Anda di halaman 1dari 13

INOVASI IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR

DI MIN 11 BLITAR

LAPORAN MINI RISET

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester

MATA KULIAH : INOVASI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Rofiq Hamzah, M.Pd.

OLEH

KUSNUL MUTAMIMAH

NIM. 126205202166

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG 2023
PRAKATA

Segala Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
dan hidayahnya bagi seluruh umat manusia. Sholawat serta salam juga tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Agung Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk kepada
umat manusia, sehingga umat manusia dapat terbebas dari zaman jahiliyah menuju zaman
Islamiyah.

Laporan Mini Riset ini penulis ajukan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata
kuliah “Inovasi Pendidikan”. Kiranya dalam penulisan laporan mini riset ini, penulis mengalami
banyak rintangan dan selesainya laporan mini riset ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba
ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
yang telah memberikan semangat kepada penulis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan secara tepat waktu.
3. Dr. Muhammad Zaini, M.A. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan
semangat kepada penulis dalam penyelesaian laporan mini riset ini.
4. Dr. Adi Wijayanto, S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO. selaku Koorprodi PGMI FTIK UIN
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan dukungan kepada
penulis untuk menyelesaikan laporan mini riset.
5. Bapak Rofiq Hamzah, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Inovasi Pendidikan yang telah
memberikan pengarahan dan koreksi kepada penulis sehingga laporan mini riset ini
dapat terselesaikan secara tepat waktu.
6. Civitas akademik UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan
izin dan fasilitas kepada penulis untuk mencari dan mendapatkan tambahan
pengetahuan dalam menyelesaikan laporan mini riset ini.
7. Teman-teman PGMI 6C yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis dalam penyelesaian laporan mini riset ini.

Dengan penuh harap, semoga jasa kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT dan
tercatat sebagai amal shalih, Jazakumullah Khairul Jaza’. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan laporan mini riset ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memperbaiki laporan mini riset ini
untuk selanjutnya. Penulis berharaplaporan mini riset ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membaca dan pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan sebagai
literatur.
Blitar, 19 April 2023
Penulis

ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian ............................................................................ 4
B. Metode Penelitian .......................................................................... 4
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Implementasi Merdeka Belajar di MIN 11 Blitar.........................6
B. Upaya meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam
implementasi merdeka belajar di MIN 11Blitar..........................6
C. Kendala yang dihadapi tenaga pendidik dalam implementasi
merdeka belajar di MIN..................................................................7
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................... 9
LAMPIRAN ............................................................................................... 10

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan dan harus sejalan
dengan perkembangan zaman. Perkembangan pendidikan menjadi bekal bagi
manusia dalam menghadapi tantangan zaman yang terus-menerus mengalami
perubahan. Jika melihat dari keadaan pada masa sekarang di zaman yang telah
semakin berubah dengan arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang
semakin tinggi, oleh karena itu dalam hal ini pendidikan tidak boleh
mengalami ketertinggalan perkembangan. Dalam hal ini mungkin tidak asing
bagi kita jika mendengar tentang era revolusi industri. Oleh karena itu menteri
Pendidikan dan kebudayaan Indonesia melakukan terobosan baru untuk
meningkatkan pendidikan di Indonesia agar tidak mengalami ketertinggalan
zaman. Yang kita ketahui Indonesia merupakan salah satu negara performa
yang paling rendah menurut PISA yaitu program perencanaan nasional
Indonesia itu berada di ranking 62 dari 70 negara.
Merdeka belajar merupakan terobosan baru yang dikemukakan oleh
menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia yaitu Bapak menteri
Nadiem Makarim. Merdeka belajar merupakan sebuah program kebijakan
baru kementerian dan kebudayaan republik Indonesia, yang di mana
memberikan kesempatan belajar sebesar-besarnya dan senyaman sama
nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan
gembira tanpa stress dan tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang
mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu
bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka, sehingga masing-
masing mereka mempunyai portofolio yang sesuai dengan kegemarannya.
Konsep Merdeka belajar yang dirumuskan oleh Nadiem Makarim sejalan
dengan konsep yang dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara yang menekan
pentingnya prinsip kemerdekaan pada peserta didik, sehingga pendidikan
bukan hanya menuangkan air ke dalam botol. Namun juga memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensinya untuk
berdiri sendiri namun tetap dalam pemantauan guru dan orang tua agar potensi
nilai dirinya tidak ke arah hal yang negatif. Akan tetapi pendidikan berperan
menjadi fasilitator bagi peserta didik dengan adanya saling menerima dan
memberikan pengetahuan.
Oleh karena itu, hal ini diangkat dengan maksud untuk mengenal lebih
dalam dan memberikan sedikit analisis tentang bagaimana konsep Merdeka
belajar di era revolusi industri dan inovasi pendidikan sebagai sebuah kondisi
yang akan dihadapi oleh seluruh pendidikan. Artikel sederhana ini mencoba
memberikan gambaran konsep Merdeka belajar di era revolusi dan inovasi

2
pendidikan. Kajian ini untuk memperluas pemikiran dan juga dapat dijadikan
sebuah pemahaman tentang Merdeka belajar.
Inovasi pembelajaran adalah penemuan yang dapat berupa suatu ide,
kejadian dan metode yang diamati sebagai suatu hal yang baru bagi dunia
pendidikan. Pengembangan dan penyelenggaraan inovasi pembelajaran
tuntutan antara pendidik dan era evaluasi industri yang di mana perguruan
tinggi didorong agar mampu dalam mengembangkan inovasi terhadap
pembelajaran yang disesuaikan dengan pemanfaatan dalam teknologi dan
informasi. Pengembangan dan penyelenggaraan inovasi pembelajaran salah
satu usaha untuk mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh
hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Berbagai permasalahan
pendidikan yang ada harus diselesaikan satu persatu agar pendidikan di
Indonesia berkembang lebih baik. Dari masalah pendidikan yang muncul
banyak upaya pemerintahan dalam rangka meningkatkan efektif dan efisiensi
pendidikan agar tercapainya suatu keberhasilan dalam pendidikan.
Inovasi di bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan. Inovasi memiliki dua istilah invention dan discvery. Invention
adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru dari hasil kerja manusia,
sedangkan discvery merupakan hasil dari suatu penemuan. Proses pendidikan
di Indonesia ini perlu diperbaiki yaitu dengan solusi perlunya mengevaluasi
sistem pendidikan yang ada saat ini dan mengubahnya dengan sistem yang
lebih baik. Dengan perbaikan kurikulum yang ada karena kita memerlukan
kurikulum yang baik untuk mempersiapkan siswa setelah lulus mengenyam
pendidikan. Dikatakan bahwa solusinya adalah perlu semua orang ambil peran
supaya pendidikan di Indonesia bisa membuat pendidikan semakin maju
mulai dari pemerintah, masyarakat, guru dan juga pihak swasta.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi Merdeka Belajar di MIN 11 Blitar?
2. Bagaimana upaya meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam
implementasi merdeka belajar di MIN 11Blitar?
3. Apa saja kendala yang dihadapi tenaga pendidik dalam implementasi
merdeka belajar di MIN 11 Blitar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Implementasi Merdeka Belajar di MIN 11 Blitar
2. Untuk mengetahui upaya meningkatkan kompetensi tenaga pendidik
dalam implementasi merdeka belajar di MIN 11Blitar
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi tenaga pendidik dalam
implementasi merdeka belajar di MIN 11 Blitar

3
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali perlu diperhatikan
adalah objek penelitian yang akan diteliti. Dimana dalam obyek penelitain
tersebut, pastinya terkandung suatu permasalahan yang perlu diteliti dan
ditemukan solusi yang tepat. Maka dari itu penting sekali melakukan penelitian
secara akurat, spseifik, terukur, realistis dan memenuhi jangka waktu demi
memperoleh hasil penelitian secara jelas dan objektif. Dengan adnya objek
penelitian ini, peneliti akan memperoleh data dan mengetahui apa, siapa, kapan,
dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Adapun objek penelitian dalam laporan
mni riset ini, meliputi :
1. Implementasi Merdeka Belajar di MIN 11 Blitar
2. Upaya meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam implementasi
merdeka belajar di MIN 11Blitar.
3. Kendala yang dihadapi tenaga pendidik dalam implementasi merdeka
belajar di MIN 11 Blitar.

Objek penelitian tersebut telah ditetapkan oleh peneliti dan dipilih sesuai
dengan data dan informasi yang diperlukan. Dengan adanya objek penelitian
tersebut diharapkan mampu menjawab dan ditemukan solusi dari rumusan
masalah yang telah dirumuskan. Penelitian dilaksanakan dengan memfokuskan
beberapa pertanyaan penting yang diajukan terhadap partisipan dengan merujuk
pada rumusan masalah.

Penelitian ini dilaksanakan di MIN 11 Blitar Jl. Ringinanom-Sumberjati


Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur. Sekolah ini
merupakan Madrasah Ibtidaiyah Negeri yang berdiri sejak tahun 1939 yang saat
ini memiliki siswa sejumlah 795 siswa, 42 pendidik, dan 1 tenaga pendidik
(Kepala Sekolah). Penelitian ini dilakukan pada Selasa, 11 April 2023. Penelitian
ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang Implementasi Merdeka Belajar
yang telah dilaksanakan di beberapa kelas di MIN 11 Blitar, bagaimana Upaya
meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam implementasi merdeka belajar
di MIN 11Blitar, Kendala yang dihadapi tenaga pendidik dalam implementasi
merdeka belajar di MIN 11 Blitar.

B. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data terhadap laporan penelitian mini riset ini yaitu
dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang kemudian akan
peneliti jabarkan dalam bentuk deskriptif atau yang dikenal dengan penelitian
kualitatif.
1. Observasi

4
Metode penelitian observasi, yaitu cara pengumpulan data dan
informasi yang relevan melalui kegiatan pengamatan. Penggunaan
teknik observasi ini biasanya dijadikan sebagai pendukung dalam
suatu riset untuk mengamati fenomena yang terjadi di lokasi
penelitian. Pada kegiatan laporan mini riset ini pengamatan dilakukan
dengan cara studi partisipatif karena peneliti menjalin hubungan
dengan responden untuk mengumpulkan datadan informasi tentang
struktur organisasi di MIN 11 Blitar.
2. Wawancara
Metode penelitian wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses
interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang di
wawancarai melalui komunikasi langsung. Dengan melakukan
interview, peneliti dapat memperoleh data yang lebih banyak sehingga
peneliti dapat memahami budaya melalui bahasa dan ekspresipi hak
yang diinterview, dan dapat melakukan klarifikasi atas hal‐ hal yang
tidak diketahui. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai Bapak
Aceng Sutrisno, S.Pd , M.Pd yang menjabat sebagai kepala sekolah
MIN 11 Blitar.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk mempertajam
analisis penelitian. Peneliti menggunakan Teknik dokumentasi pada
pengumpulan data dengan alasan bahwa dengan dokumen, data yang
diperlukan akan lebih mudah didapat dari tempat penelitian dan
informasi melalui wawancara akan lebih nyata dibuktikan dalam
bentuk dokumen.

5
BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Implementasi Merdeka Belajar di MIN 11 Blitar


Merdeka belajar adalah kemampauan berpikir siswa yang kreatif dalam
mencari pengetahuan dari berbagai sumber. Dalam merdeka belajar, guru
disamping berperan sebagai salah satu sumber belajar, juga berperan sebagai
fasilitator pembelajaran. Sebagai fasilitator belajar, guru harus bisa merancang
pembelajaran yang menyenangkan dan memberi peluang kepada murid untuk
mencari informasi dari berbagai sumber. Sehingga dengan mencari dari berbagai
sumber, anak bisa mengembangkan literasinya.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan penulis adapun
implementasi merdeka belajar di Madrasah Ibtidaiyah Negri 11 Blitar. Sekolah
ini telah menerapkan merdeka belajar sejak di luncurkannya merdeka belajar oleh
menteri pendidikan. Penguasaan materi guru di MIN 11 inisangat diperlukan
untuk memahami potensi dan gairah yang dimiliki oleh siswa. Implementasi
merdeka belajar ini merupakan salah satu konsep yang baru sehingga banyak
sekolah yang belum terlalu mengenal konsep tersebut, termasuk MIN 11 ini.
Dalam Implementasi merdeka belajar ini Guru akan mudah menguasai materi
akan mudah menyampaikan materi jika yang disampaikan dengan model
pembelajaran yang menarik dengan minat masing-masing anak. Penampilan guru
yang menarik dan gaya bicara juga mempengaruhi ketertarikan siswa dalam
belajar.
Dikarenakan merdeka belajar untuk sekarang belum menyeluruh maka
dari itu sekolah ini hanya beberapa kelas yang menggunakan merdeka belajar
yaitu kelas: kelas 1(a, b, c, d), kelas 2 (a, b, c, d), kelas 4 (a, b, c, d), akan tetatpi
untuk tahun depan penggunaan merdeka belajar akan menyeluruh keseluruh kelas
yang ada di MIN 11. Dalam implementasi merdeka belajar ini guru ditunutut
untuk menegetahui semua yang dibutuhkan siswa. Pembelajaran yang dilakukan
harus efektif dan bisa tersamapaikan dengan baik, pembelajaran bukan dilakukan
lagi dengan satu arah melainkan banyak arah dengan maksud siswa bisa bertukar
fikiran serta pendapat dengan siswa maupun dengan guru tersebut. Pembelajaran
juga harus dilaksanakan dengan sistematis contohnya dikelas 4b sebelum
pembelajaran dimulai guru melakukan pembiasaan ice breaking agar semnagat
siswa terbentuk sejak awal masuk pembelajaran. Guru juga memberikan metode
pembelajaran yang relevan serta memberikan umpan balik kepada siswa.
B. Upaya meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam implementasi
merdeka belajar di MIN 11 Blitar
Dengan adanya merdeka belajar ini mungkin banyak sekali kendala-kendala pada
awal penggunaan merdeka belajar. Beberapa upaya yang dilakukan kepala

6
sekolah khususnya dalam meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam
merdeka belajar sebagai berikut:
a. Melanjutkan jejang pendidikan yang lebih tinggi
Dalam membangunkompetensi tenaga pendidik dalam kesiapan untuk
merdeka belajar seharusny guru melanjutkan pendidikan untuk lebih
mendalami dan memahami merdeka belajar
b. Aktif melaksanakan/melakukan penelitian
Guru harus selalu melakukan penelitian penelitian terdahulu agar
pembelajaran yang dilaksanakan tidak monoton
c. Melek teknologi
Salah satu cara agar meningkatkan potensi guru adalah melek tegnologi.
Untuk saat ini tegnologi yang ada sudah melalui pembaruan agar
pendidikan di indonesia tidak tertinggal dengan negara lain.

C. Kendala yang dihadapi tenaga pendidik dalam implementasi merdeka


belajar di MIN 11 Blitar.
Kendala yang dihadapai oleh tenaga pendidik dalam merdeka belajar adalah:
a. Kurang fahamnya tenaga pendidik dengan merdeka belajar
Dikarenakan merdeka belajar ini baru yang di luncurkan oleh menteri
pendidikan dan workshop tentang merdeka belajar ini belum meyeluruh
dan harus dilaksanakan di sekolah maka kurangnya pemahaman tentang
implrementasi merdeka belajar.
b. Keterbatasan Referensi
Buku teks yang ada saat ini dinilai masih berkualitas cukup rendah. Baik
buku guru maupun siswa yang diterbitkan pusat perbukuan atau penerbit
swasta belum memberikan referensi yang dapat membantu guru dalam
memperoleh rujukan terkait bagaimana memfasilitasi pembelajaran
berpusat pada siswa dengan efektif.
c. Akses yang Dimiliki dalam Pembelajaran
Adanya perbedaan akses digital dan akses internet yang belum merata
juga menjadi kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan merdeka
belajar. Dalam wacana pelaksanaan merdeka belajar yang disampaikan
Mendikbud, ada enam model pembelajaran yang dapat diterapkan.
d. Manajemen Waktu
Dalam upaya transformasi proses pembelajaran, guru mungkin
membutuhkan waktu lebih untuk belajar lagi supaya dapat adaptif dengan
tuntutan perubahan yang diharapkan. Beberapa sekolah menentukan
agenda yang cukup padat untuk melibatkan guru agar berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan.
e. Kompetensi (Skill) yang Memadai

7
Minimnya pengalaman dalam implementasi kemerdekaan belajar juga
menentukan kualitas atau kompetensi yang dimiliki guru. Beberapa guru
bahkan mengalami kesulitan untuk menguasai atau menerapkan
keterampilan dasar untuk kebutuhan belajar di era digital seperti Ms.
Word, membuat presentasi yang menarik dan menyenangkan, dan
lainnya.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Merdeka belajar adalah kemampauan berpikir siswa yang kreatif dalam
mencari pengetahuan dari berbagai sumber. Dalam merdeka belajar, guru
disamping berperan sebagai salah satu sumber belajar, juga berperan
sebagai fasilitator pembelajaran. Sebagai fasilitator belajar, guru harus
bisa merancang pembelajaran yang menyenangkan dan memberi peluang
kepada murid untuk mencari informasi dari berbagai sumber. Sehingga
dengan mencari dari berbagai sumber, anak bisa mengembangkan
literasinya. Dari hasil penelitian di MIN 11 Blitar berdasarkan observasi
dan wawancara yang dilaksanakan oleh penulis bahwa hanya beberapa
kelas yang menggunakan merdeka belajar yaitu kelas: kelas 1(a, b, c, d),
kelas 2 (a, b, c, d), kelas 4 (a, b, c, d), akan tetatpi untuk tahun depan
penggunaan merdeka belajar akan menyeluruh keseluruh kelas yang ada
di MIN 11.
2. Upaya yang dilakukan kepala sekolah khususnya dalam meningkatkan
kompetensi tenaga pendidik dalam merdeka belajar sebagai berikut:
a. Melanjutkan jejang pendidikan yang lebih tinggi
b. Aktif melaksanakan/melakukan penelitian
c. Melek teknologi
3. Kendala yang dihadapai oleh tenaga pendidik dalam merdeka belajar
adalah:
a. Kurang fahamnya tenaga pendidik dengan merdeka belajar
b. Keterbatasan Referensi
c. Akses yang Dimiliki dalam Pembelajaran
d. Manajemen Waktu
e. Kompetensi (Skill) yang Memadai
B. Saran
Demikian laporan mini riset yang dapat peneliti sampaikan. Bahwasanya
laporan mini riset ini berisikan tentang implementasi merdeka belajar sekolah
di MIN 11 Blitar. Peneliti menyadari bahwa laporan mini riset ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati peneliti
menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan
selanjutnya. Tidak lupa peneliti sampaikan terima kasih dan mohon maaf
kepada para pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya dalam mata kuliah Inovasi pendidikan.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai