Anda di halaman 1dari 32

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PJBL TERHADAP HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


KALAS VII SMPN 2 KOTABARU”

Oleh:
SANAWIAH
NIM. 2020.12.1361

Disetujui untuk diseminarkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Sri Juniati, S.Pd., M.Pd. Rahmayanti, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 1127028201 NIDN.111011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta atas ijin-Nya pula penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
PJBL Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas VII SMPN 2 Kotabaru” yang dapat di selesaikan sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka
penyusun laporan proposal skripsi ini tidak mungkin di selesaikan. Oleh sebab itu,
pada kesempatan ini penelitian penyampaian rasa terima kasih banyak dan
sedalam - dalamnya kepada :
1. Bapak Husni Mubarak, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua STKIP Paris Barantai
Kotabaru
2. Bapak Muhammad Ali, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
STKIP Paris Barantai Kotabaru
3. Ibu Normasunah, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua II Bidang Umum dan
Keuangan STKIP Paris Barantai Kotabaru
4. Ibu Radiatul Adawiyah, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan STKIP Paris Barantai Kotabaru
5. Ibu Sri Juniati, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia sekaligus dosen pembimbing I yang memberikan
masukan penelitian dalam bentuk proposal
6. Ibu Rahmayanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang memberikan
masukan penelitian
7. Ayah dan Ibu selaku kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik
moril ataupun materil
8. Teman-teman yang sudah memberikan banyak masukan atau saran dan
semangat dalam menyelesaikan proposal skripsi ini
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya tapi telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis selama penyusunan proposal skripsi ini

ii
Penulis menyadari masih jauh dari kata kesempurnaan. Hal ini
dikarenakan terbatas pengetahuan dan keterampilan yang penulis miliki. Maka
dalam kesempatan kali ini penulis mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan proposal skripsi ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan pahala yang berlipat ganda, atas semua
yang telah diberikan. Kiranya proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kotabaru, .... Februari 2024

SANAWIAH
NIM. 2020.12.1361

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................4
C. Batasan Masalah...........................................................................................4
D. Rumusan Masalah.........................................................................................5
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
F. Manfaat Penelitian........................................................................................5
1. Manfaat Teoritis........................................................................................5
2. Manfaat Praktis..........................................................................................6
G. Kajian Pustaka...............................................................................................6
1. Pengertian Pengaruh..................................................................................6
2. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)..............................7
3. Hasil Belajar............................................................................................10
H. Kerangka Berpikir.......................................................................................12
I. Hipotesis......................................................................................................13
J. Batasan Istilah atau Definisi Operasional...................................................14
K. Metode Penelitian.......................................................................................15
L. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................15
M. Desain Penelitian........................................................................................15
N. Populasi dan Sampel...................................................................................17
O. Teknik Pengambilan Sampel......................................................................17
P. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................18
Q. Teknik Analisis Data...................................................................................18
R. Prosedur Penelitian.....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

iv
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA KELAS VII SMPN 2 KOTABARU
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan penting bagi kepribadian, sesuai “Undang-
undang nomor 20 Tahun 2003” tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3
tujuan Pendidikan nasional adalah “mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta
menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab”.
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara
mendefinisikan bahwa arti Pendidikan; “Pendidikan yaitu tuntutan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiian setinggi-tingginya”.
Pendidikan adalah sebuah proses humanime yang selanjutnya dikenal
dengan istilah memanusiakanmanusia. Oleh karena itu kita seharusnya bisa
menghormati hak asasi setiap manusia. Murid dengan kata lain siswa
bagaimanapu bukan sebuah manusia mesin yang dapat diatur
sekehendaknya, melainkan mereka adalah generasi yang perlu kita bantu
dan memberi kepedulian dalam setiap reaksi perubahannya menuju
pendewasaan supaya dapat membentuk insan yang swantrata, berpikir kritis
seta memiliki sikap akhlak yang baik. Untuk itu pendidikan tidak saja
membentuk insan yang berbeda dengan sosok lainnya yang dapat
beraktifitas menyantap dan meneguk, berpakaian serta memiliki rumah
untuk tinggal hidup, ihwal inilah disebut dengan istilah memanusiakan
manusia menurut (Pristiwanti et al. 2022).
Pendidikan perlu ditingkatkan dan perlu mendapatkan perhatian secara
lebih, dan perkembangan ilmu pengetahuan harus diperbaiki untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Apabila manusia tidak memiliki ilmu,

5
maka ia akan terpuruk dan tertinggal dari perkembangan zaman yang
semakin maju. Tanpa suatu proses pendidikan tidak mungkin manusia dapat
berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan
bahagia. Melalui pendidikan manusia dapat memperluas wawasannya dan
memperoleh ilmu pengetahuan Rubhan Masykur (2017: 178)
Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada tuntutan untuk dapat
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM
yang mampu menyesuaikan diri di era globalisasi seperti sekarang ini.
Sehingga pendidikan merupakan unsur yang menentukan dalam
pengembangan sumber daya manusia. SDM yang dimaksud adalah
manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk
memasuki kehidupan, khususnya dunia kerja yang penuh dengan persaingan
dan tantangan. Melalui Pendidikan manusia akan dapat mengetahui segala
sesuatu yang tidak atau belum diketahui sebelumnya. Dengan demikian,
dapat dilihat dengan jelas bahwa betapa pentingnya pendidikan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan mutu pendidikan formal di sekolah, tidak terlepas dari
tuntutan keberhasilan dari proses kegiatan pembelajaran. Proses kegiatan
pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal yang saling berkaitan
satu sama lainnya, diantaranya adalah guru, siswa, metode pembelajaran
dan fasilitas pendukung. Keempat komponen tersebut memiliki peranan
penting dalam menentukan keberhasilan dari proses kegiatan pembelajaran
yang akan mempengaruhi keaktifan dan motivasi belajar siswa.
Salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam dunia
pendidikan yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah ilmu dasar
yang mendasari ilmu pengetahuan lain . Maka dari itu Bahasa Indonesia
sangatlah penting karena pada setiap jenjang pendidikan selalu ada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan dijadikan mata pelajaran wajib. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa resmi sekaligus bahasa nasional di Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan varietas yang dibakukan dari bahasa Melayu,
sebuah bahasa rumpun Austronesia yang digolongkan kedalam rumpun

6
Melayik yang sendirinya merupakan cabang turunan dari cabang Melayu-
Polinesia.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sebaiknya selalu
memperhatikan faktor siswa yang berperan sebagai subjek belajar.
Kemampuan serta cara belajar siswa satu berbeda dengan siswa lainnya.
Perbedaan tersebut menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda dari
setiap individu. Namun hal ini bukan berarti bahwa pembelajaran harus
diubah menjadi pembelajaran individual, melainkan diperlukan sebuah
pembelajaran agar terpenuhinya kebutuhan individual siswa.
Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar. PjBL merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata. Langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek adalah penentuan pertanyaan mendasar,
menyusun perencanaan proyek, menyususn jadwal, monitoring, menguji
hasil, dan evaluasi pengalaman (Permendikbud). Pembelajaran Berbasis
Proyek menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata.
SMP Negeri 2 Kotabaru merupakan sekolah yang beralamat di Jl.
Perikanan Komplek Misaja Mitra RT. 17 RW. 5 Desa Dirgahayu Kec. Pulau
Laut Utara Kab. Kotabaru. Sekolah ini mempunyai fasilitas yang cukup
memadai dengan siswa-siswi yang memiliki kemampuan yang 2 berbeda-
beda. Fasilitas pendukung pada Jurusan SIJA (Sistem Informasi Jaringan
dan Aplikasi) berupa laboratorium komputer lengkap dengan komputer,
LCD, dan peralatan praktik lainnya. Berdasarkan observasi di kelas VII
dengan jumlah kelas A-F yang mana saat praobservasi peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa guru diketahui bahwa metode pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah metode ceramah yang
biasa kita temukan di kelas lainnya juga. Penggunaan metode ceramah

7
dalam proses pembelajaran kurang efektif dan kurang melibatkan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa cenderung menjadi pasif.
Berdasarkan praobservasi nilai Bahasa Indonesia peserta didik di SMPN
2 Kotabaru masih rendah, yaitu hanya mencapai sekian persen pada
ketuntasan belajar. Sehingga untuk memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 70 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia belum sepenuhnya
tercapai oleh siswa bias dikatakan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan guru masih kerap menggunakan
model pembelajaran secara langsung sehingga seseorang guru hendaknya
menerapkan suatu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia setiap jenjang pendidikan agar siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dilaksanakan dengan pembelajaran PjBL siswa lebih
tertarik melaksanakan proses pembelajaran.
Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan menggunakan
pembelajaran PjBL (Project Based Learning) karena dapat membantu siswa
untuk lebih menjadi pembelajar aktif, pembelajaran menjadi interaktif,
dapat memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas
sehingga melatih siswa menjadi mandiri dan memahami konsep-konsep
yang sulit mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut
dengan teman-temannya.
(Susanto, 2020), Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
yang berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning (PJBL) Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X di SMK PGRI 4
Bandar Lampung” Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh Tingkat
Kemampuan Guru (TKG) dalam mengelola pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Project Based Learning
berada dalam kategori baik dengan nilai rata-rata pada setiap pertemuan
adalah , 4.21, dan 4.53 (baik= 3,50≤TKG<4,50).

8
Berdasarkan uraian` di atas, masalah penelitian difokuskan kepada
bagaimana menjadikan model pembelajaran Project Based Learning yang
tidak monoton.
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII SMPN 2 Kotabaru”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukaka diatas, beberapa
masal ah yang dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya pemberian kesempatan kepada siswa dalam
mengembangkan kemampuan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Kurangnya keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu
pelajaran Bahasa Indonsia.
3. Penggunaan model pembelajaran PjBL ( project based learning )
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
C. Batasan Masalah
Adapun banyak macam faktor yang dapat menunjang proses belajar
mengajar, dengan demikian perlu dibuat batasan masalah agar tidak terlalu
luas. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, kemampuan dan tenaga
yang dimiliki penulis. Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti
memberi batasan masalah supaya permasalahan yang hendak di analisis
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun batasan pada masalah
yaitu;
1. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
VII C di SMPN 2 KOTABARU.
2. Penelitian yang terfokus pada pengaruh model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) pada hasil belajar peserta didik.
3. Penelitian ini berfokus pada materi Surat Resmi dan Surat Tidak Resmi
pada mata pelajaran Bahasa indonesia

9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas yang mengacu pada latar belakang,
maka dapat dikemukakan rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Apakah penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) berpengaruh Terhadap Hasil Belajar peserta didik Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Di SMP Negeri 2 Kotabaru?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penerapan model pembelajaran Project Based Learning dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dapat mengetahui penggunaan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) berpengaruh Terhadap Hasil Belajar peserta didik Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Di SMP Negeri 2 Kotabaru”
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memperluas wawasan tentang strategi pembelajaran Bahasa
Indonesia yang memudahkan guru dalam meningatkan kemampuan
belajar siswa sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia lebih efektif dan
menyenangkan.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi peserta didik
Dengan adanya penelitian ini, peserta didik diharapkan dapat
mengikuti proses pembelajaran secara efektif. Serta diharap
membantu peserta didik mendapat penegasan dan fokus dalam
mengulas kembali materi dari pembelajaran daring pada kegiatan
penutup.
a) Bagi Guru
Sebagai tenaga pendidik para guru diharapkan dapat
menerapkan model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dalam melakukan pembelajaran agar lebih variatif.
b) Bagi Sekolah

10
Semoga dengan penelitian ini, manfaatnya bagi sekolah
yaitu dapat menerapkan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) agar dapat meningatan hasil belajar menjadi
lebih baik lagi
c) Bagi peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai
repsesentasi tentang kondisi pendidikan sehingga dapat menjadi
acuan dalam pembelajaran dan dapat dipakai dikemudian hari
untuk menghamparkan ide-ide lain disuatu saat nanti.

G. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,
dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan.Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sika dan tingkah laku
seseorang (Marpaung, 2018 : 59).
Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau
hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang
di pengaruhi. Dua hal in adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa
ada hal yang menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa
daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah (Cahyono
2016).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh
adalah yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain,
sehingga terjadi pada seseorang baik dari pengetahuan, sikap, maupun
tingkah laku, akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di
pengaruhi.
2. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Dalam bukunya yang berjudul Guru yang menakjubkan menuliskan
bahwa seorang guru dalam proses belajar mengajar, memiliki peran
utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.

11
Yakni, memberikan pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affective),
serta keterampilan (psychomotor). Dengan kata lain, tugas dan peran
guru yang utama terletak dibidang pengajaran. Pengajaran merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang guru
dituntut untuk dapat mengelola (managemen) kelas, penggunaan
metode mengajar strategi mengajar, maupun sikap dan karakteristik
pendidik dalam mengelola proses belajar mengajar yang efektif,
mengembangkan bahan pegajaran dengan baik, dan meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai
tujuan pendidikan yang harus mereka capai (Musbikin 2010:259).
1) Pengertian Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek dipandang tepat sebagai satu
model untuk pendidikan teknologi untuk merespon isu-isu
peningkatan kualitas pendidikan teknologi dan perubahan-
perubahan besar yang terjadi didunia kerja. Project based learning
adalah model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan
prinsip-prinsip utama (central) dari suatu disiplin, melibatkan siswa
dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna
lainnya, memberi siswa bekerja secara otonom mengonstruk belajar
mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa
bernilai, dan realistik.
Pembelajaran berbasis proyek ( project based learning )
adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif yang menekankan
belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek, melalui
pembelajaran kerja proyek , kreativitas dan motivasi peserta didik
dapat meningkat.
Istilah pembelajaran berbasis proyek merupakan istilah
pembelajaran yang diterjemahkan dari istilah bahasa inggris

12
project based learning. Menurut Buch Institute For Education,
project based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan
peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi
peluang peserta didik bekerja secara otonom mengonstruksikan
belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan karya siswa
bernilai dan realistik.
Menurut Clegg dan Berch melalui “ pembelajaran kerja
proyek , kreativitas, dan motivasi siswa akan meningkat. Kerja
proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-onded contextual
activity based learning dan merupakan bagian dari proses
pembelajaran yang memberikan penekanan kuat pada pemecahan
masalah sebagai suatu usaha kolaboratif yang dilakukan dalam
proses pembelajaran pada periode tertentu.kerja proyek telah
memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada
pernyataan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang,
dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakuka kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara
mandiri.
Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa model project based learning adalah pembelajaran inovatif
yang menitik beratkan siswa dalam pemecahan suatu masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi sehingga
kreativitas dan motivasi siswa meningkat. Dalam hal ini guru
mengajukan permasalahan nyata, memberikan dorongan,
memotivasi dan menyediakan bahan ajar, dan fasilitas yang
diperlukan peserta didik untuk memecahkan masalah. Selain itu,
guru memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan
dan perkembangan intelektual peserta didik.
Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning
(PjBL) dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan

13
keterampilan yang diperoleh dengan cara membuat karya atau
proyek yang terkait dengan materi ajar dan kopetensi yang
diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik harus fokus
pada penyelesaian masalah atau pertanyaan yang memandu mereka
untuk memahami konsep dan prinsip yang terkait dengan proyek.
Masing-masing kelompok belajar mungkin mengajukan proyek
yang berbeda untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui.
2) Karakteristik Project Based Learning
Project based learning merupakan model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan
siswa untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model
pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintregasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalaman dalam beraktifitas secara nyata.
Pembelajaran berbasis proyek ini memiliki potensi potensi yang
besar untuk memberikan pengalaman belajar yang menarik dan
bermakna bagi siswa.
3) Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Project Based Learning
a) Mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.
b) Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai
dengan perkembangan kelompok.
c) Membimbing proses belajar pelajar dengan mengajukan
pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini
hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong
pelajar mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang
berbagai sikap, ide, penjelasan, sudut pandang an lain-lain.
d) Menerapkan model proyek.
e) Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya
dalam proses kelompok
4) Kelebihan Model Project Based Learning

14
a) Mendorong peserta didik menjadi tertantang untuk
menyelesaikan
b) Permasalahhan nyata melalui kegiatan proyek.
c) Peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.
d) Melatih peserta didik untuk melakukan proses berfikir secara
kritis.
e) Peserta didik lebih memiliki kebebasan dalam menyelesaikan
proyek.
f) Peserta didik menjadi lebih mandiri dan memiliki tanggung
jawab terhadap proyek yang dikerjakan
5) Kekurangan Model Project Based Learning
a) Meme rlukan pendalaman materi yang lebih baik sehingga
siswa sampai pada pemikiran untuk bisa berkreasi dan
menciptakan sendiri suatu keiatan ataupun karya.
b) Memerlukan waktu yang cukup lapang karena berhadapan
dengan proses kegiatan yang cukup kompleks.
c) Memerlukan tambahan sarana dan mungkin juga tambahan
biaya
3. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Secara garis besar pengertian hasil belajar terdiri dari dua kata
yaitu hasil dan belajar. Menurut KBBI hasil adalah sesuatu yang
menjadi akibat dari usaha. Sedangkan belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang menampilkan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain-lain.
Hasil belajar adalah hasil yang diberikan kepada peserta didik
berupa penilaian setelah mengikuti proses pembelajaran dengan
menilai pengetahuan, sikap, keterampilan pada diri peserta didik
dengan adanya perubahan tingkah laku (Nurrita 2018).
Menurut (Nadidah & Akbar, 2022) hasil belajar yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

15
lebih luas mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik. Hasil
belajar merupakan perubahan yang ditampakkan dalam diri siswa
setelah melalui berbagai proses pembelajaran secara kognitif,
psikomotor dan afektif. Perubahan itu mendukung kebaikan dalam diri
siswa sehingga kebaikan tersebut memberikan pengaruh terhadap
kehidupannnya.
Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman adalah
“Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara satu individu dengan individu lainnya dan antara individu
dengan lingkungan” (Usman 2000).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu hasil yang dicapai pada diri melalui aktifitas serangkaian
kegiatan dengan lingkungan yang dilakukan secara terus menerus
yang membawa perubahan pada individu.
2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam konteks proses pembelajaran, terdapat beberapa faktor
yang memiliki dampak terhadap hasil pembelajaran, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Keduanya saling berinteraksi dan
berpengaruh pada individu, yang pada akhirnya menentukan kualitas
hasil belajar.
Menurut Wasliman dalam (Susanto 2016:12), hasil
pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
merujuk pada aspek yang berasal dari dalam diri peserta didik dan
memengaruhi kemampuan belajarnya. Ini mencakup kecerdasan,
minat, motivasi, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan kesehatan.
Di sisi lain, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
lingkungan eksternal peserta didik, seperti keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Kondisi keluarga, pola asuh, dan lingkungan sosial sehari-
hari juga berperan dalam menentukan hasil belajar siswa. Ruseffendi

16
dalam (Susanto 2016) mengidentifikasi sepuluh faktor yang
memengaruhi hasil belajar, termasuk kecerdasan, kesiapan anak, bakat,
minat, model pembelajaran, peran guru, suasana belajar, kompetensi
guru, dan kondisi masyarakat.
Dari pendapat para ahli yang disampaikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Pengetahuan tentang faktor-faktor ini membantu guru
dalam memahami hasil belajar siswa dan membimbing mereka sesuai
dengan kebutuhan individual yang telah diukur melalui berbagai tes.
3) Indikator Pengukuran Hasil Belajar
Adapun indikator dari hasil belajar sebagai berikut:
a) Menjelaskan pengertian surat resmi dan tidak resmi
b) Menjelaskn jenis surat resmi dan tidak resmi
c) Menjelaskan perincian unsur/struktur surat resmi atau tidak resmi
d) Menentukan surat resmi dan surat tidak resmi
H. Kerangka Berpikir
Menurut (Sugiyono 2018) mendefinisikan kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana tentang berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Kerangka
berfikir yang baik akan menjelaskan seara teoritis peraturan antara variable
yang akan diteliti (Sugiyono 2019). Kerangka berpikir disampaikan dalam
bentuk uraian (deskriptif) dan gambar (bagan).
Keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya dilihat dari nilai akhir
hasil belajar saja namun juga dilihat dari proses pembelajarannya, input
yang berkualitas tetapi tidak diikuti oleh proses yang sesuai maka output
yang dihasilkan belum tentu akan berkualitas baik. Keberhasilan belajar
mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yakni model atau
metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
materinya. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi dan
kurang melibatkan siswa dapat meneyebabkan siswa menjadi pasif yang
tentu akan berpengaruh terhadap keaktifan dan motivasi belajarnya.

17
Model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
mengajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian
keberhasilan belajar. Beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian
belajar adalah keaktifan dan motivasi belajar siswa. Pemilihan metode yang
tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan akan membawa
peran serta siswa dan dapat membangkitkan keaktifan siswa. Pembelajaran
yang masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah, yang
selama ini dilakukan dalam proses pembelajaran sedikit sekali melibatkan
siswa dalam belajar sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa
khususnya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kotabaru. Solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut yakni dilakukan penerapan model pembelajaran
project based learning. Penerapan pembelajaran project based learning ini
diharapkan mampu untuk diterapkan secara efektif pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia karena siswa dituntut untuk lebih aktif serta merasa
senang dalam belajar. Pada proses pembelajaran, siswa dituntut untuk dapat
mengamati, mengukur, dan menggambar kembali sebuah objek secara
mandiri. Hal ini dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajarnya
selama proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Pembeajaran
Keaktifan dan dengan Keaktifan dan
motivasi siswa menggunakan motivasi siswa
awal model Iproject meningkat
based learning

I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
kalimat bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yabg

18
diberikan baru di dasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik (Prof. Dr. Sugiono: 64)
Hipotesis adalah hubungan suatu konsep sebab akibat yang
menghubungkan dua variabel, maka penulis merumuskan hipotsis terhadap
permasalahan pokok agar dapat digunakan untuk menguji benar atau
tidaknya hipotesis tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. H 0: µ ≤ 70. Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) terhadap hasil belajar pada pembelajaran
bahasa indonesia di SMP N 2 Kotabaru
2. H 1: µ > 70. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) terhadap hasil belajar pada pembelajaran bahasa
indonesia di SMP N 2 Kotabaru

J. Batasan Istilah atau Definisi Operasional


1. Pengaruh
Pengaruh adalah yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang
lain, sehingga terjadi pada seseorang baik dari pengetahuan, sikap,
maupun tingkah laku, akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa
yang di pengaruhi
2. Model pembelajaran
Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) adalah model
pembelajaran yang memugkinkan siswa belajar melalui proyek atau
tigas nyata yang menuntut keterlibatan aktif, kolaborasi, dan pemecahan
masalah. Proyek tersebut mencerminkan konten mata pelajarab Bahasa
Indonesia kelas VII SMPN 2 Kotabaru.
3. Hasil Belajar

19
Menurut KBBI hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari
usaha. Sedangkan belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
menampilkan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain-lain.

K. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang ada pada saat
sekarang dengan dengan tujuan menjawab permasalahan melalui teknik
pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga
menghasilkan simpulan-simpuln yang dapat digeneralisasikan, dan lepas
dari koteks waktu. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian empiris yang
datanya banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data sampai
analisis data yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
eksperimen dengan bentuk Pre-Experimental Designs (nondesign).

L. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII Mata pelajaran Bahasa Indonesia
SMPN 2 Kotabaru pada tahun ajaran 2024 .
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Maret
sampai dengan April tahun ajaran 2024.

M. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara-cara yang dipergunakan untuk
mengumpul- kan data penelitian schingga hasil penelitian dapat dibuktikan.
Menurut (Sugiyono 2016:37) menyatakan bahwa " Desain penelitian harus

20
spesifik jelas dan rinci,ditentukan secara menatap sejak awal, menjadi
pegangan langkah demi langkah".
Adapun jenis desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam
penelitian in adalah pre-experimental design, seperti apa yang dipaparkan
oleh (Sugiyono 2015) sebagai berikut: "Dikatakan pre-Experimental Design
dengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design, karena desain ini belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh .Mengapa? karena masih terdapat
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Jadi hail eksperimen yang merupakan variabel dependen itu
bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat
terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random".
Adapun rancangan dari desain dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Tabel.one-Group Pretest-Posttest Desain

Pre-Test Treatment Post-Test


O1 X O2

Sumber: Sugiono (2015:111)

Keterangan:
O1 : Tes awal (pre-test) / sebelum diberikan perlakuan.
X: Perlakuan (treatment) pembelajan dengan menggunakan model PJBL
dengan teknik window shopping
O2 : Tes akhir (post-test) / setelah diberikan perlakuan
Pretest (O1) dapat diartikan sebagai kegiatan menguji tingkatan
pengetahuan peserta didik terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan
pretest dilakuakan sebelum kegiatan pengajaran diberikan. Pretest diberikan
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai pelajaran atau
materi yang akan disampaikan. Posttes (O2) adalah evaluasi akhir saat materi
yang diajarkan telah disampaikan mana posttest diberikan dengan maksud

21
untuk mengetahui apakah peserta didik sudah mengerti dan memahami materi
yang telah diberikan. Perlakuan (X) dalam penelitian ini maksudnya adalah
perlakuan atau treatment yang diberikan, yang mana dalam penelitian ini
adalah pemberian materi pembelajaran.
Beberapa indikator dari keefektifan terlihat pada saat perlakuan diberikan,
diantaranya indikator berupa keterlaksanaan dan aktivitas peserta didik.
Untuk indikator respon peserta didik terlihat pada saat setelah perlakuan
diberikan.

N. Populasi dan Sampel


Populasi dan Sampel yaitu:
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obiek/subiek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya objek/subjek, tetapi juga terdiri dari manusia,
benda- benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik
tertentu di dalam suatu penelitian (Sugiyono 2015). Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP N 2 Kotabaru.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, (Sugiyono 2015:118).
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Sampel yang akan digunakan adalah peserta didik kelas
VII C di SMP Negeri 2 Kotabaru.

O. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian in

22
menggunakan teknik cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling
adalah menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data
yang sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber
data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan (Sugiyono 2015)

P. Teknik Pengumpulan Data


Penggunaan ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,
diantaranya dengan tes tertulis, observasi dan dokumentasi. Berikut uraian
dari masing-masing teknik yang digunakan:
1. Tes Hasil Belajar Peserta Didik
Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
hasil belajar peserta didik pada penelitian ini adalah dengan cara
pemberian tes kepada peserta didik setelah pembelajaran selesai.
Dimana data tersebut berupa detail kebenaran jawaban peserta didik
dan skor akhir peserta didik.
Data tes hasil belajar ini nantinya dibagi dua yaitu pretest dan
posttes. Pretest dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik
yang didaptkan dengan cara memberikan soal sebelum pemberian
materi atau perlakuan diberikan. Sedangkan posttest dalam penelitian
ini adalah hasil belajar peserta didik yang didapatkan dengan cara
memberikan soal sesudah materi pembelajaran selesai diberikan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi, yaitu pengumpulan data mengenai bahan tertulis
yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dokumentasi digunakan
untuk mengetahui gambaran umum khususnya para siswa maupun data
penting lainnya yang dapat mendukung penelitian di SMPN 2
Kotabaru.

23
Q. Teknik Analisis Data
Data yang dimaksud dalam bagian ini adalah data yang sudah didapat
dari hasil penelitian. Data hasil penelitian nantinya berupa hasil belajar
peserta didik.
Data dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan 3 jenis
analisis yaitu analisis statistik deskriptif, analisis statistik inferensial dan
analisis kriteria keefektifan, sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono 2016:147).
Analisis ini dilakukan untuk menganalisis hasil belajar peserta
didik,. Analisis ini bertujuan untuk memberi gambaran secara umum.
Penjabaran dari setiap indikator efektivitas adalah sebagai berikut:
a. Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar peserta didik dianalisis dengan menggunakan
analisis statistic diskriptif dengan tujuan mendeskripsikan
pemahaman materi matematika yang menerapkan model
pembelajaran PJBL dengan teknik window shopping baik sebelum
perlakuan atau sesudah diberikan perlakuan. Kriteria yang
digunakan untuk menentukan ketentuan hasil belajar peserta didik
kelas VII SMP Negeri 2 Kotabaru nantinya yaitu dengan tabel
berikut:
Tabel III.1 Kategorisasi Standar Penilaian

Nilai Kategori

0-49 Sangat Rendah

24
50-69 Rendah

70-79 Sedang

80-89 Tinggi

90-100 Sangat Tinggi

Sumber: (Wahyudin, 2018)

Kriteria untuk menyatakan ketuntasan individu pada pembelajaran


matematika menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
berbantuan aplikasi quizizz apabila telah memperoleh nilai ≥ 70 dari
KKM
Tabel III.2 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Nilai Kategori

70-100 Tuntas

0-69 Tidak Tuntas

Sumber: SMPN 2 Kotabaru

Daya serap individu (DSI) digunakan untuk mengetahui


daya serap masing-masing peserta didik. Dan perhitungannya
menggunakan rumus sebagai berikut :

skor yang diperoleh peserta didik


DSI = x 100 %
skor maksimal

Peserta didik dikatakan tuntas belajar individu jika skor


daya serap individu yang dicapai ≥ 70%. Dan dikatakan tidak
tuntas apabila skor daya serap individu yang didapat ¿ 70%. Skor
70% dikatakan tuntas karena KKM yang digunakan di SMP Negeri
1 Kotabaru adalah 70.

25
Ketuntasan belajar klasikal digunakan untuk
mengetahui ketuntasan belajar seluruh peserta didik yang menjadi
sampel dalam penelitian ini, yang nantinya digunakan untuk
membandingkan nilai pretest dan posttest. Untuk mengetahui nilai
ketuntasan belajar klasikal, digunakan rumus sebagai berikut :
NT
KBK = x 100 %
N

Keterangan :
KBK : Ketuntasan Belajar Klasikal
NT : Banyak peserta didik yang Tuntas
N : Banyak peserta didik seluruhnya
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal apabila rata-rata 80%
peserta didik telah tuntas secara individu.
Daya serap klasikal (DSK) digunakan untuk mengetahui daya
serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian. Berikut
rumus untuk menganalisa data daya serap klasikal :
Jumlah skor Keseluruhan
DSK = x 100 %
Jumlah skor Maksimal

Seluruh kelas dikatakan tuntas belajar jika sekurang-


kurangnya 80% peserta didik telah tuntas secara individu. Dan
dikatakan tidak tuntas apabila persentaenya < 80% (Mursyid 2013:
110-128)
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menghitung
ukuran pemusatan data presetasi belajar. Data yang diperoleh dari
hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi.
S post −S pre
g=
Smaks −S pre
Keterangan: S pre = Skor pretest

26
S post = Skor posttest
Smaks = skor maksimal

Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel berikut:


Tabel III.3 Klasifikasi Gain Ternormalisasi
Koefisien Klasifikasi
Normalisasi

g<0 , 3 Rendah

0 , 3 ≤ g< 0 ,7 Sedang

g ≥ 0 ,7 Tinggi

Sumber: (Wahyudin, 2018)

Adapun kriteria pengambilan keputusan mengenai uji-t untuk


skala ini adalah:
 H 0 : μg < 0 ,3 . H 0 diterima jika peningkatan hasil belajar kurang
dari 0,3 (kategori sedang).
 H 1 : μ g ≥ 0 ,3 . H 1 diterima jika peningkatan hasil belajar lebih
dari atau sama dengan 0,3 (kategori sedang).
2. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini akan cocok digunakan jika sampel diambil dari populasi yang
jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan dengan
random (Sugiyono 2016:148).

27
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan statistik inferensial
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Teknik ini dimaksudkan untuk pengujian hipotesis penelitian. Sebelum
melakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas kemudian uji homogenitas sebagai uji prasyarat.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis
data secara spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan
uji Shapiro Wilk dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05
dan menggunkan bantuan aplikasi SPSS, dengan syarat:
Jika Pvalue ≥ α =0 , 05maka distribusinya adalah normal
Jika Pvalue < α =0 , 05maka distribusinya adalah tidak normal
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan metode pembuktian empiris untuk
mengkonfirmasi atau menolak sebuah dugaan sementara
menggunakan data sampel. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan uji-t satu sampel gain ternormalisasi. Pengkajian
hipotesis berdasarkan Gain (peningkatan) menggunakan uji-t satu
sampel (One Sample t-test).
Uji-t satu sampel (One Sample t-test) sampel digunakan untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil belajar matematika yang terjadi
pada peserta didik, diperoleh dengan membandingkan skor rata-rata
pretest dan posttest. Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:
H 0=μ g ≤0 ,29 melawan H 1=μ g >0 , 29

Pengujian hipotesis menggunakan uji satu pihak yaitu pihak


kanan dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

H 0 diterima jika p ≥ adan H 1 diterima jika p<a dimana a=0,025.


Jika p<a berarti hasil belajar matematika peserta didik bisa mencapai
0,05 (Rusydi, 2018).

28
R. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Penelitian pendahuluan
a. Peneliti mengurus perizinan penelitian pendahuluan ke sekolah
b. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui kondisi
sekolah, jumlah kelas dan peserta didik yang akan dijadikan subjek
penelitian, serta cara mengajar guru matematika.
c. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampe
2. Tahap Perencanaan
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas
yang akan diteliti.
b. Menyiapkan instrumen penelitian
3. Tahap Pelaknaan
a. Membagikan lembar observasi kepada observer. Dalam hal ini,
observer adalah guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 KOTABARU.
b. Melaksanakan penelitian pada kelas yang akan diteliti. Pada
pembelajaran kelas kontrol tapa menggunakan model pembelajaran
Kooperatif.
c. Melaksanakan penelitian pada kelas yang akan diteliti. Pada
pembelajaran kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif
dan Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Modul Ajar yang
telah disusun.
d. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data.
e. Membuat laporan hasil penelitian

29
DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2017. “Window Shopping : Model Pembelajaran Yang Unik Dan Menarik.”
Jurnal Lingkar Widyaswara 4.
Cahyono, A. S. 2016. “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat Di Indonesia.” Jurnal Publiciana 9 (1): 140–57.
Mursyid. 2013. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Kerja
Kelompok Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas IV SDN No. 4 Parigi.” Jurnal
Kreatif Tadukulo Online 1 (4): 110–28.
Musbikin. 2010. Guru Yang Menakjubkan. Yogyakarta: Buku Biru.
Nurrita, T. 2018. “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa.” Misykat 3: 171–87.
Pristiwanti, D, B Badariah, S Hidayat, and R. S Dewi. 2022. “Pengertian
Pendidikan.” Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4 (6): 1707–15.
Rahma, W. 2017. “Pengertian Window Shopping.” Jurnal Penelitian Pendidikan
Indonesia 2 (2): 68.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
———. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
———. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.

30
Sugiyono, S. 2018. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat:
Eksploratif, Enterpretif, Interaktif Dan Konstruktif. Bandung: CV. Alfabeta.
Suprapto. 2017. “Penerapan Pembelajaran TSTS Dengan Aktifitas Window
Shopping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang Sisi Datar.” E-
DuMath Jurnal Pendidikan Matematika 3 (2): 138–146.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Usman, Muhammad Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Agus. 2017. “Window Shopping : Model Pembelajaran Yang Unik Dan Menarik.”
Jurnal Lingkar Widyaswara 4.
Cahyono, A. S. 2016. “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat Di Indonesia.” Jurnal Publiciana 9 (1): 140–57.
Mursyid. 2013. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Kerja
Kelompok Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas IV SDN No. 4 Parigi.” Jurnal
Kreatif Tadukulo Online 1 (4): 110–28.
Musbikin. 2010. Guru Yang Menakjubkan. Yogyakarta: Buku Biru.
Nurrita, T. 2018. “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa.” Misykat 3: 171–87.
Pristiwanti, D, B Badariah, S Hidayat, and R. S Dewi. 2022. “Pengertian
Pendidikan.” Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4 (6): 1707–15.
Rahma, W. 2017. “Pengertian Window Shopping.” Jurnal Penelitian Pendidikan
Indonesia 2 (2): 68.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
———. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
———. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
Sugiyono, S. 2018. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat:
Eksploratif, Enterpretif, Interaktif Dan Konstruktif. Bandung: CV. Alfabeta.

31
Suprapto. 2017. “Penerapan Pembelajaran TSTS Dengan Aktifitas Window
Shopping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang Sisi Datar.” E-
DuMath Jurnal Pendidikan Matematika 3 (2): 138–146.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Usman, Muhammad Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

32

Anda mungkin juga menyukai