LIA AKMALIA
1908106014
Jurusan Tadris Biologi
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Melalui Kegiatan
Literasi Informasi Materi Sel dengan Menggunakan Discovery Learning oleh Siswa Kelas XI-IPA 1
MANU Putra Buntet Pesantren”.
Laporan ini ditullis sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas yang diampu oleh ibu Dr.Ria Yulia Gloria M.Pd. di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Adapun dalam penyususnan laporan ini, penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Sumanta, M.Ag, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon,
2. Bapak Dr. H. Ilman Nafi’a, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh
Nurjati Cirebon,
3. Ibu Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si, Ketua Jurusan Tadris IPA-Biologi IAIN Syekh Nurjati
Cirebon
4. Asep Mulyani, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Tadris IPA-Biologi IAIN Syekh Nurjati
Cirebon.
5. Ibu Dr.Ria Yulia Gloria M.Pd selaku Dosen mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
6. Bapak Muhammad Majdi, M.Pd selaku Guru Pamong dan Guru Mata Pelajaran Biologi
MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon
7. Pihak keluarga terutama kedua orang tua penulis,
8. Siswa-siswi Biologi MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon, terutama kelas XI-IPA 1 dan 2
9. Sembah sujud dan baktiku kepada Ayah dan Ibu tercinta serta segenap keluarga yang penuh
keikhlasan memberikan doa, motivasi, dan bantuan materi yang tak terhingga demi
terselesaikannya skripsi ini.
10. Seluruh pihak yang membantu dalam melaksanakan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, walau dengan segala daya dan upaya yang telah penulis
usahakan semaksimal mungkin, namun masih terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam
i
penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini dan penulis menerima
Saran dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan skripsi ini. Hanya doa yang dapat
penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini mendapat pahala dari Allah SWT, Amin.
Lia Akmalia
NIM. 1908104014
ii
ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menanya Siswa Melalui Literasi Informasi Pada Mata
Pelajaran Biologi. Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan menanya siswa
melalui penggunaan literasi informasi pada mata pelajaran Biologi. Kegiatan pembelajaran tahap
pra siklus membuktikan bahwa kualitas menanya siswa masih rendah. Berdasarkan latar belakang
masalah pada pra siklus 1 maka dilakukan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian pada siklus I
diperoleh data kemampuan menanya siswa tingkat tinggi 40%, tingkat sedang 40%, dan tingkat
rendah 20%. Keaktifan siswa dalam mengembangkan pertanyaan, berdiskusi, dan melakukan
refleksi masih rendah. Keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dan melakukan
inkuiri dengan tingkat sedang. Hasil penelitian siklus II diperoleh data kemampuan menanya
siswa, tingkat tinggi 56%, tingkat sedang 38% dan tingkat rendah 6%. Keaktifan siswa dalam
berinteraksi dengan sumber belajar, melakukan inkuiri dan refleksi dalam kategori sedang, untuk
kemampuan siswa dalam mengembangkan pertanyaan dan berdiskusi tingkat tinggi. Berdasarkan
hasil penelitian maka disimpulkan penggunaan literasi infomasi dapat meningkatkan kemampuan
menanya siswa pada mata pelajaran Biologi di MANU Putra Buntet Pesantren.
Kata Kunci: Kemampuan Menanya, Literasi Informasi
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
strategi yang baik agar dapat membangun rasa ingin tahu siswasehingga siswa memiliki minat yang
tinggi untuk melakukan eksplorasi dan investigasi dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Guru dalam membangun iklim kelas yang baik harus tahu betul bagaimana pembelajaran yang
akan disampaikan harus sesuai dengan tujuan dan makna dari pelajaran tersebut. Hal ini dikarenakan
setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu seperti halnya pembelajaran Biologi dimana
dalam kegiatan pembelajarannya harus sesuai dengan hakikat sains. Biologi di SMA bukan hanya
sekedar hafalan. Siswa harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan
berbagai penjelasan logis. Hal ini akan mendorong siswa untuk mengekspresikan kreatifitasnya.
Pembelajaran Biologi memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai penguatan
dan latihan-latihan yang berkaitan dengan cara berpikir sehat, alamiah dan masuk akal dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Sriarunrasmee & Suwannatthachote (2015:1722), Ketika merancang
pembelajaran sains, guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan dan proses sains. keterampilan proses sains ini berguna sebagai pondasi atau alat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah.
Kegiatan pembelajaran yang aktif tidak lepas dari kegiatan tanya jawab, baik itu antara guru
dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain. Keterampilan bertanya merupakan salah satu
keterampilan saintifik yang cukup penting dalam proses pembelajaran karena dapat menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Namun kenyataannya, masih banyak siswa yang sulit
mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat pembelajaran. Akibatnya, siswa menjadi pasif dan
tidak mengikuti kegiatan pembelajaran tematik dengan baik.
Dalam keterampilan bertanya sebelumnya siswa pasti telah memperoleh suatu informasi
terlebih dahulu,dan ketika seorang siswa merasa tidak memahami maksud informasi yang didapatkan
maka akan memunculkan suatu pertanyaan, untuk mengungkapkan pertanyaan tersebut tentusaja
diperlukan suatu keberanian. Dalam upaya memperoleh informasi siswa dapat melakukan litersi
informasi secara mandiri, Literasi menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku
saku Gerakan Literasi Sekolah, yaitu kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan
informasi secara cerdas. Literasi Infomasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk
mencari, menelusur, menganalisa dan memanfaatkan informasi (Bundy, 2001).
Dalam kegiatan belajar mengajar guru sudah menggunakan berbagai cara, model, metode, dan
pendekatan mengajar agar pembelajaran tidak menjadi satu arah. Meskipun guru sudah
menggunakan beragam model dalam kegiatan pembelajaran, seperti inquiry learning namun faktanya
guru sering menggunakan metode ceramah pada saat pembelajaran. Sehingga kebanyakan siswa
kurang tertarik dengan materi yang diajakan dan menjadi kurang aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan akar masalah yang ditemukan, faktor utama yang harus segera dicarikan solusinya
2
adalah bagaimana meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
siswa tidak hanya mendengar dan mencatat penjelasan guru, tetapi juga mampu menjawab dan
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diajarkan. Salah satu solusi untuk meningkatkan
keterampilan bertanya siswa adalah dengan model Discovery. Model pembelajaran penemuan atau
Discovery menggunakan pendekatan induktif yang memungkinkan siswa untuk membangun atau
mengkonstruksi pengetahuan. Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran penemuan adalah untuk
membuat siswa memiliki pemahaman yang mendalam melalui keterlibatan secara aktif dalam
menempuh proses belajar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengambil
judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bertanya Siswa Melalui Kegiatan Literasi Informasi
Materi Sel dengan Menggunakan Discovery Learning oleh Siswa Kelas XI-IPA 1 MANU Putra
Buntet Pesantren”.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
a) Kurangnya kemampuan/keaktifan siswa dalam bertanya pada saat kegiatan belajar-
mengajar berlangsung
b) Kurangnya minat siswa dalam melakukan literasi informasi pada saat kegiatan
pembelajaran
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapan
memfokuskan penelitian ini dalam beberahal yaitu :
a) Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-IPA 1 MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon
tahun ajaran 2022-2023.
b) Strategi yang diterapkan adalah model pembelajaran Discovery Learning
c) Konsep yang digunakan dalam penelitian ini yakni materi Sel
d) Hasil Belajar siswa yang diungkap adalah aspek kognitif C1 ( Pengetahuan), C2
(Pemahaman), C3 ( Aplikasi), C4 (Analisis).
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
3
sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan kemampuan bertanya siswa setelah dilakukan kegiatan Literasi
Informasi pada materi pembelajaran Sel di kelas XI IPA 1
2. Apakah setelah melakukan kegiatan Literasi Informasi siswa menjadi gemar membaca
dan menulis
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan bertanya siswa setelah dilakukan kegiatan
Literasi Informasi pada materi pembelajaran Sel di kelas XI IPA 1
3. Untuk mengetahui apakah kegiatan Literasi Informasi siswa menjadi gemar membaca
dan menulis
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
b. Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat menerapkan dan mensosialisasikan
Gerakan Literasi Sekolah melalui keterampilan informasi
2. Bagi Siswa
a. Dengan penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan bertanya
nya pada saat kegiatan pembelajaran
b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat membaca dan menulis
3. Bagi Sekolah
a. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan
dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya di MANU Putra
Buntet Pesantren Cirebon.
b. Dapat membudayakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), khususnya di MANU Putra
Buntet Pesantren Cirebon.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata aktivitas berarti “kegiatan,
kesibukan, keaktifan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap
bagian di dalam perusahaan” sedangkan dalam buku Proses dan Motivasi Belajar
Mengajar mengatakan bahwa “tidak dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak
terdapat aktivitas, oleh sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat
penting dalam interaksi belajar dan mengajar” (Sardiman, 2012). Jadi, yang dimaksud
dengan aktivitas belajar adalah proses atau kegiatan yang didalamnya terdapat interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar
mengajar karena aktivitas dalam pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan
bakat yang dimiliki oleh peserta didik, berfikir kritis dan dapat memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran. Aktivitas belajar dalam pendidikan diwujudkan
dalam kegiatan melihat, mendengar, mencatat dan lain- lain.
2. Jenis – Jenis Aktifitas Belajar
Aktivitas menurut Paul D. Diedrich merupakan kegiatan siswa terdiri atas :
a. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya adalah : membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi, percobaab, pekerjaan orang lain.
b. Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c. Listening Activities, sebagi contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor Activities, yang termasuk didalamnya antara lain : melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.
5
g. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional Activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairan, berani, tenang, gugup.
3. Manfaat Aktivitas Belajar
Penggunaan aktivitas belajar besar nilainya bagi pengajaran siswa, karena :
a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri,
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral,
c. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa,
d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri,
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis,
f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dan
guru,
g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan
pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan verbalistis,
h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di
masyarakat (Oemar hamalik,2011).
B. Kemampuan Bertanya
Duffy (2009: 107) yang menjelaskan bahwa bertanya merupakan proses berbicara dengan diri
sendiri atau berpikir tentang makna yang masuk akal. Bertanya merupakan salah satu kompetensi
sosial yang dibawa oleh anak ke sekolah (Moreillon: 2007: 58). Hasibuan & Moedjiono (2012: 62)
menjelaskan tujuan bertanya tidak sekadar untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik. Dengan mengajukan pertanyaan dalam proses
pembelajaran, peserta didik dituntut untuk memberikan respons berupa pengetahuan atau hal-hal
yang merupakan hasil pertimbangan dari proses berpikir.
Jacobsen, Eggen, & Kauchak, (2009: 172) mengemukakan bahwa proses bertanya dalam
pembelajaran mendorong terciptanya lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-
centered learning environment) sembari memelihara aktivitas yang berfokus pada tujuan
pembelajaran (a goal-focused learning activity). Mengajukan pertanyaan merupakan salah satu
strategi pengajaran dasar yang dapat diterapkan pada hampir semua bidang materi pelajaran,
tingkatan kelas, atau kepribadian guru. Jika dilakukan dengan efektif, strategi ini dapat mendorong
6
keterlibatan, meningkatkan pembelajaran, memotivasi siswa, dan menyediakan umpan-balik tantang
kemajuan pembelajaran, baik kepada guru maupun siswa.
Munandar (dalam Mulyana, 2012) mengatakan bahwa bertanya dapat diartikan sebagai
keinginan mencari informasi yang belum diketahui. Bertanya merupakan salah satu strategi untuk
menarik perhatian para pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut
perhatian dan perlu dipertanyakan (Majid, 2013: 235). Dalam proses pembelajaran, pertanyaan yang
diajukan guru bertujuan menarik perhatian siswa agar tetap fokus pada tujuan pembelajaran.
Hasibuan dan Moedjono, (2012: 14) menjelaskan bahwa bertanya dalam proses pembelajaran
di kelas memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dengan teknik
pengajuan yang tepat bertujuan antara lain sebagai berikut.
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan.
c. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah
bertanya.
d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat
menentukan jawaban yang baik.
e. Memusatkan perhatian peserta didik terhadap masalah yang sedang dibahas.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bertanya merupakan kalimat verbal
yang diucapkan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan mengenai sesuatu
hal, kejadian atau peristiwa yang belum diketahui. Dengan bertanya, seseorang dapatmenarik
pehatian orang lain untuk memberitahukan informasi penting yang belum diketahui atau belum
dipahami. Dalam proses pembelajaran di kelas, bertanya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Bertanya dalam pembelajaran akan memunculkan proses berpikir. Selain
itu, bertanya juga dapat mendorong keterlibatan, meningkatkan pembelajaran, memotivasi siswa, dan
menyediakan umpan-balik tantang kemajuan pembelajaran, baik kepada guru maupun siswa.
Sehingga dapat terciptanya proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
C. Literasi
Literasi yang dalam bahasa inggrisnya literacy berasal dari bahasa Latin yaitu litera (huruf)
sering diartikan sebagai keaksaraan. Jika dilihat dari makna hurufiah literasi berarti kemampuan
seseorang untuk membaca dan menulis. Seringkali orang yang bisa membaca dan menulis disebut
literat, sedangkan orang yang tidak bisa membaca dan menulis disebut iliterat atau buta aksara. Kern
(2000: 3) menjelaskan literasi sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis. Selain itu literasi
juga memiliki kesamaan arti dengan belajar dan memahami sumber bacaan. Romdhoni (2013: 90)
7
menyatakan bahwa literasi merupakan peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan-keterampilan
tertentu, yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi dalam bentuk tulisan.
Kata literasi merupakan kemampuan baca tulis. Ada begitu banyak jenis literasi yang
berkembang hingga saat ini, seperti misalnya literasi komputer, literasi media, literasi teknologi,
literasi ekonomi, literasi digital (digital literacy), dan lain-lain (Bawden, 2008). Dari berbagai jenis
literasi tersebut, literasi bisa dimaknai sebagai melek teknologi, melek komputer, melek digital, dan
lain sebagainya. Literasi secara luas dimaknai sebagai kemampuan berbahasa mencakup kemampuan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, serta berpikir yang menjadi elemen dalam literasi itu
sendiri (Sari, 2017).
Dalam konteks perpustakaan dan informasi, literasi informasi dikaitkan dengan kemampuan
mengakses dan memanfaatkan secara benar sejumlah informasi yang ada di internet. Untuk itu, yang
perlu diperhatikan oleh pemakai khususnya pemakai perpustakaan sekolah dalam memanfaatkan
teknologi internet adalah keterampilan menelusur informasi serta mengetahui strategi penelusuran
yang efektif dan efisien (Pendit, 2008). Literasi informasi berhubungan dengan kemampuan dalam
menggunakan teknologi informasi akan tetapi dengan kompetensi dan cakupan yang berbeda
(Sukaesih, 2013)
Menurut Ibnu Adji Setyawan (2018: 1) istilah literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang
lebih luas tetapi tetap merujuk pada kemampuan atau kompetensi dasar literasi yakni kemampuan
membaca serta menulis. Intinya, hal yang paling penting dari istilah literasi adalah bebas buta aksara
supaya bisa memahami semua konsep secara fungsional, sedangkan cara untuk mendapatkan
kemampuan literasi ini adalah dengan melalui pendidikan. Sejauh ini, terdapat 9 macam literasi,
antara lain :
a. Literasi Kesehatan merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengolah serta memahami
informasi dasar mengenai kesehatan serta layananlayanan apa saja yang diperlukan di dalam
membuat keputusan kesehatan yang tepat.
b. Literasi Finansial yakni kemampuan di dalam membuat penilaian terhadap informasi serta
keputusan yang efektif pada penggunaan dan juga pengelolaan uang, dimana kemampuan yang
dimaksud mencakup berbagai hal yang ada kaitannya dengan bidang keuangan.
c. Literasi Digital merupakan kemampuan dasar secara teknis untuk menjalankan komputer serta
internet, yang ditambah dengan memahami serta mampu berpikir kritis dan juga melakukan
evaluasi pada media digital dan bisa merancang konten komunikasi.
d. Literasi Data merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari data, lebih tepatnya
kemampuan untuk memahami kompleksitas analisis data.
e. Literasi Kritikal merupakan suatu pendekatan instruksional yang menganjurkan untuk adopsi
8
perspektif secara kritis terhadap teks, atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini bisa kita
pahami sebagai kemampuan untuk mendorong para pembaca supaya bisa aktif menganalisis
teks dan juga mengungkapkan pesan yang menjadi dasar argumentasi teks.
f. Literasi Visual adalah kemampuan untuk menafsirkan, menciptakan dan menegosiasikan makna
dari informasi yang berbentuk gambar visual. Literasi visual bisa juga kita artikan sebagai
kemampuan dasar di dalam menginterpretasikan teks yang tertulis menjadi interpretasi dengan
produk desain visual seperti video atau gambar
g. Literasi Teknologi adalah kemampuan seseorang untuk bekerja secara independen maupun
bekerjasama dengan orang lain secara efektif, penuh tanggung jaab dan tepat dengan
menggunakan instrumen teknologi untuk mendapat, mengelola, kemudian mengintegrasikan,
mengevaluasi, membuat serta mengkomunikasikan informasi.
h. Literasi Statistik adalah kemampuan untuk memahami statistik. Pemahaman mengenai ini
memang diperlukan oleh masyarakat supaya bisa memahami materi-materi yang dipublikasikan
oleh media.
i. Literasi Informasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di dalam mengenali
kapankah suatu informasi diperlukan dan kemampuan untuk menemukan serta mengevaluasi,
kemudian menggunakannya secara efektif dan mampu mengkomunikasikan informasi yang
dimaksud dalam berbagai format yang jelas dan mudah dipahami.
9
2. Sejarah Penemuan Sel dan Teori Sel
Orang yang pertama kali menyebutkan istilah sel, yaitu Cellulae adalah Robert Hooke
(1635-1703). Yang mengamati sayatan gabus tutup botol (quercus suber), merupakan sel mati
yang tidak memiliki isi sel.
Antonie Van Leeuwenhoek (1723), merupakan seorang asah lensa dari Belanda, membuat
mikroskop sederhana dan merupakan orang yang pertama kali melukiskan bentuk-bentuk
bakteri. Beliau memeriksa setetes cairan air kolam dengan microscopic, di dapatkan
“animalcules” (hewan kecil), merupakan sel bakteri.
Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau
mengamati bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut masih
diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden
menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh
tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya
nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel,
namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus.
Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari
bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada
tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya,
prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan
sel. Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah
Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan
Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses
patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh
Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel
berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan
makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal
dari sel).
Teori Sel adalah:
a. Semua organisme hidup terdiri dari sel beserta produk-produknya.
b. Semua sel pada dasarnya serupa dalam susunan kimianya.
c. Sel-sel baru terbentuk dari sel-sel yang sudah ada melalui pembelahan sel.
d. Aktivitas sebuah organism merupakan hasil aktivtas dan interaksi sel-selnya
10
a. Membran Sel (Membran Plasma)
Membran sel merupakan bagian teerluar dari sel. Fungsinya antara lain
sebagai berikut :
1) Mengontrol atau mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan
lingkungannya.
2) Menjadi tempat reaksi, seperti reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi
oksidasi dalam repirasi.
3) Sebagai reseptor atau penerima rangsangdari luar, seperti hormon dan bahan
kimia lainnya, baik zat tersebut berasal dari lingkungan luar sel ataupun
bagian lain dari sel itu sendiri.
4) Sebagai pelindung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
5) Mengontrol zat-zat yang akan masuk maupun yang akan keluar
meninggalkan sitoplasma.
b. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan beserta zat-zat yang terlarut yang mengisi ruangan di
dalam sel dan dibatasi oleh membran sel. Sitoplasma merupakan sistem koloid
yang amat dinamis dan senantiasa bergerak. Cairan mengisi organel dikenal
dengan sitosol.
c. Nukleus
Nukleus merupakan organel sel terbesar, organel yang amat vital bagi kehidupan,
yaitu mengendalikan seluruh kegiatan sel. Beberapa bagian penting dari nukleus
adalah membran inti. Nukleoplasma (matriks), dan nucleolus.
d. Retikulum Endoplasma
Membentuk jaring-jaring kerja (retikulum), yang terdapat dalam sitoplasma sel
eukariotik. Organel ini bertindak sebagai saluran-saluran dalam sitoplasma yang
menghubungkaan nukleus. Retikulum endoplasma dibedakan menjadi dua, yakni
RE kasar dan RE halus. RE kasar memiliki ribosom pada permukaannya
sehingga berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Sementara, RE halus berfungsi
sebagai tempat sintesis lipid.Retikulum endoplasma merupakan sistem membran
kompleks yang tersusun tidak beraturan
e. Sentriol
11
Organel terdiri atas sepasang badan berbentuk tabung (silinder) dan merupakan
satu kesatuan yang disebut sentrosom. Sentriol mengandung mikrotubul yang
terdiri atas sembilan triplet, terletak di dekat nukleus. Sentriol ini berperan dalam
proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel.
f. Badan Golgi
Organel ini membentuk struktur seperti jala yang kompleks. Jumlahnya menonjol
pada sel kelenjar. Badan golgi berfungsi untuk :
1) Mengangkat dan mengubah secara kimia materi-materi yang terdapat di
dalamnya.
2) Menghasilkan lendir, lilin pada tanaman perca, dan sekresi yang bersifat
lengket.
3) Kadang-kadang untuk transpor lemak.
4) Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
5) Membentuk lisosom.
6) Membentuk enzim-enzim pencernaan yang belum aktif (zimogen, koenzim,
dan lain-lain)
g. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berbentuk kantong agak bulat dan dibatasi oleh sistem
membran tunggal. Organ ini terdapat pada hampir semua sel eukariotik, terutama
pada sel-sel hewan yang memiliki kegiatan fagositik. Lisosom mengandung
banyak enzim pencerna hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase,
yang dibentuk oleh RE kasar. Selanjutnya, enzim-enzim tersebut dikirim ke dalam
badan Golgi. Lisosom berfungsi untuk
1) Mencerna materi yang diambil secara endositosis.
2) Autofagi, yaitu penghancuran struktur-struktur yang tidak dikehendaki
dalam sel.
3) Eksositosis, yaitu pembebasan enzim ke luar sel, misalnya terjadi pada
penggantian tulang rawan pada perkembangan tulang keras.
4) autolisis,yaitu penghancuran diri sel dengan cara membebaskan
semua isi lisosom dalam sel. Misalnya terjadi pada berudu yang
12
menginjak dewasa dengan menghancurkan struktur sel penyusun
ekornya.
h. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang berbentuk seperti sosis dan
strukturnya sangat kompleks, terdapat pada semua sel eukariotik aaerobik.
Organel ini merupakan tempat berlangsungnya respirasi aerobik dalam sel.
i. Kloroplas
Kloroplas adalah plastida yang mengandung pigmen hijau, kuning atau
merah. fungsinya sebagai penyelenggara fotosintesis. Struktur kloroplas. Di
dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen fotosintetik yang terletak pada
sistem membran dan bertebaran pada seluruh bahan dasar yang disebut
stroma. Peran pigmen fotosintetik pada tumbuhan tinggi adalah untuk
menyerap energi cahaya dan kemudian mengubahnya menjadi energi kimia.
13
Transpor aktif adalah transpor yang membutuhkan energi untuk keluar dan
masuknya ion atau molekul zat melalui membran sel. Transpor ini berjalan
melawan gradien konsentrasi dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam
dan diluar sel. Contoh transpor aktif antara lain transpor glukosa melalui
membran sel. Glukosa merupakan zat yang sangat diperlukan oleh sel, tetapi
tidak dapat masuk menembus membran sel. Karenanya, perlu diangkut secara
aktif oleh sel, dengan menggunakan energi pengaktifan yang berasal dari hasil
pemecahan ATP.
b. Transport Makromolekul
a. Endositosis
Endositosis merupakan proses masuknya makromolekul kedalam membran
dengan cara pelekukan ke dalam sebagian membran.misalnya, Amoeba dalam
memindahkan makanan untuk masuk kedalam tubuhnya, sel darah putih
dalam melawan kuman yang masuk kedalam tubuh. Endositosis terbagi
menjadi dua, yaitu faagositosis dan pinositosis. Pada fagositosis molekul
yang dimasukkan berupa senyawa padat, sedangkan pinositosis molekul yang
dimasukkan berupa larutan.
b. Eksositosis
Eksositosis merupakan proses pengeluaran zat. Vesikel membran plasma
yang membawa molekul menyatu dengan membran sel. Setelah proses
penyatuan dengan membran sel, molekul dikeluarkan oleh vesikel membran
plasma. Eksositosis terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sekresi. Misalnya,
sel-sel kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah pencernaan.
4. Fungsi Sel
a. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan
aktivitasnya disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di
dalam sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu
perombakan senyawa kimia untuk menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan
pembentukan senyawa lain, dan reaksi anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel.
Salah satu proses katabolik yang merombak molekul makanan untuk menghasilkan energi
14
di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian besar berlangsung di dalam mitokondria
eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan ATP. Sementara itu, contoh proses
anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP.
b. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal'
dari dan kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur
fungsi dan perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri
berkomunikasi satu sama lain dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk
menentukan apakah jumlah mereka sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara
sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi
berbagai jenis sel.
15
Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Tujuan Model Discovery Learning
Menurut Bell (1978) sebagaimana yang dikutip oleh M. Hosnan10 mengemukakan
beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran penemuan, yakni sebagai berikut:
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam
pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi
konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi
tambahan yang diberikan
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan
tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang
efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilanketerampilan, konsep-
konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih
mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru
Tujuan di atas, memberikan penegasan bahwa model discovery learning ingin
mengarahkan peserta didik agar lebih aktif baik secara individu maupun kelompok untuk belajar,
karakter peserta didik lebih diutamakan agar keterampilan dapat terbangun secara efektif.
Kedepan kita akan memperoleh output yang lebih mumpuni karena akan lahir ilmuan-ilmuan
muda Indonesia yang berdaya saing
3. Karakteristik Model Discovery Learning
Adapun ciri utama belajar menemukan, yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah
untuk menciptakan, menggabungkan, danmenggeneralisasikan pengetahuan; (2) berpusat pada
peserta didik; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada. Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
kontruktivisme, yaitu sebagai berikut:
a. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar.
b. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar peserta didik.
c. Memandang peserta didik sebagai pencipta kemauan dan tujuan
d. yang ingin dicapai.
e. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan pada hasil.
16
Mendorong peserta didik untuk mampu melakukan penyelidikan.
f. Menghargai peranan pengalaman kritis peserta didik.
g. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.
h. Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.
i. Banyak menggunakan terminology kognitif untuk menjelaskan pembelajaran (prediksi,
inferensi, kreasi dan analisis).
j. Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar.
k. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan
guru.
l. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.
m. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.
n. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman
baru yang didasari pengalaman nyata.
Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut, penerapannya di dalam kelas,
yakni sebagai berikut:
a. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar.
b. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada
siswa untuk merespons.
c. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.
d. Siswa secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa lainnya.
e. Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menonton dan menantang terjadinya
diskusi.
f. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif.
Dari uraian teori belajar kognitif serta ciri dan penerapan teori konstruktivisme tersebut di
atas dapat melahirkan model discovery learning.
F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori yang sudah dikaji dari berbagai segi maka diyakini bahwa dengan
melalui Literasi Informasi maka kemampuan menanya siswa pada Mata Pelajaran Biologi di MANU
Putra Buntet Pesantren akan meningkat.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Dengan
menerapkan kegiatan Literasi Informasi dalam model pembelajaran Discovery Learning dapat
17
meningkatkan keterampilan / kemampuan bertanya siswa pada pembelajaran Biologi materi Sel pada
siswa kelas XI IPA 1 MANU Putra Buntet Pesantren Cirebon.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua veriabel, yaitu variabel masalah dan
variabel Tindakan, Dalam penelitian ini yang menjadi variabel masalah adalah kemampuan
menanya dan yang menjadi variabel tindakan adalah penggunaan literasi informasi.
19
mengungkapkan makna hasil tindakan. Data kuantitatif akan diolah secara kuantitatif, meliputi rata-
rata dan persentase. Data kualitatif diolah secara kualitatif dengan cara memberi makna pada
kelompok data yang diperoleh.
F. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Penelitian Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan tentang materi, alat dan sumber yang
akan digunakan untuk mengajar. Semua persiapan dituliskan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
b. Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan tindakan, guru menerapkan RPP sesuai dengan kondisi kelas.
Penggunaan literasi informasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut (a)
siswa diberikan sumber bacaan yang sudah disiapkan guru. (b) siswa diberi waktu 5’
untuk membaca dan menyimak (c) masing-masing siswa merumuskan 1 pertanyaan
yang berhubungan dengan materi dan bacaan (d) siswa menuliskan 1 pertanyaan (e)
masing-masing siswa menginformasikan pertanyaan individu ke kelompoknya (f)
siswa secara berkelompok merumuskan 1 pertanyaan kelompok (g) kelompok
menggali informasi untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan dengan
menggunakan berbagai sumber informasi (h) perwakilan siswa memajang hasil
diskusi dan memberikan penjelasan kepada kelompok lain yang berkunjung.
c. Pengamatan
Pengamat melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Aspek yang diamati adalah proses pembelajaran dan perilaku siswa.
d. Refleksi
Selesai pelaksanaan pembelajaran dan tes, guru melakukan kajian, atau refleksi atas
hasil pengamatan. Dari refleksi ini dikaji kelemahan atau kekurangan yang terjadi
selama pembelajaran, dan perilaku siswa yang menonjol.
2. Prosedur Penelitian Siklus 2
a. Perencanaan
Merevisi RPP untuk persiapan pelaksanaan siklus 2
20
b. Pelaksanaan
Menerapkan RPP dengan menggunakan literasi informasi melalui bacaan dan
tayangan video
c. Pengamatan
Pengamat melakukan observasi dengan mengunakan rubrik pengamatan
d. Refleksi
Selesai pembelajaran dilakukan refleksi bersama dengan observer.
21
informasi informasi informasi
22
nya melakukan kan refleksi kan refleksi kan refleksi
refleksi atas atas proses atas proses atas proses
proses dan dan hasil dan hasil dan hasil
hasil belajar belajar nya belajar nya belajar nya
nya
23
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24
Sedang 12 40% 9 30 %
Rendah 6 20% 15 50 %
Dari data hasil kemampuan menanya siswa di siklus 1, maka dapat diperoleh simpulan
kemampuan menanya siswa mengalami peningkatan rata-rata 20% dari kondisi
sebelumnya di pra siklus. Kondisi siswa di pra siklus untuk kemampuan siswa dalam
menanya tingkat rendah sebanyak 50%, setelah perlakuan di siklus 1 menggunakan literasi
informasi maka kemampuan siswa untuk menanya tingkat rendah dari 15 orang hanya
tertinggal 6 orang (20%) yang belum tuntas.
3. Keaktifan siswa
Melalui rubrik pengamatan pembelajaran aktif/kontekstual maka diperoleh data dari
pengamatan observer dengan hasil:
Tabel Keaktifan siswa
Aspek Rata-Rata Kriteria
Tingkatan
Siswa aktif berinteraksi dengan 3 Sedang
sumber belajar
Siswa melakukan inkuiri 3 Sedang
Siswa mengembangkan pertanyaan 2 Rendah
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya 2 Rendah
Siswa melakukan refleksi 2 Rendah
25
menstimulus siswa dapat merumuskan pertanyaan dan membuat pertanyaan yang baik
dengan kualitas pertanyaan kategori tingkat tinggi.
2. Kemampuan menanya siswa
Pada proses pembelajaran di kegiatan inti yaitu kegiatan menanya dari siswa diperoleh
hasil :
Tabel 5 Kemampuan menanya siswa
Kemampuan Jumlah Hasil Jumlah siswa Data Pra
Menanya Siswa Siswa Siklus I Pra Siklus Siklus
Tinggi 12 40% 17 56%
Sedang 12 40% 11 38%
Rendah 6 20% 2 6%
Pada siklus 2 dari data hasil kemampuan menanya siswa terjadi peningkatan untuk
kemampuan menanya siswa kategori tingkat tinggi dari 40% menjadi 56% terjadi kenaikan
sebesar 16%, dan kemampuan siswa menanya dengan tingkat rendah turun dari 20%
menjadi 6%, maka dapat disimpulkan siswa tidak lagi kesulitan merumuskan pertanyaan
individu dan siswa yang memiliki kemampuan menanya tingkat rendah akan diberikan
tugas remedial yaitu membaca sumber bacaan di perpustakaan dan sumber lainnya yang
telah disepakati guru dan siswa.
3. Keaktifan Siswa
Melalui rubrik pengamatan pembelajaran aktif/kontekstual maka diperoleh data dari
pengamatan observer dengan hasil :
Tabel 6 Keaktifan siswa
Aspek Rata-Rata Kriteria
Tingkatan
Siswa aktif berinteraksi dengan 3 Sedang
sumber belajar
Siswa melakukan inkuiri 3 Sedang
Siswa mengembangkan pertanyaan 4 Tinggi
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya 4 Tinggi
Siswa melakukan refleksi 3 sedang
26
dan refleksi dalam kriteria sedang. Kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan dan
berdiskusi dalam kelompoknya, dengan kriteria tinggi.
D. Pembahasan
Dari data hasil pra siklus dan siklus 1 yang telah dilakukan, maka diperoleh data
penggunaan literasi informasi masih belum sesuai harapan. Siswa belum terbiasa melakukan
literasi informasi dalam pembelajaran, dan belum terampil mengolah informasi untuk dapat
merumuskan pertanyaan individu. Hal ini terjadi karena pelaksanaan di siklus 1 belum sesuai
dengan perencanaan yang sudah dirancang dalam RPP. Kegiatan refleksi di siklus 1 yaitu
melakukan perencanaan untuk persiapan pembelajaran pada siklus 2 dengan merevisi RPP dan
merevisi media literasi untuk pelaksanaan di siklus 2. Pada siklus 2, diberikan bacaan serta
tambahan stimulus untuk siswa dengan mengamati tayangan video. Hasil pelaksanaan di siklus
2, menunjukkan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan data dan pengamatan
di siklus 2, menunjukkan peningkatan pemahaman dan kemampuan menanya siswa, serta
peningkatan kemampuan siswa dalam penulisan pertanyaan yang baik dengan hasil 60% siswa
mampu membuat pertanyaan tingkat tinggi serta menurunnya jumlah siswa yang menulis
pertanyaan tingkat rendah. Data yang diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang telah dilakukan peneliti diperkuat dengan data hasil penelitian sebelumnya dalam abstrak
model literasi infomasi hasil penelitian Emi Tri Mulyani, S.Sos terhadap mahasiswa dalam
pelaksanaan model literasi informasi dengan penerapan model Mc.Kenzie (Research Cycle
Model) maka diperoleh hasil model literasi informasi memiliki kelebihan :
1. Mempermudah siswa/mahasiswa dalam menyelesaikan tugas membuat beberapa
pertanyaan yang dapat menggeneralisasikan permasalahaan.
2. Siswa/mahasiswa dapat berpikir dengan strategi dan cara yang tepat untuk menemukan
informasi terkait dan terpercaya untuk membantu dalam mengkonsepkan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebelumnya.
3. Membantu siswa/mahasiswa dalam menentukan sumber-sumber informasi yang jelas
dan terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Membantu siswa/mahasiswa dalam menyelesaikan tugas mereka dengan cara
penyelesaian yang sistematis/terstruktur.
27
Literasi informasi pada proses pembelajaran dapat berupa koran, bahan bacaan melalui
unduhan internet, buku-buku pelajaran dan buku-buku yang tersedia di perpustakaan.
Penggunaan literasi informasi yang disediakan guru memudahkan siswa untuk menulis
pertanyaan yang baik dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan semua aktif
belajar melalui literasi informasi. Pemberdayaan perpustakaan dalam proses pembelajaran di
kelas memiliki fungsi yang sangat strategis, jadi siswa didekatkan kepada sumber belajar dan
lingkungan sehingga tercipta pembelajaran yang efektif, kontektual dan literat.
28
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kemampuan menanya siswa harus dilatih dengan menggunakan berbagai sumber belajar
dan media pembelajaran. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan, melalui literasi
informasi maka kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS terutama kemampuan dan
kemauan menanya siswa dalam mengungkapkan serta menuliskan pertanyaan menghasilkan
kemampuan menanya tingkat tinggi.
B. Saran
• Sebaiknya semua guru melakukan pembelajaran aktif/kontekstual melalui literasi informasi.
Penggunaan Literasi informasi dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan, lingkungan sekolah,
internet dan media surat kabar sebagai sumber belajar sehingga sekolah mampu membuat suasana
pembelajaran yang membuat siswa aktif.
• Pihak pimpinan sekolah hendaknya memberikan dukungan dan mendorong guru untuk
menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi dan motivasi belajar
siswa.
• Sekolah berupaya untuk melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk mendukung
kegiatan pembelajaran melalui Literasi Informasi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Bawden, D. 2008. Origins and concepts of digital literacy. Dalam C. Lankshear&M. Knobel (eds).
Digitalliteracies : concepts, policies, and paradoxes. Pp:15-32. New Yok: Peter Lang.
Benny A. Pribadi, Model Assure Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: PT.Dian
Rakyat, 2011)
Bundy, Alan. 2004. Australian and New Zealand Information Literacy Framework: Principles,
Standards and Practice. http://www.ala.org.com. {30 Februari 2012}
Padjadjaran . Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol.1/No.1, hlm 61-72.
Pendit, Putu Laxman. 2005. Perpustaaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi
Indonesia.Depok: Perpustakaan UI.
Sari, Ni Putu Arista, M.G. Rini Kristiantari, I.G.A.Agung Sri Asri. 2017. Pengaruh Model
PembelajaranLiterasi Sebagai Budaya Sekolah Terhadap Penguasaan Kompetensi
Pengetahuan Ips Siswa Kelas V.e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar
PGSD Vol: 5 No:
Sriarunrasmee, J., & Suwannatthachote, P. (2015). Virtual Field Trips with Inquiry learning and
Critical ThinkingProcess: A Learning Model to Enhance Students’ Science Learning
Outcomes. Procedia-Social and,197, 1721–1726.
Sudirman, et,al. 2013. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV.
Sukaesih, Asep Saeful Rohman. 2013, Literasi Informasi Pustakawan: Studi Kasus di Universi
30
LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang sejarah penemuan dan perkembangan sel
2. Menjelaskan pengertian sel
3. Mendeskripsikan komponen kimiawi penyusun sel
31
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh,
Kegiatan Inti (60 menit)
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Peserta didik menyimak penjelasan mengenai Sejarah Sel dan Komponen Kimia
Literasi Penyusun Sel yang disampaikan pendidik dengan menggunakan media Power Point,
dan peserta didik menuliskannya Kembali catatan yang diberikan guru dipapan tulis
terkait Sejarah Sel dan Komponen Kimia Penyusun Sel.
Critical Pendidik memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Tinking belum dipahami peserta didik, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Sejarah Sel
dan Komponen Kimia Penyusun Sel.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok, kemudian guru meminta peserta
didik untuk mempelajari Modul Pembelajaran terkait materi Sejarah Sel dan
Komponen Kimia Penyusun Sel kepada masing-masing kelompok, untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling
bertukar informasi Sejarah Sel dan Komponen Kimia Penyusun Sel
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok secara klasikal, masing-masing
kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian
ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Sejarah Sel dan Komponen Kimia Penyusun Sel. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (15 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
✓ Pendidik memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
✓ Pendidik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
✓ Pendidik menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu terkait materi
Struktur Sel
✓ Pendidik menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa agar ilmu yang diperoleh siswa
bermanfaat
F. Penilaian
Keterampilan Sikap Pengetahuan
Melalui keterampilan dalam Melalui pengamatan sikap baik Melalui tes tertulis berupa
bertanya, menjawab pertanyaan spiritual dan sosial selama proses soal uraian
dan pemaparan hasil diskusi pembelajaran berlangsung
Intrumen berupa lembar Penilaian Instrumen berupa lembar self Berupa Soal Uraian
(Terlampir) assessment (Terlampir) sebanyak 3 soal (Terlampir)
32
Cirebon,……………… 2022
Guru Pamong Guru PLP
H. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
4. Menjelaskan struktur dan fungsi bagian-bagian sel
5. Membedakan struktur antara sel hewan dan sel tumbuhan
6. Membedakan struktur sel prokariotik dan eukariotik
33
K. Langkah – Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi
: Struktur Sel
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh,
Kegiatan Inti (65 menit)
Pertemuan Ke-2
Kegiatan Peserta didik menyimak penjelasan mengenai Struktur Sel yang disampaikan pendidik
Literasi dengan menggunakan media Power Point, dan peserta didik menuliskannya kembali
materi yang diberikan pendidik terkait Struktur Sel.
Critical Pendidik memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Tinking belum dipahami peserta didik, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Struktur Sel
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam 2 kelompok besar, kemudian pendidik menjelaskan terkait
Game (permainan) yang akan peserta didik mainkan, selanjutnya pendidik menjelaskan
terkait peraturan dalam game yang akan dimainkan peserta didik, Pendidik memberikan
kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi terkait materi dan
strategi yang akan mereka gunakan. Perwakilan masing-masing kelompok bertugas
memainkan permainan didepan kelas, dan anggota kelompok lain berperan sebagai
pengarah temannya yang ada didepan, Peserta didik mulai memainkan game dengan
didampingi atau diarahkan oleh pendidik. Tim tercepat dan tertepat adalah
pemenangnya.
Communication Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil akhir game (permainan),
Peserta didik dan Pendidik bersama-sama membahas hasil akhir game (permainan).
Creativity Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Struktur Sel. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (10 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
✓ Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
✓ Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
✓ Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu terkait materi
Transport Pada Membran Plasma
✓ Guru menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa agar ilmu yang diperoleh siswa bermanfaat
34
L. Penilaian
Keterampilan Sikap Pengetahuan
Melalui keterampilan dalam Melalui pengamatan sikap baik Melalui tes tertulis berupa
bertanya, menjawab pertanyaan spiritual dan sosial selama proses soal uraian
dan pemaparan hasil diskusi pembelajaran berlangsung
Instrumen berupa lembar Instrumen berupa lembar self Berupa Soal Uraian sebanyak
Penilaian (Terlampir) assessment (Terlampir) 3 soal (Terlampir)
Cirebon,……………… 2022
Guru Pamong Guru PLP
N. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
7. Menjelaskan manfaat transport zat bagi sel
35
8. Membedakan antara transport pasif dan aktif
9. Mengetahui proses yang terjadi pada peristiwa difusi dan osmosis
10. Memahami proses endositosis dan eksositosis
36
✓ Pendidik meminta peserta didik untuk membuat kesimpulan hasil analisis dan
diskusi nya
Communication Peserta didik mempresentasikan kesimpulan hasil analisis kelompok secara klasikal,
masing-masing kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Mekanisme Transport Pada Membran Plasma.. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
✓ Pendidik memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
✓ Pendidik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
✓ Pendidik menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu terkait materi
Sintesis Protein dan Reproduksi Sel Guru menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa agar
ilmu yang diperoleh siswa bermanfaat
R. Penilaian
Keterampilan Sikap Pengetahuan
Melalui keterampilan dalam Melalui pengamatan sikap baik Melalui tes tertulis berupa
bertanya, menjawab pertanyaan spiritual dan sosial selama proses soal uraian
dan pemaparan hasil diskusi pembelajaran berlangsung
Instrumen berupa lembar Instrumen berupa lembar self Berupa Soal Uraian sebanyak
Penilaian (Terlampir) assessment (Terlampir) 2 soal (Terlampir)
Cirebon,..…………… 2022
Guru Pamong Guru PLP
37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KD. 3.2 Dan 4.2)
T. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
11. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sintesis protein
12. Mengetahui perbedaan fungsi reproduksi sel bagi organisme Uniseluler dan Multiseluler
13. Memahami fase-fase yang terjadi pada reproduksi sel
38
menuliskannya kembali materi yang diberikan pendidik terkait Sintesis Protein dan
Reproduksi Sel
Critical Pendidik memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
Tinking belum dipahami peserta didik, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Sintesis
Protein dan Reproduksi Sel
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok, kemudian pendidik meminta peserta
didik untuk mempelajari Modul Pembelajaran terkait materi Sintesis Protein dan
Reproduksi Sel kepada masing-masing kelompok, untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
Sintesis Protein dan Reproduksi Sel.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok secara klasikal, masing-masing
kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi
kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Sintesis Protein dan Reproduksi Sel.. Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
✓ Pendidik memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat.
✓ Pendidik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
✓ Pendidik menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu terkait materi
Jaringan Tumbuhan Pendidik menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa agar ilmu yang
diperoleh siswa bermanfaat
X. Penilaian
Keterampilan Sikap Pengetahuan
Melalui keterampilan dalam Melalui pengamatan sikap baik Melalui tes tertulis berupa
bertanya, menjawab pertanyaan spiritual dan sosial selama proses soal uraian
dan pemaparan hasil diskusi pembelajaran berlangsung
Instrumen berupa lembar Instrumen berupa lembar self Berupa Soal Uraian sebanyak
Penilaian (Terlampir) assessment (Terlampir) 2 soal (Terlampir)
Cirebon,……………… 2022
Guru Pamong Guru PLP
39
Kepala Madrasah
Lampiran 2 Dokumentasi
40
Lampiran 3 Absensi Kelas XI IPA 1
SAKIT
ALPA
IZIN
No. NAMA SISWA DOMISIL / ASRAMA
41