan dalam
dunia pendidikan Indonesia.
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata
“didik” yang mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya) (Poerwadaminta,
1976). Seiring perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan
yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi
dewasa. Perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih
tinggi dalam arti mental (Sudirman, 1987).
Proses pendidikan yang diharapkan dijabarkan pada Badan Standar Nasional Pendidikan,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1)
tentang standar proses, dinyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan Pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal
tersebut di atas diperjelas lagi dalam Badan Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 22
Tahun 2006 tentang standar isi dinyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka disimpulkan bahwa sebuah proses pembelajaran
yang harus terjadi di dalam kelas yaitu kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk
bisa berpartisipasi aktif dalam proses tersebut dengan kata lain siswa yang akan mendominasi sebuah
kegiatan pembelajaran dalam kelas dan guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut.
Dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang seperti itu tentu saja guru harus memiliki sebuah

1
strategi yang baik agar dapat membangun rasa ingin tahu siswasehingga siswa memiliki minat yang
tinggi untuk melakukan eksplorasi dan investigasi dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Guru dalam membangun iklim kelas yang baik harus tahu betul bagaimana pembelajaran yang
akan disampaikan harus sesuai dengan tujuan dan makna dari pelajaran tersebut. Hal ini dikarenakan
setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu seperti halnya pembelajaran Biologi dimana
dalam kegiatan pembelajarannya harus sesuai dengan hakikat sains. Biologi di SMA bukan hanya
sekedar hafalan. Siswa harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan
berbagai penjelasan logis. Hal ini akan mendorong siswa untuk mengekspresikan kreatifitasnya.
Pembelajaran Biologi memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai penguatan
dan latihan-latihan yang berkaitan dengan cara berpikir sehat, alamiah dan masuk akal dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Sriarunrasmee & Suwannatthachote (2015:1722), Ketika merancang
pembelajaran sains, guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan dan proses sains. keterampilan proses sains ini berguna sebagai pondasi atau alat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah.
Kegiatan pembelajaran yang aktif tidak lepas dari kegiatan tanya jawab, baik itu antara guru
dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain. Keterampilan bertanya merupakan salah satu
keterampilan saintifik yang cukup penting dalam proses pembelajaran karena dapat menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Namun kenyataannya, masih banyak siswa yang sulit
mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat pembelajaran. Akibatnya, siswa menjadi pasif dan
tidak mengikuti kegiatan pembelajaran tematik dengan baik.
Dalam keterampilan bertanya sebelumnya siswa pasti telah memperoleh suatu informasi
terlebih dahulu,dan ketika seorang siswa merasa tidak memahami maksud informasi yang didapatkan
maka akan memunculkan suatu pertanyaan, untuk mengungkapkan pertanyaan tersebut tentusaja
diperlukan suatu keberanian. Dalam upaya memperoleh informasi siswa dapat melakukan litersi
informasi secara mandiri, Literasi menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku
saku Gerakan Literasi Sekolah, yaitu kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan
informasi secara cerdas. Literasi Infomasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk
mencari, menelusur, menganalisa dan memanfaatkan informasi (Bundy, 2001).
Dalam kegiatan belajar mengajar guru sudah menggunakan berbagai cara, model, metode, dan
pendekatan mengajar agar pembelajaran tidak menjadi satu arah. Meskipun guru sudah
menggunakan beragam model dalam kegiatan pembelajaran, seperti inquiry learning namun faktanya
guru sering menggunakan metode ceramah pada saat pembelajaran. Sehingga kebanyakan siswa
kurang tertarik dengan materi yang diajakan dan menjadi kurang aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan akar masalah yang ditemukan, faktor utama yang harus segera dicarikan solusinya

2
adalah bagaimana meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
siswa tidak hanya mendengar dan mencatat penjelasan guru, tetapi juga mampu menjawab dan
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diajarkan. Salah satu solusi untuk meningkatkan
keterampilan bertanya siswa adalah dengan model Discovery. Model pembelajaran penemuan atau
Discovery menggunakan pendekatan induktif yang memungkinkan siswa untuk membangun atau
mengkonstruksi pengetahuan. Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran penemuan adalah untuk
membuat siswa memiliki pemahaman yang mendalam melalui keterlibatan secara aktif dalam
menempuh proses belajar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengambil
judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Melalui Kegiatan Literasi Informasi
Materi Sel dengan Menggunakan Discovery Learning oleh Siswa Kelas XI-IPA 1 MANU Putra
Buntet Pesantren”.

B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
a) Kurangnya kemampuan/keaktifan siswa dalam bertanya pada saat kegiatan belajar-
mengajar berlangsung
b) Kurangnya minat siswa dalam melakukan literasi informasi pada saat kegiatan
pembelajaran
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapan
memfokuskan penelitian ini dalam beberahal yaitu :
a) Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-IPA 1 MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon
tahun ajaran 2022-2023.
b) Strategi yang diterapkan adalah model pembelajaran Discovery Learning
c) Konsep yang digunakan dalam penelitian ini yakni materi Sel
d) Hasil Belajar siswa yang diungkap adalah aspek kognitif C1 ( Pengetahuan), C2
(Pemahaman), C3 ( Aplikasi), C4 (Analisis).

C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

3
sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan kemampuan bertanya siswa setelah dilakukan kegiatan Literasi
Informasi pada materi pembelajaran Sel di kelas XI IPA 1
2. Apakah setelah melakukan kegiatan Literasi Informasi siswa menjadi gemar membaca
dan menulis
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan bertanya siswa setelah dilakukan kegiatan
Literasi Informasi pada materi pembelajaran Sel di kelas XI IPA 1
3. Untuk mengetahui apakah kegiatan Literasi Informasi siswa menjadi gemar membaca
dan menulis

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
b. Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat menerapkan dan mensosialisasikan
Gerakan Literasi Sekolah melalui keterampilan informasi
2. Bagi Siswa
a. Dengan penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan bertanya
nya pada saat kegiatan pembelajaran
b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat membaca dan menulis
3. Bagi Sekolah
a. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan
dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya di MANU Putra
Buntet Pesantren Cirebon.
b. Dapat membudayakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), khususnya di MANU Putra
Buntet Pesantren Cirebon.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata aktivitas berarti “kegiatan,
kesibukan, keaktifan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap
bagian di dalam perusahaan” sedangkan dalam buku Proses dan Motivasi Belajar
Mengajar mengatakan bahwa “tidak dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak
terdapat aktivitas, oleh sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat
penting dalam interaksi belajar dan mengajar” (Sardiman, 2012). Jadi, yang dimaksud
dengan aktivitas belajar adalah proses atau kegiatan yang didalamnya terdapat interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar
mengajar karena aktivitas dalam pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan
bakat yang dimiliki oleh peserta didik, berfikir kritis dan dapat memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran. Aktivitas belajar dalam pendidikan diwujudkan
dalam kegiatan melihat, mendengar, mencatat dan lain- lain.
2. Jenis – Jenis Aktifitas Belajar
Aktivitas menurut Paul D. Diedrich merupakan kegiatan siswa terdiri atas :
a. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya adalah : membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi, percobaab, pekerjaan orang lain.
b. Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c. Listening Activities, sebagi contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor Activities, yang termasuk didalamnya antara lain : melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

5
g. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional Activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairan, berani, tenang, gugup.
3. Manfaat Aktivitas Belajar
Penggunaan aktivitas belajar besar nilainya bagi pengajaran siswa, karena :
a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri,

b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral,
c. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa,
d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri,
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis,
f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dan
guru,
g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan
pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan verbalistis,
h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di
masyarakat (Oemar hamalik,2011).
B. Kemampuan Bertanya
Duffy (2009: 107) yang menjelaskan bahwa bertanya merupakan proses berbicara dengan diri
sendiri atau berpikir tentang makna yang masuk akal. Bertanya merupakan salah satu kompetensi
sosial yang dibawa oleh anak ke sekolah (Moreillon: 2007: 58). Hasibuan & Moedjiono (2012: 62)
menjelaskan tujuan bertanya tidak sekadar untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik. Dengan mengajukan pertanyaan dalam proses
pembelajaran, peserta didik dituntut untuk memberikan respons berupa pengetahuan atau hal-hal
yang merupakan hasil pertimbangan dari proses berpikir.
Jacobsen, Eggen, & Kauchak, (2009: 172) mengemukakan bahwa proses bertanya dalam
pembelajaran mendorong terciptanya lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-
centered learning environment) sembari memelihara aktivitas yang berfokus pada tujuan
pembelajaran (a goal-focused learning activity). Mengajukan pertanyaan merupakan salah satu
strategi pengajaran dasar yang dapat diterapkan pada hampir semua bidang materi pelajaran,
tingkatan kelas, atau kepribadian guru. Jika dilakukan dengan efektif, strategi ini dapat mendorong

6
keterlibatan, meningkatkan pembelajaran, memotivasi siswa, dan menyediakan umpan-balik tantang
kemajuan pembelajaran, baik kepada guru maupun siswa.
Munandar (dalam Mulyana, 2012) mengatakan bahwa bertanya dapat diartikan sebagai
keinginan mencari informasi yang belum diketahui. Bertanya merupakan salah satu strategi untuk
menarik perhatian para pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut
perhatian dan perlu dipertanyakan (Majid, 2013: 235). Dalam proses pembelajaran, pertanyaan yang
diajukan guru bertujuan menarik perhatian siswa agar tetap fokus pada tujuan pembelajaran.
Hasibuan dan Moedjono, (2012: 14) menjelaskan bahwa bertanya dalam proses pembelajaran
di kelas memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dengan teknik
pengajuan yang tepat bertujuan antara lain sebagai berikut.
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan.
c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah
bertanya.
d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat
menentukan jawaban yang baik.
e. Memusatkan perhatian peserta didik terhadap masalah yang sedang dibahas.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bertanya merupakan kalimat verbal
yang diucapkan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan mengenai sesuatu
hal, kejadian atau peristiwa yang belum diketahui. Dengan bertanya, seseorang dapatmenarik
pehatian orang lain untuk memberitahukan informasi penting yang belum diketahui atau belum
dipahami. Dalam proses pembelajaran di kelas, bertanya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Bertanya dalam pembelajaran akan memunculkan proses berpikir. Selain
itu, bertanya juga dapat mendorong keterlibatan, meningkatkan pembelajaran, memotivasi siswa, dan
menyediakan umpan-balik tantang kemajuan pembelajaran, baik kepada guru maupun siswa.
Sehingga dapat terciptanya proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa.

C. Literasi
Literasi yang dalam bahasa inggrisnya literacy berasal dari bahasa Latin yaitu litera (huruf)
sering diartikan sebagai keaksaraan. Jika dilihat dari makna hurufiah literasi berarti kemampuan
seseorang untuk membaca dan menulis. Seringkali orang yang bisa membaca dan menulis disebut
literat, sedangkan orang yang tidak bisa membaca dan menulis disebut iliterat atau buta aksara. Kern
(2000: 3) menjelaskan literasi sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis. Selain itu literasi
juga memiliki kesamaan arti dengan belajar dan memahami sumber bacaan. Romdhoni (2013: 90)

7
menyatakan bahwa literasi merupakan peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan-keterampilan
tertentu, yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi dalam bentuk tulisan.
Kata literasi merupakan kemampuan baca tulis. Ada begitu banyak jenis literasi yang
berkembang hingga saat ini, seperti misalnya literasi komputer, literasi media, literasi teknologi,
literasi ekonomi, literasi digital (digital literacy), dan lain-lain (Bawden, 2008). Dari berbagai jenis
literasi tersebut, literasi bisa dimaknai sebagai melek teknologi, melek komputer, melek digital, dan
lain sebagainya. Literasi secara luas dimaknai sebagai kemampuan berbahasa mencakup kemampuan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, serta berpikir yang menjadi elemen dalam literasi itu
sendiri (Sari, 2017).
Dalam konteks perpustakaan dan informasi, literasi informasi dikaitkan dengan kemampuan
mengakses dan memanfaatkan secara benar sejumlah informasi yang ada di internet. Untuk itu, yang
perlu diperhatikan oleh pemakai khususnya pemakai perpustakaan sekolah dalam memanfaatkan
teknologi internet adalah keterampilan menelusur informasi serta mengetahui strategi penelusuran
yang efektif dan efisien (Pendit, 2008). Literasi informasi berhubungan dengan kemampuan dalam
menggunakan teknologi informasi akan tetapi dengan kompetensi dan cakupan yang berbeda
(Sukaesih, 2013)
Menurut Ibnu Adji Setyawan (2018: 1) istilah literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang
lebih luas tetapi tetap merujuk pada kemampuan atau kompetensi dasar literasi yakni kemampuan
membaca serta menulis. Intinya, hal yang paling penting dari istilah literasi adalah bebas buta aksara
supaya bisa memahami semua konsep secara fungsional, sedangkan cara untuk mendapatkan
kemampuan literasi ini adalah dengan melalui pendidikan. Sejauh ini, terdapat 9 macam literasi,
antara lain :
a. Literasi Kesehatan merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengolah serta memahami
informasi dasar mengenai kesehatan serta layananlayanan apa saja yang diperlukan di dalam
membuat keputusan kesehatan yang tepat.
b. Literasi Finansial yakni kemampuan di dalam membuat penilaian terhadap informasi serta
keputusan yang efektif pada penggunaan dan juga pengelolaan uang, dimana kemampuan yang
dimaksud mencakup berbagai hal yang ada kaitannya dengan bidang keuangan.
c. Literasi Digital merupakan kemampuan dasar secara teknis untuk menjalankan komputer serta
internet, yang ditambah dengan memahami serta mampu berpikir kritis dan juga melakukan
evaluasi pada media digital dan bisa merancang konten komunikasi.
d. Literasi Data merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari data, lebih tepatnya
kemampuan untuk memahami kompleksitas analisis data.
e. Literasi Kritikal merupakan suatu pendekatan instruksional yang menganjurkan untuk adopsi

8
perspektif secara kritis terhadap teks, atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini bisa kita
pahami sebagai kemampuan untuk mendorong para pembaca supaya bisa aktif menganalisis
teks dan juga mengungkapkan pesan yang menjadi dasar argumentasi teks.
f. Literasi Visual adalah kemampuan untuk menafsirkan, menciptakan dan menegosiasikan makna
dari informasi yang berbentuk gambar visual. Literasi visual bisa juga kita artikan sebagai
kemampuan dasar di dalam menginterpretasikan teks yang tertulis menjadi interpretasi dengan
produk desain visual seperti video atau gambar
g. Literasi Teknologi adalah kemampuan seseorang untuk bekerja secara independen maupun
bekerjasama dengan orang lain secara efektif, penuh tanggung jaab dan tepat dengan
menggunakan instrumen teknologi untuk mendapat, mengelola, kemudian mengintegrasikan,
mengevaluasi, membuat serta mengkomunikasikan informasi.
h. Literasi Statistik adalah kemampuan untuk memahami statistik. Pemahaman mengenai ini
memang diperlukan oleh masyarakat supaya bisa memahami materi-materi yang dipublikasikan
oleh media.
i. Literasi Informasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di dalam mengenali
kapankah suatu informasi diperlukan dan kemampuan untuk menemukan serta mengevaluasi,
kemudian menggunakannya secara efektif dan mampu mengkomunikasikan informasi yang
dimaksud dalam berbagai format yang jelas dan mudah dipahami.

D. Kajian Materi Sel


1. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh Robert
Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruanganruangan kecil
yang meyusun gabus tersebut).
Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di
dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 10 sel.
Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel.
Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus
berasal dari pada pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.

9
2. Sejarah Penemuan Sel dan Teori Sel
Orang yang pertama kali menyebutkan istilah sel, yaitu Cellulae adalah Robert Hooke
(1635-1703). Yang mengamati sayatan gabus tutup botol (quercus suber), merupakan sel mati
yang tidak memiliki isi sel.
Antonie Van Leeuwenhoek (1723), merupakan seorang asah lensa dari Belanda, membuat
mikroskop sederhana dan merupakan orang yang pertama kali melukiskan bentuk-bentuk
bakteri. Beliau memeriksa setetes cairan air kolam dengan microscopic, di dapatkan
“animalcules” (hewan kecil), merupakan sel bakteri.
Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau
mengamati bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut masih
diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden
menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh
tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya
nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel,
namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus.
Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari
bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada
tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya,
prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan
sel. Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah
Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan
Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses
patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh
Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel
berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan
makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal
dari sel).
Teori Sel adalah:
a. Semua organisme hidup terdiri dari sel beserta produk-produknya.
b. Semua sel pada dasarnya serupa dalam susunan kimianya.
c. Sel-sel baru terbentuk dari sel-sel yang sudah ada melalui pembelahan sel.
d. Aktivitas sebuah organism merupakan hasil aktivtas dan interaksi sel-selnya

2. Struktur dan Fungsi Bagian – bagian Sel

10
a. Membran Sel (Membran Plasma)
Membran sel merupakan bagian teerluar dari sel. Fungsinya antara lain
sebagai berikut :
1) Mengontrol atau mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan
lingkungannya.
2) Menjadi tempat reaksi, seperti reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi
oksidasi dalam repirasi.
3) Sebagai reseptor atau penerima rangsangdari luar, seperti hormon dan bahan
kimia lainnya, baik zat tersebut berasal dari lingkungan luar sel ataupun
bagian lain dari sel itu sendiri.
4) Sebagai pelindung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
5) Mengontrol zat-zat yang akan masuk maupun yang akan keluar
meninggalkan sitoplasma.
b. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan beserta zat-zat yang terlarut yang mengisi ruangan di
dalam sel dan dibatasi oleh membran sel. Sitoplasma merupakan sistem koloid
yang amat dinamis dan senantiasa bergerak. Cairan mengisi organel dikenal
dengan sitosol.
c. Nukleus
Nukleus merupakan organel sel terbesar, organel yang amat vital bagi kehidupan,
yaitu mengendalikan seluruh kegiatan sel. Beberapa bagian penting dari nukleus
adalah membran inti. Nukleoplasma (matriks), dan nucleolus.
d. Retikulum Endoplasma
Membentuk jaring-jaring kerja (retikulum), yang terdapat dalam sitoplasma sel
eukariotik. Organel ini bertindak sebagai saluran-saluran dalam sitoplasma yang
menghubungkaan nukleus. Retikulum endoplasma dibedakan menjadi dua, yakni
RE kasar dan RE halus. RE kasar memiliki ribosom pada permukaannya
sehingga berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Sementara, RE halus berfungsi
sebagai tempat sintesis lipid.Retikulum endoplasma merupakan sistem membran
kompleks yang tersusun tidak beraturan
e. Sentriol

11
Organel terdiri atas sepasang badan berbentuk tabung (silinder) dan merupakan
satu kesatuan yang disebut sentrosom. Sentriol mengandung mikrotubul yang
terdiri atas sembilan triplet, terletak di dekat nukleus. Sentriol ini berperan dalam
proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel.
f. Badan Golgi
Organel ini membentuk struktur seperti jala yang kompleks. Jumlahnya menonjol
pada sel kelenjar. Badan golgi berfungsi untuk :
1) Mengangkat dan mengubah secara kimia materi-materi yang terdapat di
dalamnya.
2) Menghasilkan lendir, lilin pada tanaman perca, dan sekresi yang bersifat
lengket.
3) Kadang-kadang untuk transpor lemak.
4) Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
5) Membentuk lisosom.
6) Membentuk enzim-enzim pencernaan yang belum aktif (zimogen, koenzim,
dan lain-lain)
g. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berbentuk kantong agak bulat dan dibatasi oleh sistem
membran tunggal. Organ ini terdapat pada hampir semua sel eukariotik, terutama
pada sel-sel hewan yang memiliki kegiatan fagositik. Lisosom mengandung
banyak enzim pencerna hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase,
yang dibentuk oleh RE kasar. Selanjutnya, enzim-enzim tersebut dikirim ke dalam
badan Golgi. Lisosom berfungsi untuk
1) Mencerna materi yang diambil secara endositosis.
2) Autofagi, yaitu penghancuran struktur-struktur yang tidak dikehendaki
dalam sel.
3) Eksositosis, yaitu pembebasan enzim ke luar sel, misalnya terjadi pada
penggantian tulang rawan pada perkembangan tulang keras.
4) autolisis,yaitu penghancuran diri sel dengan cara membebaskan
semua isi lisosom dalam sel. Misalnya terjadi pada berudu yang

12
menginjak dewasa dengan menghancurkan struktur sel penyusun
ekornya.
h. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang berbentuk seperti sosis dan
strukturnya sangat kompleks, terdapat pada semua sel eukariotik aaerobik.
Organel ini merupakan tempat berlangsungnya respirasi aerobik dalam sel.
i. Kloroplas
Kloroplas adalah plastida yang mengandung pigmen hijau, kuning atau
merah. fungsinya sebagai penyelenggara fotosintesis. Struktur kloroplas. Di
dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen fotosintetik yang terletak pada
sistem membran dan bertebaran pada seluruh bahan dasar yang disebut
stroma. Peran pigmen fotosintetik pada tumbuhan tinggi adalah untuk
menyerap energi cahaya dan kemudian mengubahnya menjadi energi kimia.

3. Transport Zat pada Membran Plasma


a. Transport Mikromolekul
Ada dua jenis transpor mikromolekul, yaitu transpor pasif dan transpor aktif. Pada
transpor pasif terjadi perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah tanpa menggunakan energi, misalnya difusi sederhana dan difusi
difasilitasi. Sedangkan, pada transpor aktif membutuhkan energi karena
perpindahan molekulnya melawan gradien konsentrasi, misalnya transpor aktif.
1) Difusi Sederhana
Proses difusi sederhana terjadi bila senyawa atau molekul dapat melewati
membran lipid bilayer tanpa menggunakan protein transpor. Senyawa atau
molekul seperti H2O, CO2, O2, dan moleku kecil tidak bermuatan dapat
dengan mudah melewati membran.
2) Difusi Difasilitasi
Banyak zat terlarutyang dibutuhkan sel tertahan oleh fosfolipid lapis ganda.
Untuk berdifusi, zat-zat tersebut dibantu protein transpor yang terdapat di
dalam membran sel.
3) Transpor Aktif

13
Transpor aktif adalah transpor yang membutuhkan energi untuk keluar dan
masuknya ion atau molekul zat melalui membran sel. Transpor ini berjalan
melawan gradien konsentrasi dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam
dan diluar sel. Contoh transpor aktif antara lain transpor glukosa melalui
membran sel. Glukosa merupakan zat yang sangat diperlukan oleh sel, tetapi
tidak dapat masuk menembus membran sel. Karenanya, perlu diangkut secara
aktif oleh sel, dengan menggunakan energi pengaktifan yang berasal dari hasil
pemecahan ATP.
b. Transport Makromolekul
a. Endositosis
Endositosis merupakan proses masuknya makromolekul kedalam membran
dengan cara pelekukan ke dalam sebagian membran.misalnya, Amoeba dalam
memindahkan makanan untuk masuk kedalam tubuhnya, sel darah putih
dalam melawan kuman yang masuk kedalam tubuh. Endositosis terbagi
menjadi dua, yaitu faagositosis dan pinositosis. Pada fagositosis molekul
yang dimasukkan berupa senyawa padat, sedangkan pinositosis molekul yang
dimasukkan berupa larutan.
b. Eksositosis
Eksositosis merupakan proses pengeluaran zat. Vesikel membran plasma
yang membawa molekul menyatu dengan membran sel. Setelah proses
penyatuan dengan membran sel, molekul dikeluarkan oleh vesikel membran
plasma. Eksositosis terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sekresi. Misalnya,
sel-sel kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah pencernaan.

4. Fungsi Sel
a. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan
aktivitasnya disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di
dalam sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu
perombakan senyawa kimia untuk menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan
pembentukan senyawa lain, dan reaksi anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel.
Salah satu proses katabolik yang merombak molekul makanan untuk menghasilkan energi

14
di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian besar berlangsung di dalam mitokondria
eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan ATP. Sementara itu, contoh proses
anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP.
b. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal'
dari dan kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur
fungsi dan perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri
berkomunikasi satu sama lain dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk
menentukan apakah jumlah mereka sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara
sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi
berbagai jenis sel.

E. Model Discovery Learning


1. Pengertian Model Discovery Learning
Model pembelajaran merupakan bentuk siasat guru yang digunakan sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran dengan mempertimbangkan karakter muatan mata pelajaran,
kompetensi guru dan kondisi siswa. Hal ini dilakukan untuk mengantarkan siswa pada perubahan
kompetensi yang terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau
prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,
menggolonggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan
sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses
mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian
pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan
mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar
anak dapat belajar sendiri.
Jadi model discovery learning, suatu teknik, metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran dengan berharap siswa terlibat dalam penyelidikan suatu hubungan,
mengumpulkan data, dan menggunakan untuk menemukan hukum atau prinsip yang berlaku
pada kejadian tersebut.
Pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar
siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan,
anak juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.

15
Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Tujuan Model Discovery Learning
Menurut Bell (1978) sebagaimana yang dikutip oleh M. Hosnan10 mengemukakan
beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran penemuan, yakni sebagai berikut:
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam
pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi
konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi
tambahan yang diberikan
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan
tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang
efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilanketerampilan, konsep-
konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih
mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru
Tujuan di atas, memberikan penegasan bahwa model discovery learning ingin
mengarahkan peserta didik agar lebih aktif baik secara individu maupun kelompok untuk belajar,
karakter peserta didik lebih diutamakan agar keterampilan dapat terbangun secara efektif.
Kedepan kita akan memperoleh output yang lebih mumpuni karena akan lahir ilmuan-ilmuan
muda Indonesia yang berdaya saing
3. Karakteristik Model Discovery Learning
Adapun ciri utama belajar menemukan, yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah
untuk menciptakan, menggabungkan, danmenggeneralisasikan pengetahuan; (2) berpusat pada
peserta didik; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada. Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
kontruktivisme, yaitu sebagai berikut:
a. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar.
b. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar peserta didik.
c. Memandang peserta didik sebagai pencipta kemauan dan tujuan
d. yang ingin dicapai.
e. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan pada hasil.

16
Mendorong peserta didik untuk mampu melakukan penyelidikan.
f. Menghargai peranan pengalaman kritis peserta didik.
g. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.
h. Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.
i. Banyak menggunakan terminology kognitif untuk menjelaskan pembelajaran (prediksi,
inferensi, kreasi dan analisis).
j. Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar.
k. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan
guru.
l. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.
m. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.
n. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman
baru yang didasari pengalaman nyata.
Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut, penerapannya di dalam kelas,
yakni sebagai berikut:
a. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar.
b. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada
siswa untuk merespons.
c. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.
d. Siswa secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa lainnya.
e. Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menonton dan menantang terjadinya
diskusi.
f. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif.
Dari uraian teori belajar kognitif serta ciri dan penerapan teori konstruktivisme tersebut di
atas dapat melahirkan model discovery learning.

F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori yang sudah dikaji dari berbagai segi maka diyakini bahwa dengan
melalui Literasi Informasi maka kemampuan menanya siswa pada Mata Pelajaran Biologi di MANU
Putra Buntet Pesantren akan meningkat.

G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Dengan
menerapkan kegiatan Literasi Informasi dalam model pembelajaran Discovery Learning dapat

17
meningkatkan keterampilan / kemampuan bertanya siswa pada pembelajaran Biologi materi Sel pada
siswa kelas XI IPA 1 MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Dan Desain Penelitian


Jenis dan Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas, yang dilakukan melalui 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi.

B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua veriabel, yaitu variabel masalah dan
variabel Tindakan, Dalam penelitian ini yang menjadi variabel masalah adalah kemampuan
menanya dan yang menjadi variabel tindakan adalah penggunaan literasi informasi.

C. Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian


Subyek penelitian adalah siswa kelas IX IPA 1. Tempat penelitian adalah kelas IX IPA
1 di MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon yang terdiri dari 30 orang siswa laki-laki.
Penelitian ini dilakukan pada saat kegiatan PLP berlangsung yaitu pada bulan Agustus –
September 2022.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Observasi melalui lembar obervasi dan catatan lapangan
2. Tes melalui rubrik penilaian tes kinerja
3. Angket melalui lembar angket tertutup dengan pilihan jawaban yang sudah disediakan
untuk mengungkapkan pendapat siswa tentang penggunaan literasi informasi

E. Teknik Analisis Data


Analisa data dilakukan dengan cara pembandingan proses pembelajaran, prilaku siswa dan
penilaian kinerja dari hasil siswa dalam menulis pertanyaan pada setiap siklus, dengan cara ini akan
diketahui tahapan atau peningkatan yang terjadi sebagai hasil dari penerapan tindakan. Pada bagian
akhir dilakukan pembandingan dengan teori yang dituliskan pada landasan teori untuk

19
mengungkapkan makna hasil tindakan. Data kuantitatif akan diolah secara kuantitatif, meliputi rata-
rata dan persentase. Data kualitatif diolah secara kualitatif dengan cara memberi makna pada
kelompok data yang diperoleh.

F. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Penelitian Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan tentang materi, alat dan sumber yang
akan digunakan untuk mengajar. Semua persiapan dituliskan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
b. Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan tindakan, guru menerapkan RPP sesuai dengan kondisi kelas.
Penggunaan literasi informasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut (a)
siswa diberikan sumber bacaan yang sudah disiapkan guru. (b) siswa diberi waktu 5’
untuk membaca dan menyimak (c) masing-masing siswa merumuskan 1 pertanyaan
yang berhubungan dengan materi dan bacaan (d) siswa menuliskan 1 pertanyaan (e)
masing-masing siswa menginformasikan pertanyaan individu ke kelompoknya (f)
siswa secara berkelompok merumuskan 1 pertanyaan kelompok (g) kelompok
menggali informasi untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan dengan
menggunakan berbagai sumber informasi (h) perwakilan siswa memajang hasil
diskusi dan memberikan penjelasan kepada kelompok lain yang berkunjung.
c. Pengamatan
Pengamat melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Aspek yang diamati adalah proses pembelajaran dan perilaku siswa.
d. Refleksi
Selesai pelaksanaan pembelajaran dan tes, guru melakukan kajian, atau refleksi atas
hasil pengamatan. Dari refleksi ini dikaji kelemahan atau kekurangan yang terjadi
selama pembelajaran, dan perilaku siswa yang menonjol.
2. Prosedur Penelitian Siklus 2
a. Perencanaan
Merevisi RPP untuk persiapan pelaksanaan siklus 2

20
b. Pelaksanaan
Menerapkan RPP dengan menggunakan literasi informasi melalui bacaan dan
tayangan video
c. Pengamatan
Pengamat melakukan observasi dengan mengunakan rubrik pengamatan
d. Refleksi
Selesai pembelajaran dilakukan refleksi bersama dengan observer.

G. Kartu Pertanyaan Siswa


Tabel 1 Rubrik Kemampuan Bertanya Siswa
Aspek Tingkatan
1 2 3 4
Sesuai Tema Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai tema, Sesuai tema
tema mata tema, berhub belum spesifik dan spesifik
pelajaran ungan dengan , masih luas
mata pelajaran
Mend orong berpikir Proses Proses berpikir Proses berpikir Proses
tingkat tinggi berpikir memah ami menera pkan berpikir
mengingat menganalisa
dan
mengevaluasi
Jelas dan sesuai dengan Abstrak Abstra k dan Jelas tetapi Jelas dan
struktur bahasa /multi tafsir susunan susunan sesuai dengan
dan tidak kalimat sesuai kalimat tidak stuktur bahasa
sesuai struktur sesuai struktur
dengan bahasa bahasa
struktur
bahasa
Mend orong memperoleh Jawaban Jawaban Alterna tif dua Lebih dari dua
jawaban terbuka tertutup terbatas hanya jawaban jawaban
/hanya satu satu, singkat singkat yang ilmiah dan
jawaban dan sesuai sesuai tema berdasarkan
singkat tidak dengan tema analisa
sesuai tema berpikir
Memo tivasi untuk mengg Alternatif Alternatif Alterna tif Alterna tif
ali informasi dari berbagai jawaban jawaban logis, Jawaban jawaban
sumber tanpa dan tidak hanya mengg mengg unakan
berpikir logis memer lukan unakan satu lebih dari satu
sumber sumber sumber

21
informasi informasi informasi

Pedoman Penilaian : Jumlah Skor yang diperoleh : Skor Maksimal

Tabel 2 Rubrik Pembelajaran Kontekstual


Aspek Tingkatan
1 2 3 4
Siswa aktif berinte raksi 1-10 11-15 16-20 21-30
dengan sumber belajar dan Siswa aktif Siswa aktif Siswa aktif Siswa
mengg unakan pikiran nya menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
sendiri sumber sumber belajar sumber belajar sumber belajar
belajar dan dapat dan pikiran dan
mengunakan nya sendiri menggunakan
pikiran sendiri pikirannya
sendiri
Siswa melakukan inkuiri 1-10 11-15 16-20 21-30
(menggali informasi tamba Siswa Siswa Siswa Siswa
han dan memecahkan melakukan melakukan melakukan melakukan
masalah inkuiri inkuiri inkuiri inkuiri
(menggali (menggali (menggali (menggali
informasi informasi informasi informasi
tambahan dan tambahan dan tambahan dan tambahan dan
memecahkan memecahkan memecahkan memecahkan
masalah masalah masalah masalah
Siswa mengembangkan 1-10 11-15 16-20 21-30
pertanyaan atas informasi Siswa Siswa menge Siswa menge Siswa menge
yang diperolehnya mengembang mbang kan mbang kan mbang kan
kanpertanyaan pertany aan pertany aan pertany aan
atas informsi atas inform asi atas inform asi atas inform asi
yang yang diperol yang diperol yang diperol
diperoleh nya ehnya ehnya ehnya
Siswa berdiskusi dalam 1-10 11-15 16-20 21-30 Siswa
kelompok dan menge Siswa Siswa Siswa berdisk berdiskusi
mbangkan “masy arakat berdiskusi berdiskusi usi dalam dalam
belajar ” dalam dalam kelompok kelompok
kelompok kelompok (mengembang (mengembang
(mengembang (mengembang kan) kan)
kan) kan) “masyarakat “masyarakat
“masyarakat “masyarakat belajar ” belajar ”
belajar ” belajar ”
Siswamelak ukan refleksi 1-5 6-10 11-20 21-30
atas proses dan hasil belajar Siswa Siswa melaku Siswa melaku Siswa melaku

22
nya melakukan kan refleksi kan refleksi kan refleksi
refleksi atas atas proses atas proses atas proses
proses dan dan hasil dan hasil dan hasil
hasil belajar belajar nya belajar nya belajar nya
nya

Pedoman Penilaian : Jumlah Skor yang diperoleh : Skor Maksimal

23
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Tempat Penelitian


MANU Putra Buntet pesantren terletak di Jalan Kuwu Aswad (LPI) Desa Mertapada Kulon
Kecamatan Astana Japura, Kabupaten Cirebon merupakan tempat lokasi PLP peneliti sebagai
seorang mahasiswa, kebetulan peneliti ditempatkan mengajar di kelas XI IPA 1 dan 2, namun
dalam penelitian ini peneliti kelas yang menjadi objek penelitian hanya kelas XI-IPA 1 saja.
Setelah dilakukan pengamatan selama beberapa kali pertemuan diketahu bahwa siswa kelas
IX-IPA 1 kesulitan untuk melakukan kegiatan menanya dalam proses pembelajaran, kondisi
kelas yang pasif dikarenakan siswa tidak percaya diri untuk mengungkapkan pertanyaan
kepada guru dan teman-teman di kelasnya.

B. Sajian Data Siklus I


1. Proses pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan literasi informasi dilakukan setelah
guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan siswa memperoleh sumber bacaan untuk
membantu siswa merumuskan pertanyaan, kemudian siswa membaca senyap dan siswa
menuliskan satu pertanyaan dari wacana yang telah diberikan guru. Dalam proses
pembelajaran beberapa siswa kesulitan untuk menuliskan pertanyaan individu, kemudian
guru memberikan panduan rubrik penilaian sebagai panduan untuk menilai kualitas
pertanyaan yang dibuat oleh siswa. Penulisan pertanyaan yang dibuat oleh siswa
membutuhkan waktu lebih lama yaitu 10 menit, sedangkan di perencanaan alokasi waktu
selama 5 menit. Ternyata siswa belum terbiasa menulis pertanyaan individu yang baik
sesuai dengan tema/materi pelajaran.
2. Kemampuan menanya siswa
Pada proses pembelajaran di kegiatan inti yaitu kegiatan menanya dari siswa diperoleh
hasil :
Tabel Kemampuan menanya siswa
Kemampuan Jumlah Hasil Jumlah siswa Data Pra
Menanya Siswa Siswa Siklus I Pra Siklus Siklus
Tinggi 12 40% 6 20 %

24
Sedang 12 40% 9 30 %
Rendah 6 20% 15 50 %

Dari data hasil kemampuan menanya siswa di siklus 1, maka dapat diperoleh simpulan
kemampuan menanya siswa mengalami peningkatan rata-rata 20% dari kondisi
sebelumnya di pra siklus. Kondisi siswa di pra siklus untuk kemampuan siswa dalam
menanya tingkat rendah sebanyak 50%, setelah perlakuan di siklus 1 menggunakan literasi
informasi maka kemampuan siswa untuk menanya tingkat rendah dari 15 orang hanya
tertinggal 6 orang (20%) yang belum tuntas.
3. Keaktifan siswa
Melalui rubrik pengamatan pembelajaran aktif/kontekstual maka diperoleh data dari
pengamatan observer dengan hasil:
Tabel Keaktifan siswa
Aspek Rata-Rata Kriteria
Tingkatan
Siswa aktif berinteraksi dengan 3 Sedang
sumber belajar
Siswa melakukan inkuiri 3 Sedang
Siswa mengembangkan pertanyaan 2 Rendah
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya 2 Rendah
Siswa melakukan refleksi 2 Rendah

Berdasarkan hasil pengamatan dan penggunaan rubrik pengamatan maka dapat


disimpulkan keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dan melakukan
inkuri dalam kriteria sedang, keaktifan siswa dalam mengembangkan pertanyaan,
berdiskusi dalam kelompok serta refleksi dalam kriteria rendah, maka di siklus 2
diharapkan keaktifan siswa dapat mencapai kriteria tinggi.

C. Sajian Data Siklus 2


1. Proses Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan literasi informasi pada siklus 2,
diawali dengan kegiatan pengamatan video kemudian pemberian wacana/bacaan untuk

25
menstimulus siswa dapat merumuskan pertanyaan dan membuat pertanyaan yang baik
dengan kualitas pertanyaan kategori tingkat tinggi.
2. Kemampuan menanya siswa
Pada proses pembelajaran di kegiatan inti yaitu kegiatan menanya dari siswa diperoleh
hasil :
Tabel 5 Kemampuan menanya siswa
Kemampuan Jumlah Hasil Jumlah siswa Data Pra
Menanya Siswa Siswa Siklus I Pra Siklus Siklus
Tinggi 12 40% 17 56%
Sedang 12 40% 11 38%
Rendah 6 20% 2 6%

Pada siklus 2 dari data hasil kemampuan menanya siswa terjadi peningkatan untuk
kemampuan menanya siswa kategori tingkat tinggi dari 40% menjadi 56% terjadi kenaikan
sebesar 16%, dan kemampuan siswa menanya dengan tingkat rendah turun dari 20%
menjadi 6%, maka dapat disimpulkan siswa tidak lagi kesulitan merumuskan pertanyaan
individu dan siswa yang memiliki kemampuan menanya tingkat rendah akan diberikan
tugas remedial yaitu membaca sumber bacaan di perpustakaan dan sumber lainnya yang
telah disepakati guru dan siswa.
3. Keaktifan Siswa
Melalui rubrik pengamatan pembelajaran aktif/kontekstual maka diperoleh data dari
pengamatan observer dengan hasil :
Tabel 6 Keaktifan siswa
Aspek Rata-Rata Kriteria
Tingkatan
Siswa aktif berinteraksi dengan 3 Sedang
sumber belajar
Siswa melakukan inkuiri 3 Sedang
Siswa mengembangkan pertanyaan 4 Tinggi
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya 4 Tinggi
Siswa melakukan refleksi 3 sedang

Berdasarkan hasil pengamatan dan penggunaan rubrik pengamatan maka dapat


disimpulkan keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar, melakukan inkuri

26
dan refleksi dalam kriteria sedang. Kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan dan
berdiskusi dalam kelompoknya, dengan kriteria tinggi.

D. Pembahasan
Dari data hasil pra siklus dan siklus 1 yang telah dilakukan, maka diperoleh data
penggunaan literasi informasi masih belum sesuai harapan. Siswa belum terbiasa melakukan
literasi informasi dalam pembelajaran, dan belum terampil mengolah informasi untuk dapat
merumuskan pertanyaan individu. Hal ini terjadi karena pelaksanaan di siklus 1 belum sesuai
dengan perencanaan yang sudah dirancang dalam RPP. Kegiatan refleksi di siklus 1 yaitu
melakukan perencanaan untuk persiapan pembelajaran pada siklus 2 dengan merevisi RPP dan
merevisi media literasi untuk pelaksanaan di siklus 2. Pada siklus 2, diberikan bacaan serta
tambahan stimulus untuk siswa dengan mengamati tayangan video. Hasil pelaksanaan di siklus
2, menunjukkan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan data dan pengamatan
di siklus 2, menunjukkan peningkatan pemahaman dan kemampuan menanya siswa, serta
peningkatan kemampuan siswa dalam penulisan pertanyaan yang baik dengan hasil 60% siswa
mampu membuat pertanyaan tingkat tinggi serta menurunnya jumlah siswa yang menulis
pertanyaan tingkat rendah. Data yang diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang telah dilakukan peneliti diperkuat dengan data hasil penelitian sebelumnya dalam abstrak
model literasi infomasi hasil penelitian Emi Tri Mulyani, S.Sos terhadap mahasiswa dalam
pelaksanaan model literasi informasi dengan penerapan model Mc.Kenzie (Research Cycle
Model) maka diperoleh hasil model literasi informasi memiliki kelebihan :
1. Mempermudah siswa/mahasiswa dalam menyelesaikan tugas membuat beberapa
pertanyaan yang dapat menggeneralisasikan permasalahaan.
2. Siswa/mahasiswa dapat berpikir dengan strategi dan cara yang tepat untuk menemukan
informasi terkait dan terpercaya untuk membantu dalam mengkonsepkan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebelumnya.
3. Membantu siswa/mahasiswa dalam menentukan sumber-sumber informasi yang jelas
dan terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Membantu siswa/mahasiswa dalam menyelesaikan tugas mereka dengan cara
penyelesaian yang sistematis/terstruktur.

27
Literasi informasi pada proses pembelajaran dapat berupa koran, bahan bacaan melalui
unduhan internet, buku-buku pelajaran dan buku-buku yang tersedia di perpustakaan.
Penggunaan literasi informasi yang disediakan guru memudahkan siswa untuk menulis
pertanyaan yang baik dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan semua aktif
belajar melalui literasi informasi. Pemberdayaan perpustakaan dalam proses pembelajaran di
kelas memiliki fungsi yang sangat strategis, jadi siswa didekatkan kepada sumber belajar dan
lingkungan sehingga tercipta pembelajaran yang efektif, kontektual dan literat.

28
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kemampuan menanya siswa harus dilatih dengan menggunakan berbagai sumber belajar
dan media pembelajaran. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan, melalui literasi
informasi maka kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS terutama kemampuan dan
kemauan menanya siswa dalam mengungkapkan serta menuliskan pertanyaan menghasilkan
kemampuan menanya tingkat tinggi.

B. Saran
• Sebaiknya semua guru melakukan pembelajaran aktif/kontekstual melalui literasi informasi.
Penggunaan Literasi informasi dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan, lingkungan sekolah,
internet dan media surat kabar sebagai sumber belajar sehingga sekolah mampu membuat suasana
pembelajaran yang membuat siswa aktif.
• Pihak pimpinan sekolah hendaknya memberikan dukungan dan mendorong guru untuk
menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi dan motivasi belajar
siswa.
• Sekolah berupaya untuk melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk mendukung
kegiatan pembelajaran melalui Literasi Informasi.

29
DAFTAR PUSTAKA
Bawden, D. 2008. Origins and concepts of digital literacy. Dalam C. Lankshear&M. Knobel (eds).
Digitalliteracies : concepts, policies, and paradoxes. Pp:15-32. New Yok: Peter Lang.
Benny A. Pribadi, Model Assure Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: PT.Dian
Rakyat, 2011)
Bundy, Alan. 2004. Australian and New Zealand Information Literacy Framework: Principles,
Standards and Practice. http://www.ala.org.com. {30 Februari 2012}
Padjadjaran . Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol.1/No.1, hlm 61-72.
Pendit, Putu Laxman. 2005. Perpustaaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
Indonesia.Depok: Perpustakaan UI.
Sari, Ni Putu Arista, M.G. Rini Kristiantari, I.G.A.Agung Sri Asri. 2017. Pengaruh Model
PembelajaranLiterasi Sebagai Budaya Sekolah Terhadap Penguasaan Kompetensi
Pengetahuan Ips Siswa Kelas V.e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar
PGSD Vol: 5 No:
Sriarunrasmee, J., & Suwannatthachote, P. (2015). Virtual Field Trips with Inquiry learning and
Critical ThinkingProcess: A Learning Model to Enhance Students’ Science Learning
Outcomes. Procedia-Social and,197, 1721–1726.
Sudirman, et,al. 2013. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV.
Sukaesih, Asep Saeful Rohman. 2013, Literasi Informasi Pustakawan: Studi Kasus di Universi

30
LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(KD. 3.1 Dan 4.1)

Sekolah : MANU Putra Buntet Pesantren


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Sel
Sub Materi Pokok : Sejarah Sel dan Komponen Kimia Penyusun Sel
Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit )

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung dalam
sel sebagai unit terkecil kehidupan
4.1 Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel hewan dan sel tumbuhan sebagai unit
terkecil kehidupan

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang sejarah penemuan dan perkembangan sel
2. Menjelaskan pengertian sel
3. Mendeskripsikan komponen kimiawi penyusun sel

C. Media dan Sumber Belajar


Media Belajar : Spidol, Papan tulis, Laptop, Infocus, PPT
Sumber Belajar : Buku paket siswa, Modul, dan Internet

D. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Coperative Learning
Metode Pembelajaran : Metode Ceramah dan Diskusi

E. Langkah – Langkah Pembelajaran


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi
: Sejarah Sel dan Komponen Kimia Penyusun Sel

31
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh,
Kegiatan Inti (60 menit)
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Peserta didik menyimak penjelasan mengenai Sejarah Sel dan Komponen Kimia
Literasi Penyusun Sel yang disampaikan pendidik dengan menggunakan media Power Point,
dan peserta didik menuliskannya Kembali catatan yang diberikan guru dipapan tulis
terkait Sejarah Sel dan Komponen Kimia Penyusun Sel.
Critical Pendidik memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Tinking belum dipahami peserta didik, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Sejarah Sel
dan Komponen Kimia Penyusun Sel.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok, kemudian guru meminta peserta
didik untuk mempelajari Modul Pembelajaran terkait materi Sejarah Sel dan
Komponen Kimia Penyusun Sel kepada masing-masing kelompok, untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling
bertukar informasi Sejarah Sel dan Komponen Kimia Penyusun Sel
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok secara klasikal, masing-masing
kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian
ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Sejarah Sel dan Komponen Kimia Penyusun Sel. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (15 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
✓ Pendidik memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
✓ Pendidik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
✓ Pendidik menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu terkait materi
Struktur Sel
✓ Pendidik menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa agar ilmu yang diperoleh siswa
bermanfaat

F. Penilaian
Keterampilan Sikap Pengetahuan
Melalui keterampilan dalam Melalui pengamatan sikap baik Melalui tes tertulis berupa
bertanya, menjawab pertanyaan spiritual dan sosial selama proses soal uraian
dan pemaparan hasil diskusi pembelajaran berlangsung
Intrumen berupa lembar Penilaian Instrumen berupa lembar self Berupa Soal Uraian
(Terlampir) assessment (Terlampir) sebanyak 3 soal (Terlampir)

32
Cirebon,……………… 2022
Guru Pamong Guru PLP

Muhammad Majdi, M.Pd Lia Akmalia


NIP. NIM.1908106014
Mengetahui,
Kepala Madrasah

H. Ade Mohamad Nasih, Lc


NIP.197001019200212

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(KD. 3.1 Dan 4.1)

Sekolah : MANU Putra Buntet Pesantren


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Sel
Sub Materi Pokok : Struktur Sel
Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit )

G. Kompetensi Dasar (KD)


3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung dalam
sel sebagai unit terkecil kehidupan
4.1 Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel hewan dan sel tumbuhan sebagai unit
terkecil kehidupan

H. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
4. Menjelaskan struktur dan fungsi bagian-bagian sel
5. Membedakan struktur antara sel hewan dan sel tumbuhan
6. Membedakan struktur sel prokariotik dan eukariotik

I. Media dan Sumber Belajar


Media Belajar : Spidol, Papan tulis, Laptop, Infocus, PPT,
Sumber Belajar : Buku paket siswa, Tabel Struktur Sel

J. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Coperative Learning
Metode Pembelajaran : Metode Ceramah dan Game Base Learning

33
K. Langkah – Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi
: Struktur Sel
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh,
Kegiatan Inti (65 menit)
Pertemuan Ke-2
Kegiatan Peserta didik menyimak penjelasan mengenai Struktur Sel yang disampaikan pendidik
Literasi dengan menggunakan media Power Point, dan peserta didik menuliskannya kembali
materi yang diberikan pendidik terkait Struktur Sel.
Critical Pendidik memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Tinking belum dipahami peserta didik, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Struktur Sel
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam 2 kelompok besar, kemudian pendidik menjelaskan terkait
Game (permainan) yang akan peserta didik mainkan, selanjutnya pendidik menjelaskan
terkait peraturan dalam game yang akan dimainkan peserta didik, Pendidik memberikan
kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi terkait materi dan
strategi yang akan mereka gunakan. Perwakilan masing-masing kelompok bertugas
memainkan permainan didepan kelas, dan anggota kelompok lain berperan sebagai
pengarah temannya yang ada didepan, Peserta didik mulai memainkan game dengan
didampingi atau diarahkan oleh pendidik. Tim tercepat dan tertepat adalah
pemenangnya.
Communication Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil akhir game (permainan),
Peserta didik dan Pendidik bersama-sama membahas hasil akhir game (permainan).
Creativity Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Struktur Sel. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (10 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
✓ Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
✓ Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
✓ Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu terkait materi
Transport Pada Membran Plasma
✓ Guru menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa agar ilmu yang diperoleh siswa bermanfaat

34
L. Penilaian
Keterampilan Sikap Pengetahuan
Melalui keterampilan dalam Melalui pengamatan sikap baik Melalui tes tertulis berupa
bertanya, menjawab pertanyaan spiritual dan sosial selama proses soal uraian
dan pemaparan hasil diskusi pembelajaran berlangsung
Instrumen berupa lembar Instrumen berupa lembar self Berupa Soal Uraian sebanyak
Penilaian (Terlampir) assessment (Terlampir) 3 soal (Terlampir)

Cirebon,……………… 2022
Guru Pamong Guru PLP

Muhammad Majdi, M.Pd Lia Akmalia


NIP. NIM.1908106014
Mengetahui,
Kepala Madrasah

H. Ade Mohamad Nasih, Lc


NIP.197001019200212

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


(KD. 3.2 Dan 4.2)

Sekolah : MANU Putra Buntet Pesantren


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Sel
Sub Materi Pokok : Mekanisme Transport Pada Membran Plasma
Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit )

M. Kompetensi Dasar (KD)


3.2 Menganalisis berbagai bioproses dalam sel yang meliputi mekanisme transport membran,
reproduksi, dan sintesis protein
4.2 Membuat model tentang bioproses yang terjadi dalam sel berdasarkan studi literature dan
percobaan

N. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
7. Menjelaskan manfaat transport zat bagi sel

35
8. Membedakan antara transport pasif dan aktif
9. Mengetahui proses yang terjadi pada peristiwa difusi dan osmosis
10. Memahami proses endositosis dan eksositosis

O. Media dan Sumber Belajar


Media Belajar : Spidol, Papan tulis, Laptop, Infocus, PPT, Alat dan bahan praktik ( Gelas
kimia, Teh celup, Kentang, Air, Timbangan digital)
Sumber Belajar : Buku paket siswa dan Modul

P. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Coperative Learning
Metode Pembelajaran : Metode Ceramah, Praktik, dan Diskusi

Q. Langkah – Langkah Pembelajaran


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi
: Mekanisme Transport Pada Membran Plasma
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh,
Kegiatan Inti (60 menit)
Pertemuan Ke-3
Kegiatan Peserta didik menyimak penjelasan mengenai Mekanisme Transport Pada Membran
Literasi Plasma yang disampaikan pendidik dengan menggunakan media Power Point, dan
peserta didik menuliskannya kembali materi yang diberikan pendidik terkait Mekanisme
Transport Pada Membran Plasma.
Critical Pendidik memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Tinking belum dipahami peserta didik, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Mekanisme
Transport Pada Membran Plasma.
Collaboration ✓ Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok kecil
✓ Pendidik mempraktikan peristiwa difusi dengan cara memasukkan teh celup
kedalam gelas kimia yang berisikan air
✓ Pendidik mempraktikan peristiwa osmosis dengan cara memasukkan potongan
kentang kedalam gelas kimia berisikan air selama beberapa menit, lalu kentang
ditimbang untuk mengetahui perbandingan berat kentang sebelum dan sesudah
dimasukkan kedalam air
✓ Peserta didik diminta menganalisis dan mendiskusikan peristiwa yang di praktikkan
pendidik Bersama dengan anggota kelompokknya

36
✓ Pendidik meminta peserta didik untuk membuat kesimpulan hasil analisis dan
diskusi nya
Communication Peserta didik mempresentasikan kesimpulan hasil analisis kelompok secara klasikal,
masing-masing kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Mekanisme Transport Pada Membran Plasma.. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
✓ Pendidik memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
✓ Pendidik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
✓ Pendidik menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu terkait materi
Sintesis Protein dan Reproduksi Sel Guru menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa agar
ilmu yang diperoleh siswa bermanfaat

R. Penilaian
Keterampilan Sikap Pengetahuan
Melalui keterampilan dalam Melalui pengamatan sikap baik Melalui tes tertulis berupa
bertanya, menjawab pertanyaan spiritual dan sosial selama proses soal uraian
dan pemaparan hasil diskusi pembelajaran berlangsung
Instrumen berupa lembar Instrumen berupa lembar self Berupa Soal Uraian sebanyak
Penilaian (Terlampir) assessment (Terlampir) 2 soal (Terlampir)

Cirebon,..…………… 2022
Guru Pamong Guru PLP

Muhammad Majdi, M.Pd Lia Akmalia


NIP. NIM.1908106014
Mengetahui,
Kepala Madrasah

H. Ade Mohamad Nasih, Lc


NIP.197001019200212

37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KD. 3.2 Dan 4.2)

Sekolah : MANU Putra Buntet Pesantren


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Sel
Sub Materi Pokok : Sintesis Protein dan Reproduksi Sel
Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit )

S. Kompetensi Dasar (KD)


3.2 Menganalisis berbagai bioproses dalam sel yang meliputi mekanisme transport membran,
reproduksi, dan sintesis protein
4.2 Membuat model tentang bioproses yang terjadi dalam sel berdasarkan studi literature dan
percobaan

T. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
11. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sintesis protein
12. Mengetahui perbedaan fungsi reproduksi sel bagi organisme Uniseluler dan Multiseluler
13. Memahami fase-fase yang terjadi pada reproduksi sel

U. Media dan Sumber Belajar


Media Belajar : Spidol, Papan tulis, Laptop, Infocus, PPT
Sumber Belajar : Buku paket siswa dan Modul

V. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Coperative Learning
Metode Pembelajaran : Metode Ceramah dan Diskusi

W. Langkah – Langkah Pembelajaran


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi
: Sintesis Protein dan Reproduksi Sel
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh,
Kegiatan Inti (60 menit)
Pertemuan Ke-4
Kegiatan Peserta didik menyimak penjelasan mengenai Sintesis Protein dan Reproduksi Sel yang
Literasi disampaikan pendidik dengan menggunakan media Power Point, dan peserta didik

38
menuliskannya kembali materi yang diberikan pendidik terkait Sintesis Protein dan
Reproduksi Sel
Critical Pendidik memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Tinking belum dipahami peserta didik, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Sintesis
Protein dan Reproduksi Sel
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok, kemudian pendidik meminta peserta
didik untuk mempelajari Modul Pembelajaran terkait materi Sintesis Protein dan
Reproduksi Sel kepada masing-masing kelompok, untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
Sintesis Protein dan Reproduksi Sel.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok secara klasikal, masing-masing
kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi
kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Sintesis Protein dan Reproduksi Sel.. Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
✓ Pendidik memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
✓ Pendidik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
✓ Pendidik menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu terkait materi
Jaringan Tumbuhan Pendidik menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa agar ilmu yang
diperoleh siswa bermanfaat

X. Penilaian
Keterampilan Sikap Pengetahuan
Melalui keterampilan dalam Melalui pengamatan sikap baik Melalui tes tertulis berupa
bertanya, menjawab pertanyaan spiritual dan sosial selama proses soal uraian
dan pemaparan hasil diskusi pembelajaran berlangsung
Instrumen berupa lembar Instrumen berupa lembar self Berupa Soal Uraian sebanyak
Penilaian (Terlampir) assessment (Terlampir) 2 soal (Terlampir)

Cirebon,……………… 2022
Guru Pamong Guru PLP

Muhammad Majdi, M.Pd Lia Akmalia


NIP. NIM.1908106014
Mengetahui,

39
Kepala Madrasah

H. Ade Mohamad Nasih, Lc


NIP.197001019200212

Lampiran 2 Dokumentasi

40
Lampiran 3 Absensi Kelas XI IPA 1

ABSENSI KELAS XI IPA 1


MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA (MANU) PUTRA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Mata Pelajaran : ………………………
PERTEMUAN KE-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

SAKIT

ALPA
IZIN
No. NAMA SISWA DOMISIL / ASRAMA

1 ABBAS HAIKAL FAUZANNI HM.AL-INAAROH


2 ABDUL LATHIF ANDALUCIA
3 ABDURRAHMAN MARBUN DESA BUNTET
4 ADITYA AFKAR MUKHIBILLAH NADWATUL FALAH
5 AHMAD FACHRU ROZI HAMDANI AL-MU’MIN
6 AHMAD FAISHAL BADRUZZAMAN AL-ANWAR
7 AHMAD JUNAEDI HM. AL-INAAROH
8 AHMAD PANJI ALAM PRAKOSO NADWAH ELT
UMMAH
9 BASRI ZAWWAN FASIHAN NADWAH ELT
UMMAH
10 BAYU AJI SETIAWAN HABBIL ILMI
11 DHAVIKA RASYA PUTRA HM, AL-INAAROH
12 DWI RIFKI FADILAH AL-ARIFAH
13 DWI TEGUH SYAFEI ZAWIYAH
TIJANIYAH
14 EHAS IBRIZIY ELHAZEM ANDALUCIA
15 FAJRIYAN NUR RAMADHAN HABBIL ILMI
16 GALIH SATRIA BONTOT AL-IZZAH
17 ILHAM HIDAYATULLAH AL-ARIFAH
18 LUTHFI ALAMSYAH HARAHAP ASY-SYAKIROH
19 MOH. ALWI AL MALIKI AL-MUAFI
20 MUHAMAD JULFIKAR DARUSSALAM
21 MUHAMMAD ASHIF MUBAROK AL-INAAROH DARUL
FIKRI
22 MUHAMMAD CANTONA AL-INAAROH DARUL
FIKRI
23 MUHAMMAD FAJRI NADWAH ELT
UMMAH
24 MUHAMMAD NUR FADHIL AL-FALAH
FATHUDDIN
25 MUHAMMAD ROBERT KAUTSAR AL-MUTTABA’
26 MUKHAMAD RIYADI AL-FIRDAUS
27 NAUFAL IBNU MUHAMMAD ASY-SYAKIROH
28 SYAHRUL MUHIBBIN DARUL ILYAS
29 TEGUH GILANG PERMADI AFIRDAUS
30 YAZID AINURROFIQ DARUL ILYAS

41

Anda mungkin juga menyukai